Eris bermain dengan Ny. Kelinci :) |
Tengah malam, sudah hampir subuh. Aku sebetulnya sudah piyamaan sejak
sore, niat istirahat juga sudah sejak jam 11 malam tadi. Tapi karena
suatu hal aku jadi masih terjaga sampai selarut ini.
Ah, aku jadi ingat kejadian beberapa waktu lalu. Waktu itu kira-kira jam 2 pagi di bulan Agustus lalu, orangtua dan adikku sudah tidur. Situasinya mirip seperti sekarang, tinggal aku yang terjaga dan lagi asyik di depan komputer mengerjakan buku ketiga---rasanya begitu kalau aku nggak salah ingat---. Tiba-tiba aku dengar Eris, anjing keluargaku yang berumur 2 tahun menangis. Awalnya nggak aku nggak hiraukan karena Eris memang manja dan suka menangis untuk cari perhatian. Tapi semakin lama tangisannya semakin berbeda, seperti kesakitan dan takut. Khawatir terjadi sesuatu aku langsung keluar kamar, terburu-buru, bahkan lupa memakai sandal meskipun cuaca sangat dingin. Aku membuka pintu garasi dan... Eris ada di sana, baik-baik saja, berdiri tegak seperti beruang dengan kaki depan 'berpegangan' ke lemari sepatu. Tangisannya berhenti tapi nafasnya cepat sekali. Waktu aku coba untuk memeluknya ia malah menghindar dan 'menuntun' ku ke pintu garasi.
Mulanya aku nggak mengerti, tapi setelah mencoba mengintip lewat celah garasi dan membiarkan seluruh suara malam masuk ke dalam telinga, samar-samar aku mendengar suara tangisan anjing. Pelan dan lirih. Jelas sekali bukan Eris karena ia sudah duduk patuh di sampingku dengan telinga yang tegak---posisi telinga waspada---.
Aku nggak tahu itu anjing siapa, bisa saja liar atau milik seseorang. Tapi yang pasti ia butuh bantuan...
Ah, aku jadi ingat kejadian beberapa waktu lalu. Waktu itu kira-kira jam 2 pagi di bulan Agustus lalu, orangtua dan adikku sudah tidur. Situasinya mirip seperti sekarang, tinggal aku yang terjaga dan lagi asyik di depan komputer mengerjakan buku ketiga---rasanya begitu kalau aku nggak salah ingat---. Tiba-tiba aku dengar Eris, anjing keluargaku yang berumur 2 tahun menangis. Awalnya nggak aku nggak hiraukan karena Eris memang manja dan suka menangis untuk cari perhatian. Tapi semakin lama tangisannya semakin berbeda, seperti kesakitan dan takut. Khawatir terjadi sesuatu aku langsung keluar kamar, terburu-buru, bahkan lupa memakai sandal meskipun cuaca sangat dingin. Aku membuka pintu garasi dan... Eris ada di sana, baik-baik saja, berdiri tegak seperti beruang dengan kaki depan 'berpegangan' ke lemari sepatu. Tangisannya berhenti tapi nafasnya cepat sekali. Waktu aku coba untuk memeluknya ia malah menghindar dan 'menuntun' ku ke pintu garasi.
Mulanya aku nggak mengerti, tapi setelah mencoba mengintip lewat celah garasi dan membiarkan seluruh suara malam masuk ke dalam telinga, samar-samar aku mendengar suara tangisan anjing. Pelan dan lirih. Jelas sekali bukan Eris karena ia sudah duduk patuh di sampingku dengan telinga yang tegak---posisi telinga waspada---.
Aku nggak tahu itu anjing siapa, bisa saja liar atau milik seseorang. Tapi yang pasti ia butuh bantuan...
OOTD: Headband by BIP, Dress by Toko Kecil Indi, Shoes by Fillmore. |
Dengan kaki yang masih telanjang aku mencari-cari kunci garasi. Eris berlari ke sana-ke mari dengan ekor yang terus berkibas. Mungkin ia senang karena 'tangisan minta tolongnya' didengar dan aku akan memberikan bantuan. Tapi aku bahkan nggak tahu apa yang terjadi dengan anjing itu. Aku cuma berharap semoga situasinya nggak terlalu parah.
