Kamis, 28 Mei 2020

Lebaran Rasa Karantina (Setelah Dua Bulan nggak Bertemu!)

Hore! Lebaran datang, hati pun senang! :D Hehe, ---eh, masih berlaku nggak ya saat di tengah pandemik seperti ini? ---Lebaran kali ini memang "beda", tentu, ---rasanya semua orang juga tahu. Jadi kayanya aku nggak perlu menulis tentang betapa bedanya, or how much I miss Lebaran tahun-tahun sebelumnya, ya karena aku rasa semua orang juga merasakan hal yang sama. Buatku Lebaran itu selalu "menyenangkan", ada vibes tersendiri yang nggak bisa aku rasakan di hari-hari biasa, entah kenapa. Bahkan di saat nggak bisa bertemu secara langsung dengan keluarga besarpun ada keakraban yang berbeda saat video call atau chatting dengan mereka dibanding biasanya. Ajaib ya! :) 
Oh iya, sampai lupa. Minal aidin walfaidzin :) Dari lubuk hati yang terdalam, mohon maafkan jika ada tulisanku yang menyinggung kalian di blog atau di media sosialku lainnya. Mari kita mulai semuanya dari awal lagi dan saling ingatkan jika ada kekhilafan. Maaf lahir batin :)

Puasa dan Lebaran kali ini adalah kali pertama aku dan Shane tinggal di rumah sendiri. Dua tahun sebelumnya kami masih pacaran, dan tahun berikutnya kami baru menikah (cieee, hahaha). Sejak pertama kali pindahan, kami sudah deal untuk mengunjungi rumah orangtua satu minggu sekali dan menginap kadang-kadang. Tapi rupanya rencana kami nggak sejalan dengan skenario yang sudah ditulis Tuhan, ---Corona datang dan kami pun mematuhi anjuran untuk nggak kemana-mana. Jadi semenjak bulan Februari kami belum bertemu mereka sama sekali. Meski sebenarnya jarak rumah kami dan ortu literally hanya sejauh "keluar komplek lalu belok kiri", tetap saja aku nggak mau ambil resiko. Aku pikir lebih baik patuh sekarang dan gunakan kesempatan untuk bertemu hanya untuk saat sangat penting saja. Meski di rumah hanya berdua saja, aku dan Shane tetap berusaha melakukan "tradisi" sebelum Lebaran seperti di rumah Ibu dan Bapak. Salah satunya beres-beres rumah dan mencuci semua pakaian kotor! Haha, seru sekali, seharian kami benar-benar sibuk. Shane membersihkan kamar mandi sementara aku beres-beres kamar. Lalu dilanjutkan dengan membersihkan ruang TV bersama-sama. Kami sampai kelelahan dan beberapa kali ketiduran di sofa. Tapi hati kami senang dan terasa hangat sekali. I've told you, Lebaran selalu punya vibes yang berbeda :)


Ruang TV yang biasanya berantakan sudah rapi. Balkon juga bersih, sih, siiiih. Itu lantainya masih basah, hehe.


Dapur baru rapi pas tengah malam, soalnya dipakai masak. Pas difoto pun masih banyak alat masak yang berceceran :p


Jujur, ini spot yang paling malas buat kami bersihkan: jendela kamar! Ribet aja gitu harus dilap satu-satu tirainya, hahaha.


Kasur sudah divakum sampai ke sela-sela, Onci, boneka kelinciku pun tidur nyenyak :p


Hari Lebaran akhirnya benar-benar tiba. Setelah lebih dari dua bulan akhirnya aku dan Shane akan segera bertemu Ibu Bapak lagi. Pagi-pagi, setelah sarapan dan mandi kami bergegas pergi ke rumah mereka. Nggak ada kontak dengan orang lain sebelum kami masuk ke dalam mobil (---salah satu "keuntungan" tinggal di apartemen, yang saat "normal" malah dianggap kekurangan). Kami memang sudah berkomitmen untuk menjaga diri, baik aku dan Shane, juga orangtua jangan sampai bertemu orang jika nggak terpaksa. Sadly, itu artinya kami nggak bisa berlebaran dengan Nenek, yang meskipun rumahnya dekat tapi kami khawatir kalau di sana ternyata menerima tamu. 
Waktu kami tiba rasanya surreal, ---kaya mimpi, melihat Bapak membukakan pagar garasi dengan baju kokonya. Melihat Eris yang mengibas-ngibas ekornya karena akhirnya melihatku lagi! Ibu sudah menunggu kami di dalam, dengan bersemangat beliau bercerita tentang betapa ia merindukan kami, ---juga tentang masakan Lebaran yang sudah beliau siapkan khusus untuk kami. Aku nggak menyangka akan ada saat seperti ini, di mana untuk memeluk mereka saja rasanya canggung. Bukan, bukan karena aku sudah dewasa dan malu. Tapi karena terlalu lama nggak bertemu dan pendemik ini menakuti kami untuk berdekatan :( Tapi setelah dipikir ketakutan kami tanpa alasan, kami disiplin, ---kami sama-sama nggak kemana-mana. Dan akhirnya kami berpelukan kembali untuk pertama kalinya setelah lebih dari dua bulan :')


