Selasa, 08 Januari 2019

We've Made It!



Selamat tahun baruuuuuuu! :) Eh, boleh ngucapin nggak sih? Hehehe. Jujur sekarang aku takut salah kalau bikin ucapan (---ntar ada yang balas 'aku nggak rayain'). Soalnya di grup whatsapp unfaedah aku ramai banget soal ngebanned terompet dan segala macam atribut yang pas aku kecil identik banget dengan tahun baru. Di satu sisi aku senang soalnya suasana di komplek rumah jadi lebih senyap, nggak ada yang niup terompet. Di sisi lain aku sedih dong lihat penjaja terompet dst etc di jalanan yang sepi pembeli :( Aku sih no comment kalau ada yang bikin argumen tentang agama, tapi buat aku sendiri selama dilakukan dengan tertib dan nggak berlebihan ya why not? Kita tinggal di Indonesia kok, dan tahun memang berganti, ---buktinya saja kalendernya ganti angka, kan, hehehe. Aku sendiri nggak punya tradisi khusus tiap tahun baru, yang penting kumpul dengan keluarga dan buatku itu positif. Kalau ada yang bilang, "Kumpul keluarga mah bisa tiap hari kali!", well, lucky you then. Manusiawi kok kalau ingin sesuatu yang istimewa sesekali. Dan tahun baru itu cuma "moment" alias penanda kalau 365 hari sudah dilalui. Melewatinya dengan sedikit perayaan bersama keluarga sambil bersyukur buat aku nggak ada yang salah :)

Buatku dan Shane ini adalah tahun baru pertama yang kami lalui bersama secara langsung. ---Maksudnya kami berada di tempat yang sama, gitu :p Soalnya tahun baru 2018 lalu, waktu kami masih sahabatan dilalui dengan makan pizza bersama tapi lewat telepon. Aku di Indonesia dan dia di Amerika. Perbedaan waktu kami juga 13 jam, jadi pas pergantian hari aku doang yang heboh sendiri, hehehe. Aku dan Shane excited sekali, tapi lebih fokus ke quality timenya sih karena kami nggak ada rencana bakal ngapain. Yang penting barengan. We can do whatever we want, mau melek sampai pagi juga boleh. Karena meski kami nggak kerja kantoran, tapi break tahun baru ini memang bertepatan dengan selesainya salah satu projectku. Shane sih bilangnya kepengen nonton film bareng saja, mungkin kami bisa cari speaker yang agak bagusan karena punyaku yang lama sudah rusak. Aku setuju, dan berhubung ada dua keponakanku di rumah jadi kami juga mau sekalian cari kembang api biar mereka ikut happy. Jadilah siang harinya di malam tahun baru aku dan Shane ke mall terdekat buat cari speaker dan kembang api. Dan berhubung tahun lalu kami makan pizzanya terpisah sepuluh ribu miles lebih (lol), jadi kami putuskan buat beli bahan-bahannya sekalian. Mau masak berdua ceritanya, hehe.

Menunggu makanan datang di Solaria Festival Citylink sehabis berbelanja.

Oh iya, beberapa hari sebelumnya aku dan Shane sudah beli kado buat Ibu, Bapak dan dua keponakan. Kami sebenarnya sudah rencanakan ini jauh-jauh hari, cuma karena aku sedang nggak enak badan jadi belanjanya rada mepet. Eh, bukan "rada" lagi sih, tapi memang mepet. Mall sudah mau tutup sampai kami diusir halus gitu, tapi apa daya kami pura-pura nggak dengar saja karena memang butuh :p I'm sure we could have picked something better if we'd had more time, tapi nggak apalah, anggap saja ini sebagai kenang-kenangan karena sudah melalui tahun 2018. Ini semacam kebiasaan bagiku untuk bagi-bagi kado (---meski nggak bisa dibilang "tradisi" karena ada kalanya aku bokek, hehe). Buat seru-seruan saja, biasanya aku taruh kado-kadonya di ruang TV waktu orangtuaku tidur, jadi pas bangun mereka kaget, hehehe :D Kalau sedang ada rezeki lebih kadang aku juga belikan sesuatu buat karyawan yang bekerja untuk Ibu, termasuk untuk hewan-hewan peliharaanku juga (mudah-mudahan tahun depan, ya!). Dan berhubung keponakan-keponakanku itu masih bayi-bayi, jadi timing bagi kadonya agak diubah sedikit, ---di sore hari biar masih pada segar bugar!

