Rabu, 02 Oktober 2024

Perayaan Ulang Tahun yang Terlambat Satu Bulan (Biar Terlambat Asal Selamat, ---Eh, Asal Berkumpul!) :D

Haaaaiiiii bloggies! Apa kabar? Semoga semuanya baik-baik saja ya di tengah cuaca yang glommy ini (--kalau nggak mendung ya hujan, hehe). Well, at least di Bandung sih begitu sekarang. Dan untuk yang sedang sakit semoga cepat sembuh ya! :)


Kabarku sendiri baik, sciaticaku kambuh tapi ini bukan yang terburuk xD Aku juga nemu tempat fisioterapi baru dari Google yang lokasinya nggak jauh dari rumahku dan Shane. Rencananya sih bulan ini aku mau coba ke sana, tapi kalau ternyata kami menginap di rumah orangtua aku bakal fisio di tempat biasa saja supaya nggak bolak-balik. ---Well, kita lihat saja nanti ya, dan aku akan pastikan untuk membagi ceritanya di sini. Karena kalau dilihat dari tulisanku tentang "Boneka Chelsea" ternyata banyak juga yang penasaran dengan "scoliosis". Yay! :D


Anyway, tanggal delapan Juni kemarin aku ulang tahun lho, teman-teman, hihi. Kalau biasanya dirayakan bersama orangtua dan Ali, tahun ini pas di hari H hanya bertiga dengan Shane dan Kitty. Alasannya karena di tanggal yang sama orangtuaku ada pekerjaan yang nggak bisa ditunda, jadi kami putuskan untuk berkumpul saat semuanya sudah nggak sibuk saja. Dan itu bukan masalah buatku karena yang penting ucapan dan doa dari mereka saja, soal berkumpul bisa lain waktu :) Apalagi meski nggak full team Shane tetap make sure bikin ulang tahunku menyenangkan. Ia membuatkanku cake ulang tahun dan setuju untuk kompak memakai outfit berwarna pink karena itu warna kesukaanku! Hahaha. Termasuk Kitty ya, karena si mungil ini nggak boleh ketinggalan meski nggak mengerti dengan konsep ulang tahun :D 


Ulang tahunku pas di hari H nya, dirayakan sederhana. ---Yang penting tiup lilin :p


Maunya punya foto yang cute, eh Kitty malah berusaha meloloskan diri xD


Cake buatan Shane. Pakai Oatside susu gandum kesukaanku :D


Biar Kitty happy ia juga ikut ultah, dapat hadiah. Padahal gak ada yang tahu kapan ia lahir, hehe :'D


My birthday lunch, yum. Vegan wrap dari Fit Fuel. Langganan sejak masih tinggal di apartemen, belum ada yang menggantikan saking enaknya :')


Baru di bulan Juli aku merencanakan untuk perayaan bersama orangtua, Ali dan Emah, nenekku. Rencananya aku ingin mengajak mereka makan-makan saja karena ketika ibu mertuaku berkunjung ke sini di bulan April lalu nenekku nggak ikut ketika kami makan-makan di restoran. Ya... anggap saja untuk mengganti moment itu. Apalagi ulang tahunku juga disponsori oleh Ibu Mertua, jadi hanya beda di waktunya saja kan, hehehe. Aku mencari restoran keluarga yang punya menu vegan dan non vegan supaya perut kami semuanya happy. Setelah berdiskusi dengan Shane akhirnya kami memilih restoran "Ta Wan" yang menurut kami sih menunya netral alias siapa saja suka, termasuk anak-anak picky eater macam Ali :p Supaya dekat dengan rumah orangtua dan Nenek, aku memilih cabang yang di Trans Studio Mall (---jangan bosan ya, sejak tahun 2011 di blog ini TSM sering disebut karena memang seringnya pergi ke situ, lol). Aku segera mengabari Ibu, dan beliau senaaaang sekali karena sudah kangen denganku dan Shane :') Berhubung setelah dipikir-pikir ternyata aku memang sudah lama nggak bertemu keluarga besarku (terakhir ya waktu ada Ibu Mertua itu), aku undang saja Iie alias tanteku dan Marvy keponakanku (anak dari kakak sepupuku) sekalian. Kebetulan rumah mereka jaraknya hanya satu blok saja dari rumah Ibu dan Bapak.


