Minggu, 30 November 2014

Warna-Warni HIV/AIDS Awareness 2014: Ada Haru, Ada Tawa, Ada Teman-Teman Baru :)


Hai my beloved bloggies friends! Kemarin, 28 November 2014 gue mendapat (another) awesome experience. Gue mengisi acara talk show "HIV/AIDS Awareness 2014" di Kampus Politeknik Bandung Program Studi Usaha Pejalanan Wisata. Untuk gue ini adalah pengalaman yang kedua mengisi acara dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia dengan audience mahasiswa. Tahun lalu gue berbicara di hadapan mahasiswa-mahasiswa Universtitas Diponegoro Semarang, meski begitu tetap nggak mengurangi perasaan excited gue :)

Kali ini gue nggak sendirian, tapi ditemani oleh Kak Taufik dari Rumah Cemara. Di pertemuan pertama kami ini langsung akrab, lho meskipun sebelumnya hanya berkomunikasi lewat SMS, hihihi. Dan untuk MC nya, guess who? Pasti yang sering mampir ke sini bisa menebak, ya; the one and only Ray ;)
Acara dimulai jam 1 siang dan dibuka dengan sesi sharing bersama Kak Taufik. Nah, waktu sesi ini gue belum datang karena rencananya memang dibagi menjadi 2 sesi sharing, yaitu bersama Kak Taufik lalu bersama gue. Menurut Ray ada banyak sekali yang datang, ia bahkan mengirimi gue foto suasana di ruangan yang membuat gue semakin ingin cepat-cepat tiba, hihihi. Akhirnya, sekitar jam 2.30 sore gue yang diantar Bapak tiba dengan selamat meskipun sempat terjebak macet dan hujan lebat. Sesi bersama Kak Taufik sudah selesai dan audience sedang nonton bareng film Mika. Sambil menunggu gue sempatkan dulu mengobrol sana-sini dengan Ray dan Kak Taufik. Lumayan, masih punya banyak waktu karena durasi filmnya 1 jam lebih :)



Bersama Kak Taufik Rumah Cemara sambil berpose dengan karya-karya gue :) 

Dari luar ruangan, meskipun pintu tertutup tapi gue bisa mendengar reaksi teman-teman audience di dalam. Wah, benar-benar bikin merinding. Waktu ada adegan lucu mereka kompak tertawa, waktu ada adegan yang bikin gemas gue nggak bisa menahan tawa karena komentar-komentar mereka cukup jelas tedengar. Dan waktu mendekati ending film tiba-tiba ruangan sangat sepi, samar-samar gue mendengar suara isak tangis yang diakhiri dengan tepuk tangan seru ketika film selesai. Wah, kalau saja gue nggak harus mengisi acara kemungkinan besar gue sudah ikut menangis saking terharunya :') Film Mika yang diinspirasi oleh kisah hidup gue yang dinovelkan dengan judul "Waktu Aku sama Mika" dipilih untuk diputar di hari AIDS sedunia karena menceritakan kisah hidup Mika, seorang ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) yang berpacaran dengan gue selama 3 tahun terakhir hidupnya. Melalui film ini audience bisa "mengenal" Mika dan melihat seperti apa kehidupan kami yang (sebenarnya) nggak jauh berbeda dengan orang lain.



Ada yang masih menangis haru ketika gue masuk ruangan :')

Ray dan Kak Taufik masuk ke dalam ruangan lebih dulu, lalu disusul oleh gue yang langsung disambut tepuk tangan meriah. Rasa haru gue jadi semakin bertambah, hihihi :'D Rupanya profile gue sudah dibacakan sebelum gue tiba, jadi audience sudah cukup mengenal gue, seenggaknya mereka tahu bahwa gue adalah "Indi nyata" dari film yang baru saja mereka tonton :) Hanya dalam beberapa detik gue menyadari bahwa beberapa dari mereka masih ada yang bermata sembab karena menonton film Mika. Untung saja suasanya santai, jadi alih-alih sedih berlarut-larut kami dengan cepat tertawa karena Ray juga tanpa ragu melontarkan lelucon.

Ray membawakan acara talk show dengan santai :)

