Kamis, 31 Desember 2020

Our Christmas Story :)


Waaa, besok sudah tahun baru lagi guys! :') Setelah tulisan Halloween kemarin, sebenarnya aku langsung nulis tentang anniversary pernikahan, lho. Tapi karena kepotong-potong sama mager dan aktivitas sehari-hari (apaan, sih, hahaha), jadi baru selesai setengah. Tadinya sih mau aku lanjutin sekarang mumpung lagi buka laptop (di window lain aku lagi nonton film horor, lol), tapi rasanya bakal lebih relevan kalau aku nulis tentang Christmas kemarin. Iya nggak sih, mumpung baru lewat beberapa hari :D

Mele Kalikimaka!


Kalau lihat status teman-teman di Whatsapp dan Instagram, kemarin-kemarin itu lagi warna-warni banget. Ada yang main ke villa, ke luar kota, ke tempat wisata, bahkan yang ngemall juga ada. Aku sempat ngiler dan bilang soal ini sama Shane. Maunya kemana gitu di libur Natal ini. Tapi kok setelah dipikir-pikir lagi nggak wise ya... Mungkin orang lain bisa disiplin menjaga protokol kesehatan. Tapi bagi aku dan Shane, meski sudah maskeran dan selalu bawa hand sanitizer, somehow masih was was. Yaaa... daripada malah kepikiran yang nggak-nggak dan jadi nggak menikmati liburan, diputuskanlah untuk stay di rumah saja. Sampai detik ini kami memang masih melakukan apa-apa dari rumah. Dari mulai bekerja, berbelanja sampai untuk hal hiburan (membeli film, musik, dll). Kecuali kalau nggak bisa dihindari, seperti mengurus KITAS, ---izin tinggalnya Shane atau ke dokter. Syukurnya sih di tahun 2020 ini kesehatan kami baik, jarang sekali ke dokter dan nggak ada masalah yang serius. Semoga sih tahun depan dan berikutnya juga begitu ya :) Amin...


Gak pakai rencana juga sampai bikin to do list gitu, tapi kami lebih let it flow sih. Kalau mau ngapain ya lakukan saja, asal terasa suasana Christmasnya. Dan masih sama seperti tahun kemarin, rumah kami masih sepi ornamen, hehehe. Padahal Ibu Mertua sudah mau mengirimi kami pohon Natal mungil, lho. Tapi terpaksa batal karena setelah dihitung biaya kirimnya hampir 10 juta, belum termasuk bea cukainya. Mending beli di sini saja lah, bisa dapat pohon sama makan buat sekomplek kalau segitu :'D 

Jauh-jauh hari aku sudah ditanyain kepengen hadiah apa dari Ibu Mertua. Jujur tiap ditelepon aku selalu menolak, ---bukannya apa-apa tapi aku masih trauma sama ribetnya proses mengambil kado Natal sejak tahun 2018-2019. Kalau aku ceritakan bisa nggak lanjut nih cerita Natalku saking panjangnya. Pokoknya ribet, ribet, ribet dan MAHAL :( Akhirnya kami sepakat untuk membeli kadonya di Indonesia saja. Jadi aku tinggal bikin list apa saja yang aku mau dari toko lokal, lalu tinggal bilang sama Ibu Mertua.


Eh tapi ternyata...

Sepakatnya batal, hahaha. Namanya ibu-ibu ya di mana saja sama. Beliau merasa bukan Christmas kalau aku dan Shane nggak menerima kado secara langsung. Jadi setelah aku bikin list hadiah untuk dibeli di sini, beliau masih "maksa" untuk bikin list lain yang nanti akan dikirim dari Amerika. Mau nolak sudah nggak bisa, salah-salah aku malah menyinggung. Jadi aku pun setuju dan secara khusus hanya menulis benda-benda kecil di wish list kami. Harapan aku sih biar mertuaku nggak harus keluar biaya terlalu banyak untuk menebus hadiahnya di sini. Karena aku tahu beliau pasti nggak akan membiarkan kami membayar biaya bea cukai sendiri meskipun sebenarnya "tugas" beliau untuk proses mengirim hadiah sudah selesai. 


Hadiah-hadiah dari Ibu Mertua dan kartu Natal (tapi disembunyikan karena ada fotonya, hihi).