Karena lokasi restorannya di Trans Studio Mall, aku tiba-tiba jadi punya ide untuk sekalian menginap di sana supaya kami nggak perlu ke mana-mana lagi. (Maksudnya menginap di hotelnya, bukan di mall, huehee). Aku bertanya pada Shane tentang ideku itu dan ia menyukainya, ---selama ia bisa membawa iPad untuk bekerja tentu saja, karena masih weekdays. Ada dua hotel yang menempel dengan gedung mall; The Trans Luxury Hotel dan Ibis Hotel. Nah, untuk The Trans Luxury kami sudah pernah menginap di sana waktu perayaan ulang tahun pernikahan kami yang ketiga lalu. Benar-benar salah satu pengalaman menginap terbaik bagi kami! Sampai-sampai sempat terpikir untuk kembali menginap di sana. Tapi akhirnya kuputuskan kalau memilih menginap di Hotel Ibis akan lebih bijak. Tanpa Kitty kami hanya bisa meninggalkan rumah sebentar saja. Rasanya sayang jika membayar kamar hotel yang harganya dua kali lipat rate Ibis tapi nggak bisa dinikmati dengan maksimal. Lagipula kami kan belum pernah menginap di sana, ---siapa tahu akan jadi pengalaman menyenangkan. So Ibis, here we come! :)



12 Juli 2024: Makan-makan, Hotel yang Mirip Bandara, dan Mall yang Hampir Tutup


Aku dan Shane berusaha meninggalkan rumah sedekat mungkin dengan waktu makan malam. Tujuannya tentu supaya kami nggak lama-lama meninggalkan Kitty sendirian di rumah. Goal kami sebelum 24 jam harus sudah kembali (---berasa main game pakai timer, lol). Kalau lebih dari satu malam biasanya Kitty kami titipkan di dokter hewan, atau kami ajak sekalian asal tujuannya ke tempat pet friendly (seperti ke rumah ortu misalnya, huehe). Tapi karena kali ini kami pergi sebentar, jadi Kitty cukup dititipkan pada Ibu tetangga yang baik hati. Biasanya beliau atau suaminya akan mengecek keadaan rumah dari depan dan dari atas. ---Yang jangkauannya better than CCTV, karena meski rumah kami nggak saling berdempetan tapi dari lantai dua mereka bisa terlihat halaman depan sampai halaman belakang kami, hahaha. 


Lalu-lintas kota Bandung sedang macet (seperti hari-hari kebanyakan, huhu), jadi kukabari Ibu untuk nggak buru-buru berangkat ke TSM, ---khawatirnya jadi harus menunggu aku dan Shane yang masih di jalan. Tapi beliau bilang ingin mampir ke Metro dulu untuk melihat-lihat pakaian, jadi nggak masalah kalau pun kami yang tiba belakangan. Syukurlah, kami tiba nggak terlalu meleset dari waktu perkiraan. Keluargaku belum lama sampai di mall ketika aku dan Shane masuk lobby hotel. Kesan pertamaku lobbynya terkesan simple sekali, benar-benar straight to the point begitu masuk front tablenya kelihatan :D Somehow mirip dengan bandara. Entahlah cuma perasaanku atau memang konsepnya seperti itu ya, tapi Shane juga setuju denganku. Proses check in nya sangat cepat meski aku salah membawa KITAS (kartu identitas) milik Shane. ---KITAS yang kubawa ternyata sudah expired tahun kemarin! Untung saja Shane siap dengan salinan KITAS baru di handphonenya, ehehe, maaf :'D 


Dari lobby belok kanan langsung ada lift. Di depan lift ada meja pakai wangi-wangian gini. Jadi berasa di tempat spa :D


Aku ambil fotonya karena siapa tahu nanti mau pijat. (---Tapi kenyataannya aku ngantuk berat nggak sempat ngapa-ngapain, ahaha).