Di sesi sharing ini gue bercerita tentang tentang latar belakang novel "Waktu Aku sama Mika" yang lalu menjadi film Mika. Gue juga bercerita tentang hal-hal yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari HIV/AIDS. Pokoknya gue bercerita tentang hal-hal yang memang sudah akrab tapi sebenarnya bisa dilakukan untuk melindungi diri, misalnya saja dengan mencari informasi yang benar tentang HIV/AIDS. Setelah itu giliran audience yang diberikan kesempatan untuk bertanya pada gue. Boleh tanya apa saja, asalkan masih sesuai tema dan jika bertanya tentang Mika nggak ke hal yang terlalu sensitif/pribadi ;) Pertanyaan yang gue dapat beragam sekali dan semuanya sangat antusias. Well, sejauh ini gue memang blessed bertemu dengan teman-teman baru yang selalu antusias, tapi kali ini antusiasnya super sekali, hehehe. Ada yang bertanya tentang kegiatan gue di yayasan AIDS, ada yang bertanya tentang hal-hal mengesankan bersama Mika yang nggak diceritakan di film, ada juga yang bertanya tentang proses penulisan naskah dan lain-lain. Terlihat sekali ya mereka tertarik dengan banyak hal, salut :) Tentang Mika gue jawab bahwa ia istimewa bukan karena ia ODHA. Mika istimewa karena bagaimana cara ia memperlakukan gue dan tentu saja kepribadiannya. Karena menurut gue semua orang itu sama, apapun yang ia idap nggak perlu dijadikan label. Gue sebagai seorang scolioser (pengidap scoliosis) nggak mau hanya dikenal karena apa yang gue idap, dan gue yakin Mika juga begitu :)




Pengetahuan gue tentang HIV/AIDS sudah pasti masih kalah dengan Kak Taufik, tapi setiap ada yang bertanya gue selalu mencoba menjawab sebaik mungkin. Karena menurut gue nggak perlu jadi seorang expert untuk stop diskriminasi dan stigma. Mulailah memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan, siapapun itu. Dan untuk menjadi seseorang yang peduli dengan isu HIV/AIDS bukan berarti harus menjadi relawan di sebuah yayasan atau organisasi. Menurut gue dengan membantu menyebarkan info yang benar di kalangan kecil seperti teman atau keluarga sudah merupakan bentuk untuk menunjukan rasa peduli. Hal kecil jika dilakukan terus menerus tentu akan menjadi besar, kan? ;)

Setelah semuanya puas memberikan pertanyaan giliran gue dan Kak Taufik yang bertanya kepada audience. Untuk yang bisa menjawab pertanyaan kami dapat hadiah, lho. Hadiahnya adalah novel charity "Guruku Berbulu dan Berekor" karya gue (yang dibantu oleh beberapa volunteer) dan sebuah stiker dari Tiloe, event organizer yang menyelenggarakan acara ini. Pertanyaannya mudah-mudah, kok. Kak Taufik bertanya tentang hal apa saja yang bisa menularkan HIV/AIDS sedangkan gue bertanya tentang hal apa saja yang nggak bisa menularkan HIV/AIDS. Semuanya bisa dijawab dengan cepat, sampai-sampai hampir berebutan, hihihi. Eh, tapi ada lho satu pertanyaan yang cukup tricky, yaitu 'Apakah ODHA bisa memiliki anak yang negatif? Jika bisa bagaimana caranya?' Setelah beberapa audience gagal menjawab akhirnya ada juga yang berhasil. Congratulations! :D Btw, kalau-kalau diantara pembaca ada yang penasaran, nih gue kasih bocoran; ODHA bisa kok punya anak yang berstatus negatif :)

Acara ditutup dengan sesi foto dan book signing. Luar biasa sekali sampai akhir acara energi audience sepertinya sama sekali belum berkurang, hihihi. Sampai-sampai ada yang mengajak selfie segala :'D Oya, salut deh dengan mereka, soalnya selain antusias, open minded juga sangat helpful. Mereka sudah menyiapkan selembar kertas yang bertuliskan nama masing-masing, jadi gue nggak harus bertanya lagi nama yang ingin ditulis di buku yang akan ditandatangi. Simpel tapi manis sekali, hihihi :) Gue sangat senang dan bersyukur acara ini berjalan dengan sangat lancar (dan ramai, lol). Bisa berbagi ilmu dan mendapatkan teman-teman baru sungguh pengalaman yang berharga buat gue. Terima kasih banyak untuk Polban, Ray, Tiloe, Kak Taufik dari Rumah Cemara dan Homerian Pustaka yang membuat acara ini terwujud. Gue harap akan ada semakin banyak orang peduli bukan hanya karena ada saudara atau teman mereka yang mengidap HIV/AIDS. Peduli datangnya dari hati dan nggak pernah ada kata terlalu cepat untuk memulai :)





Sampai bertemu lagi, teman-teman! :)




keep fighting,

Indi

nb: 
*Senin, 1 Desember 2014 gue akan live interview di I-radio 89.6 FM Jakarta jam 5 sore. Jika kebetulan ada waktu luang, yuk stay tuned! ;)
*Minggu, 7 Desember 2014 film MIKA akan diputar di Taman Film Bandung (Terusan Taman Pasupati) pukul 4 sore. Gue dan D-100 Community akan hadir di sana. Yuk, kita nobar. Gratis! :)


_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

21 komentar:

  1. suatu perkongsian yang menarik,

    Jom kita makan Minyak Ikan

    BalasHapus
  2. Waktu baca ini, keingat banyak hal. Tahun 2012, aku diminta untuk jadi relawan oleh seorang teman untuk menjadi terapis selama 1 tahun untuk para pengidap HIV/AIDS.

