Halo aku Indi!
Hehehe, pernah ada yang penasaran nggak sih kenapa aku sering banget "mengenalkan diri" sebelum menulis sesuatu? Sebenernya sih alasannya sederhana aja. Ini kebiasaan sejak kecil karena di sekolah dulu aku bukan tipe anak yang dikenal. Dengan kata lain, "I'm no body".
Sejauh yang aku ketahui, nggak ada seorang anakpun yang ingin sepertiku. Aku tipe anak clumsy dan rada dorky. Setiap hari diantar jemput dan kalau jam istirahat duduk manis di kelas, bawa bekal makanan dan novel tebal (aku satu-satunya anak yang baca novel Harry Potter di SMP, hahaha). Banyak orang yang keliru panggil namaku. Harusnya "Indi", tapi malah jadi "Indri".
Jadi, suatu hari, waktu aku temuin ada orang-orang yang ingin sepertiku... Aku terkejut!
Sejauh yang aku ketahui, nggak ada seorang anakpun yang ingin sepertiku. Aku tipe anak clumsy dan rada dorky. Setiap hari diantar jemput dan kalau jam istirahat duduk manis di kelas, bawa bekal makanan dan novel tebal (aku satu-satunya anak yang baca novel Harry Potter di SMP, hahaha). Banyak orang yang keliru panggil namaku. Harusnya "Indi", tapi malah jadi "Indri".
Jadi, suatu hari, waktu aku temuin ada orang-orang yang ingin sepertiku... Aku terkejut!
***
Waktu itu aku masih di tahun awal kuliah dan baru 1 tahun belajar jadi blogger. Aku punya 2 buah blog. Yang pertama "Dunia Indian Kecil" dan yang kedua "Dari Mika di Surga". Jangan bayangin blogku itu berisi kata-kata cerdas nan bermanfaat. Kedua blogku isinya cuma curahan hati pribadi yang sederhana dan apa adanya. Khusus di blog kedua, aku bercerita tentang Mika, pacarku semasa SMA yang meninggal dunia karena AIDS.
Aku senang menulis tentang Mika. Karena buatku dia lebih dari sekedar pacar, tapi juga pahlawan. Banyak pelajaran yang aku dapat dari dia. Terutama tentang "cinta tanpa syarat". Sederhana dan bikin aku berbesar hati sebagai seseorang yang "bukan siapa-siapa".
Tapi sayangnya surat-surat pribadiku untuk Mika yang dipublish di blog mulai diambil orang. Yang pertama, tanpa sengaja aku baca sebuah puisi dengan judul yang sama seperti postinganku. Karena nggak mau berburuk sangka, (I'm nobody remember? Nggak mungkin ada orang yang mau sepertiku) aku putusin buat baca puisinya secara utuh. Lalu, ah.. air mataku segera meleleh. Puisi itu sama persis seperti yang aku tulis. Setiap kata, setiap rima yang dipakai. Bedanya cuma nama "Mika" diganti menjadi "kamu".
Ya, aku sadar, aku cuma pemula yang karyanya masih biasa-biasa aja. Tapi aku menangis karena jerih payahku membuat puisi spesial untuk almarhum tersayang malah dipakai sama orang yang belum tentu merasakan apa yang aku rasain. Begitu tega. Begitu mudah dia mengcopy lalu paste sesuatu tanpa melalui proses berpikir...
Aku kebingungan dan nggak tau harus melapor kemana. Teman-teman bloggerku yang prihatin malah memaki-maki di blog sang plagiator. Aku kurang suka dengan cara itu, karena semarah apapun, aku nggak setuju untuk menggunakan kata-kata kasar yang malah menunjukan betapa "liar" dan "tidak tahu sopan-santunnya" seseorang.
Akhirnya, seorang teman--blogger senior-- memberikan no HP admin blog tersebut. Di hari yang sama aku langung SMS dan menceritakan semuanya. Butuh waktu berminggu-minggu sampai postingan itu menghilang dari blog si plagiat...
