Howdy-do, teman-teman!
Tadinya gue mau post tentang Halloween, tapi berhubung masih terlalu awal dan malah jadi spoiler gue bakal pakai kostum apa (hihihi, sebetulnya sudah pasti pada bisa tebak, sih, lol), akhirnya gue putuskan untuk post tentang sesuatu yang lain, tentang idola masa kecil gue.
Gue punya banyak idola. Yang terlama adalah Aerosmith. Gue mengagumi mereka sejak gue masih 7 tahun. Tapi sebetulnya ada satu idola yang muncul dimasa pra remaja gue, tanpa sengaja... Ah, biar gue ceritakan dari awal ya...
Tadinya gue mau post tentang Halloween, tapi berhubung masih terlalu awal dan malah jadi spoiler gue bakal pakai kostum apa (hihihi, sebetulnya sudah pasti pada bisa tebak, sih, lol), akhirnya gue putuskan untuk post tentang sesuatu yang lain, tentang idola masa kecil gue.
Gue punya banyak idola. Yang terlama adalah Aerosmith. Gue mengagumi mereka sejak gue masih 7 tahun. Tapi sebetulnya ada satu idola yang muncul dimasa pra remaja gue, tanpa sengaja... Ah, biar gue ceritakan dari awal ya...
11 tahun yang lalu, satu hari sebelum hari ulang tahun gue, gue diminta Ibu dan Bapak untuk memilih hadiah yang gue inginkan di sebuah mall. Seperti biasa ---sejak dulu dan sekarang--- gue langsung memilih untuk masuk ke toko buku. Disana gue terus memilih, memilih dan memilih... Mengambil setiap buku dengan hati-hati, membaca resensi-nya lalu meletakannya kembali ke rak buku. Sampai gue menemukan buku yang 'tepat'. Buku itu bersampul coklat, bergambar seorang anak laki-laki berkacamata, bersepatu keds dan sedang mencoba menangkap bola. "Harry Potter? Aku belum pernah dengar...", itu yang gue pikir. Tanpa menunggu lama gue langsung tunjukan buku itu pada Ibu dan Bapak dan mereka segera membawanya ke kasir. Di rumah gue langsung membaca buku itu sampai habis. Gue bergadang sampai pagi dihari sekolah...
Meskipun bukunya sudah habis dibaca dalam satu malam, tapi gue terus memikirkan isinya sampai berbulan-bulan kemudian (bahkan mempengaruhi hidup gue sampai sekarang). Bagaimana nggak, gue bisa merasakan ikatan yang kuat dengan Harry Potter. Kami sama-sama berkacamata tebal (yup, sampai sekarang setiap kali gue berfoto pakai kaca mata, itu artinya real glasses, kacamata minus 4 dan 5), berbadan kurus dan sering diejek di sekolah. Not to mention that we had same haircut, ya :)
Gue jadi merasa punya teman, punya seseorang yang mengerti dan tahu bagaimana rasanya jadi gue. Tanpa disadari gue semakin percaya diri dan berhenti meributkan hal-hal kecil dengan keluarga.
Gue ingat waktu itu gue masih satu kamar dengan adik. Gue sering ribut di malam hari karena adik melewati 'batas teritori' gue. Tapi semenjak gue mengenal Harry Potter gue nggak meributkan hal itu lagi. Harry tinggal di lemari kecil dan sering diganggu oleh saudara tiri nya, remember?
Bahkan Harry membantu gue untuk menjadi lebih bersyukur. Gue nggak pernah lagi malas makan dan menyisakan makanan di piring, karena gue tahu Harry sering kelaparan dan tidur dalam keadaan perut kosong...