Outfit Lebaran. Gak ada baju baru, yang penting bersih dan rapi :)


Sebenarnya gak ada beda sih antara syle Lebaran sekarang sama sebelumnya. Kami lebih nyaman bergaya santai, gak punya sepatu khusus atau harus pakai makeup. Again, yang penting bersih dan rapi :)


Suasana di rumah tetap seperti Lebaran-Lebaran yang lalu rupanya. Ada bunga sedap malam, kue, dan masakan Ibu. Ah, it's so nice to back home again :') Biasanya hal pertama yang dilakukan adalah berfoto bersama, tapi berhubung cuma ada kami berempat jadi camerannya ditaruh di meja, ---kami berfoto pakai timer, hahaha. Seru sekali. Untuk menghasilkan 2 foto saja harus pakai trial and error dulu karena belum pernah sebelumnya :D Yang bikin haru, Ibu dan Bapak excited sekali dengan kedatangan kami, sampai-sampai beberapa malam sebelum Lebaran mereka mengirimiku foto-foto masakan yang mereka buat. Bapak malah bikin surprise, beliau bilang sedang belajar bikin ayam palsu, ---yang maksudnya daging ayam tiruan dari nabati karena aku dan Shane vegan :D Benar saja, di meja makan sudah tersedia berbagai macam hidangan khas Lebaran, yang semuanya vegan karena memang khusus untuk kami berdua saja. Ada gulai shiitake, potato schotel dengan susu soya, pangsit tofu, acar, sambal goreng kentang, dan tentu saja primadonanya "ayam palsu" ala Bapak. Katanya beliau belajar dari YouTube dan waktu mencobanya dapur jadi berantakan sekali, sampai-sampai harus pindah ke ruang TV, hahaha. We really appreciate that, Pak! Bingung mau bilang apa punya orangtua yang sangat suportif dengan keputusan kami menjadi vegan. Aku cuma bisa bersyukur :)

WhatsApp dari Ibu. Aw! :)

WhatsApp Bapak tentang ayam palsu, haha.

Akhirnya ada foto bersama yang sukses, sebelumnya 3 kali percobaan gak ada yang siap, hahaha.


Pose ini idenya Ibu. Iya deh, biar kerasa Lebarannya. Salaman virtual! :D


Semua makanan yang disediakan rasanya enaaaaak sekali. Selesai makan, dua jam kemudian kami sudah makan lagi. Pokoknya kegiatan kami selama di sana kalau nggak ngobrol-ngobrol, nonton, main sama Eris ya makan, lol. Rasanya seperti kembali lagi ke masa kecil, Ibu senang sekali setiap kali aku dan Shane bilang ingin makan. Dengan semangat beliau pasti bergegas menghangatkan makanan meskipun sedang di tengah melakukan sesuatu. Selalu ada sisi positif dari semua hal, jujur aku dan Shane bukan tipe orang yang pandai mingle atau beramah-tamah dengan orang asing. Dan Lebaran ala karantina ini ternyata lebih cocok dengan kami. Jaraaaaang sekali kami masuk ke dalam kamar (kecuali saat akan tidur, of course). Biasanya kami selalu canggung kalau kedatangan tamu dan memilih stay di kamar. Tapi kali ini rasanya kami memiliki quality time yang lebih banyak.
Lucunya TV juga seperti mendukung kehadiran kami. Seharian diputar film-film Disney di saluran Fox. Dari mulai Haunted Mansion sampai Lion King, kami marathon sampai malam (dan ketiduran di sofa, haha). Di rumah sendiri pun aku dan Shane memang senang menonton film, tapi kalau sama orangtua rasanya beda. Lebih ramai, lebih hangat.


