Setiap aku dan Eris berjalan-jalan sore, pasti ada saja yang menyapa
kami. Well, tepatnya Eris, karena ia yang selalu menjadi pusat perhatian,
hehehe. Anak-anak yang baru pulang sekolah, ibu-ibu yang menemani balitanya
belajar jalan, penjual gorengan sampai petugas di kantor kelurahan. Mereka
biasanya akan menghentikan aktivitasnya sejenak untuk sekedar menyapa “Halo”
pada golden retriever betina kecil yang berjalan di sampingku. Tapi ada ada satu
orang yang berbeda. Setiap kali ia melihat Eris ia akan memeluknya seolah takut
Eris akan pergi. Matanya berkaca-kaca, dan sambil sedikit terisak ia berkata,
“Kalau Miki masih ada tiap sore biasanya ramai, lari kesana-kemari. Eris kangen
Miki nggak?”
Iya, ia berbicara pada Eris, bukan padaku.
My OOTD: Dress: Toko Kecil Indi | Headband: TSM | Handbag: Claire's | Shoes: Crocs |
Aku memanggilnya ‘Tante’. Ia adalah seorang tetangga yang tinggal di
rumah yang terletak di belokan dekat rumah orangtuaku. Anak dan menantunya tinggal tepat di depan
rumah kami, yang merangkap dengan garasi umum yang merupakan usaha keluarga
Tante. Awalnya aku dan Tante jarang mengobrol, paling hanya sekedar
berbasa-basi karena kadang mobilku dititipkan di garasinya. Tapi setelah Eris
mulai besar dan mengalami puppy love, aku dan Tante jadi harus sering bicara.
Pasalnya Eris naksir dengan seekor anjing bernama Kaos Kaki ---karena warna
kakinya yang berbeda dengan badannya--- yang bersahabat dengan Miki, anjingnya
Tante! Eris yang jealous sering menggonggongi Miki setiap kali ia melintas di
depan rumah. Padahal Miki (dan juga si Kaos Kaki) cuek-cuek saja dengan Eris,
hehehe (aww, poor baby). Semenjak saat itu jika aku dan Eris bertemu Tante, ia
pasti menggoda Eris dengan bertanya, “Eris mana Miki nya?”
Kejadian itu sudah lama, beberapa tahun yang lalu. Meskipun Kaos Kaki
sudah pindah rumah, Eris masih tetap sebal dengan Miki. Setiap berjalan-jalan
sore, aku selalu menghindari untuk melewati rumah Tante, karena Eris bisa
mendadak histeris dan menjadi drama queen, hehehe. Miki ukurannya lebih kecil
dari Eris, kira-kira tingginya setengah betisku dengan tubuh yang gemuk
sehat. Dari anak dan menantunya aku tahu bahwa Tante merawat Miki dengan sangat
baik. Untuk makanannya ia memasak sendiri, begitu juga dengan perawatannya.
Tante lebih memilih memandikannya sendiri daripada membawanya ke salon. Sama
seperti perasaanku pada Eris, Miki adalah kesayangan Tante. Miki selalu
membuat tante bahagia, begitu juga sebaliknya. Terlihat jelas dari semangat
Miki yang meskipun sudah tua tapi nggak pernah sekalipun sakit atau murung.
Lalu beberapa bulan yang lalu ada kabar yang sangat menyedihkan; Miki
menghilang! Nggak ada yang tahu pasti bagaimana kejadiannya karena Miki selalu
di dalam rumah, kecuali di sore dan malam hari, itu pun pasti ditemani oleh
Tante atau anggota keluarganya yang lain. Mungkin ada yang lupa menutup pagar,
jadi Miki keluar. Atau mungkin Miki mencari Tante karena waktu itu Tante memang
sedang ada keperluan. Atau... mungkin juga Miki diculik, karena Miki anjing
yang cerdas jadi nggak mungkin lupa jalan pulang. Mencoba melupakan kemungkinan
terburuk, Tante dan keluarganya mencari Miki. Dari mulai bertanya pada
tetangga-tetangga sampai menyusuri tempat-tempat yang diduga menjual
anjing-anjing curian. Setiap kali aku baru pulang dari suatu tempat Tante
selalu bertanya, “Lihat Miki nggak?” karena aku berjanji akan mencari Miki di
perjalanan. Tapi sayangnya jawabanku selalu, “belum,” dan itu membuat hatiku mencelos, apalagi jika di sore hari aku mendengar suara Tante sedang
memanggil, “Miki... Miki...”
Semenjak saat itulah Tante selalu berkaca-kaca jika bertemu dengan
Eris. Sudah berbulan-bulan berlalu semenjak Miki menghilang tapi hati Tante
tetap hancur. Yang dibicarakan selalu Miki, Miki dan Miki. Pernah dengan sangat
hati-hati aku bertanya padanya mengapa nggak memelihara anjing lain ---atau
seenggaknya binatang lain agar hatinya terobati sedikit-sedikit. Tante
menggeleng, katanya sudah pernah ada yang akan memberikannya seekor anak anjing
tapi ia menolak karena teringat Miki. Mungkin aku terdengar nggak sensitif
karena malah memberi saran untuk another pet di saat Tante berduka, tapi aku berkata begitu karena sebenarnya mengerti betul dengan apa yang dialami Tante.