Ibu dan Bapak menyambut idola baru gue dengan senang hati (lebih senang hati dibanding ketika gue pertama kali mengaku "jatuh cinta" dengan Steven Tyler, lol). Mereka setuju kalau Harry Potter membantu gue menghadapi masa pra remaja. Sayangnya, di waktu itu Harry Potter belum sepopuler sekarang. Gue harus menunggu munculnya buku kedua dengan sunyi-senyap, tanpa gembar-gembor di media seperti sekarang. Syukurlah, berkat seorang penjaga perpustakaan yang baik gue nggak ketinggalan edisi kedua Harry Potter. Gue bahkan membaca cetakan yang pertama :)
Lalu tiba-tiba saja demam Harry Potter dimana-mana. Teman-teman satu kelas yang sebelumnya memanggil gue 'dork' karena gue membawa buku Harry Potter ke dalam kelas pun ikut terserang 'Potter Fever'. Rupanya Harry Potter diadaptasi menjadi sebuah film dan akan diputar segera di Indonesia. "Aku harus nonton... Aku harus nonton!", gue terus-terusan menggumamkan itu. Buat gue (waktu itu) rasanya nggak adil kalau gue yang lebih dulu mengenal Harry tapi malah teman-teman gue yang menonton duluan. Gue bilang pada Bapak bahwa gue ingin jadi penonton pertama dan gue harus mengantri tiket lebih awal dari siapapun di dunia ini. Dan Bapak setuju...
Gue sampai di bioskop 2 jam lebih awal. Gue memakai sweater hitam, syal kuning merah (seperti punya Harry), lengkap dengan tanda petir di jidat gue yang gue lukis pakai pinsil alis milik Ibu. Bapak terus-terusan memegang tangan gue erat-erat karena gue terus-terusan berusaha lari supaya bisa melihat kalau gue adalah yang pertama di antrian.
Tapi ternyata salah... Puluhan anak-anak dan orang dewasa sudah menunggu disana sambil berselonjor kaki. Hati gue tiba-tiba mencelos, Harry bukan lagi milik gue seorang, tapi milik banyak anak dan orang dewasa lainnya. Dengan ogah-ogahan gue berselonjor diujung antrian sementara Bapak menghitung jumlah orang yang mengantri di depan gue. "Supaya bisa dibandingkan dengan jumlah kursi bioskop", itu katanya. Gue sedikit tenang waktu Bapak bilang bahwa kami masih kebagian kursi. Dengan harapan baru gue langsung berdiri waktu pintu loket dibuka. Gue menunggu, menunggu dan menunggu. Tapi giliran gue nggak pernah datang. Tiket sudah habis di tengah antrian...
Gue hampir menangis. Bapak ikut kecewa karena ia juga sudah menunggu selama 2 jam tanpa hasil. Bapak menghampiri loket yang sudah ditutup dan bertanya mengapa bisa kehabisan padahal menurut jumlah antrian seharusnya masih cukup sampai untuk beberapa orang di belakang kami. Petugas loket nggak bisa menjawab, ia hanya meminta maaf. Sampai hari ini gue masih bertanya-tanya tentang berapa banyak tiket yang boleh dibeli saat kita mengantri tiket bioskop. Bukannya ada batas maksimal? Ah, membingungkan!
Meskipun bukunya sudah habis dibaca dalam satu malam, tapi gue terus memikirkan isinya sampai berbulan-bulan kemudian (bahkan mempengaruhi hidup gue sampai sekarang). Bagaimana nggak, gue bisa merasakan ikatan yang kuat dengan Harry Potter. Kami sama-sama berkacamata tebal (yup, sampai sekarang setiap kali gue berfoto pakai kaca mata, itu artinya real glasses, kacamata minus 4 dan 5), berbadan kurus dan sering diejek di sekolah. Not to mention that we had same haircut, ya :)
Gue jadi merasa punya teman, punya seseorang yang mengerti dan tahu bagaimana rasanya jadi gue. Tanpa disadari gue semakin percaya diri dan berhenti meributkan hal-hal kecil dengan keluarga.
Gue ingat waktu itu gue masih satu kamar dengan adik. Gue sering ribut di malam hari karena adik melewati 'batas teritori' gue. Tapi semenjak gue mengenal Harry Potter gue nggak meributkan hal itu lagi. Harry tinggal di lemari kecil dan sering diganggu oleh saudara tiri nya, remember?
Bahkan Harry membantu gue untuk menjadi lebih bersyukur. Gue nggak pernah lagi malas makan dan menyisakan makanan di piring, karena gue tahu Harry sering kelaparan dan tidur dalam keadaan perut kosong...
