Sabtu, 09 April 2016

How to Deal with School Days as a Scolioser? :)



Yaaaaay, weekend! Lol, OMG, sepertinya openingku kurang variatif. Sering banget tulisan dibuka dengan betapa excited nya aku dengan weekend atau hari libur yang tiba. Tapi mau gimana lagi, kesempatanku menulis biasanya memang muncul di hari-hari seperti ini, hihihi. Lagipula, siapa sih yang nggak suka weekend? Well, meski pasti ada yang jawab, "Akuuuu!" sambil mengacungkan tangan, tapi aku yakin kebanyakan dari kita menyukainya. Pekerja kantoran (mostly) libur di hari sabtu dan minggu, begitu juga anak-anak sekolah yang dengan happy dadah-dadah sama pelajaran di kelas, ---tapi welcoming homework, lol :D Pokoknya weekend adalah waktu di mana aku bisa menulis sampai larut tanpa harus dagdigdug karena sadar besok mesti bangun pagi-pagi ;) Ngomong-ngomong soal sekolah, sejak SD sampai sekarang aku selalu merasakan hal yang sama; mixed feeling antara fun sama challenging. Aku sangat menikmati saat-saat berkumpul dengan teman-teman dan belajar hal-hal baru (---well, nggak selalu, sih, lol). Tapi aku juga merasakan beberapa tantangan seperti PR yang super banyak dan terkadang peer pressure. Sekolah memang bukan the easiest thing in the world, aku yakin kita nggak selalu mengalami hal manis. Terkadang pahit, atau minimal kecut, hihihi. Dan sebagai seorang scolioser(---pengidap scoliosis, kelainan tulang belakang yang miring ke arah samping) tantangan di sekolah bisa saja jadi terasa lebih berat. Tanpa bermaksud menganggap scoliosis sebagai beban (it's a bless, trust me), dealing dengan brace atau menghadapi pelajaran olahraga bisa jadi saat-saat yang begitu membingungkan. Aku juga pernah mengalami, ---kebingungan sebagai murid baru di SMP dan baru saja didiagnosis mengidap scoliosis oleh dokter. Tapi seiring dengan berjalannya waktu aku mulai menemukan tricks yang membuat hari-hari di sekolah terasa lebih nyaman :)

"Scoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya."




1. Bagaimana cara memberitahu kepala sekolah dan guru-guru?

Aku mengerti bahwa bagi sebagian scolioser berbicara tentang scoliosis bukan hal yang terlalu nyaman untuk dilakukan. Tapi penting sekali bagi kepala sekolah dan guru-guru untuk mengetahui kondisi kesehatan kita, terutama guru olahraga. Jumlah scolioser yang banyak bukan jaminan pahamnya masyarakat terhadap scoliosis, ---termasuk guru-guru kita. Bawalah surat pengantar dari dokter dan jika perlu ditemani oleh orangtua untuk membantu menjelaskan bahwa kondisi kita bukan hal yang "sementara".
(Yes, scoliosis bisa dikoreksi dengan cara bracing, fisioterapi atau operasi. Tapi ini bukanlah kondisi yang bisa dikoreksi dalam waktu yang cepat).


2. Mintalah tugas pengganti untuk pelajaran olahraga.


Setiap scolioser memiliki kondisi yang berbeda. Jika dokter melarang kita untuk berlari dan melompat, maka manfaatkanlah waktu berenang saat pelajaran olahraga. Gerakan renang sangat baik untuk menguatkan otot, dan itu artinya sangat baik juga untuk menjaga postur tubuh kita. Agar tetap mendapatkan nilai dengan cara yang fair mintalah tugas pengganti, misalnya saja tugas menulis atau mengumpulkan artikel. Well, tanpa berlari dan melompat pun sebenarnya kita tetap bisa masuk ke dalam tim olahraga, kok. Tawarkan diri untuk menjadi "asisten pelatih, aka guru kita", ---tugas apapun yang diberikan itu bukan masalah karena nggak ada yang namanya "peran kecil" di dalam sebuah tim ;)


3. Sesuaikan seragam sekolah.


Jika memakai brace di balik seragam, otomatis kemeja dan rok kita akan terasa lebih sempit. Untuk menyiasatinya kita bisa memakai seragam yang sizenya 1 nomor lebih besar dari biasanya. Aku sendiri lebih nyaman untuk memakai seragam yang lebih besar dibandingkan menutupi brace dengan jaket, karena saat udara panas rasanya cukup menyiksa. Brace + gerah = not good, bisa biang keringat, hihihi.