Akhirnya aku menemukan serangkaian kunci di atas meja kopi. Mencobanya satu persatu dan... terbuka!Di sebrang rumah aku melihat situasi yang sangat memilukan. Aku mengenalnya. Eris apalagi... Anjing itu sering disapa "Si Kaos Kaki" karena bulu kakinya yang belang dua. Kepalanya terjepit pagar besi. Lehernya terkoyak karena ia terus berusaha meloloskan diri. Kakinya hanya sedikit menapak pada tanah. Aku hampir nggak percaya bahwa anjing yang sedang sekarat ini adalah si Kaos Kaki ---andai aku nggak melihat kakinya---. Aku panik, sangat sangat panik. Sepertinya orang-orang sekitar sudah terlelap semua, bukan cuma keluargaku. Aku tahu nggak akan bisa menyelamatkan anjing ini sendirian. Aku butuh bantuan, at least untuk membangunkan pemiliknya karena jarak rumahnya dengan pagar depan (tempat si Kaos Kaki terjepit) cukup jauh.
Aku masuk kembali ke dalam rumah, membangunkan Ibu dan Bapak. Butuh waktu sekitar 3 menit untuk menjelaskan situasinya dan membuat mereka percaya kalau ini gawat darurat. Aku memakai sandal dan sweater sementara orang tuague ke tempat si Kaos Kaki. Aneh, udara dingin justru baru terasa waktu aku mamakai sweater. Padahal tadinya aku cuma memakai atasan piyama dan celana pendek, mungkin karena aku panik, entahlah.
Waktu aku ke luar rumah Ibu dan Bapak sedang berdiri di dekat si Kaos Kaki, nggak melakukan apa-apa, cuma diam. Mereka bilang mereka nggak bisa melakukan apapun, salah gerakan sedikit saja bisa membuat si Kaos Kaki terluka lebih parah. Atau malah si Kaos Kaki bisa menggigit ketika berhasil lepas. Ah, iya betul juga... si Kaos Kaki ini memang terkenal "jagoan" di lingkungan ini. Itulah kenapa Eris ---dan beberapa betina lain--- selalu berlomba menarik perhatiannya...
Aku mencoba mencari bantuan lain. Di samping rumah pemilik si Kaos Kaki terdapat warung nasi. Setiap tengah malam penghuninya selalu memasak untuk mempersiapkan sahur. Aku memanggil "Mang Ujang" yang biasanya lebih dulu terjaga. Nggak ada jawaban. Aku terus memanggil nama-nama random yang aku ingat tapi tetap nggak ada jawaban, at least untukku karena sepertinya ada yang mendengar tapi malah tertawa-tawa karena menyangka permintaan tolongku cuma sebuah lelucon. Ibu bilang lebih baik aku menyerah dan berdoa semoga si Kaos Kaki bertahan sampai nanti pagi, sampai waktu pemiliknya berangkat kerja. Tapi aku nggak mau. Aku sudah terlanjur melihat si Kaos Kaki di sini, terjepit dan kesulitan bernafas. Aku akan merasa sangat bersalah kalau aku nggak bisa membantunya, atau seenggaknya ada di sampingnya sampai pagi meski ia mungkin nggak bertahan...
Puja, Eris and Me :) |
Aku masuk ke dalam rumah, mengambil sarung tangan karet milik Ibu dan kembali ke tempat si Kaos Kaki. Aku berjongkok di sampingnya, berusaha membebaskan kepala kecilnya dari pagar. Tapi ia malah menangis semakin lirih. Suaranya betul-betul membuat hatiku hancur, karena usahaku untuk membebaskannya ternyata malah menyakitinya. Aku putuskan untuk duduk di sampingnya dan membelainya sambil terus bilang, "Sebentar lagi pagi, pasti kamu nggak apa-apa". Aku hampir menangis melihat lidahnya terkulai dari rahangnya, mengeluarkan liur terus-menerus sementara lehernya semakin terkoyak...