Ibu dan Bapak menyambut idola baru gue dengan senang hati (lebih senang hati dibanding ketika gue pertama kali mengaku "jatuh cinta" dengan Steven Tyler, lol). Mereka setuju kalau Harry Potter membantu gue menghadapi masa pra remaja. Sayangnya, di waktu itu Harry Potter belum sepopuler sekarang. Gue harus menunggu munculnya buku kedua dengan sunyi-senyap, tanpa gembar-gembor di media seperti sekarang. Syukurlah, berkat seorang penjaga perpustakaan yang baik gue nggak ketinggalan edisi kedua Harry Potter. Gue bahkan membaca cetakan yang pertama :)
Lalu tiba-tiba saja demam Harry Potter dimana-mana. Teman-teman satu kelas yang sebelumnya memanggil gue 'dork' karena gue membawa buku Harry Potter ke dalam kelas pun ikut terserang 'Potter Fever'. Rupanya Harry Potter diadaptasi menjadi sebuah film dan akan diputar segera di Indonesia. "Aku harus nonton... Aku harus nonton!", gue terus-terusan menggumamkan itu. Buat gue (waktu itu) rasanya nggak adil kalau gue yang lebih dulu mengenal Harry tapi malah teman-teman gue yang menonton duluan. Gue bilang pada Bapak bahwa gue ingin jadi penonton pertama dan gue harus mengantri tiket lebih awal dari siapapun di dunia ini. Dan Bapak setuju...
Gue sampai di bioskop 2 jam lebih awal. Gue memakai sweater hitam, syal kuning merah (seperti punya Harry), lengkap dengan tanda petir di jidat gue yang gue lukis pakai pinsil alis milik Ibu. Bapak terus-terusan memegang tangan gue erat-erat karena gue terus-terusan berusaha lari supaya bisa melihat kalau gue adalah yang pertama di antrian.
Tapi ternyata salah... Puluhan anak-anak dan orang dewasa sudah menunggu disana sambil berselonjor kaki. Hati gue tiba-tiba mencelos, Harry bukan lagi milik gue seorang, tapi milik banyak anak dan orang dewasa lainnya. Dengan ogah-ogahan gue berselonjor diujung antrian sementara Bapak menghitung jumlah orang yang mengantri di depan gue. "Supaya bisa dibandingkan dengan jumlah kursi bioskop", itu katanya. Gue sedikit tenang waktu Bapak bilang bahwa kami masih kebagian kursi. Dengan harapan baru gue langsung berdiri waktu pintu loket dibuka. Gue menunggu, menunggu dan menunggu. Tapi giliran gue nggak pernah datang. Tiket sudah habis di tengah antrian...
Gue hampir menangis. Bapak ikut kecewa karena ia juga sudah menunggu selama 2 jam tanpa hasil. Bapak menghampiri loket yang sudah ditutup dan bertanya mengapa bisa kehabisan padahal menurut jumlah antrian seharusnya masih cukup sampai untuk beberapa orang di belakang kami. Petugas loket nggak bisa menjawab, ia hanya meminta maaf. Sampai hari ini gue masih bertanya-tanya tentang berapa banyak tiket yang boleh dibeli saat kita mengantri tiket bioskop. Bukannya ada batas maksimal? Ah, membingungkan!
Kekecewaan gue berubah menjadi kemarahan. Diperjalanan pulang gue menjadi rewel dan hampir menangis betulan. Lalu Bapak punya ide untuk membawa gue ke bioskop lain. Katanya ada sebuah bioskop lama yang sudah ditinggalkan penggemar, mungkin disana antriannya nggak terlalu panjang. Gue setuju, terlebih Bapak juga semangat. Mungkin karena ia ikut penasaran dengan Harry Potter, hehehe. Dan benar saja, disana antriannya nggak terlalu panjang, malah waktu kami sudah di dalam ruangan, ada 1 barisan yang kosong.
Film dimulai, gue segera bersiap untuk kembali larut dengan kisahnya. Wah, Christopher Columbus! Itu kan orang yang sama dengan yang membuat dua film kesukaan gue: Mrs. Doubtfire dan Home Alone. Pasti gue juga akan suka dengan film nya yang ini. Tapi hey! Siapa itu?? Apa itu Harry Potter? Kenapa tanda petirnya agak miring disebelah kanan? Dibuku kan ada ditengah... Dan itu siapa? Bibi Petunia? Kenapa ia terlalu 'normal'? Dibuku kan ia kurus dan berwajah seperti kuda...