Ternyata kejadian itu bukan untuk terakhir kalinya. Di akhir taun 2008 aku dapat kabar gembira dari sebuah penerbit. Mereka berminat untuk menerbitkan novel pertamaku yang diberi judul "Waktu aku Sama Mika". Ya, itu adalah novel yang aku dedikasikan untuk Mika. Sangat spesial dan aku tulis dengan sepenuh hati.Aku senang menulis tentang Mika. Karena buatku dia lebih dari sekedar pacar, tapi juga pahlawan. Banyak pelajaran yang aku dapat dari dia. Terutama tentang "cinta tanpa syarat". Sederhana dan bikin aku berbesar hati sebagai seseorang yang "bukan siapa-siapa".
Tapi sayangnya surat-surat pribadiku untuk Mika yang dipublish di blog mulai diambil orang. Yang pertama, tanpa sengaja aku baca sebuah puisi dengan judul yang sama seperti postinganku. Karena nggak mau berburuk sangka, (I'm nobody remember? Nggak mungkin ada orang yang mau sepertiku) aku putusin buat baca puisinya secara utuh. Lalu, ah.. air mataku segera meleleh. Puisi itu sama persis seperti yang aku tulis. Setiap kata, setiap rima yang dipakai. Bedanya cuma nama "Mika" diganti menjadi "kamu".
Ya, aku sadar, aku cuma pemula yang karyanya masih biasa-biasa aja. Tapi aku menangis karena jerih payahku membuat puisi spesial untuk almarhum tersayang malah dipakai sama orang yang belum tentu merasakan apa yang aku rasain. Begitu tega. Begitu mudah dia mengcopy lalu paste sesuatu tanpa melalui proses berpikir...
Aku kebingungan dan nggak tau harus melapor kemana. Teman-teman bloggerku yang prihatin malah memaki-maki di blog sang plagiator. Aku kurang suka dengan cara itu, karena semarah apapun, aku nggak setuju untuk menggunakan kata-kata kasar yang malah menunjukan betapa "liar" dan "tidak tahu sopan-santunnya" seseorang.
Akhirnya, seorang teman--blogger senior-- memberikan no HP admin blog tersebut. Di hari yang sama aku langung SMS dan menceritakan semuanya. Butuh waktu berminggu-minggu sampai postingan itu menghilang dari blog si plagiat...
Aku sangat excited menunggu novel itu terbit. Sampai-sampai setelah mendapat kabar kalau novelku siap terbit, aku langung googling sana-sini untuk cari tau (hihihihi, jadi malu). Dan ternyata memang betul, novelku sudah masuk list "coming soon" di website penerbitnya :)
Tapi semakin dekat ke tanggal terbit (waktu itu Maret 2009), aku menemukan sesuatu yang aneh di blog "seseorang" (he used to be my friend!). Awalnya aku pikir dia bikin tulisan untuk promosi novelku. Tapi ternyata dia pakai tulisan-tulisanku untuk ikut lomba!
Aku kaget, sekaget-kagetnya karena nggak nyangka tulisanku malah dipakai untuk sesuatu yang bersifat komersil. Aku coba untuk sabar dan mengingatkan dia secara halus. Aku bilang, lebih baik pakai karya sendiri karena kalaupun menang atau kalah nantinya, pasti rasanya lebih memuaskan daripada pakai karya orang lain.
Dan... Kalian tau apa balasannya?
"Enak aja nuduh gue plagiat! Gue tuh udah email lo buat minta izin, tapi nggak dibales. Lagian tulisan gitu doang dipermasalahin. Ogah gue minta maaf sama lo!"
Hmm, agak aneh ya jawabannya? Masa sudah jelas meniru tapi nggak mau disebut plagiat? Lagipula meminta izin tapi nggak dapat izin kan artinya memang nggak dapat izin. Itu sangat menyakitiku. Terutama di part "tulisan gitu doang". Karena seburuk-buruknya tulisanku, itu tetap hasil pemikiran otakku. Nggak sepantasnya dia bilang seperti itu. Kalau memang buruk, kenapa dia meniru coba?...