Semuanya vegan! No meat, no dairy, no egg! Yay! :D


Close up daging vegan buatan Bapak. Beliau bangga sekali karena hasilnya mirip, hahaha.


Nonton Lion King sampai nangis.


Selain dengan orangtua tentu aku juga rindu dengan Eris. Salah satu alasan kenapa kami pindah ke tempat yang nggak jauh dari rumah ortu ya supaya bisa sering-sering bertemu Eris. Tapi karena pandemik tentu kerinduanku harus ditahan. Meski aku tetap rutin mengiriminnya hadiah, tentu rasanya beda. Jadi kesempatan bertemu ini aku gunakan sebaik-baiknya. Dua bulan nggak bertemu artinya dua bulan pula Eris belum grooming. Bapak tentu rutin menyisirinya, tapi yang bisa membersihkan telinga dan menggunting kukunya hanya aku. Sedih melihat bulunya yang sudah semakin lebat dan kukunya yang sudah semakin panjang. Aku jadi merasa bersalah meskipun memang nggak ada yang bisa aku lakukan (siapa suruh datang Corona!).  ---Hebatnya, seperti mengerti, Eris nggak banyak protes. Hanya sesekali menghindar lalu membiarkan aku merawatnya sampai dia (semakin) cantik :) Seharusnya Eris juga dimandikan, tapi berhubung Bandung sedang mendung jadi aku urungkan. Waktu luangnya kami gunakan saja untuk bermain lempar tangkap sampai lelah. Oh iya, tanggal 22 Mei Eris berulang tahun yang ke 11 (still, and always be my little girl). Aku dan Shane bikin perayaan kecil-kecilan untuknya. Kami membuatkan Eris kue ulang tahun untuknya, tapi tanpa kado karena nggak ada pet shop yang buka. Kapan-kapan aku ceritakan di post terpisah ya. Karena banyak yang mau aku share tentang Eris.


Ada yang cemberut karena aku minta foto pas dia lagi main. Gemaaas! :D


Sebelum potong kuku. Nanti aku share afternya ya :)


Lebaran hari kedua aktivitas kami tetap sama. Makan tetap menjadi kegiatan favorit, hehe. Kalau di hari pertama aku dan Shane kompakan memakai batik saat tiba di rumah ortu, hari kedua kami blasss berpiyama dari bangun tidur sampai malam :D Well, Ibu dan Bapak juga sama sih, karena nggak ada siapa-siapa juga kan. Biasanya kalau kumpul Lebaran tanpa sadar jadi ada age group nya, atau kelompok berdasarkan usia :p Misalnya Ibu Bapak bakal gabung sama grup Om Tante, sedangkan aku biasanya sama sepupu-sepupu. Bukan pilih-pilih, tapi biasanya yang mau diajak main games ya yang muda-muda saja. Kalau ajak Ibu biasanya beliau bilang "pusing", hehehe. Tapi berhubung sekarang hanya ada berempat jadi kami ngobrol-ngobrolnya juga berempat saja. Dan itu ternyata seru sekali! Misalnya, aku jadi tahu kalau film pertama yang aku tonton adalah "Aladdin", dan itu juga ternyata alasan mengapa aku  akhirnya jadi suka dengan mendiang Robin Williams. Atau saat aku dan Shane bercerita pada Bapak tentang film Jumanji versi baru dan beliau langsung membandingkannya dengan versi lama, hahaha. Lucunya beliau bisa menebak bagaimana ending Jumanji baru lho, bahkan bertaruh kalau nanti akan ada sekuelnya lagi. Hmm, let's see :D


Hari kedua masih tetap makan-makan :D


Perpaduan yang nikmat sekali. Lontong gak kenyang, aku nambah nasi :p


Pangsit tofu. Sekali makan bisa 6 potong. Enaaaak banget. Ibu dapat resepnya dari aplikasi vegan.

Sebelum pulang kami dibekali banyak makanan :') Semuanya sudah divakum jadi tinggal dihangatkan. Ini "ayam vegan" buatan Bapak.