Gue nggak bisa berhenti bertanya pada Bapak kenapa semuanya terlihat berbeda. Bapak bilang terkadang sutradara menyesuaikan naskahnya supaya sesuai dengan tampilan visual. Ah, tapi gue nggak puas. Satu-satunya tokoh yang terlihat sama cuma Ron Weasley...
Film dimulai, gue segera bersiap untuk kembali larut dengan kisahnya. Wah, Christopher Columbus! Itu kan orang yang sama dengan yang membuat dua film kesukaan gue: Mrs. Doubtfire dan Home Alone. Pasti gue juga akan suka dengan film nya yang ini. Tapi hey! Siapa itu?? Apa itu Harry Potter? Kenapa tanda petirnya agak miring disebelah kanan? Dibuku kan ada ditengah... Dan itu siapa? Bibi Petunia? Kenapa ia terlalu 'normal'? Dibuku kan ia kurus dan berwajah seperti kuda...
Gue nggak bisa berhenti bertanya pada Bapak kenapa semuanya terlihat berbeda. Bapak bilang terkadang sutradara menyesuaikan naskahnya supaya sesuai dengan tampilan visual. Ah, tapi gue nggak puas. Satu-satunya tokoh yang terlihat sama cuma Ron Weasley...
![]() |
What I wore: Hair clip: CandyButton | Glasses: Braga | Top: Harry Potter | Skirt: Simple Chic | Legging: Simple Chic | Shoes: Kameli (gift from Ray) |
Ternyata gue nggak terlalu tertarik dengan film nya, apalagi semakin lama ke-nggak miripan film dengan buku semakin besar. Gue cuma mengikuti film Harry Potter sampai seri ke 3 di bioskop. Semuanya gue tonton ditemani Bapak dan di seri ketiga Bapak malah ketiduran! Hahahaha... Tapi gue tetap mengikuti bukunya dan menyukainya seperti pertama kali gue membacanya.
Gue ingat waktu buku seri ketiganya keluar. Ada promo di sebuah toko buku yang menyebutkan bahwa pembeli pertama berhak atas buku Harry Potter edisi spesial (hard cover) dan sebuah mug bergambar Harry Potter. Nggak mau keduluan, gue menyimpan dulu uang muka sebesar 50% di toko buku. Ibu bilang gue konyol banget, karena bahkan bukunya belum sampai di Indonesia. Tapi gue tetap bersikeras bahwa harus jadi orang pertama dan nggak mau kejadian dibioskop terulang lagi. Gawatnya 3 hari sebelum bukunya datang gue terserang alergi parah. Seluruh tubuh gue gatal-gatal dan membengkak. Gue sudah ke dokter dan memohon supaya bengkak gue berkurang, tapi dokter nggak bisa apa-apa dan meminta gue menunggu selama satu minggu. Setiap hari gue berdoa dan berdoa supaya alergi gue membaik, tapi ternyata di hari ketiga keadaan gue masih tetap sama. Bapak menawarkan supaya ia saja yang mengambil bukunya, toh secara teknis gue sudah jadi pemilik buku itu dan nggak perlu takut bukunya diambil orang. Tapi gue tetap bersikeras untuk mengambil bukunya sendiri. Gue ingin jadi orang pertama yang menyentuh buku itu setelah petugas toko buku (iya, petugas percetakan dan pengiriman buku nggak dihitung, lol). Akhirnya gue pergi ke toko buku dengan memakai jaket tebal, topi, sarung tangan dan masker untuk menutupi kulit gue yang merah dan bengkak. Dan gue pun berhasil menjadi pembeli buku pertama yang menakut-nakuti seluruh pengunjung toko buku, hahaha. Silly Indi!