    Aku diberi tugas untuk terapi ODHA yang menderita karena penularan tidak langsung, misalnya tusuk gigi, jarum suntik, alat cukup,dsb.

    Selama setahun aku mengurus 57 orang yang berbeda, dengan cerita yang berbeda. Aku melihat 4 diantaranya meninggal.

    Yang kulakukan memang tidak banyak, hanya membantu mengurangi rasa sakit mereka melalui sugesti pikiran sehingga mereka bisa lebih beraktivitas dengan baik. Karena tidak semuanya mendapat obat ini, walaupun sudah disediakan pemerintah.

    Hal yang mungkin paling menyedihkan adalah ketika para ODHA meninggal, mereka tidak bisa ditemani oleh keluarganya. Karena dikhawatirkan ODHA yang baru meninggalkan akan melepas virus di dalam tubuhnya beberapa saat, sehingga ketika mendekati kematian mereka tidak dapat memeluk atau menyentuh orang terkasih untuk terakhir kalinya.

    Aku tidak tau jika kasus lainnya, tetapi bagi mereka yang ditangani secara medis harus mengikuti prosedur tersebut.

    Selama setahun itu juga, aku menyadari banyak hal. Bukan hanya ODHA yang menerima diskriminasi, bahkan keluarga ataupun relawannya kadang jg diperlakukan sama. Banyak temanku yang terkejut saat tau aku menjadi relawan disana.

    Aku harap Indonesia bisa lebih terbuka, dan tidak menganggap semua penderita AIDS adalah akibat hubungan seksual sehingga memandang rendah mereka.

    Tulisan yang sangat baik indi :)

    BalasHapus
  3. penasaran dg filmnya mba Indi,
    umumnya masih banyak yg berstigma negatif pada ODH ketika bergaul..
    antusias sekali acaranya...sukses selalu ya

    BalasHapus
  4. Memang di rasa perlu dan mesti sering di gelar acara seperti ini ya mbak In..

    Dan moga sukses juga ya buat live interview nya, sore nanti :)

    BalasHapus
  5. Mbak Indi selalu berpakaian manis. enak dilihat dan terkesan girly...

    BalasHapus
  6. ODHA jugak manusia kan yak. Ngga selayaknya dijauhi. :)

    BalasHapus
  7. pastinya ada yang nangis bombay..karena bisa jumpa langsung dengan author "Waktu AKu Sama MIKA"...ODHA harus menjadi perhatian kita semua...jangan membuat mereka merasa tersisihkan,,,
    keep happy blogging always,,,salam dari makassar :-)

    BalasHapus
  8. Yeyeeaay..Mika tayang lg di TV, ntn berkali2 gk pernh bosan..

    BalasHapus
  9. indi kapan ada acara di surabaya???pasti banyak yg menunggu disini :)

    BalasHapus
  10. good time to share, thx GOD it went great with all interested & helpful people involved :) you're beyond cute :D

    <3<3<3 hugLUV

    BalasHapus
  11. Karena menurut gue nggak perlu jadi seorang expert untuk stop diskriminasi dan stigma. Mulailah memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan, siapapun itu"

    Nice quote, btw ;D

    BalasHapus
  12. meriah ya acaranya? apalagi bisa poto2 ama Indi! hehehe, hmmm film MIKA itu dari novelnya Indi bukan, sih?

    BalasHapus
  13. Memorable banget memang, kak Mika.
    Dan film MIKA juga.
    hehe

    looks like you got so much fun there, kak indi!

    Beberapa hari yg lalu aku juga liat talkshow yang mirip lho. dan dari rumah cemara juga pemateri nya.

    di TV juga kemarin malam ada, di Hitam Putih nya deddy corbuzier, pematerinya juga dari rumah cemara lho :)

    BalasHapus
  14. Kak Indi... you know how much they appreciate you. Kisah kakak dengan Mika really really meaningful. :')

    Sukses Kak, semoga banyak yang terinspirasi dengan Kak Indi ^^

    BalasHapus
  15. What a great cause! I think you looked lovely, as usual :)

    BalasHapus
  16. moga penderitanya gak terus bertambah ya mbak :)

    BalasHapus
  17. jujur nih mbak saya hanya baca ini aja udah terharu jadi kpengen liat film nya nih :) dan semoga mbak indi tetep semangat yaaa dan smoga sehat slalu

    BalasHapus
  18. wah mengispirasi banget mba. Setelah baca postingan ini, say jadi ingin menonton film MIKA :')

    BalasHapus
  19. Mba Indi, tulisannya sgt menginspirasi. Pasti seru ya ktm byk orang dan berbagi kisah langsung.

    BalasHapus
  20. Terharu bgt kak indi, semoga kak indi sukses terus iya i love you kak indi :)

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya, it's really nice to hear from you :)