Sepulang dari mall aku dan Shane langsung panggil the boys, Ali dan Abi Cody yang lagi sibuk berantakin ruang TV. Orangtua mereka harus lembur di bank karena akhir tahun, jadi kami kebagian dikunjungi sampai malam. Usia mereka 3 dan 1,5 tahun alias usia-usia yang bikin dilema; jauh kangen, tapi kalau dekat kadang bikin pusing, hahaha. Ali sudah mengerti dengan konsep kado. Jadi dia excited sekali untuk buka pembungkusnya, termasuk yang punya adiknya. Kalau diingat-ingat Ali itu memang selalu antusias dengan "hari besar". Entah karena dulu sering menghabiskan waktu sama aku, atau memang dia terlahir kaya gitu :p Ingatannya kuat sekali, meski baru 3 kali merayakan Halloween tapi dia ingat dengan 2 yang terakhir, termasuk kostum dan makanannya. Hampir tiap hari dia bertanya kapan Halloween lagi. Lucunya dia juga mengerti kalau hantu pas Halloween itu bohongan semua, jadi dia malah semangat buat lihat bukannya takut, hehehe. Juga dengan moment tahun baru ini, dia semangat untuk main kembang api sampai-sampai ruang TV dia beresin sehabis dapat kado supaya bisa cepat-cepat ke halaman rumah :D

Aww, Ali memeluk Shane setelah dapat kado :’)

Cody pun bahagia dengan kadonya (meski masih agak bingung, hehehe).

Seperti kedua keponakanku, Ibu dan Bapak juga dapat kado lebih cepat. Ya, kalau nunggu sampai malam aku takut mereka pikir aku lupa buat kasih kado, lol. Reaksi mereka sungguh overwhelming. Masih merinding kalau aku bayanginnya, padahal kadonya sederhana banget; sandal buat Ibu dan termos elektrik buat Bapak. Beruntung aku sempat abadikan reaksi mereka lewat kamera handphone jadi bisa aku lihat berulang-ulang. Memang ya, namanya kado itu sekecil apapun pasti bikin senang. Aku juga dapat kado lho, dari Shane, ---ada makanan, piyama dan baju baru. Sampai hari ini bajunya belum aku terima karena dia pesan online gitu. Tumben banget aku pilih model overall celana padahal biasanya pakai dress. Soalnya desainnya lucu banget sih gambar mangkuk ayam ala-ala penjual mie. Jadi nggak sabar dan juga penasaran aku kaya apa kalau pakai celana, hehehe. Ibu mertuaku juga kirim kado yang harus kami jemput ke kantor pos karena terkena bea cukai, sniff... Isinya banyak banget, ada pernak-pernik Hello Kitty buatku dan The Beatles buat Shane. Senang sekali, karena aku juga dapat sekantung pita rambut dengan berbagai warna. Secara aku punya kebiasaan pakai matching hair bow dengan baju, hahaha (Jojo Siwa mah lewat). By the way, aku bilang "sniff" bukan karena aku kecewa harus bayar bea cukai, ya. Namanya kado, itu pasti tanggungan si pemberi. Tapi jujur aku memang agak bete karena urusan bea cukai ini merusak kejutan. Soalnya jika harga barang di atas 100USD pasti dikirimi email dengan pertanyaan isi barang. Niatnya mau bikin kejutan tapi aku jadi harus nanya-nanya sama Ibu Mertua apa isinya, haduh :( Ini bukan pengalaman pertama, waktu aku dan Shane masih temenan (ecieeeeh...) dia sempat kirim hadiah natal ke sini. Setelah melewati proses bea cukai yang habis 2 jutaan rupiah, rupanya paketnya dibuka dulu dan ada 1 barang (cover CD) yang hilang. Ditambah bonus ada jejak sepatu pula di suratnya. Aku mengerti sih, itu aturan. Tapi aku harap petugasnya bisa lebih hati-hati lagi, kan namanya hadiah pasti ingin diberikan dengan kondisi terbaik, dong.