Gue ingat waktu buku seri ketiganya keluar. Ada promo di sebuah toko buku yang menyebutkan bahwa pembeli pertama berhak atas buku Harry Potter edisi spesial (hard cover) dan sebuah mug bergambar Harry Potter. Nggak mau keduluan, gue menyimpan dulu uang muka sebesar 50% di toko buku. Ibu bilang gue konyol banget, karena bahkan bukunya belum sampai di Indonesia. Tapi gue tetap bersikeras bahwa harus jadi orang pertama dan nggak mau kejadian dibioskop terulang lagi. Gawatnya 3 hari sebelum bukunya datang gue terserang alergi parah. Seluruh tubuh gue gatal-gatal dan membengkak. Gue sudah ke dokter dan memohon supaya bengkak gue berkurang, tapi dokter nggak bisa apa-apa dan meminta gue menunggu selama satu minggu. Setiap hari gue berdoa dan berdoa supaya alergi gue membaik, tapi ternyata di hari ketiga keadaan gue masih tetap sama. Bapak menawarkan supaya ia saja yang mengambil bukunya, toh secara teknis gue sudah jadi pemilik buku itu dan nggak perlu takut bukunya diambil orang. Tapi gue tetap bersikeras untuk mengambil bukunya sendiri. Gue ingin jadi orang pertama yang menyentuh buku itu setelah petugas toko buku (iya, petugas percetakan dan pengiriman buku nggak dihitung, lol). Akhirnya gue pergi ke toko buku dengan memakai jaket tebal, topi, sarung tangan dan masker untuk menutupi kulit gue yang merah dan bengkak. Dan gue pun berhasil menjadi pembeli buku pertama yang menakut-nakuti seluruh pengunjung toko buku, hahaha. Silly Indi!
Seiiring berjalannya waktu dan habisnya masa remaja gue, ketertarikan dengan Harry Potter semakin berkurang. Gue tetap menganggapnya 'teman', pasti. Tapi gue nggak lagi rela melakukan apa saja untuk mendapatkan bukunya. Gue jadi lebih bersabar dan nggak menganggapnya masalah besar kalau gue terlambat membeli bukunya selama satu atau dua bulan. Dan dengan film nya, gue semakin nggak tertarik. Gue hanya menonton ketika DVD nya rilis atau diputar di TV. Kenangan terakhir gue menonton Harry Potter (setelah yang seri ke 3) di bioskop adalah menonton seri yang ke 7, seri terakhir. Gue menonton dengan Ray dan kami nggak bisa berhenti tertawa karena Daniel pemeran Harry Potter, tampak begitu pendek dan berisi, semakin jauh dengan gambaran Harry Potter di buku, hihihi. Meski begitu, sama sekali nggak mengurangi kecintaan gue dengan kisah Harry Potter yang sederhana tapi mengagumkan :)
Tadi siang Bapak bertanya dimana gue menyimpan semua koleksi pernak-pernik Harry Potter gue. Gue bilang mungkin ada di kamar dan sebagian ada di rumah kami yang lama. Tiba-tiba saja gue ingin mengenang kembali masa kecil dan pra remaja gue, sebelas tahun yang lalu ketika berkenalan dengan seorang anak laki-laki bernama Harry Potter. Dengan sedikit mencari-cari gue menemukan beberapa, memang nggak banyak tapi cukup membuat gue dan Bapak tersenyum lucu.
Hari ini dan selamanya gue akan mengenang Harry Potter sebagai anak laki-laki bertubuh kurus yang memiliki bekas luka di tengah jidatnya, bukan di agak ke kanan seperti di film. Harry Potter yang membuat gue lebih bersyukur, berani dan membantu melewati masa pra-remaja gue yang sulit.
Terima kasih, Harry... my friend ;)
salam,
INDI
twitter? HERE
aku juga suka, kecewa bener ketika lihat filmnya kok harry nya ngak mirip seperti khayalan saya ;)
BalasHapusGua pertama kali baca Harpot pas kelas 1 SMP, dan waktu itu gua juga ngefans banget. Novelnya lebih seru daripada filmnya kalo menurut gua ;p
BalasHapusOh my gosh...love, love, love this post!! Oh and I love Harry Potter...hehe. You are too cute for words Indi and I love the Harry Potter inspired outfit...so sweet!! Awesome leggings:)
BalasHapusaku juga suka harpot kak, gara-gara harpot tiap kemana-mana bawa buku, makan temennya hatpot di meja makan. hahaha
BalasHapusdan di tiap buku meninggalkan bekas, minus mata menambah. hehe
kak indi,trnyata sama2 fans harrypotter juga ya,,sayangnya koleksi dici gak selengkap kk,,yg lain pada ilang,,
BalasHapusada elderone juga ya,,mau dong..hehehe
sama, aku juga suka Harry Potter, walau aku nggak punya semua bukunya, aku dulu berhasil pinjem temen smpku dan sekarang pinjem adik... :D, aku suka karya JK. Rowling :)
BalasHapusLeggingnya bagus kak :) tapi aku ga uka Harpot, ga pernah ngikutin malah hehehe
BalasHapusCheers,
Karina Dinda R. ♥
BLOG | TWITTER | SHOP
wahhhhhhhhhhh...