Lalu Bapak mendengar suara keajaiban, katanya ia mendengar suara dari arah garasi sewa Om Miming. Jarak rumah ke pintu pagar sangat jauh, halaman rumah Om Miming itu sangat luas, gue agak sangsi waktu Bapak bilang Om Miming mungkin saja terbangun. Tapi ternyata Bapak betul! Ia keluar dari rumahnya dan bertanya apa yang terjadi pada kami. Bapak langsung menjelaskan situasinya dan nggak lama kemudian anggota "Tim Penyelamat si Kaos Kaki" bertambah. Aku langsung merasa ada harapan baru waktu Om Miming bawa tongkat besi dari rumahnya, katanya pagarnya mungkin bisa diangkat sedikit supaya bisa memberi celah untuk membebaskan si Kaos Kaki. Bapak dan Om Miming berusaha membuat celah, tapi sebentar kemudian mereka behenti. Si Kaos Kaki semakin kesakitan dan Bapak memutuskan untuk membuka paksa pagar alih-alih membuat celah.
Bapak dan Om Miming berhasil masuk ke halaman rumah pemilik si Kaos Kaki. Aku nggak tahu siapa namanya karena kami jarang bertemu. Kalaupun sore-sore berpapasan aku hanya menyapa dengan panggilan "Om".
Ternyata di rumah Om nggak ada bel'nya. Bapak dan Om Miming terpaksa mengetuk jendela dan berteriak memanggilnya. Rasanya lama sekali sampai Om membuka pintu. Bapak langsung menjelaskan bahwa anjingnya terjepit di pagar. Om langsung menghampiri si Kaos Kaki yang luar biasanya mendadak sadar setelah sebelumnya cuma bisa terkulai lemas dan menangis. Ekornya bergoyang cepat dan tangisannya berhenti. Ketika Om berusaha membebaskan si Kaos Kaki, ia sudah lebih tenang. Ia hanya merintih setiap kali Om menggeser kepalanya ke arah yang salah. Gue berdoa, berdoa, berdoa, berdoa dan terus berdoa... berharap si Kaos Kaki bisa bebas.
"Krak", aku mendengar suara patahan. Sekitar 5 detik aku menahan nafas dan baru bisa lega waktu tahu itu bukan suara leher si Kaos Kaki. Itu ternyata suara pagar yang dibengkokan paksa dan patahannya mengenai engsel. Bagaikan mimpi, si Kaos Kaki terbebas dan berdiri tertatih-tatih. Kaki depannya pincang dan lehernya koyak. Seluruh wajahnya basah oleh liur bercampur darah. Tapi ajaibnya ia ceria. Ekornya terus bergoyang dan dengan patuh mengikuti perintah Om untuk masuk ke dalam rumah. Ia nggak berusaha menyerang siapapun, bahkan nggak menggonggong.
Om mengucapkan terima kasih pada kami dan menyusul si Kaos Kaki. Begitu juga aku, orangtua dan Om Miming kembali masuk ke rumah masing-masing.
Badanku letih dan sedikit mengantuk, tapi aku lega si Kaos Kaki terselamatkan. Di garasi Eris sudah menyambut. Ekornya bergoyang cepat dan langsung menjilati lututku begitu aku mendekat. Sepertinya ia berterima kasih karena anjing jantan yang sangat dipujanya telah selamat.
Lalu Bapak mendengar suara keajaiban, katanya ia mendengar suara dari arah garasi sewa Om Miming. Jarak rumah ke pintu pagar sangat jauh, halaman rumah Om Miming itu sangat luas, gue agak sangsi waktu Bapak bilang Om Miming mungkin saja terbangun. Tapi ternyata Bapak betul! Ia keluar dari rumahnya dan bertanya apa yang terjadi pada kami. Bapak langsung menjelaskan situasinya dan nggak lama kemudian anggota "Tim Penyelamat si Kaos Kaki" bertambah. Aku langsung merasa ada harapan baru waktu Om Miming bawa tongkat besi dari rumahnya, katanya pagarnya mungkin bisa diangkat sedikit supaya bisa memberi celah untuk membebaskan si Kaos Kaki. Bapak dan Om Miming berusaha membuat celah, tapi sebentar kemudian mereka behenti. Si Kaos Kaki semakin kesakitan dan Bapak memutuskan untuk membuka paksa pagar alih-alih membuat celah.