Karena aku juga pernah kehilangan seekor anjing dengan cara yang tragis...
Si kecil Eris sehabis jalan-jalan sore :) |
Sebelum ada Eris, aku mempunyai seekor sahabat yang sangat hebat. Ia
seekor golden retriever cantik bernama Veggie. Kami nggak terpisahkan, bahkan
saat aku dan keluarga berlibur keluar kota pun Veggie pasti ikut di kursi
belakang mobil kami. Veggie juga bagian dari tulisan-tulisanku di blog, di
buku diary, di novel... di manapun! Nggak pernah terlintas sedikitpun di kepalaku bahwa suatu hari Veggie akan meninggalkanku selama-lamanya... Veggie
mengidap epilepsi yang cukup parah. Seiring bertambahnya usia frekuensi
kambuhnya menjadi lebih sering, tapi Veggie selalu bisa bangkit kembali dan
mengibas-ngibaskan ekornya dengan penuh semangat seolah memberi tahu bahwa ia
baik-baik saja. Tapi pada suatu malam, beberapa bulan saja sebelum ulang
tahunnya yang ke tujuh Veggie meninggal di pangkuanku karena serangan
epilepsi yang bertubi-tubi. Waktu itu duniaku rasanya hancur. Hampir setiap
hari aku menangis dan berdiam diri di kamar, takut akan melihat sesuatu yang
mengingatkan padanya. Setiap ada yang menawarkan seekor anjing atau binatang
lain untuk menjadi teman baru, aku langsung menolak dengan emosi yang
meluap-luap. Aku nggak mau menghianati Veggie.
Si cantik Veggie waktu ikut berlibur ke Purwakarta :) |
Lalu ada seeorang ibu yang anjing golden retriever nya melahirkan 4
ekor puppy yang lucu-lucu. Ia menawarkan seekor puppy bungsunya kepadaku.
Jelas saja aku menolak, karena di hatiku hanya ada Veggie dan aku ingin tetap
seperti itu. Tapi ibu itu berkata bahwa obat dari kehilangan adalah membuka
diri untuk seekor teman baru. Entah mengapa ia yakin bahwa si puppy bungsu itu
berjodoh denganku. Padahal sudah ada yang menawarnya dengan harga tinggi tapi
ibu itu tetap bersikeras untuk memberikannya secara cuma-cuma padaku. Setelah
kebingungan panjang yang mengganggu aku dan Ibu memutuskan menjemput si puppy
untuk tinggal bersama kami. Awalnya terasa sangat canggung. Setiap melihatnya
bermain mataku pasti berkaca-kaca, dulu bola yang dimainkannya adalah
kesayangan Veggie. Begitu juga tempat tidur dan sisirnya, semuanya milik
Veggie. Tapi lama-lama hatiku terasa hangat. Dan jika saja aku menolak
pemberian si ibu baik hati itu, mungkin aku nggak akan pernah mengalami hal-hal
hebat yang terjadi padaku sekarang. Aku akan kehilangan kesempatan memiliki
sahabat sehebat Eris!
Memiliki Eris bukan berarti menggantikan Veggie. Si cantik itu tetap
nggak terganti karena setiap anjing dan mahluk hidup pasti istimewa. Hatiku sembuh pun bukan karena menjadikan Eris ‘pengalih perhatian’, tapi karena
terobati. Aku belajar untuk nggak egois dan ikhlas. Dengan membiarkan seekor
anjing lain untuk masuk ke dalam hidupku, seluruh rasa sayang ---yang tadinya
hanya tersimpan di hati pun menjadi nggak sia-sia karena aku mencurahkannya pada
Eris. Dan yang terpenting, apa gunanya aku menutup diri? Itu sama saja dengan
menghalangi diri dari berbuat baik. Bayangkan jika ada anjing terlantar dan
butuh rumah, tapi aku menolaknya dengan alasan takut “menghianati” Veggie. Itu
konyol sekali.
Sudah beberapa hari belakangan aku nggak mengobrol dengan Tante. Cuaca
yang terus-terusan hujan membuatku dan Eris nggak berjalan-jalan sore untuk
sementara. Pertemuan kami hanya sebatas “Hai” singkat jika aku pulang dari
suatu tempat atau akan pergi ke warung. Aku merasa ada yang berubah dari Tante,
senyumnya kini kembali mengembang dan tampak lebih bersemangat. Mungkin ia
sudah menerima kepergian Miki, dan itu membuatku turut senang.