Kasus ini nggak ada ujungnya. Si teman entah kemana dan sampai detik ini dia nggak pernah minta maaf. Tapi setidaknya karya dia batal dilombakan. Oh, ya hanya untuk meluruskan imajinasi kalian. Mungkin kalian membayangkan kalau orang yang meniru karyaku ini masih remaja, ya? Salah! Dia hampir seumur dengan bokapku.
Novelku akhirnya terbit 1 bulan kemudian. Bangga rasanya waktu copy pertamanya dikirim ke rumah. Sampai-sampai aku buka halamannya pelan-pelaaaaan banget. Takut sobek, hihihihi.
Masih ada sedikit kekhawatiran ceritaku dicopy orang lagi. Tapi dengan berbekal kontrak & ISBN, rasanya nggak mungkin masih ada orang yang bakal nekat meniru.
Tapi ternyata aku salah...
Lewat Facebook aku berkenalan dengan anak ini. Ya, anak. Dia masih SMA. Awalnya dia mengaku sebagai pembaca "Waktu aku Sama Mika". Lalu suatu hari, dia meminta izin untuk post kutipan dari novelku ke note'nya. Aku bilang nggak apa-apa asalkan dicantumkan aja sumbernya.
Minggu-minggu berlalu, aku hampir lupa kalau ada anak yang mau post tulisanku. Iseng-iseng ku intip page'nya. Dan... alangkah kagetnya aku karena dia bukan cuma "mengutip" tapi mempost 4 puisi untuh tanpa menyebutkan sumber. Lebih menjengkelkannya lagi, dia ganti nama Mika dengan nama lain yang menurut pengakuannya adalah nama dari mantan pacarnya yang sudah meninggal.
Sebagai manusia biasa, aku bisa berempati. Aku tau gimana rasanya kehilangan. Mungkin aja dia mau bikin sesuatu yang spesial untuk mantannya tapi nggak tau caranya. Tapi ini nggak bisa aku biarin. Anak itu mengaku kalau puisiku adalah karyanya. Jerih payah dia sendiri. Sampai-sampai di wall dan komen note'nya, dia sering sekali bilang, "Iya, itu karya aku. Aku memang suka nulis, tapi baru kali ini dipublish. Terima kasih ya sudah suka tulisan aku,"
What the... Oops, aku harus tetep sabar. Dengan bahasa sehalus mungkin aku kirim pesan sama dia. Isinya sederhana dan pendek, cuma meminta supaya di note ditambahkan nama penulis aslinya.
Tapi saudara-saudara... Tau apa yang aku dapet kemudian?
Dia remove dan block FB ku!
Beberapa teman dan pembaca yang prihatin turut menasehati anak itu. Yang didapat nggak beda jauh denganku. Pesan-pesan mereka dihapus dan mereka diremove. *sigh*
(Dasar anak zaman sekarang, ckckck... Lol)
Kasus ini nggak ada ujungnya. Si teman entah kemana dan sampai detik ini dia nggak pernah minta maaf. Tapi setidaknya karya dia batal dilombakan. Oh, ya hanya untuk meluruskan imajinasi kalian. Mungkin kalian membayangkan kalau orang yang meniru karyaku ini masih remaja, ya? Salah! Dia hampir seumur dengan bokapku.
Novelku akhirnya terbit 1 bulan kemudian. Bangga rasanya waktu copy pertamanya dikirim ke rumah. Sampai-sampai aku buka halamannya pelan-pelaaaaan banget. Takut sobek, hihihihi.
Masih ada sedikit kekhawatiran ceritaku dicopy orang lagi. Tapi dengan berbekal kontrak & ISBN, rasanya nggak mungkin masih ada orang yang bakal nekat meniru.
Tapi ternyata aku salah...
Lewat Facebook aku berkenalan dengan anak ini. Ya, anak. Dia masih SMA. Awalnya dia mengaku sebagai pembaca "Waktu aku Sama Mika". Lalu suatu hari, dia meminta izin untuk post kutipan dari novelku ke note'nya. Aku bilang nggak apa-apa asalkan dicantumkan aja sumbernya.