Aku dapat kado dari Shane xD


Aku dan Shane menerima kado Natal kami tepat waktu. Untuk prosesnya sengaja nggak aku ceritakan di sini karena pasti mengganggu mood, ---baik moodku dan juga yang membaca, hahaha. Di luar keribetannya, aku dan Shane senang sekali karena bisa menerima kado secara tradisional. Maksudnya, kado yang di dalam boks, dan kami bisa merobek kertas pembungkusnya :) Yang kupinta hanya piyama, the Body Shop, cat kuku, sarung bantal guling warna coklat, ditraktir ke salon (lol) dan lensa kontak karena mataku minus. Tapi ternyata Ibu Mertua juga mengirimi hadiah lain. Aku dapat bando berwarna-warni yang bikin aku senyum-senyum. Rasanya lucu dan manis saja karena beliau mengerti sekali betapa aku suka pakai aksesoris rambut (dua tahun lalu malah dikirimi satu kantung pita rambut, hahaha). Kadang aku berpikir, kalau menikahnya bukan dengan Shane mungkin siapapun mertuaku itu nggak akan segini mendukungnya dengan penampilanku yang kata orang kaya anak kecil :p Aku juga dapat chopper untuk sayuran yang seriusan, begitu bungkusnya dibuka langsung aku cuci dan pakai saking senangnya. Jadi aku sudah lama ingin dan BUTUH banget benda ini. Tapi somehow nggak pernah jadi prioritas kalau belanja (---prioritas aku makanan, astaga). Yang bikin aku cengar-cengir ternyata candaan kepengen printilan macam pengharum ruangan saja beneran dibeliin dong, sampai 4 biji dan sekarang sambil nulis aku agak-agak pusing karena semua kemasannya sudah dibuka SEMUA sama pihak bea cukai. Wanginya jadi tabrakan, bhahahaha... 


Dari semua kado itu ada yang sangat istimewa buatku. Dress batik. Iya, batik Indonesia. Tapi yang bikin istimewa justru bukan batiknya, melainkan alasan Ibu Mertua kenapa beliau membelinya. Katanya karena ia tahu aku sangat suka batik. Jadi waktu beliau nggak sengaja melihatnya di toko, ia bilang harus membelinya untukku. Aww, bless her heart :') Aku harap suatu hari bisa membalas kebaikannya. Tahun ini aku nggak bisa memberi apa-apa untuknya (katanya tas dari kami tahun kemarin pun masih bagus dan masih sering dipakai). Aku tahu beliau pasti nggak mengharapkan apa-apa, but still... :)


Berfoto di balkon. Langit saking gelapnya jadi mirip backdrop hitam :’D


Suka banget sweater ini. Pas aku pos foto ini di Instagram Ibu pun langsung memuji sweaternya ;D


Setelah kado-kado yang menghangatkan hati, masih ada hangat-hangat yang lain dalam arti sesungguhnya. Aku dan Shane mencoba baking! :p Ya... kalau sekedar bikin kukis sama kue Oreo sih sering, ya meski hasilnya begitulah (nggak usah dibahas, lol). Tapi untuk pertama kalinya entah apa yang merasuki (cieh sosisssonais), aku ingin membuat cinnamon rolls sendiri :D Meski kami vegan tapi kami menolak missing out. Prinsip kami sih nggak ada makanan apapun yang nggak bisa "divegankan" :p

Kebetulan di dapur ada stok kayu manis bubuk yang tadinya mau aku gunakan untuk memasak kari. Tapi lalu aku ingat kalau aku itu nggak bisa masak, hahaha. Setelah googling ditambah mengarang bebas, akhirnya kami baking dengan alat seadanya. Bangga sekali, tanpa membuat dapur terlalu berantakan (biasanya sampai pecaaaaah ke ruang TV), akhirnya kami berhasil membuat cinnamon rolls pertama kami :'D Rasanya? Enak banget dong! Bentuknya jelek? Biarin! Hehehe. Eh, ini seriusan enak lho. Seenggaknya cukup enak lah sampai aku pede buat share resepnya. Ini aku SS dari Instagramku. Siapa tahu ada yang mau coba. Eggless dan dairy free. Yang nggak vegan tapi alergi bisa banget coba :)


Cinnamon rolls vegan ala-ala. Bentuk boleh gak jelas, tapi rasanya jelas enak :p


Resep ala aku :p


Ada tradisi nggak tertulis yang aku yakin dilakukan oleh banyak orang di seluruh dunia di bulan Desember; Menonton film Home Alone. Hahaha.

Ayo ngaku! :D

Tapi tahun ini ternyata kami melewatkannya. Padahal jauh-jauh hari aku sudah request untuk nonton film Home Alone 2 karena ada kenangan tersendiri dengan film itu (---yang pernah membaca "Waktu Aku sama Mika" mungkin ingat). Kenyataannya kami malah menonton film yang terduga sama sekali; Sister Act 1-2 dan Christmas Carol! Sister Act adalah film yang di masa kecil yang sering diputar ulang oleh aku dan Puja, adikku. Menontonnya kembali setelah entah berapa tahun, apalagi bersama Shane terasa begitu menyenangkan. Ada perasaan nostagic juga bahagia karena bisa berbagi film kesukaanku dengan orang yang sangat berarti. Juga Christmas Carol yang selalu mengingatkanku dengan rumah orangtua. Aku masih punya VCD nya di sana, di suatu tempat. 