Kami request kamar di lantai atas, no smoking, dan menghadap ke kolam renang (---karena waktu menginap di The Trans Luxury Hotel aku ketiduran dan nggak sempat melihat kolamnya, lol). Sepanjang perjalanan ke kamar dari mulai lift sampai lorongnya tercium aroma yang menyenangkan, mirip permen karet. Honestly aku nggak berharap banyak sama hotel budget ini apalagi tujuan utamanya untuk makan-makan bersama keluarga, bukan untuk relaxing. Tapi ternyata begitu masuk kamar aku dan Shane surprised karena fasilitas yang tersedia (menurut kami) sedikit di atas kelasnya. Ukuran kamar yang super mungil jadi nggak terlalu ketara karena ada kaca yang super besar yang pas menghadap ke kolam sesuai request kami. Ada TV dengan saluran kabel, lemari es mini, water jug, meja kerja plus sofa yang cukup banget buat selonjoran, safe deposit box, dan lemari terbuka lengkap dengan beberapa gantungan baju. Kamar mandinya juga sangat oke, ada shower dengan air panas, bidet (penting banget, haha) dan surprisingly ada hair dryer! Happy banget rasanya, poniku jadi terselamatkan, lol. Apalagi setelah kami cek handuk dan segala printilan lainnya juga bersih tanpa noda :)


Tempat tidurnya size queen. Mungil tapi masih pas buat kami yang badannya minimalis ini :p


As always Onci boneka kelinciku selalu ikut. Tanpa Onci liburan terasa hampa, hehe.


Waktu ke Singapore tahun 2018 yang lalu kami pakai outfit yang sama, lho. Dressnya Ibu yang buatkan. Jadi berasa nostalgia (tapi ini versi di Bandung, lol).


Ada teh, kopi, gula dan creamer.

Mungil tapi berfungsi dengan baik. Lumayan supaya jus kami tetap dingin :D

Jadi menyesal pas menginap di The Trans Luxury kami nggak berenang. Ternyata secakep ini :')

Fasilitas buat memperkece dirinya lumayan lengkap lah, ya xD


Aku lalu mengabari Ibu bahwa kami sudah di hotel dan memintanya agar langsung ke restoran "Ta Wan" agar kami bisa bertemu di sana. Sama seperti waktu kami menginap di The Trans Luxury, akses untuk ke mall harus melewati lobby dan masuk lewat pintu di samping Starbucks. Jadi  memang dekat sih, ---tapi kalau hujan yang tetap saja kebasahan, hehe :p


Nggak menunggu lama (ya, ternyata tetap aku dan Shane yang tiba duluan, lol) dari kejauhan aku melihat keluargaku berjalan ke arah restoran. Ah, bahagia sekali melihat wajah-wajah mereka lagi! Aku rindu berat karena sudah lama nggak bertemu ;')

Aku, Shane, Ali dan Adik Marvy duduk di satu baris sementara Ibu, Bapak, Emah dan Iie duduk di hadapan kami. Suasana restoran sedang cukup padat, jadi kami nggak bisa memilih tempat duduk dan AC yang beroperasi juga terasa nggak dingin. Sempat khawatir membuat keluargaku nggak nyaman tapi ternyata mereka nggak bilang apa-apa (semoga bukan karena dipendam, please, huhu) dan terlihat sangat menikmati waktu berkumpul kami. Aku memesan kailan dan jamur, dengan special request no oyster sauce. Ada yang lucu dengan pesanan Shane. Ia 'kekeuh' ingin memesan tofu meski sudah kularang. Ia pikir tofu yang di restoran akan sama dengan yang biasa kami masak di rumah. Padahal yang biasa ia makan itu nama Indonesianya "TAHU", sementara istilah "tofu" di sini dipakai untuk tahu jenis yang lain. Setelah pesanan datang benar saja itu egg tofu, hahaha! Untung saja Ibu dengan senang hati menghabiskannya jadi nggak terbuang sia-sia. Oya, seperti yang sudah kubilang sebelumnya Ali itu picky eater. Saking pickynya jauh-jauh ke restoran pesannya bubur putih polos. Tanpa kecap dan bahkan merica, ---benar-benar lebih polos dari bubur Rumah Sakit T_T Normalnya sih aku akan minta ia (---ehm, memaksa) untuk makan protein dan serat, tapi karena nggak mau merusak suasana dan sedang kesempatan istimewa jadi aku biarkan saja :p


Hore berkumpul! :))


Bersama dua bocil yang nggak terpisahkan, nempel banget :D


Sebagian makanan kami. Bubur polos ala puasa mutih of course punya Ali. Ia bahkan singkirkan toppingnya :'D

Tofu punya Shane, untung baru empat biji yang pindah ke piring. Padahal sudah kubilang mending makan kailan, ahahaha.


