Senin, 16 Oktober 2017

Jadi Top 175 di Musik+ Festival! Indi Ngapain Ya? :D

Halooooo, ada orang di sana? Hahaha, mungkin ada beberapa dari kalian yang notice kalau blogku sempat “bersembunyi”. Well, at least aku menerima sekitar 10 private messages yang isinya menanyakan tentang keberadaan dunia kecilku ini. Ada yang mengira kalau aku menghapusnya, dan ada juga yang mengira kalau aku blocked beberapa pembaca. Padahal sebenarnya nggak, kok. Blogku masih ada, tapi ada beberapa ‘perbaikan’ yang perlu aku lakukan di sini. Dan di saat yang bersamaan aku juga sedang ada health problem yang perlu penanganan serius (don’t worry, I’ll be fine), jadi sekalian saja aku liburan dulu. As I type this, aku sedang duduk di sebuah rumah di luar kota dengan cuaca yang super panas, hihihi. Mohon doa dari teman-teman supaya aku cepat pulih baik secara fisik maupun mental. Amen! :D

Aku akui, belakangan untuk melakukan daily routine terasa lebih menantang. Tapi ini nggak menghentikanku dari (berusaha) berkarya, kok. Bukannya sok kuat, tapi terus berusaha aktif (asalkan nggak kelewat batas) di saat kondisi seperti ini justru membuat pikiranku teralihkan dan lebih positif :) Salah satunya dengan mengikuti Musik+ Festival 2017. Aku sudah mendaftar sejak bulan Agustus lalu, ---di saat kondisiku mulai menurun.  Tadinya aku nggak yakin untuk melanjutkan dan sudah bersiap untuk mengundurkan diri. Tapi di bulan September aku mendapat kabar kalau aku masuk ke dalam 175 besar dari ribuan pendaftar! Mau mundur rasanya jadi sayang, dan sepertinya ini adalah kesempatan yang bagus untuk menambah pengalaman dan tentu, untuk bertemu teman-teman baru :)

Teman-teman sudah tahu belum sih tentang ajang musik ini? Kalau sudah, kalian bisa skip part ini. Tapi kalau belum, silakan lanjutkan baca, hihihi. Musik+ Festival ini adalah ajang yang diadakan oleh Inspira TV (yang sudah pakai TV digital pasti tahu channel ini). Konsepnya berbeda dengan ajang pencarian bakat yang sudah-sudah. Goal mereka bukan hanya menghibur, tapi juga menginspirasi. Atau, dikutip dari situs mereka;
“Musik plus adalah musik yang mengandung muatan positif yang mencerahkan, memotivasi dan menginspirasi. Musik plus tidak dibatasi oleh genre. Semua jenis musik dapat menjadi musik plus selama memiliki makna yang inspiratif dan positif. Dengan musik plus hiburan menjadi lebih bermakna.”
Keren dan berbeda, kan? Nah, lagu yang dibawakan juga bebas, boleh ciptaan sendiri atau lagu orang lain. Akan mendatkan nilai plus jika lagunya berbahasa Indonesia. Lalu bagaimana denganku yang lagu-lagunya (sok) English semua? :p

Memang kalau sudah “harusnya begitu” Tuhan pasti kasih jalan. Saat mengikuti audisi online tadinya aku mau mengirimkan lagu berbahasa Inggris. Tapi sepupuku yang berusia 10 tahun menyarankan lagu lain. Rupanya ia menyukai lagu “Hey Girls Hey Boys” yang aku ciptakan tahun lalu dalam rangka World Disability Day. Agak ragu, karena lagu itu super sederhana dan nggak “komersil” (waktu aku upload di YouTube viewers nya jauh di bawah video-videoku yang lain, nggak sampai 300 viewers!). Sepupuku bilang lagunya enak dan ada pesan moralnya, hahaha. Karena ingin membuat dia senang (toh aku nggak yakin-yakin amat bakal lolos), aku iyakan saja permintaannya. Aku pikir, ya sudah ini satu-satunya lagu ciptaanku yang berbahasa Indonesia dan dalam kondisi seperti ini  agak “ribet” jika harus membuat lagu yang baru. Whatever will be, will be, deh. Yang penting aku mengirimkan karya yang original :D

Dan… siapa yang menyangka bahwa aku terpilih sebagai salah satu dari top 175! Aku sendiri bahkan nyaris lupa kalau sempat mengikuti audisi. Maklum saja karena aku baru dihubungi (TENGAH MALAM) di tanggal 29 September lalu, ---been a month sejak aku mengirimkan lagunya. Aku langsung memberi tahu Bapak dan bertanya apa aku boleh mengikuti technical meeting di besok siangnya. Kami berpikir agak lama. Karena selain kondisiku, Ibu juga baru selesai dirawat inap, dan keponakanku pun sedang dalam kondisi gawat di Rumah sakit. Tapi Bapak menyarankanku buat go for it, katanya ini bakal jadi pengalaman berharga dan kalau nggak mencoba aku nggak akan tahu sejauh mana kemampuanku. Ya sudah aku bulatkan tekad untuk terus maju meskipun sahabatku yang musisi “idealis” heran kenapa aku mau ikutan ajang seperti ini, lol. 