Minggu-minggu berlalu, aku hampir lupa kalau ada anak yang mau post tulisanku. Iseng-iseng ku intip page'nya. Dan... alangkah kagetnya aku karena dia bukan cuma "mengutip" tapi mempost 4 puisi untuh tanpa menyebutkan sumber. Lebih menjengkelkannya lagi, dia ganti nama Mika dengan nama lain yang menurut pengakuannya adalah nama dari mantan pacarnya yang sudah meninggal.
Sebagai manusia biasa, aku bisa berempati. Aku tau gimana rasanya kehilangan. Mungkin aja dia mau bikin sesuatu yang spesial untuk mantannya tapi nggak tau caranya. Tapi ini nggak bisa aku biarin. Anak itu mengaku kalau puisiku adalah karyanya. Jerih payah dia sendiri. Sampai-sampai di wall dan komen note'nya, dia sering sekali bilang, "Iya, itu karya aku. Aku memang suka nulis, tapi baru kali ini dipublish. Terima kasih ya sudah suka tulisan aku,"
What the... Oops, aku harus tetep sabar. Dengan bahasa sehalus mungkin aku kirim pesan sama dia. Isinya sederhana dan pendek, cuma meminta supaya di note ditambahkan nama penulis aslinya.
Tapi saudara-saudara... Tau apa yang aku dapet kemudian?
Dia remove dan block FB ku!
Beberapa teman dan pembaca yang prihatin turut menasehati anak itu. Yang didapat nggak beda jauh denganku. Pesan-pesan mereka dihapus dan mereka diremove. *sigh*
(Dasar anak zaman sekarang, ckckck... Lol)
Beberapa bulan lalu tulisanku juga dicopy sama seorang mahasiswa dari universitas terkenal berinisial "G". Setelah sebelumnya aku selalu menegur langung penjiplaknya, kali ini aku memutuskan untuk lebih serius (sudah 4 kali, lama-lama bikin kesel juga...). Aku laporkan anak ini ke polisi. Aku nggak peduli ditanggapi dengan serius atau nggak, yang penting aku mencoba.
Ternyata prosesnya cukup sulit dan berbelit-belit. Apalagi polisi sempet salah pengertian dan mengira aku ini siswa SMA yang tugas karangannya dicontek teman sekelas (Oh, come on!). Akhirnya karena nggak ada ujungnya aku langung menghubungi kampus tempat mahasiswa itu kuliah. Dua hari, akhirnya aku dapat tanggapan. Pihak kampus memohon maaf dan berjanji akan mencabut nilai untuk mata kuliah tertentu. Ternyata tulisanku dipakai buat tugas kuliahnya. Gosh...
Aku nggak mempermasalahkan lebih lanjut. Aku bilang nggak apa-apa selama nggak diulang lagi. Meskipun, ya... ada tulisan di bawah copy'an mahasiswa itu yang bikin aku agak bete. Katanya, "Jangan dicopy, yaaa... Karena itu namanya plagiat,"
*nah itu tau...*
Ternyata prosesnya cukup sulit dan berbelit-belit. Apalagi polisi sempet salah pengertian dan mengira aku ini siswa SMA yang tugas karangannya dicontek teman sekelas (Oh, come on!). Akhirnya karena nggak ada ujungnya aku langung menghubungi kampus tempat mahasiswa itu kuliah. Dua hari, akhirnya aku dapat tanggapan. Pihak kampus memohon maaf dan berjanji akan mencabut nilai untuk mata kuliah tertentu. Ternyata tulisanku dipakai buat tugas kuliahnya. Gosh...