4. Hadapi bully.


Bullying bisa menimpa siapa saja, termasuk kita. Dan saat dibully kebanyakan dari kita mengira bahwa scoliosis dan brace adalah penyebabnya. Padahal bullying terjadi karena kita sendiri yang "membiarkannya". Bully is just like dogs, they can sniff your fear. Hanya karena tulang kita yang bengkok bukan berarti kita menjadi kurang dibandingkan yang lain. Jadi jangan takut, keep your chin up! Karena nggak ada seorang pun yang pantas untuk dibully. Tapi jika kita sudah merasa terancam (secara mental atau fisik), jangan ragu untuk melaporkannya pada orang dewasa, ---misalnya guru atau orangtua. It doesn't make you a "snitch", because sometimes you need help to defend your self.


5. Sediakan tempat untuk menyimpan brace.


Nggak semua sekolah punya loker dengan space yang cukup besar. Terkecuali jika memakai brace bertipe soft seperti yang SpineCor yang aku pakai, maka tempat penyimpanan nggak menjadi masalah karena bisa dengan mudah dilipat dan dimasukan ke dalam tas. Tapi jika memakai brace dengan tipe hard (seperti boston, dll) yang ukurannya lebih besar, maka gunakan kantung plastik atau kantung parasut untuk tempat penyimpanan. Penting sekali untuk menjaga kebersihan brace meskipun hanya ditinggalkan sebentar untuk pelajaran berenang. Jangan lupa, brace adalah our second skin :D



Dengan atau tanpa scoliosis sekolah memang selalu menantang, ---tapi sekaligus menyenangkan. It's okay untuk mempunyai fase khawatir atau sedikit takut saat menghadapi hal yang baru. Memberi waktu pada diri sendiri untuk terbiasa bukan berarti lemah atau cengeng. Dan seperti fase memakai brace, sekolah juga suatu hari akan selesai. Jadi nikmatilah, because life is good. Life is always good :)


yang paling suka pelajaran olahraga karena bisa ketemu mika,

Indi


Get your own SpineCor here:
Indo Sehat Utama
APL Tower Lt. 25/T3. Podomoro City. Jl. S. Parman Kav. 28 Jakarta Barat 11470

(021) 29339295 / 29339296.
_________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

30 komentar:

  1. It's really cool. How people with extraordinary condition could deal with themselves and their surroundings :) And make people accept them how the way they are.

    BalasHapus
  2. Wah, untungnya guru-guru aku, khususnya guru olahraga dan wali kelas ngerti banget kalau aku skoliosis dan punya banyak "pantangan". dan bener banget kak, pasti tugas penggantinya bikin makalah singkat atau membuat soal.

    ohiya, tips dari aku buat temen-temen scolioser lain, jangan lupa selalu bawa tas tenteng tambahan. untuk jaga-jaga di tengah aktivitas kamu mendadak harus membawa barang banyak, jd bisa ditenteng deh. soalnyakan pakai backpack yang terlalu berat kurang baik untuk tulang kita :)


    -deendavia.blogspot.com-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Backpack sebenarnya lebih baik dari tas tenteng, karena beratnya lebih seimbang. Backpack sekarang banyak yang dirancang khusus agar bisa postur kita tetap terjaga, kok. Untuk tas tenteng dokterku bilang boleh dibawa jika gak terlalu berat dan di tangan kiri (tergantung lengkungmu ke arah mana). Cheers :)

      Hapus
    2. Oh begitu ya kak? tapi dokterku bilang aku lebih baik pakai tas selempang atau dijinjing aja kalau bebannya terlalu berat bila digemblok. mungkin beda-beda tergantung kelengkungan dan besar derajat ya? :)

      Hapus
    3. Iya, dokterku yang dulu juga bilang begitu, backpacks lebih baik daripada tas tenteng/selempang karena kamu jadi hanya menopang beban di salah satu sisi tubuh saja. Tapi tentu tas jenis apapun kalau beban yang dibawanya berlebihan akan gak baik :)
      Dari salah satu artikel di iscoliosis aku nemu ini:
      "Backpack Safety for Spinal Health. A heavy backpack won't cause scoliosis, but carrying it carelessly could lead to back pain or neck pain".
      Jadi tas ransel aman untuk tulang belakang, yang menyebabkan rasa sakit/menyebabkan scoliosis idiopatik itu jika dipakainya dengan sembarangan. Misalnya hanya di salah satu bahu saja/deselempangkan.