Reaksi Ibu yang so sweet waktu menerima kado :’D

Bapak dan Ibu membaca notes dari kami.

Jadi aku bersyukur banget, aku dan Shane sudah tinggal bersama. Nggak perlu lagi ada masalah dalam "kado-kadoan". Lagian bukannya aku gombal, TBH ada dia di sini saja sudah jadi kado terbaik buatku. Keluargaku tumbuh, kalau dulu hanya Ibu dan Bapak, sekarang ada dia juga :) Dan apa kado yang aku kasih buat Shane? Well, sampai tulisan ini dibuat aku belum kasih apa-apa, lol. Aku belum pro nih sebagai seorang istri, jadi mau ngasih juga bingung soalnya ntar pakai duit dia juga kan, hahaha. Just kidding. Rencananya aku akan belikan dia kaset kosong untuk dipakai merekam musik-musik buatannya. Agak susah carinya di sini, nggak seperti di negaranya yang penggunaannya masih populer. Kalau ada yang punya rekomendasi seller boleh lah kontak aku :p *Lah, tulisanku jadi ke mana-mana ya.
Setelah acara buka kado yang super menghangatkan hati, kami pindah ke halaman rumah untuk main kembang api. Sebenarnya yang main aku sama Shane saja sih, para bocah cuma nonton :D Mau aku kasih pegang tapi khawatir sama percikannya, lumayan pedih juga lho. Pssst, dulu waktu aku kecil paling takut kalau disuruh pegang kembang api sendiri, di otakku sudah kaya pegang dinamit saja. Tapi syukurlah semakin besar semakin berani karena kalau nggak kan malu di depan para bocah :p Ali beberapa kali pengen coba pegang, what a brave boy, dia kayanya gak takut meski jarak pegangan ke belerangnya dekat sekali. Yang aku beli ini jenis kembang apinya pendek-pendek, cuma berapa detik sudah habis. Lebih aman, tapi lumayan nyebelin karena lebih lama usaha bakarnya daripada nyalanya, hahaha. Ada celetukan kocak dari Ali, aku kan bikin bentuk-bentuk gitu dari kembang api, waktu aku tanya dia mau bentuk apa, dia jawab, "BRI." Spontan aku dan Shane ngakak. Entah dia cuma nyebut huruf-huruf random, atau dia memang bermaksud bilang nama bank. Ini bocah memang nggak terduga :D

Ali minta aku membuat “tulisan” BRI dari kembang api xD

Aku dan Shane menikmati bermain kembang api.

Di tengah acara kembang api iparku datang buat jemput the boys. Dia juga bawa bola yang bisa nyala-nyala gitu. Sudah pasti mereka girang, tapi karena berebutan bolanya nggak berumur panjang. Suara petasan di luar pun kalah sama tangisan mereka, hahaha. Aku sih nggak lihat gimana kejadiannya, yang pasti Ali jadi ngambek sama adiknya dan dia menolak ikut pulang. Setelah itu dia kelelahan dan tertidur sambil memeluk boneka doggynya. ---Well, rupanya bukan cuma dia saja yang lelah. Nggak lama setelah Ali, aku dan Shane pun menyusul. Nggak tahu kenapa badan rasanya lelah padahal masih jauh ke tengah malam. Rencana bikin pizza dan cookies bareng pun batal karena kami langsung ke alam mimpi. Kami baru terbangun karena Eris, anjingku kaget dengan suara petasan. Waktu lihat jam ternyata sudah tahun baru! (---mau ngejokes soal "tidur setahun" tapi basi, ah, lol). Apa ada yang terasa beda? Nop. Semua masih terasa sama seperti tahun kemarin. Tapi kami saling senyum, "We've made it." Kami berhasil melewati tahun 2018 dengan pahit manisnya. Aku dan Shane berhasil melewati fase persahabatan kami dan memutuskan untuk naik ke level yang lebih tinggi. Aku dan Shane berhasil tetap "waras" meski income terbesar kami terhenti dan terus bangkit. Aku dan Shane berhasil menghandle OCD ku dan stop dengan segala macam terapi obat. Aku dan Shane keluar dari zona nyaman dan nggak ada sedikit keinginan pun untuk kembali. Dan yang terpenting aku dan Shane berhasil mengalahkan ketakutan kami sendiri yang pernah bilang kalau hubungan kami "mustahil". Lihat di mana kami sekarang! We've made it... We've made it! Kami berhasil bertahan dan melihat ke belakang membuat yakin kalau kami pasti bisa melewati tahun-tahun yang akan datang. 