Dan barusan, sebelum makan malam Bapak bercerita padaku. “Bapak tadi
pagi ketemu si Tante. Dia semangat sekali manggil-manggil. Eh, rupanya mau
cerita kalau sekarang di rumahnya ada anggota baru, anjing cihuahua yang masih
kecil. Katanya anjingnya masih suka ketakutan kalau ketemu orang baru, tapi lucu
dan pintar juga, seperti Miki.”
Ah, pantas saja! Tuh, memang betul kan, kalau obat dari kehilangan
adalah membuka diri :)
sahabatnya Eris dan Veggie,
Indi
Keywords: Pengalaman memelihara anjing, hewan peliharaan, menghadapi kematian hewan/binatang kesayangan.
_________________________________
eris bisa jeles juga ya :)
BalasHapuskehilangan kesayangan memang selalu bikin sedih, tetapi tidak perlu diratapi, nyatanya ada yang bikin bahagia lagi dg teman baru
Bajunya Eris lucuuu... ada namanya lagi :D
BalasHapusBetul itu... obat dari kehilangan adalah dengan membuka diri.
hahaha...suka ama bajunya eris..lucu banget indi...eh aku suka bajunya indi yg warna pink itu..bagus banget :)
BalasHapusmba sama tante nya sayang banget yah sama anjing nya.apalagi si tante yang sempat belum move on dari miki.tapi skrg dia udah punya anjing baru juga yah..
BalasHapusAnjing itu seperti manusia ya mba...butuh jalan2 untuk refreshing..jd ingat anjing tetangga depan rumah. waktu pertama datang ke rumah tetangga saya itu, mengggonggong tiada henti semalaman karena diikat. Kasian..mungkin masih adaptasi..tp sekarang ngga karena udah sering diajak jalan sama pemiliknya.
BalasHapusKak indi begitu sayangnya sama hewan, apalagi sama anjing yang udah menjadi sahabat kak indi dari dulu hehehe
BalasHapuslucu ya anjingnya....persahabatan manusia dan anjing bisa melebihi persahabatan dengan manusia ya...karena anjing adalah binatang yang setia :)
BalasHapusNama anjingnya lucuu kaos kaki hihii
BalasHapusJadi ikut sedih baca ceritanya, soalnya dulu pernah kehilangan piaraan anjing juga :(
BalasHapusSyukurlah skrg si tante udah bisa ceria lagi ya :)
Aiiiiih....bajunya Eris unyu-unyu bangeeet ya Indi, hihiii
BalasHapusTante Indi...
BalasHapushandbag nya lucu sekali
Indi.. saya jadi penasaran pingin liat foto cihuahua-nya Tante.. ^_^
BalasHapuswow golden retriever
BalasHapusRambut mbak indi skrg panjang.... #oot
BalasHapusklo punya piaraan gitu jd saling sharing ya, saling jodoh2 han dan ternyata hilang...
Anjing emang binatang yang bisa jadi sahabat setia manusia! Kuberi satu permintaan ... :)
BalasHapusYa ampuuun...anjing aja punya rasa punya hati ya, Mbak. Hahaha Binatang emang unik, yaa. Kisahnya pun demikian. . .
BalasHapusDuh, anak2ku juga lagi nuntut ganti kucing2nya yg hilang gara2 pindahan niiih :(
BalasHapusErisnya Gede banget mbak :)
BalasHapusmemiliki eris bukan berarti berarti menggantikan vegie.. sedaap banget kata - katanya ^^
BalasHapussemoga eris memberikan banyak kebahagiaan, dan si Tante semakin sayang sama cihuahua ^^
kehilangan seseorang/sesuatu dari kehidupan kita itu memang pedih banget ya.... tapi untungnya ada Eris ya, yg bisa menghibur hati :)
BalasHapusanjingna gagah ya
BalasHapushai indi ! kamu dari bandung ya? minggu lepas sy baru pulang dr bandung :)
BalasHapusduh sampe segitunya, jadi inget juga sama parkit yang di rumah,
BalasHapuswahhh lucu bingit anjingnya mba indi ^ ^
BalasHapusbinatang juga punya perasaan ya mbak
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload music, foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
aku jg pernah merasa kehilangan, Indi...
BalasHapuskehilangan kucing yg aku sayang banget.. dia meninggal waktu dirawat inap di dokte hewan :-(
sampe skarang aku nggak buka hati lagi
soalnya takut nggak bisa merawat dgn baik, nanti kalo sakit lagi aku sedih dan merasa bersalah bgt...
Karena dia bukan sekedar binatang peliharaan aja, melainkan uda jadi bagian dalam keluarga.. Dan keluarga ngga akan bisa tergantikan.. :'
BalasHapusaku paling takut anjing indi, tapi gemes liat eris lucu banget, dan setia...
BalasHapusbajunya eris lucu sekali...
BalasHapusada pitanya pula
Baru kali ini denger ada doggy namanya Kaos Kaki.. hihi :D
BalasHapusBajunya eris bagus :D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbajunya Eris unyu-unyu bangeeet ya mbak Indi, hihiii
BalasHapus