      Tapi apapun, lebih baik ikuti saja apa kata doktermu karena beliau pasti mau yang terbaik untuk pasiennya :) Take care :)

      Hapus
  3. Iya mbak Indi penyakit ini tidak boleh menghalangi kegiatan kita ya namun kita bisa menyiasati supaya kegiatan/pelajaran tidak terganggu, caranya dengan tips seperti yang di video itu. Keren mbak saya salut :)

    Semoga selalu sehat ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah, videonya ditonton ya? Hihihi, terima kasih ya. Salam semangat :)

      Hapus
  4. Harus tetap berjuang walaupun mempunyai kekurangan itu keren. Videonya kok kecil ya mbak suaranya di laptop aku?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kecil ya? :O Sepertinya karena pake YouTube editot plus tanpa microphone bikin suara gak sekeras biasanya. Lain kali soundnya lebih aku perhatikan. Thanks sudah nonton :)

      Hapus
  5. Poin-poin di atas ada dalam filmnya kak Indi yang judulnya Mika, aku masih ingat ketika adegan yang semua orang olahraga kak Indi hanya duduk terus Mika datang untuk ikutan olahraga gendong kak Indi, adegan paling so sweet itu :')

    BalasHapus
  6. gak kelihatan kalau Indi pakai brace kok. Bracenya keren gitu ya gambarnya, Indi pesan ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Brace yang aku pakai itu tipe soft brace, Mbak. Namanya SpineCor, jadi memang gak terlihat di balik baju :)

      Hapus
  7. keren! artikelnya pasti menginspirasi tmn2 scolioser yg lain ;)

    BalasHapus
  8. Waaahhhh

    Aku suka banget post yang semacam ini miss
    Deskripsinya seru, ilustrasi nya juga seru ^^

    Btw kak indi cantik banget pakai seragaaam
    Kayak member JKT!!!

    BalasHapus
  9. wah ternyata ada ya elianan kayak gitu hehe... wah punya kawan cantik itu berkah mbak hehe... sukses terus mbak indi

    BalasHapus
  10. Tapi kalau orang awam melihatnya gak begitu 'miring' seperti yang disebut ya.. Aku punya teman juga yang kelainan tulang belakang, aku melihatnya normal sampai suatu hari aku melihatnya membenarkan spinecor (aku lihatnya semacam kemben pelangsing ya) hehehe bisa kembali normal kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Scoliosis ringan sampai sedang biasanya baru terlihat kalau posisi badan membungkuk. Sedangkan scoliosis berat sudah pasti terlihat (aku scoliosis berat karena kurva di atas 50 derajat). Tapi memang kadang bisa ditutupi dengan baju longgar. SpineCor bentuknya seperti rompi dan celana, sedangkan brace yang berbentuk mirip kemben namanya boston brace. Tapi kalau temannya pakai kemben mirip kemben pelangsing, sepertinya itu hanya kemben biasa (yang dijual bebas, bukan brace). Sekali scoliosis tetap scoliosis karena scoliosis bukan penyakit, tapi kelainan. Jadi hanya bisa dikoreksi, bukan disembuhkan :)

      Hapus
  11. tertarik liat boneka barbie-nya :)
    jadi ingat adik yan gpaling kecil (tk) kalo pulang sekolah suka beli he he he

    btw bingung sama mbak ini, kayaknya masih abg tapi jago nulis
    hebat euy

    BalasHapus
  12. Thanks sharingnya Ndi :)

    O iya, keponakanku juga ada yang ngalamin scoliosis. Parahnya, dia juga mengidap autisme. Tadinya udah mo dioperasi di Penang, tapi tim dokter gak berani untuk operasi dia karena autismenya itu. Jadi sekarang dia sehari2 hanya pake brace aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku pernah lihat video di YouTube tentang Ryan yang autism dan akan menjalani operasi scoliosis. Tapi sayang gak ada updatenya :( Semoga bracenya bisa membantu dan terus membaik, ya :)

      Hapus
  13. Nyari mana untuk komen kecil banget. Duluu banget pernah nulis juga kena scoliosi tapi ringan. Udah terapi chiro tetap gak bisa 100 persen lurus, yang penting masih bisa beraktifitas. Nyeri punggung iya, ada benjolan di tengkuk, diatasi dengan akupuntur. Belajar berjalan dan jogging denganpostur tegak.

    Sukses ya... tetap berkarya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kecil gimana, ya? Ini template bawaan blogger kok jadi harusnya sama besarnya. Eror kah? :O Scoliosis ringan seharusnya belum memberikan rasa sakit, dokterku bilang mungkin ada penyebab lain. Cheers :)

      Hapus
  14. hai kak indi,
    aku suka banget buku kak indi tentang MIKA. tapi sayang banget, buku itu gak tau kemana sekarang.

    Tetap terus kasih support scolioser ya kak :)

    BalasHapus
  15. Nice Information
    http://obatginjalbocorterampuh.blogspot.com

    BalasHapus
  16. But if we feel threatened, do not hesitate to tell adults about it, for example, teachers or parents.

    BalasHapus
  17. It looks quite interesting and your days are not boring, but rather productive and informative, not only for you.

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya, it's really nice to hear from you :)