Kalau bertemu Emah bisa dipastikan beliau nggak membiarkan tanganku dan Shane kosong, beliau pasti memberi kami sesuatu. Kata Ibu di perjalanan menuju TSM Emah meminta untuk mampir dulu ke "Vitasari Bakery", ---toko kue dekat rumah langganan sejak aku masih kecil. Beliau membelikan kami satu box macam-macam jajanan tradisional dan kue basah. "Apa atuh Emah suka bingung yang vegan apa. Kalau ini kan sudah pasti vegan. Jadi Kakak suka, ya?" begitu tanya beliau. Aku dan Shane tentu sangat senang dan berterima kasih! Emah, yang meskipun sudah di usia tua nggak pernah berhenti belajar termasuk tentang pilihan kami. Beliau mengerti apa itu vegan dan selalu berusaha memastikan aku dan Shane bisa memakannya pemberiannya. Terharu rasanya, aku yang ingin mentraktir beliau, eh malah langsung dibalas dengan traktiran. Ah, how I love her ;')


Emah memang super perhatian :') Vegan Indonesian snacks for us <3


Selesai makan kami nggak langsung berpisah, Ibu ingin mengambil foto bersama banyak-banyak. Biasanya aku agak canggung kalau berfoto di tempat umum, apalagi kalau sedang banyak orang. Tapi demi mereka ayok, deh :D Berapa kali pun Ibu minta aku iyakan sampai sudah nggak tahu harus bergaya bagaimana lagi, hahaha. Keluargaku pun pamit. Sambil mencium pipiku Iie bilang kalau mereka sudah menahan kami kelamaan. Katanya lagi kasihan karena kami jadi cuma bisa sebentar menikmati hotelnya. Padahal sungguh, kami sih nggak apa-apa. Tujuan utamanya kan memang untuk bertemu mereka :') Mataku jadi berkaca-kaca, ---padahal bulan depan juga akan bertemu lagi dan bahkan lebih lama karena aku dan Shane berencana menginap di rumah orangtua. Yah, aku ini orangnya memang mellow sampai apa saja ditangisi, huhu. Waktu SD saja aku dipanggil "Nobita"! Ahaha xD


We love you, Emah.

Bapak, Ibu, Ali dan Adik Marvy :)

Iie rajin banget fotoin kami sampai-sampai aku nggak punya foto sama beliau kecuali pas lagi di resto :')


Aku dan Shane mampir dulu ke Transmart sebelum kembali ke kamar kami. Sekedar untuk membeli air mineral karena di hotel hanya disediakan galon dan water jug, dan camilan kriuk-kriuk untuk teman menonton TV. Di kamar, aku langsung berganti dengan piama dan mencuci muka. Hari semakin malam dan aku mulai merasa lelah. Sambil berbaring di tempat tidur aku mengganti-ganti channel TV mencari tontonan yang seru untuk ditonton berdua. Nggak ada yang benar-benar kami tonton karena isinya kebanyakan film action, ---bukan genre favorit kami. Meski begitu kami tetap terhibur melihat adegan-adegan action yang somehow membuat kami tertawa. Apalagi waktu Tom Cruise tiba-tiba muncul di layar, Shane langsung hoboh bilang, "Hey, itu kan THAT GUY!" ---Ya, "that guy" karena Shane nggak tahu namanya tapi mengenali wajahnya, hahaha. Jadi kami pernah punya pengalaman lucu dengan Tom Cruise. Suatu hari di tahun 2019, di kamar hotel waktu kami sedang menonton TV, aku melihat seseorang yang mirip sekali dengan Tom Cruise. Awalnya kupikir memang ia, tapi setelah diperhatikan dengan seksama ternyata bukan. Tapi Shane, ia meyakini kalau yang dilihatnya adalah 'seorang aktor terkenal'. Yang meski ia nggak tahu namanya tapi dengan menyebut kata "terkenal" sudah cukup jelas kan siapa yang Shane maksud. Lucunya ketika ibunya menonton potongan video kami (waktu itu kami membuat vlog) beliau juga SANGAT MENYAKINI kalau orang yang ada di TV memang benar Tom Cruise! Karena 2 VS 1 aku sempat hampir percaya kalau aku yang salah lihat. Tapi setelah Googling kami menemukan fakta kalau ternyata ia memang BUKAN TOM CRUISE! Ahahaha X'D Makanya Shane jadi segitu hebohnya ketika melihat Tom Cruise yang asli di TV, ---karena ia akhirnya bisa membedakan mana yang asli dan mana yang look alike-nya :p Oya, kalau teman-teman penasaran, aktor yang dimaksud adalah Miles Fisher. Kalau lihatnya sekilas memang mirip sih, sampai garis senyumnya saja sama :O


