Sabtu, 25 September 2010

Belajar dari Pak Benigni

Halo?
Ah, lama juga aku nggak duduk di depan komputer tua, nyentuh keyboard dan nulis pengalamanku sehari-hari. Hmm, sebenernya bukan berarti nggak ada yang mau aku ceritain. Belakangan ini hari-hariku menyenangkan dan banyak hal baru, kok. Tapi sakit yang nggak kunjung sembuh bikin aku agak "malas" buat menulis. Selama sebulan ini aku langsung istirahat setelah aktivitas. Maklum, tubuh lagi nggak bisa diajak kompromi :) Padahal banyak sekali hal-hal baru yang pengen aku bagi. Tentang aku yang (hampir) gagal jadi host di stasiun TV lokal, diundang ke acara talkshow favorit, sampai tentang sakitku yang nggak kunjung sembuh.

Tapi sekarang aku nggak akan bahas tentang hal-hal itu. Ya, itung-itung pemanasan setelah lama nggak nulis, aku mau nulis yang santai-santai dulu, hehehe.
Hmm, gimana kalau tentang idolaku? Setuju? Nggak?
Okay, kalau gitu aku bikin tulisan ini khusus buat yang setuju aja. Buat yang nggak setuju, silakan klik "Postingan lain" di sudut kanan halaman ini. Masih ada cerita-cerita aku yang lain, kok, lol.


Aku mengagumi Roberto Benigni. Ya, dia idolaku.
Waktu itu aku masih duduk di bangku SMP dan pertama kali mengenal ia lewat film "Life is Beautiful". Film ini sangat berkesan buatku karena sukses bikin aku nangis di masa pra remaja yang serba "jaim". It was amazing. Sebelumnya aku jarang sekali nunjukin emosi kalau nonton film (kecuali film "Air Bud". That's another story, lol).
Semakin aku dewasa, aku mulai sengaja mencari-cari film aktor asal Itali ini. Dan ternyata memang nggak mengecewakan. (Hampir) semua filmnya sukses bikin aku meneteskan air mata dengan cara yang nggak cengeng. Karena film-film'nya selalu penuh inspirasi dan mengubah rasa takut jadi sesuatu yang "fun".

Tapi ada 2 film favoritku. "Life is Beautiful" dan "The Tiger and the Snow". Film-film ini disutradarai oleh Mr. Benigni sendiri. Yup, he's a genius! Selain bisa akting, dia juga menulis cerita untuk film-film'nya. Dan selama aku mengalami "sakit lama-entah kapan sembuh" ini, aku jadi punya kesempatan buat nonton ulang 2 film kesukaanku ini. Entah untuk keberapa kalinya, tapi kali ini aku masiiiih aja meneteskan air mata.
Hmm, buat yang belum pernah nonton film-film'nya mungkin bakal nggak percaya dengan kesaktian idolaku ini. Aku tau selera orang beda-beda. Tapi aku sarankan kalian untuk menilai sendiri, minimal dari 2 film yang aku sebutkan tadi. Nih, aku kasih review singkatnya. Siapa tau bisa jadi bahan pertimbangan film mana yang mau kalian tonton duluan :)


Life is Beautiful (1997)



Sesuai judulnya, film ini memang menceritakan tentang betapa berharganya kehidupan. Aku menangkap arti yang luas dari film ini, bahwa betapa berharganya pasangan, anak, keluarga dan teman kita meski dalam keadaan tersulit sekalipun.

Guido, seorang Yahudi sederhana yang ceria suatu hari tanpa sengaja bertemu dengan Dora, seorang guru cantik yang berkelas. Meski hanya melihatnya sekilas, Guido langsung jatuh cinta pada Dora. Dengan segala keterbatasannya ia berusaha menarik perhatian Dora sampai akhirnya mereka berhasil menikah.
Beberapa tahun kemudian mereka memiliki anak laki-laki lucu, Giosue, yang membuat kehidupan mereka semakin indah. Hari-hari mereka jalani dengan rasa syukur dan iklas meski mereka hidup sangat sederhana (Dora meninggalkan kehidupan mewahnya dan memutuskan untuk membantu Guido mengelola toko buku kecil).

Hingga 5 tahun kemudian, kehidupan indah mereka dirusak oleh kehadiran tentara Jerman yang "memburu" seluruh keturunan Yahudi. Guido, yang memang seorang Yahudi dibawa secara paksa oleh tentara dan dipekerjakan secara semena-mena. Karena cintanya, Dora (beserta anak mereka, Giosue) menyusul suaminya dan ikut bekerja paksa meski ia sama sekali nggak diizinkan untuk melihat suami dan anaknya.

Selama di kamp pekerja Guido "membohongi" anaknya yang masih sangat kecil bahwa yang sedang mereka lakukan sebenarnya permainan dalam rangka merayakan ulang tahun Giosue. Giosue pun percaya dan menjalani siksaan Jerman dengan gembira karena mengira akan diberikan mobil-mobilan ketika permainan selesai.