Baru bikin pizza keesokan harinya. Kami suka pizza vegan pakai nanas :p

Dan ini vegan cookiesnya. Agak-agak gosong tapi keren juga kami (ternyata lumayan) bisa baking xD


Well, selamat tahun baru untuk semuanya, ---yang merayakan atau tidak, yang pro kembang api atau tidak :p 
Suka atau nggak, here we are now. Why being so negative, tahun baru bisa menjadi penanda untuk melihat apa yang sudah kita lalui dan lalukan. Tahun baru juga bisa digunakan untuk break sejenak, "puji" diri sendiri atas pencapaian sekecil apapun. Bukannya narsis, terlalu keras sama diri sendiri kadang membuat kita terus membanding-bandingkan dan lupa kalau kita juga "hebat". We are worthy. Kalau kalian merasa down, pssst lihat kalendernya sudah ganti lho. Masih ada kesempatan ;)






that sleepy girl,

Indi


----------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

18 komentar:

  1. Haha gpplah mbak, selama gak ngrugiin orang lain mah ya.. ? Selamat tahun baru juga. Semoga apapun yang diinginkan Tahun ini tercapai. Setuju dengan paragraf terakhir. Tahun baru juga bisa digunakan untuk break sejenak. Paling gak bisa kita jadikan batasan buat kita review perjalanan hidup ya. Apa saja yang udah kita capai, dan apa saja yang belum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, bisa buat break dan review. Buat apresiasi sama diri sendiri juga, karena kadang lupa kalau sebenernya sudah ada kemajuan 😊 Selamat tahun baru untukmu! Yup, selama gak ngerugiin gak apa ya, hihihi 😁

      Hapus
  2. Aih senangnya merayakan tahun baru sama keluarga dan keponakan, saya waktu kecil juga suka banget nih main kembang api sambil lari2an trus dibentuk muter2 gitu jadinya keren kalo difoto hehe, rayain tahun baruan sah sah aja yang penting ga merugikan orang sekitar aja ya kan mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, iya. Main kembang api seru banget ya 😉

      Hapus
  3. wuaaa, serunya!
    Eh, sekarang tinggalnya masih di bandung dong?
    senangnya liat foto tahun baru kalian berduaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rencananya sih begitu, kami maunya tinggal di Bandung aja. Soalnya di sini enak. Doakan tercapai, ya 😊

      Hapus
  4. Waah seru bangget ya mb, merayakan tahun baru bersama keluarga orang yang kita kasihi 😍
    Btw salam kenal 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, rasanya dicintai :) Salam kenal kembali, ya :)

      Hapus
  5. Mba Indi cantik, semoga di tahun ini semakin bahagia ya bareng keluarga, aamiin.. hihi..

    BalasHapus
  6. happy new year! moga baik2 sahaja untuk kamu sekeluarga...

    BalasHapus
  7. Yaaayyy!! Happy (belated) New Year 2019 to Indi and fams. Seru sekali ya malam tahun barunya :)

    BalasHapus
  8. Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
    mampir di website ternama I O N Q Q
    paling diminati di Indonesia

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya, it's really nice to hear from you :)