Menonton Christmas Carol.


Sisanya, aku dan Shane menjalani bulan Desember seperti hari-hari biasa. Ada hari-hari di mana kami memakai outfit Christmas kami, menonton film-film bertema Christmas, ---tapi ada juga hari-hari di mana kami menonton film horror atau bahkan nggak melakukan apa-apa seharian. Seperti yang sudah kubilang, just let it flow, karena justru itulah yang membuat kami sangat menikmati waktu :)

Sekarang Natal sudah selesai dan kami bersiap menyambut tahun baru. Rencananya kami akan menginap di rumah orangtua bersama dua keponakan, Ali dan Abi Cody. Perasaanku dengan datangnya tahun 2021 masih campur aduk, you know what I mean... Tapi bukan berarti aku pesimis, karena tahun yang baru adalah simbolis bagi awal yang baru. Jadi nggak ada alasan untuk khawatir berlebihan, kan :)



Soooo, bagaimana dengan Natal kalian? Semoga semuanya menyenangkan ya. Dan untuk yang harus menghabiskan Natal dan tahun baru nanti sendirian... peluk virtual dari aku dan Shane di sini. Things will get better. Amin :)


(Video musik terakhir aku dan Shane di tahun 2020. Pengguna mode Mobile klik di sini )



cheers,


Indi


---------------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

14 komentar:

  1. Merry christmas and happy new year mba Indi dan family 🥳🎉
    By the way, hadiah piyama dan bando warna-warninya lucuk bangets 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Selamat tahun baru, ya :) Hihi, iya aku suka banget bandonya. Langsung dipakai sama keponakan, padahal di cowok xD

      Hapus
  2. selamat Natal dan tahun baru ya Sob

    BalasHapus
  3. selamat natal dan tahun baru kak, menyenangkan sekali suasana natalnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, selamat tahun baru ya. Gak terasa sudah Januari lagi, padahal masih betah dengan suasana Desember, huhu :')

      Hapus
  4. Selamat liburaan mba indi... Kue nya nampak sedap yaa itu :D

    BalasHapus
  5. Lama gak ngunjungin blog Indi, eh ternyata udah nikah ya. Wahh saya ketinggalan update banget nih, hehe... Walau telat, tapi boleh ya tetap ngucapin. Selamat berbahagia, Indi dan suami. BTW suami yg menetap di sini ya, pas baca bagian "KITAS". Indi inspirasi saya juga, walau dari fisik kita ada yg sedikit beda dg perempuan lain (saya ingat betul post2 Indi ttg masalah tulang belakang & saya pun punya alergi vitiligo yg bikin insecure luar biasa to face the future) tapi baca tulisan Indi ini jadi penambah semangat juga :D

    Selamat Natal dan Tahun Baru juga. Moga Tuhan berikan rezeki anak2 yg baik untuk kalian ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas ucapannya :) Iya, Shane memang menetap di sini sejak masa PDKT. Jadi aku yang minta jika ia ingin bersamaku ya harus tinggal di sini. Semangat selalu ya, cinta yang sesungguhkan itu asalnya dari hati. Aku selalu bilang, mustahil orang bisa jatuh cinta hanya karena fisik, ---itu sih namanya naksir, hahaha.
      Selamat tahun baru. Kami gak berencana punya anak, at least sekarang dan mungkin beberapa tahun ke depan. Tapi amin untuk doanya jika suatu hari kami berubah pikiran ;)

      Hapus
  6. Selamat Tahun baru kak Indi. Kebayang mertuanya yang ngedukung kak Indi dan selalu ingin memberi mantunya yang terbaik. Jadi kepengen punya mertua. Eh kok curhat yak hehehe.
    Stay Healthy and safe kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, harus itu. Kalau gak mendukung mana mau aku sama anaknya. Kan aku dan ortu juga selalu mendukung Shane ;) Selamat tahun baru juga, semoga dapat mertua yang dipengenin ya :D

      Hapus
  7. fOTO MERTUANYA NGGAK ADA, JADI NGGAK LENGKAP. KAYAK HOME ALONE AJA YA, ORANG TUA DI MANA ANAK DI MANA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak sensitif amat lagi covid komen begini. Sebelum covid juga kami kumpul kok, dan setelah keadaan membaik juga kami pasti berkumpul lagi. Hanya tinggalkan hal positif di sini, ya, atau gak sama sekali. Terima kasih :)

      Hapus

Terima kasih untuk komentarnya, it's really nice to hear from you :)