BalasHapuskak Indi suka harpot just like me....
hahhahhhaha......
tapi koleksi kk lengkp bget yah,, koleksi kugak selengkap kk,
sampe skg jg novelnya cuma punya 3.. :(
kisahnya harpot keren bnget kak, kayak kehidupan sehari-hari, and dunno why, kadang2 q punya situasi sama kayak yg dialami harry..
heheheh...
klo gak salah pertama kali aku membaca buku harpot waktu sma minjem di perpus tempat les LIA :D
BalasHapuskoleksi harry potter punyamu banyak banget ndi :D
udah megang tongkat, apa yg disihir mbak? hehehe
BalasHapusaku juga penggemar berat HP,... pernah "berusaha" membuat cerita mirip2 HP... tentu saja gagal total... hehehe...
BalasHapusaku bukan penggemar filmnya... mnrtku film HP membuyarkan imajinasiku ttg dunia Harry yang misterius dan unik... :-D
harry potter, one imaginary figure that become so real in our minds and another people, hon :)
BalasHapusxoxoxo
hugLUV
kalo saya sih ga baca Novelnya satu pun, jadi enjoy2 aja dengan filmnya.. Tak tau juga sih kalo baca novelnya juga. :)
BalasHapusItu mupeng banget liat tongkat sihirnya.. dapet dari mana ya? :)
kakak ga punya buku yang kedua ya ?
BalasHapusbanyak sekali yang suka Harpot
BalasHapustapi kenapa aku enggak :D
Indiii...
BalasHapusheheheh saya engga terlalu ngikutin Harry Potter sih, baca juga sampe buku ke tiga ajah, tapi ya, saya menyukai gaya bahasa, dan ide briliah JK Rowning.
hehehehhe.. met sore Indi, Ray kayaknya lebih cocok jadi Harry Potter ya..
thank u sweetheart for your lovely comment....
BalasHapusyes ..that is my story in my blog.. : )
and seems like u r a harry potter fan..is itt? ;)
looking sooo cute as always!!
keep in touch huns!
@ HONEY: iya, memang agak mengecewakan. tapi kalau soal fisik di film pertama itu masih mirip kok, cuma bekas lukanya aja yg beda :)
BalasHapus@ CLAUDE: iya, bukunya jauh lebih bagus dan "bercerita" daripada filmnya.
@ MARISA: thank you very much :) oh, really? nice to know it, marisa. hehehe, thank you, i think i look silly with this outfit :p
@ DHANNII: iya, minusnya juga makin besar mungkin gara2 harpot ya, hehehe.
@ AFRILITA: wah, aku juga udah pada ilang :( ini cuma yg masih ada di kamar aja, lainnya aku males carinya.
@ AQUA: wah, asik tuh bisa baca harry potter gratisan :D
@ KARINA: thank you :) aku juga ikutinnya buku aja, filmnya gak, hehehe.
@ NURRA: iyaaa.. wah, aku udah pada ilang2 gak lengkap lg... betul! soalnya si harry itu natural banget karakternya, sama kaya anak laki2 lain dibelakahan dunia manapun :)
@ RIA: gaaa... ni udah berkurang banyak :( dulu sampai ada tas segala.. hehehe...
@ NUR: kacamata supaya ga nambah tebel, hehehe...
@ THIA: wah, aku malah gak pernah coba, sukanya baca aja dan punya genre sendiri untuk tulisanku, hihihi. iya, betul! aku lebih suka bukunya.
@ RAY: iya, tapi bukunya, mas. kalau film de gak bisa bayangin apa2 lg T_T hehehe :) xoxo. hugLuv
@ AKMAL: cobain deh baca bukunya, lebih bagus :) itu dapet dari vega, toko game dan mainan, hihihi...
@ ANONIM: punya, dong. kan gak semuanya sempet aku foto :)
@ JOHN: karena semua orang berbeda. kamu kan suka girlband, nah aku gak soalnya kita beda :p
@ MEILYA: iya, bukunya asik banget dibaca. hehehe, ray mah gak mungkin mau pakai kaca mata bulet gitu, apalagi sampai punya poni, hehehe...