Aku nggak mempermasalahkan lebih lanjut. Aku bilang nggak apa-apa selama nggak diulang lagi. Meskipun, ya... ada tulisan di bawah copy'an mahasiswa itu yang bikin aku agak bete. Katanya, "Jangan dicopy, yaaa... Karena itu namanya plagiat,"
*nah itu tau...*
Sebetulnya ceritaku nggak habis sampai di sini. Masih ada 1 kasus lagi yang mau aku ceritain. Tapi berhubung anaknya masih 13 tahun, jadi aku tunda dulu "tegurannya". Tapi bukan berarti aku cuek, lho. Aku cuma nunggu saat yang tepat aja. Lagian, dia blogger disini juga, kok. Siapa tau aja dia kebetulan baca tulisanku. Dan seandainya dia baca, aku mau sampaikan ini sama dia,
"De, makasih ya sudah baca novel 'Waktu aku Sama Mika'. Aku lihat blog kamu, sepertinya kamu pandai menulis. Tulisanmu bagus, halus dan bahasanya baik. Saranku, teruslah menulis, siapa tau bisa berguna untuk yang membaca.
Oh, ya makasih juga sudah post tulisanku di blog kamu. Tapi jangan kamu tambah-tambahkan, ya, dear? Mika itu memang ada. Dia pasti sedih kalau tau kamu tulis cerita yang nggak betul kaya gitu..."
Salam,
Indi
Ps: Bloggers yang baik. Aku selalu yakin jadi diri sendiri lebih baik daripada meniru. Meskipun tulisan aku biasa-biasa aja, tapi memang beginilah aku. Dan aku bangga dengan ini. Jadi diri sendiri itu indah. Aku rasa ini cara sederhana untuk memaksimalkan potensi yang diberi oleh Tuhan :)
kak Indi yang sabar ya..
BalasHapusmungkin memang begitu resiko nya tulisan kak Indi bagus.
Ambil hikmahnya aja dan terus berkarya XD
Aku dukung kakak, semoga Tuhan YME membukakan pintu hati teman kakak dan teman2 yang udah menjiplak karya kakak.
aku setuju, jadi diri sendiri itu indah. tulisanku jelek dan nggak banyak orang yang suka, tapi aku tetep suka dan terus nulis, Tuhan pasti lagi nyuruh aku latihan terus. XD
halo :)
BalasHapusmakasih banyak y dukungannya. amen.. doakan aja semoga mereka diberi kesadaran&mulai pakai potensi dirinya.
iya, betul. aku juga gitu, belum terlalu pandai menulis, tapi terus berlatih. yg penting karya sendiri. semangat buat kita :)
Iya kak Indi sabar yaaa.
BalasHapusGak ada yg mau kalo tulisan kita diplagiatin sama siapa aja.
Mereka pasti dapet balesannya :)
halo asa! iya, makasih ya support'nya. betul, sesederhana apapun tulisan kita :) mungkin bukan 'balasan', tapi kesempatan untuk pakai potensinya :)
BalasHapushihi.. indiii, aku selalu suka baca tulisan kamu, jujur dan tulus.. kamu pasti berhati besar, indi.. mudah2an para plagiator bisa tersentuh dengan ketulusan tulisan dan hati indi :)
BalasHapusNdi...
BalasHapusGod is never sleeping...
pada akhirnya akan kelihatan khan mana yang jujur, mana yang tidak....
makasih ya dah jadi inspirasi buat kami..
tetep berkarya ya ndi.. semangat ^^
@ alice: haiiiiii alice :)
BalasHapuswah, terima kasih ya.. amen, doa yg terbaik untuk mereka :))
@ pvrpl3: sama2. semua orang itu inspirasi. saling menginspirasi :) i love your blog, pasti banyak yg terinspirasi darimu. btw, soal toko buku itu, aku ngiler, hehehe :))
Menurutku plagiator itu bagai katak melihat bulan. karena kagum, tapi apa daya tidak punya kekuatan untuk menggapainya, jadi dia mencurinya dalam bayangan di air.. (*duh, pasti bingung ya mengartikannya?hee.. memang sih sedikit mengkhayal..hehe..)
BalasHapusjadi,
tetap semangat..
oiya, lupa bilang: NICE POSTING..hehhee...
hmm, menurutku daripada si katak mencuri dari bayangan air, lebih baik dia belajar untuk loncat lebih tinggiiiiiiiii aja, supaya sampai ke bulan, hihi :) makasih y, support ya. ps: makasih lg,hehehe ;)
BalasHapusNah iya, seharusnya kita harus seperti katak yang loncat tinggi ke bulan. Berusaha gitu..