Bapak dan Om Miming berhasil masuk ke halaman rumah pemilik si Kaos Kaki. Aku nggak tahu siapa namanya karena kami jarang bertemu. Kalaupun sore-sore berpapasan aku hanya menyapa dengan panggilan "Om".
Ternyata di rumah Om nggak ada bel'nya. Bapak dan Om Miming terpaksa mengetuk jendela dan berteriak memanggilnya. Rasanya lama sekali sampai Om membuka pintu. Bapak langsung menjelaskan bahwa anjingnya terjepit di pagar. Om langsung menghampiri si Kaos Kaki yang luar biasanya mendadak sadar setelah sebelumnya cuma bisa terkulai lemas dan menangis. Ekornya bergoyang cepat dan tangisannya berhenti. Ketika Om berusaha membebaskan si Kaos Kaki, ia sudah lebih tenang. Ia hanya merintih setiap kali Om menggeser kepalanya ke arah yang salah. Gue berdoa, berdoa, berdoa, berdoa dan terus berdoa... berharap si Kaos Kaki bisa bebas.
"Krak", aku mendengar suara patahan. Sekitar 5 detik aku menahan nafas dan baru bisa lega waktu tahu itu bukan suara leher si Kaos Kaki. Itu ternyata suara pagar yang dibengkokan paksa dan patahannya mengenai engsel. Bagaikan mimpi, si Kaos Kaki terbebas dan berdiri tertatih-tatih. Kaki depannya pincang dan lehernya koyak. Seluruh wajahnya basah oleh liur bercampur darah. Tapi ajaibnya ia ceria. Ekornya terus bergoyang dan dengan patuh mengikuti perintah Om untuk masuk ke dalam rumah. Ia nggak berusaha menyerang siapapun, bahkan nggak menggonggong.
Om mengucapkan terima kasih pada kami dan menyusul si Kaos Kaki. Begitu juga aku, orangtua dan Om Miming kembali masuk ke rumah masing-masing.
Badanku letih dan sedikit mengantuk, tapi aku lega si Kaos Kaki terselamatkan. Di garasi Eris sudah menyambut. Ekornya bergoyang cepat dan langsung menjilati lututku begitu aku mendekat. Sepertinya ia berterima kasih karena anjing jantan yang sangat dipujanya telah selamat.
Beberapa hari kemudian keadaan si Kaos Kaki membaik. Ia mulai menggoda Eris ---dan beberapa betina lain tentu saja--- dan membuat mereka salah tingkah. Sepertinya bekas luka di lehernya justru membuat para betina menganggapnya semakin keren, hehe.
Insiden anjing di tengah malam (sama dengan judul buku kesukaanku, actually, lol) itu membuat kami menjadi semakin waspada. Om sekarang memastikan si Kaos Kaki nggak kabur di waktu malam, dan aku selalu memastikan nggak ada celah di pagar rumah. Aku nggak ingin insiden serupa menimpa Eris atau binatang-binatang lain yang nggak sengaja mampir ke pagar rumahku.
Memang disayangkan harus ada korban dulu sebelum kami (iya, termasuk aku) sadar bahwa seharusnya setiap orang bertanggung jawab terhadap binatang peliharaan dan rumahnya sendiri. Sebaiknya pastikan nggak ada celah yang berbahaya, tanaman beracun atau benda mengancam lainnya sebelum memelihara binatang, terutama jika binatang itu nggak dipelihara di dalam kandang. Begitu juga meski kita nggak memelihara binatang, nggak ada salahnya menutup celak-celah di pagar atau tembok yang sekiranya berbahaya. Mereka, binatang ---terutama kucing, anjing atau kelinci--- meskipun liar tetap saja memiliki hak untuk hidup. Just remember, they're only have instincts, kitalah yang memiliki akal. Si Kaos Kaki bahkan nggak (bisa) menuntut tuannya, padahal secara nggak langsung ia sudah dicelakakan. Tugas kitalah untuk melindungi mereka. Kita nggak mau membunuh makhluk hidup untuk kesia-siaan, kan? :)
Lotta smile,
Indi (and Eris, "Woof!")
ps: Jika ada teman-teman blogger yang suka menulis, menyayangi binatang dan berminat untuk membantu project novel ketigaku, silakan kirim email ke namaku_indikecil@yahoo.com atau twit aku DI SINI.