@ DONGALA: oh, i see. you're welcome. yup, but only for the book, not a movie. thank you very much! :D
aku baca harry potter tuh pas jaman SMP, selama seminggu mendekam di kamar tanteku, rebutan bacanya dan jatuh cinta beneran deh :D bahkan sampe sekarang aku nganggep klo Harry Potter tuh udah ada bahkan sebelum aku lahir :P
BalasHapussayang filmnya gg sehebat imajinasi setiap pembacanya ya
Harry Potter is awesome :)
BalasHapusxx
absofuckinglutely
Aww thank you so much for your lovely comment!! *__* I also love tartan and your skirt is a love!!!
BalasHapusI love the harry potter books/films so much! I grew up with them and I feel like this has a big and great part of my childhood *-*
BalasHapushehe... harry potter for the win!! <3
by the way: i love the shirt!! *-*
That's what I call a true Harry Potter fan :)
BalasHapusI love the books series!
Really cute, geeky outfit as well!
xx
Memang film2 yg dibuat berdasarkan novel yg laris hasilnya selalu mengecewakan, karena tidak dapat menggambarkan secara tepat apa yg tertuang di novel dan tidak dapat memenuhi gambaran kita (terutama) tentang tokoh2nya... :)
BalasHapusWaah, sampe ngoleksi sebanyak itu ya Ndi? Kalau aku kebetulan dah baca bukunya pas masih SMP itupun juga minjem temen yang ngefans berat sama Harpot. Di buku sama film memang senjang banget ceritanya, tapi asyik aja sih pas nontonnya...kalau disuruh milih aku pasti milih bukunya timbang nonton filmnya-kalau dibuku imajinasiku luas sekali; ah keren pokoknya ^^
BalasHapuspengalaman yang cute teh, jadi mengingatkanku sama masa2 jadul juga. tapi gak ke Harpot sih, tapi TLOTR! untungnya w nonton filmnya dulu, baru baca bukunya, jadi deh gak terlalu kecewa gitu. hoho.. eniwey..thanks for your kind comments on my blog. I guess I'll follow your super cute blog from now. :))
BalasHapusAhhhh!! I love this so much! I am a HUGE Harry Potter fan too :) I dressed up to see the last movie. Your outfit is so cute, I really love that top so much, you are as cute as a button!
BalasHapussaya cuma senang sama film Harry Potter yang pertama doank, Ndi! yang pas Harry masih imut2nya..
BalasHapusfilm terakhir sama sekali tak berkesan!
wah, mbaknya kayak boneka berby deh..
BalasHapusgw pertama kali tau Harry Potter waktu film seri pertamanya keluar. dan emang iya, film2nya itu banyak banget bedanya sama novelnya. contohnya di seri ke7nya. huaaaa... gak usah ditanya mbak... itu bener2 improvisasi sutradaranya. kasihan JK rowlingnya yang udah capek2 nulis... :(
BalasHapuspemeran Harry Potter si Daniel dari seri pertamanya filmnya emang udah dikritik penggemar2nya... ada yang bilang mestinya orang inggris asli lah yang meranin(daniel orang amrik) , ada jugalah yang bilang fisiknya si daniel ga pantes meranin Harry.
Dari awal udah salah, yah akhirnya sampe part 7nya selalu ada yang kurang tiap nonton filmnya. :( mending dianimasikan aja deh. hahahaha
makasih ka commentnya, lucu banget foto" nya :P
BalasHapushttp://newsabesabrina.blogspot.com
Selalu senang maen kesini... tulisannya keren banget...
BalasHapusSaya jadi penasaran ma Harry Potter.. jujur saya kurang suka ma novel dan filmnya... mungkin mang bukan genre yang saya suka...
Gara2 baca tulisan ini jadi pengen ikutan baca.. tebel2 yah bukunya hehe
Saya juga penggemar Harry potter, dan alhamdulillah udah baca semua bukunya pas SMA dulu, soalnya di perpus ada :)
BalasHapusApparently ur a HUGE fan of Harry Potter! And I'm looooooove with your shirt!!! :D
BalasHapusCROP.CRIP.CROP
wah, benar2 penggemar berat ya. terlihat dari koleksinya...
BalasHapuswelcome to hogwarts! :D
BalasHapusJOIN MY H&M GIVEAWAY!