BalasHapusBtw,kalo katak sampai ke bulan, berarti dia hewan kedua yang menginjak bulan setelah bugs bunny..hehe.. (khayal mode:on)
yang sabar ya kak,
BalasHapuscheck this link http://www.copyscape.com/
hehe
wow ka indi emeng sulit jadi org yg tulisannya bagus dan mnyentuh ya...hahahaha
BalasHapus@ dimas: hehehe, bugs kan sampai ke bulan dengan tokoh kartun lainnya :p 'ngahayal mulu, ah :p
BalasHapus@ chetra: makasih ya dukungannya. sayang nih, aku g bisa pake. mungkin masalah di kompi akunya :(
@ atikah: wah, maaf aku nggak ngerti sama komentar km. mungkin ada yg salah ketik :)
Aaa...iput, baru berkunjung dan baru ngecek blog sendiri (barusan pisan)ga nyadar ada yang comment (tertanggal 24 Mei! xp)
BalasHapusFufufu, berbahagialah, karena gagasan yang baik selalu dibajak! (I just to take tho positive point of view..hahahaha)
hehehe.. ya ampun, bowie.. itu komen berapa abad lalu? :) kok gak update lagi? ayo, dong pengen baca tulisan km.
BalasHapushehehe, bagus juga idenya. idealnya sih gitu. coba pikir positif. tapi tetep aja kadang kesel suka datang :) thanks for visiting btw ;)
kak indi seru ya ceritanya yang WAKTU AKU SAMA MIKA aku bacanya ampe nangis-nangis. ohya kalo kak indi punya novel atau buku baru lagi beritahu aku ya, soalnya aku suka sama cerita-cerita kak indi. salam kenal ya, dariku NADA
BalasHapuswow seru banget
BalasHapuskak indi aku ingin kak indi terima permintaan pertemanan aku (nada haruno) ok kutunggu ya
BalasHapus@ nada: salam kenal kembali. thanks ya udah baca buku aku. buku kedua terbit november. doain aja. oya, maaf account aku penuh. kalau mau like aja fans page aku dengan nama yg sama (INDI KECIL BABBITT). kita bs ngobrol lewat sana, kok.
BalasHapus@ iycha: apanya ya? hehe.
kak indi...
BalasHapustau g?? aq kira mika itu cewek..coz tmn q ada yg nama nya mika..dy cewe...hehehe
kak indi.. tau g? puisi yg buat mika keren abis...
keren...keren...keren,...
aku dulu jg sering buat puisi...hampir tiap hari..waktu masih sma... tp skrang? bikin 1bait pun g sanggup...huhuhu..
tp kmrin wktu baca puisi kakak buat mika... ada rasa untuk mnulis lagi...tp kog masih sulit y kak?? >_< ada saran g???
hihihi, dulu waktu aku kenal mika, aku justru nggak tau kalau ada cewe namanya mika :)
BalasHapusmakasih, lho. tapi kamu berlebihan, aku gak sehebat itu :) kamu coba lagi aja. caranya baca2 lagi puisi lama km. pasti nanti bisa "memancing" kreativitas" km :) goodluck!
ada kog kak..tp tmn q ini anak medan... dy gendud, imut, cantik,,dan aku suka ma dy..hehe...tp malu mw ngomongnya...
BalasHapusthanks bwt tips nya kak, tp masalahnya puisi2 lama ku yg aq salin di blog, tnyata ke replace (karena dulu br blajar nge-blog -__-") trus yg hardcopy di bawa ama mantan yg dah g tau di skrang ada dmn. hehehe...
kakak suka buat puisi y?
biasanya cari inspirasi dmn kak??
wahh, ternyata plagiator itu sangat berbahaya ya hehe. hmm, kak indi aku boleh tau ga alamat blok kakak yang 'Dunia Indian Kecil' sama 'Dari Mika Di Surga'? soalnya aku blm baca tulisan kakak di blog kakak itu.