Selesai Technical Meeting di De Majestic, Bandung.

Technical meeting diadakan di gedung De Majestic, Jl. Braga no. 1 Bandung. Ini adalah kawasan pejalan kaki alias pedestrian, ---jadi untuk parkir susaaah sekali karena lahannya hanya sedikit. Aku datang terlambat karena kabar yang diterima begitu mendadak. Syukurlah aku masih sempat mendengar informasi penting untuk shooting taping keesokan harinya. Poin pentingnya sih hanya diingatkan untuk berpakaian sopan, lagu berbahasa Indonesia lebih disukai dan untuk datang tepat waktu. Lucunya ada beberapa kru Inspira TV yang mengingatku, mungkin karena pernah dua kali mengisi acara di sana. Tapi dengan sesama peserta malah awkward. Aku mencoba berkenalan dengan laki-laki yang duduk di sampingku, tapi dia jutek maksimal, hahaha. Mungkin disangkanya aku naksir dia kali, ya? :p Uh, the problem with being too friendly. *palm face.

Sampai di rumah aku nggak bisa langsung istirahat karena belum ada ide lagu apa yang akan aku nyanyikan untuk shooting taping keesokan harinya. Lagu One Day (lagu ciptaanku) memang bermain terus di dalam kepalaku. But I’m not sure… karena liriknya berbahasa Inggris. Dan akhirnya, karena malam semakin larut aku putuskan saja untuk mengubah sebagian liriknya ke dalam Bahasa Indonesia, hahaha. Jadi terdengar janggal sih, tapi setelah aku ulang-ulang it wasn’t that bad kayaknya :p By the way, shooting taping ini untuk ditayangkan di Inspira TV sekaligus untuk ditonton oleh para juri. Dari top 175 ini kami akan disaring kembali menjadi top 10. Yup, hanya 10 orang dari seluruh Indonesia! Bikin aku cukup deg-degan sih. Tapi aku tetap berusaha istirahat karena nervous plus kurang tidur pasti bukan perpaduan yang bagus.

Aku termasuk awal waktu mendaftar, makanya dapat nomor 71 ;)

Di depan gedung De Majestic sebelum shooting dimulai.

Tanggal 31 September, shooting diadakan di tempat yang sama dengan technical meeting. Dan perkara mencari tempat parkir jadi jauuuuuuuuh lebih sulit daripada sebelumnya. Mungkin karena setiap peserta boleh membawa 10 orang supporter jadi mereka membutuhkan banyak lahan. Kalau aku sih cuma datang bersama Bapak dan Iie, tanteku (hiks, lol). Kami parkir di tempat yang cukup jauh, kira-kira 7 menit berjalan kaki, ---itu pun kalau kami setengah berlari, hihihi. Tapi untung saja aku tetap datang on time, bahkan masih punya waktu sekitar 2 jam sebelum shooting dimulai. Kami langsung memilih untuk di duduk dipaling depan. Alasannya agar aksesku untuk ke toilet dan belakang panggung lebih mudah (tahu dong kalau orang sedang nervous bagaimana). Nggak ada wajah familiar yang kulihat (kecuali kru-krunya of course), tapi as always aku tetap berusaha untuk ramah pada semuanya dan berusaha cuek kalau ada yang jutek :p Selama menunggu aku nggak melakukan banyak hal, paling hanya berlatih sesekali, mengobrol dengan Bapak dan Iie. Yang paling jauh, aku cuma jalan ke café sebelah untuk membeli minuman es cokelat. Yang mana langsung membuatku ditegur Bapak karena dikhawatirkan akan merusak suaraku. (No worry Pak, suara anakmu ini biasanya juga fals. Serak sedikit orang nggak akan notice perbedaannya, hahaha).