Mungkin ini terdengar berlebihan, tapi aku benar-benar berusaha menikmati setiap moment Lebaran kali ini dengan orangtua dan Eris. Sampai-sampai aku rela kurang tidur demi menghabiskan waktu sama mereka (itulah kenapa aku ketiduran di sofa melulu). Berat rasanya waktu aku dan Shane harus pulang ke rumah kami. Ibu juga sebenarnya meminta agar kami stay semalam lagi, tapi ada ikan peliharaan yang sendirian di rumah. Ingin menangis rasanya waktu kami masuk ke dalam mobil dan melambai sambil bilang "See you" (---kami nggak suka bilang "good bye"). Belum tahu kapan lagi kami akan bertemu. Belum tahu kapan pendemik ini berakhir. Aku dan Shane cuma bisa berdoa, semoga nggak lama lagi agar kami bisa bertemu kapan pun kami mau. Tapi tetap, ---aku, Shane sangat bersyukur. Kami bersyukur masih diberikan kesempatan untuk bertemu dan mengabiskan waktu bersama keluarga meski 1 malam saja. Kami juga bersyukur karena diberikan kesehatan yang baik jadi bisa menikmati waktu yang singkat ini dengan maksimal. Lebaran, bagaimana pun keadaannya tetap saja istimewa tetap moment yang bahagia. Hanya karena kami nggak bisa bersama untuk waktu yang lama dan nggak bisa berkumpul dengan keluarga besar, bukan berarti jadi nggak berkesan. 

Sekali lagi, selamat Lebaran ya teman-teman. Bisa menghabiskan waktu dengan keluarga atau pun nggak, jangan lupa, kita beruntung masih bertemu Lebaran :)

peluk semua dari jauh,

Indi


-------------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

30 komentar:

  1. Indi dan Shane, mohon maaf lahir batin ya. Senang bisa menikmati tulisan Indi lagi.

    Eh itu beneran menunya vegan? Menarik banget. Orang orang di Rumah Indi (Ibu Bapak) juga sekarang vegan kah? Keren banget ya, idul fitri dengan menu vegan dan masih bisa diolah dengan nikmat. You parents rock lah pokoknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama. Maaf lahir dan batin, ya. Terima kasih sudah mampir ke sini :)

      Gak, kok Ibu dan Bapak gak vegan. Tapi mereka sengaja belajar masak menu vegan supaya bisa makan bareng aku dan Shane. Mereka memang terbaik, hihi :)

      Hapus
  2. selamat Iedul Fitri Indi..mohon maaf lahir batin juga. Senang kembali baca ke blog ini. Tetap eksis meski lagi pandemic ..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah mampir. Hihi, semoga bisa terus eksis dan gak malas-malas lagi ya (---kan laptopnya sudah gak rusak). Maaf lahir batin :)

      Hapus
  3. Ya lebaran ini memang seperti dipenjarakan.... Senang kalian tetap bisa bersatu. Semoga covid 19 cepat berlalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, minimal tetap bisa nangkring di halaman rumah lah ya, jadi gpp :D Terima kasih ya. Amin... doaku semoga Covid 19 ini cepat berlalu :)

      Hapus
  4. Selamat hari raya idul Fitri ya mbak Indi dan Shane, mohon maaf lahir dan batin 🙏

    Oh ternyata mbak vegetarian ya, bahkan daging juga dari bahan vegetarian juga.

    Memang sih, lebaran ini agak sepi, beda dari biasanya karena ada Corona.😔

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Agus. Maaf lahir batin juga ya :) Aku dan suami vegan, jadi seperti vegetarian tapi telur, susu dan segala turunannya pun kami gak konsumsi. No hewani sama sekali :)

      Hapus
  5. Selamat berlebaran ya mba! :D

    Kita doa'in aja biar Covid-19 cepet-cepet pergi dari negara kita. Amin!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ya :) Amin... hus hus, semoga cepat pergi ya :D

      Hapus
  6. Selamat lebaran Mba. Salam kenal Mba Indi 😊
    Seru ya, lebaran pertama sama suami, dan Alhamdulillah masih bisa ngumpul bareng orang tua..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, dan salam kenal kembali Thessa :) Ini Lebaran kedua dengan suami (dan ketiga semenjak kami pacaran). Tapi jadi yang pertama di rumah sendiri karena waktu Lebaran kemarin kami baru menikah. Iya, sangat beryukur sekali bisa berkumpul :)

      Hapus
  7. Masih suasana Lebaran, Taqobbalallaahhu minna wa minkum, mohon maaf lahir batin. Terkadang bisa saja salah saat menulis blog, untuk itu mohon dimaafkan. Alhamdulillah masih bisa berkumpul dengan orangtua, semoga diberikan keberkahan dan kesehatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf lahir batin, ya. Selamat Lebaran :) Iya, alhamdulillah, bersyukur bisa berkumpul sama keluarga. Amin... doa yang sama untukmu dan keluarga ya :)

      Hapus
  8. Selamat lebaran ya Non... Salam kenal juga...