Juga jangan lupa saksikan aku di program Warna episode Jumat, 23 September jam 10.45 pagi di Trans 7. Have a nice day! :D
untung si Kaos Kakinya selamat ya.. :)
BalasHapusYou look very cute, this dress is sweet
BalasHapuswoof eris.... :)
BalasHapusxoxoxo. hugLUV
titip salam buat Eris dan Kaos Kaki :')
BalasHapuswow great deed indi!!! :)
BalasHapussemoga si kaos kaki ga kenapa2 lagi..
wahh,, i can't breath when i read your story Indi... :) Such a very thrilling experience.. :)
BalasHapushihi...
BalasHapusseru!
:D
P.S.
tulisannya ini bertema apa + format nya gimana ya kak? excited pengen ikutan!
:)
WAAAH indi, bakat banget kayaknya nulis :) irii nih dari dulu pengen jadi penulis novel :P
BalasHapusyou are cute!!!! and thanks for droping by and your dog is adorable:)
BalasHapusI love your outfit, you look so good, that dress is so cool, the color, the length, the shape are perfect, you look so chic and you are beautiful, also that dog is adorable! Your blog is lovely and I am a new follower! Hope you will like my blog and follow back!
BalasHapusPop Culture&Fashion Magic
thankyou for commenting :D omg your dog is huuuge! love your dress and headband <3
BalasHapushttp://mithakomala.blogspot.com/
muheee ... aku bacanya ampe gigitin kaosku :( karena ak gg pernah berurusan sama anjing, jadi penasaran deh sama tangisannya anjing :O
BalasHapusBuku ketiganya tentang binatang???
BalasHapusThank you for your comment in my blog!! you look sooo cute in the pic with your dog!!!
BalasHapustrendsurvivor.com
x
Nina
aku animal lover juga loh ka indi :)
BalasHapusnih, aku pernah tulis some of my thoughts about animals :3 http://tiaraninditha.blogspot.com/2010/07/animals-and-i.html
let me know about helping your project ya kak :D I am definitely in!
Lucu dech ceritax..?
BalasHapus@ AKMAL: iya, bersyukur sekali :)
BalasHapus@ WEASEL: thank you :)
@ RAY: woof you too, daddy! *eris* :) xoxo. hugLuv
@ RIKA: salam kembali dari mereka :)
@ PRAMUDITA: keliatannya dia kapok dita, mudah2an gak main malem2 lg :)
@ DELVY: iya, masih merinding ini kalau bayanginnya... :')
@ AUL: kamu email/twit aku aja ya, nanti dijelaskan lengkapnya :)
@ SEYCIL: thank you. ayo mulai menulis! :)
@ OSHIN: thank you. you're welcome :)
@ SARA: thank you! i'll visit your blog ASAP :)
@ MITHA: you're welcome. hahaha, she's not, she's so tiny for golden retriever size :)
@ FICTION'S: seperti suara kucing baru lahir, ya... "ngik.. ngik..", begitu :)
@ CLAUDE: yup! ;)
@ NINA: thank you very much! :)
@ TIARAAA: kalau kamu mau langsung email/twit aku ya! :)
@ MAGDA: thank you! xx from indonesia :)
@ ANONIM: wah, kayaknya cuma kamu doang yg bilang lucu. tega nian, ini kan bukan cerita lucu, hehehe :p
Ndi.. aku mau bantu kamu nulis deh, udah kutweet tuh
BalasHapusvery cute look!! and thanks so much for your lovely comments on my blog. i love yours too!! following you now :)
BalasHapusfollow me back?
http://alexandriajz.blogspot.com/
eh jadi maksudnya, kayak buku antologi gitu dong? maksundnya buku kumpulan cerita gitu? iya gak mbak? gw tertarik nih sama yang begitu2an. pengen banget soalnya ada nama gw dalam buku. dalam bentuk karya tentunya. hehhehe... ditunggu mbak info selanjutnya..hehehe...