Dan akhirnya waktu yang ditunggu tiba. Seluruh peserta diminta untuk naik ke belakang panggung. Surprise… surprise… aku mendapat giliran yang pertama! Well, seharusnya sih nomor 2, tapi karena ada salah satu peserta yang belum siap, jadilah aku yang menggantikan. Cengar-cengirku makin menjadi, ---kebiasaan kalau sedang nervous, lol. Dari atas panggung semuanya terlihat gelap, mungkin karena lampu sorotnya hanya mengarah ke panggung. Tapi aku stay cool, pura-pura bisa melihat dan melambaikan tangan ke arah yang kira-kira tempat Bapak dan Iie duduk, hahaha. Sebelum mulai bernyanyi ternyata ada sedikit interview dulu dari hosts nya. Aww, mereka mengenalku sebagai penulis novel dan Indi yang menginspirasi film Mika. Jadi malu-malu kucing, deh :p Setelah itu kru menyiapkan 2 buah mikrofon untukku karena aku nggak memakai minus one, tapi bermain ukulele. Sumpah, it feels so weird. Monitor ada tepat di depanku tapi suara yang aku dengar pelaaaan sekali. Tapi karena itu katanya “normal” aku pun mulai bernyanyi sambil bermain ukulele despite of nggak bisa dengar suara sendiri. Aku coba berikan yang terbaik, meski hati ini dag-dig-dug. Berdasarkan hasil tanya-tanya sedikit sama peserta lain di belakang panggung, mereka rupanya sudah terbiasa ikut lomba. Nah aku… lomba tingkat RT saja belum pernah, hahaha.

Di belakang panggung, foto diambil oleh fotografer Inspira TV.

On stage, dapat dari Instagramnya Inspira TV, hahahaha (ketawa sedih).

Iie mau ambil video, tapi sayang HP nya error! :O

Turun dari panggung rasanya masih deg-degan, tapi lega. Oh iya, aku punya teman baru yang kenalan di belakang panggung, namanya Mia dan dia penyanyi solo. Katanya penampilanku bagus, sampai-sampai peserta lain ngumpul di depan monitor untuk nonton, hahaha. Entahlah dia bohong atau nggak, yang pasti itu membuat perasaanku lebih baik :) Sambil melihat penampilan peserta lain, aku juga sempat diwawancarai. Isinya selain tentang perasaanku mengikuti Musik+ Festival, juga tentang aktivitasku. Too bad Bapak dan Iie nggak ikut ke belakang panggung, jadi aku nggak punya dokumentasinya. Sebenarnya pas di panggung juga aku nggak punya foto dan videonya karena tiba-tiba saja handphone Iie error. Yang kupajang di sini aku dapat dari akunnya Inspira TV dan hasil captured dari video Tante sebelum akhirnya blank (cuma beberapa detik saja). Agak sedih, sih. Tapi yang terpenting kan aku menikmati waktu moment ini terjadi ;)

Karena Iie ada keperluan, aku pun diajak pulang lebih awal. Syukurlah diizinkan karena nggak ada kewajiban untuk stay sampai akhir acara. Di perjalanan pulang aku langsung mengirimkan pesan pada Ibu yang isinya mengabari kalau aku sudah berusaha dan senang bisa mendapatkan kesempatan untuk tampil di sana. Aku belum tahu dengan hasilnya, tapi melihat wajah Bapak dan Iie yang bangga dan terus-terus mengulang cerita sewaktu melihatku di panggung rasanya priceless. Rasanya aku sangat dicintai dan semakin bersyukur memiliki keluarga yang suportif. Akankah aku masuk 10 besar? Hope so. Tapi bukan itu intinya. Karena yang terpenting aku sudah mencoba memberikan yang terbaik, dan biar sisanya Tuhan yang menentukan. Aku rasa nggak perlu malu atau ragu saat melakukan sesuatu untuk pertama kalinya. Karena kalau nggak pernah memulai, bagaimana mungkin aku bisa dapat pengalaman? :)

ukulele girl,

Indi

Liputan audisi final di Inspira TV.


_______________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

8 komentar:

  1. Yaaah, sayang tv langganan saya ga ada channel inspira Tv :'(
    Good luck ya Indy.
    Semoga masuk top ten dan menjadi penambah semangat utk kembali pulih total. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau TV nya sudah digital pasti ada channel ini. Terima kasih ya untuk semangatnya, amen :)

      Hapus
  2. Maju terus Indi!! penasaran dgn hasilnya nih.. :D

    BalasHapus
  3. mudah2an berhasil masuk 10 besar ya. dan semoga indi sehat terus

    BalasHapus
  4. pasti tante Indi masuk topten deeeh
    aaamiin aaamiiin, insyaAllah

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya, it's really nice to hear from you :)