Fashion Geek's Closet
SHOP MY CLOSET
Wahh aku punya tuh organizer harpot hehehe tapi punyaku krem~
BalasHapusyou are so cute, in your leggings & skirt, hair in barrettes while smiling brightly with all your harry potter memorabilia! :)
BalasHapus@ FICTION'S: hehehe, aku malah anggapnya seumuran sama aku :p tapi kalau di pas'in taunnya emang seumur aku, sih. iya, tapi gak jelek2 amat sih, cuma salah cast aja kayanya :)
BalasHapus@ MIKSU: he is!! :)
@ NENACHO: you're welcome. thank you very much! :)
@ MELODY: agrre! harry potter ia a big part of my childhood too! thanks you, hehe :)
@ ICE: hahaha, thanks. i'm geeky indee, although without that glasses :p
@ CATATAN: iya, seringnya sih salah cast ya, mbak, padahal sutradaranya udah lumayan bagus visualisasinya :(
@ SADAKO: ini sebagian kecil aja, yg lain entah dimana :( hehe, sama, banyakan yg suka bukunya daripada film'nya emang. film'nya mengecewakan...
@ DEWI: aku suja suka LOTR, tapi lebih suka bukunya, sih. dibanding harpot LOTR lebih "tega" lg motong2 novelnya di layar lebar :( ah, terima kasih ya, dewi.
@ SARA: thank youuuu :) haha, really? i dressed up on first movie! i wish i can see you dress up like harry potter.
@ POPI: film'nya aku malah gak suka. bukunya baru OK. tapi film'nya emang yg pertama sih yg paling "lumayan" :)
@ SAID: hahaha, ga :)
@ NUEL: daniel itu orang inggris, lahir di london, jadi gak ada yg salah dengan itu. acting dia juga "baik" kok. cuma secara fisik kurang mendukung aja.
@ SABRINA: makasih.
@ KAK EGA: makasih. cobain baca seri yg pertama aja, kan gak terlalu tebel. siapa tau suka, hehehe.
@ NELVA: asyik tuh :)
@ CLIFF: hahaha, thank you very much. it's an old T, from my high school time ;)
@ YUS: gak terlalu berat kok, tapi iya aku emang suka sama buku2nya :)
@ WYNNE: hahaha, which class do you choose?
@ UNA: oya? :) aku juga ada 2, tapi kayanya 1 lagi biru, deh, hihihi.
@ TEDDI: thank you very much! :)
Adorable look! I love Harry Potter too! THis outfit is inspiring.
BalasHapusthequeenofwanderlust.blogspot.com
Wow you do really have a lot of harry potter stuff and that round glasses is great :)
BalasHapuswww.coffeecreamandthecaffeine.blogspot.com
This is super cute...nice pictures :)
BalasHapusxoxo
Stella
Thanks for the comment:) I Loove harry potter too. You are a grate fan!!!
BalasHapuswww.followme-around.blogspot.com
big fan of harry potter ? aaaaaaa !!! me too :D
BalasHapusaku juga penggemar berat dan sangat berat nya HARRY POTTER . he's my love hehehe ( ngarep )
kamu imut pakek kacamata itu , tapi menurut aku kamu malah jadi persis banget sama Velma yg di film scooby-doo :D
kaos kakinya lucuuu, aku juga suka bgt sm harry potter dr smp :)
BalasHapusmakasih yaa udh mampir ke blog aku~
BalasHapuswah km ngefans sm harpot ya?aku jg ngefans bgt tp ga smpe beli pernak perniknya gt hehehe
She's so cute! And look at her be able to pattern mix at such a young age :)
BalasHapuswww.saysskippy.blogspot.com
@ SARAH: thank you! :)
BalasHapus@ COFFEE: hahaha, it's not even a half :)) thank you, that's my daily glasses :)
@ J'ADORE: thank yoouuuu :)
@ FOLLOWME: you're welcome :) thank you :))
@ ADE: only for the books, not the movie :) hehehe, iya, banyak yg bilang aku mirip velma, sama2 dorky mungkin ya :)
@ COMINICA: makasiiih. wah, sama, dong :)
@ NISA: hehehe, itu kebanyakan gift. aku gak pernah beli2. seingetku pas ultah keluarga kasihnya harpot melulu :p
@ SKIPPY: thank you very much. and "she" is me, by the way :)