BalasHapus@ mulai lagi: hehehe, kok malu sih? kalau suka bilang aja, siapa tau perasaan "mika" sama dgn kamu :) sama2, semoga sekarang menulisnya makin lancar ya.. hmm, aku nggak pernag punya tempat/waktu khusus untuk cari inspirasi. tapi biasanya dlm keadaan santai aku bisa menulis banyak :)
BalasHapus@ nisrina: hehehe, bahaya&mengganggu :)
wah, kedua blog itu sekarang sudah gak ada. nggak ngerti jg kenapa. kayanya memang ditiadakan, deh. soalnya temen2ku disana juga udah gak bisa up-date blognya. makanya aku pindah kesini :)
Emang kakak waktu itu nulis apa aja di blog kakak yang 'Dunia Indian Kecil' sama 'Dari Mika Di Surga'?
BalasHapuscurhatan seperti di blog ini :)
BalasHapusfilmnya ini kapan kak
BalasHapushahaha, nggak tau :)
BalasHapusHaha, kak Indi ngeksis sih.. Aku ngerasain juga kak, soalnya aku sering digituin temen-temen aku. Yang sabar aja yah, kak? Orang sabar disayang tuhan.. :)
BalasHapusOrang plagiat emang otaknya kosong, mbangga-mbanggain kalo itu tulisannya lagi..
Sabar kak, pokoknya sabar..
*Idih,sabar2 melulu aja daritadi* :DD
halah, ngeksis? :p ngeksis itu kalau muncul dimana2 dan sering. kalau aku sih segini2nya aja, hehehe..
BalasHapusthanks ya, dear :)
aku jadi penasaran sama novel "waktu aku sama mika". kemarin kayanya sempat lihat di toko buku. ntar sore beli ah.. #mumpung baru gajian, xixixi.
BalasHapusmungkin karena ulisan-tulisanmu mampu mewakili apa yang orang lain rasakan. Dalam puisi-puisimu sedikit banyak mereka menemukan pengalaman mereka juga. Tapi mestinya ga usah pakai plagiat segala sih.
eh, salam kenal ya
:)
Tulisan bisa dicopas, tapi kreativitas nggak bisa. :)
BalasHapus@ HUDA: semoga suka dengan novelnya ya :) amen.. semoga memang bs mewakili ya. iya, aku setuju, seharusnyagak perlu meniru, jadi diri sendiri lbh baik :)
BalasHapus@ ALVI: so true, karena yg copas itu gak kreatif (kecuali copas berita ya.. gak apa2, hehehe).
marahnya plagiator itu karena nutup malu ndi...sabar yah...
BalasHapussukses buat indi
@ GITA: iya, terima kasih ya. amen. sukses buatmu juga :)
BalasHapusHalo ka indi,, aku baru saja nonton film mika,, hehe telat memang ,, :D ,,
BalasHapusfilmnya bagus,, buat aku jadi terharu,, dan akhirnya aku googling deh and temuin ternyata film mika itu bener-bener kisah nyata,, bikin aku tambah suka sama film ini,, sekarang aku jadi pengen baca novel waktu aku sama mika,, pengen baanget,, dan setelah tau penulisnya ternyata ramah banget,, jadi tambah demen deh sama film mika ini :)
oh iya kak,,
mau kasih kk saran,, biar tulisan kk gak bisa di copy paste,, harus dipasangin script anty copy paste,, hehe blog aku juga dipasangin itu jadinya gak bisa di copas deh tulsiannya ehhe,,
oh iyah kak,, jalan-jalan ke blog ku yahh ehhhe, storyofnoe.blogspot.com
mkasih kk,, and salam kenal :)
ka indi, aku boleh minta alamat blog anak yg wktu itu 13 tahun yg copas tulisan kaka d blognya? aku penasaran kaya gmn ditambah2innya *.* penasaran pake banget :3 btw aku punya 2 novel kaka dan sangat bagus :)
BalasHapus