BalasHapuskalo udah jelas, gw email pasti.:D
Wah, Indi aku baca postnya sampe nangis, tegang and ketakutan juga, emang kamu betul2 very talented writer, aku sampe terikut emotionaly membaca cerita kamu I feel like I was there with you when it happened
BalasHapusanyhow correct me if I'm wrong and please forgive me if you don't like me to mention this but I think you look very young dan sudah menulis novel, wow you are very talented person indeed! thanks for sharing sweetie! xx Joice
untung si Kaos Kaki selamat ya...
BalasHapusthat's so nice, Indi... membantu menyelamatkan seekor anjing...
kalau ceritaku lain lagi... burung peliharaan kami, udah ditaro di sangkar, digantung sehingga aman dari binatang manapun, paginya kami menemukan kepalanya telah tiada... kami curiga tikus liar disekitaran rumah... akhirnya burung2 itu diungsikan... drpd pelihara tp mencelakakan mereka, ya...
Oh my, what a story!! I would have been so panicked..that's awesome that you were able to help Socks! I love the pictures of you and Eris...he is so sweet and looks like such a kind and friendly dog. You look gorgeous as always!
BalasHapuswahh erissss pahlawannn hebat ^^ untung ada eris jadi si kaus kaki bisa selamat
BalasHapusaku jg suka binatang ndi tapi aku sukanya kucing :D
@ AQUA: udah aku balas belum, ya? :)
BalasHapus@ ALEXANDRIA: thank you very much :) love your blog. following u already :)
@ NUEL: info lengkapnnya lewat email aja ya nuel, kalau pengen tau aku tunggu emailnya :)
@ LOVE JOICE: terima kasih banyak, ya :) hehehe, gak apa, kok :) terima kasih sudah berkunjung ya.
@ LYLIANA: iya, untunglah si preman itu baik2 aja sekarang, hehehe. iya, betul, lebih baik diserahkan sama yang lebih bisa mengurusnya. aku juga punya burung, namanya marco :)
@ MARISA: i'm panicked too at that time, marisa. ya, eris is friendly dong. she's female actually, and the socks is the male :) thank you very much!
@ RIA: iya, hehehe. wah, kucing ya. aku juga dulu pelihara kucing :)
nice post my fren, I like your posting nice share :)
BalasHapusENGLISH TUTORS URGENTLY NEEDED!!!
A Fast Growing National English Language Consultant is hunting for :
=> ENGLISH TUTORS <=
Qualifications:
1. Competent, experienced, or fresh graduate
2. Proficient in English both spoken & written
3. Friendly, Communicative, & Creative
Placement :
=> Batam - Balikpapan – Palembang – Pekanbaru - Medan - Semarang - Makassar
Send you resume to : easyspeak.hunting@gmail.com as soon as possible.
Visit http://www.easyspeak.co.id for further information.
Wah, acara Warna-nya tadi pagi dong, Ndi. Sayang aku nggak bisa nonton, kan jam kerja, Say.. :)
BalasHapusGood luck untuk buku ketiganya ya, Ndi. Aku gak punya cerita tentang binatang sih, jadi gak bisa bantu..heeheh...
You are adorable! I am a new follower :)
BalasHapussuper cute dog! I wish my mom allow me to have one :(
BalasHapusCute dog! Dress nya juga bagus kak ^^
BalasHapusCheers,
Karina Dinda R. ♥
BLOG | TWITTER | SHOP
I really love your hair and your headband <3
BalasHapusWarm Love,
Pinkie Anggia
@ DEWI: iya, jumat pagi ;) thank you ya :)
BalasHapus@ SARA: thanks, sara! i love your blog! :)
@ MICHELLE: oh, why? :')
@ KARINA: thanks, dear :)
@ SUGARPUFF: thanks :)
gak bisa bayangin, kepala terjepit.... leher terkoyak...
BalasHapusaduuuuh
@ ELSA: emang. serem banget pokoknya T_T
BalasHapus