    BalasHapus
  9. Halo Mbak Indi, sepertinya saya sudah pernah komentar untuk tulisan ini tapi kok tidak muncul ya. Hehe.
    Selamat lebaran ya Mbak. Semoga sukacita Idulfitri di dalam hati tidak berkurang karena pandemi Covid-19. Mbak Indi dan suami tinggal di apartemen ya? Sama dengan saya dan keluarga. Jaga kesehatan ya Mbak, sebab tinggal di apartemen membutuhkan antisipasi ekstra untuk menjaga kesehatan dan mencegah penularan penyakit. Bagaimana pun, di apartemen kita tinggal seatap dengan banyak orang lain yang tidak semuanya kita kenal dekat, bahkan tetangga sebelah juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, mungkin ada glitch di blognya :) Terima kasih ucapannya, maaf lahir batin. Untuk sekarang dan sepertinya masih sangat lama, aku dan suami boleh tenang karena kami belum punya tetangga. Satu lantai kosong, serasa milik sendiri. Maklum apartemen baru, hahaha. Tapi kalau ke Lobby tentu ketemu orang lain meski beberapa :)

      Hapus
  10. Selamat hari raya mba Indi dan keluarga 😁

    By the way pangsit tofu vegannya looks yummy, mirip sama martabak ya 😍 jadi penasaran resepnya cari di mana hihi. Saya bukan vegan tapi kadang ada hari di mana saya cuma makan menu sayur dan tahu tempe saja tanpa daging-dagingan 🙈 ehehehe. That's why always interest kalau ada yang bahas vegan, karena untuk jadi vegan itu betul-betul ubah kebiasaan makan 😆

    Eniho, sehat-sehat ya mba sekeluarga 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, mirip-mirip martabak gitu, tapi gak pakai telur :D Resepnya dari aplikasi Happy Cow kalau gak salah, lupa. Aku pernah kasih ke Ibu dulu, terus beliau print dan tempel di kulkas, hehe. Terima kasih ya, sehat-sehat juga untukmu :)

      Hapus
  11. selamat lebaran ya. di sini lebaran juga gak seperti biasa, jalanan lebih sepi, orang berkunjung ke rumah juga sedikit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, maaf lahir batin :) Iya, memang sepi Lebaran kali ini. Jadi kangen Lebaran suasana normal ya :)

      Hapus
  12. masih beruntung bisa berkumpul bersama keluarga.. aku lebaran di rantau T_T ...

    kalau saya gak bisa makan tanpa daging2an,, tiap hari pasti makan daging, entah ayam, ikan, atau sapi hehe..

    anyway, view dari ruang tvnya asik bgt..

    -traveler paruh waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga lebaran di perantauan kang bara, soalnya mau pulang kampung susah waktu itu, terus takutnya mau ke Jakarta lagi dipersulit.

      Hapus
    2. Iya, memang beruntung, makanya aku bersyukur. Kan post ini tentang rasa bersyukurku dan keluarga :) Hehehe, ada sepupuku yang harus selalu makan daging juga. Gak apa, sih asal tetap diimbangi sama makanan yang lain. Terima kasih ya, ruang TV memang spot favorit kami :)

      Hapus
  13. Selamat hari raya mba indi, salam kenal, ini kunjungan pertama saya hehe.
    Bener banget mbaa kayanya semua jg ngerasa lebaran kali ini beda. Aku aja pertama kali selama seumur hidupku, gak mudik ke rumah nenek. Btw aku salfok sama ayam palsunya, gimana gitu bikinnya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung :) Wah, samaan lho, ini juga kali pertama Lebaran aku gak ke rumah Nenek :') Semoga tahun depan Lebaran sudah normal, yaa, amin... Yang bikin ayam palsunya Bapak, katanya lihat tutorial di YouTube, hehehe.

      Hapus
  14. maaf lahir batin juga mbak,kalau udah lebaran gini rasanya pengen makan banyak ya, menu lebaran udah pasti rasanya enak dan menggiurkan, plus ngemil aja bawaannya hehe
    aku juga nangis waktu nonton lion king, saking bagusnya dan hikmah ceritanya keren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, habis Lebaran BB langsung naik, makan terus, hahaha :D Lion King film kesukaan dari zama kecil. Inget banget nonton versi kartunnya di bioskop sama Bapak, terus aku nangis, hehehe. Memang bagus filmnya :)

      Hapus
  15. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya, it's really nice to hear from you :)