Jujur aja, ini adalah film Mr. Benigni yang paling sering aku tonton ulang. Mungkin aku udah nonton film ini sebanyak 10 kali dan masih nangis waktu liat endingnya. Endingnya begitu indah dan "mengejutkan". Saking bagusnya aku sering mengajak teman dan keluarga buat nonton film ini. Aku menikmati sekali reaksi "surprise" mereka sepanjang film ini. Bener-bener film yang menginspirasi :)



The Tiger and the Snow (2005)




Nggak gampang buat me'review film ini. Selain karena twist ending yang nggak asik kalau diceritain duluan, alur film ini juga mungkin agak susah dimengerti kalau nggak ditonton langsung.

Attilio seorang duda beranak dua selalu memimpikan hal yang sama setiap malam. Ia selalu melihat dirinya sendiri menikah dengan mengenakan piama. Anehnya mimpinya selalu terputus karena ia selalu terbangun.
Attilio sangat terobsesi dengan mempelai wanita di mimpinya meskipun ia sudah memiliki seorang pacar. Sayang, Vittoria, wanita impiannya itu nggak mempedulikan Attilio di dunia nyata.

Suatu hari, Attilio mendengar kabar bahwa Vittoria mendapatkan kecelakaan di Baghdad. Tanpa pikir panjang Attilio langsung menyusulnya dari Prancis dengan cara menumpang pada sebuah organisasi kemanusiaan (semacam PMI gitu, lah, lol). Setiba di Baghdad ternyata Vittoria sudah dalam keadaan koma. Dokter yang memeriksanya menyatakan ia sudah sekarat karena di rumah sakit sedang kekurangan obat-obatan. Vittoria pun dibiarkan begitu saja karena keadaan sedang perang dan banyak nyawa yang lebih "berharga" untuk diselamatkan.

Attilio yang sebenarnya tau keadaan Vittoria tetap menemaninya dan menganggapnya seolah sedang tidur. Setiap hari ia mengajaknya berbicara dan mencarikan obat-obatan. Meskipun usahanya sangat beresiko, Attilio nggak pernah berhenti. Bahkan setelah ia ditodong senjata olah tentara Amerika yang menyangka dirinya seorang Arab karena memiliki logat "asing" dan warna kulit yang kecoklatan.

Adegan-adegan tentang perjuangan Atillio mengisi hampir di sepanjang film sampai akhirnya sampai pada ending yang "twist", yang lebih baik di tonton sendiri. Menurutku ini film percintaan yang paling "sempurna" yang pernah ada. Semuanya serba sederhana dan tanpa syarat. 


Ya, itulah reviewku tentang 2 film Mr. Benigni kesukaanku. Aku nulis ini tengah malem dengan mata sepet, tapi semoga aja kalian bisa mengerti bahasa "ajaib" ku, lol. Sekali lagi, aku tau selera orang beda-beda. Tapi aku berani bertaruh kalau kalian nggak akan bisa menolak pesona si jenius Roberto Benigni ;)



NB: Di kedua film, yang memerankan Dora dan Vittoria adalah istri Mr. Benigni di kehidupan nyata, lho.



17 komentar:

  1. kak indi sakit apa kak?
    btw. boleh pinjem dvd nya g?? hihihi (lol)

    BalasHapus
  2. wah, belum tau. dari hasil LAB belum ketauan :)
    hihihihi, boleh2 aja, kok :p

    BalasHapus
  3. wah..smoga g knp2 y kak...amin...

    kpn aku di pinjemin dvd ny neh?? :D hohoho

    BalasHapus
  4. amen..
    kalo kita kebeneran ketemu, dong :p

    BalasHapus
  5. cool movie (cm tiger in the snow-nya yg mas tau....huhuhuhuhu), reminds us to fight what we believe though it takes lotta things on our life :) hugLUV

    BalasHapus
  6. semoga tuhan segera mempertemukan aku dan kak indi. amin.. :D

    BalasHapus
  7. Jadi penasaran ama yang Life is Beautiful..
    Film lama ya itu?? Kira2 di toko persewaan kaset masih ada gag y?

    BalasHapus
  8. mbak indi... buku nya yg selain "Waktu aku Sama Mika" apa lagi mbak?

    BalasHapus
  9. @ dewphii: wah, kamu gak akan nyesel nontonnya. pasti suka :) di tempat sewa DVD masih ada, kok. coba aja bilang mau sewa "life is beautiful" atau "la vita e bella". good luck! :)

    @ si anak: yg terbit baru "waktu aku sama mika". tapi novel berikutnya terbit november :)

    BalasHapus
  10. isi nya buku tentang apa tuh kak? sinosinya g di tulis blog kak?

    BalasHapus
  11. buku barunya memoir. nanti kalau udah deket terbit aku tulis di blog ya resensinya :)

    BalasHapus
  12. ok ok... aku tungga ya,kak... ^_^
    hmm.. kl pre order bs g mbak?cp tau dpt diskon...xixiixi

    BalasHapus
  13. Indi, la vita E bella satu film favorite aku.. selalu saja nangis kalo liat :)

    BalasHapus
  14. @ si anak: bisa, kok. langsung ke penerbitnya. tar kalo udah terbit kukasih tau caranya, ya. pastinya lebih murah, soalnya free ongkos kirim :))

    @ niken: wah, samaaaa.. iya, udah berkali2 nonton tetep aja nangis nih. bagus banget. jadi ngefans sama roberto benigni kan gara2 ini. berasa liat robbin williams versi italy, lol.

    BalasHapus
  15. ok kak... ku tunggu kbr slanjutnya...

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya, it's really nice to hear from you :)