Ada kartun Mr. Bean, tapi baru nonton pas mau habis, ahahaha :’D


Lihat, pantas kan Shane dan Ibu Mertua pikir ia Tom Cruise, hahaha!


Sayangnya keseruan kami harus berhenti. Layar TV tiba-tiba gelap tanda nggak bisa menangkap sinyal. Aku coba matikan TV lalu menyalakannya kembali tapi nggak ada perubahan. Anehnya WIFI di kamar tetap bekerja, nggak terpengaruh sama sekali. Setelah ditunggu selama 10 menit kami merasa TV nggak akan kembali normal dengan sendirinya. Kantukku hilang dan perut mendadak terasa lapar. Kami putuskan untuk memesan veggie burger via Grabfood untuk kemudian mengambilnya di A&W dalam TSM. Rencananya nanti sekalian kembali ke kamar, kami akan melapor pada petugas front desk tentang TV di kamar yang bermasalah. Aku yang sudah berpiama pun kembali berganti dengan dress dan kami bergegas ke mall sebelum terlalu dekat dengan jam tutup. Setelah tiba ternyata pesanan kami belum diproses meski statusnya sudah siap diambil. Kami adalah customer terakhir, hanya ada aku dan Shane yang menunggu. Kalau diperhatikan selain di gerai A&W aku nggak melihat ada siapa-siapa lagi. Melihat suasana mall yang sepi somehow membuatku merasa damai. ---Janggal tapi damai. Aku memang suka dengan suasana gedung kosong, rasanya ingin menjelajah. Well, mungkin karena aku kebanyakan nonton "The Twilight Zone" ya, jadi cuma permainan imajinasi saja. Karena kalau tiba-tiba dikejar manekin hidup sih yakin aku pasti takut sampai nangis, ahahaha. Anyway, setelah mendapatkan burger pesanan kami ternyata mall benar-benar mulai ditutup. Bahkan pintu samping dekat Starbucks yang menjadi akses kami ke hotel pun sudah dikunci rapat dan sebagian besar lampu-lampu sudah dipadamkan. Aku dan Shane pun harus memutar melewati pintu utama yang lumayan jauh. Tapi nggak apa-apa, aku jadi bisa menikmati suasana mall (hampir kosong) lebih lama :)


Sudah satu jam semenjak aku melaporkan masalah TV pada petugas di front desk. Burger dan kentang gorengku sudah habis dilahap, dressku sudah kembali berganti piama dan mataku sudah mulai kembali berat (efek kekenyangan, lol). Tapi nggak ada yang datang padahal katanya akan segera menugaskan teknisi :') Akhirnya kami putuskan untuk tidur saja karena rencananya setelah sarapan nggak akan berlama-lama di hotel mengingat Kitty sendirian di rumah. Sedikit kecewa sebenarnya, tapi juga bukan masalah yang besar karena selain masalah TV kami merasa nyaman dengan kamarnya.


Foto OOTD dulu karena habis ini mau ganti pakai piama :p


Jangan salfok sama tulisan di box-nya. Ini isinya beneran burger sayur, kok (request no mayo). Lihat saja stiker di wrapper-nya xD



12 Juli 2024: Sarapan Besar, Koes Plus dan Kembali ke Rumah


Aku terbangun sebelum Shane dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci muka, menggosok gigi dan berganti piama dengan dress batik buatan Ibu. Sehari sebelumnya aku sudah mandi jadi rasanya sudah cukup xD Lagipula kalau mandi di bawah shower air hangat di pagi hari bawaanya kembali mengantuk alih-alih merasa segar, huehe. Setelah selesai aku membangunkan Shane yang bilang kalau tidurnya nyenyak sekali. ---Aku juga merasa begitu, yang saking nyenyaknya sampai terasa hanya tidur sekejap saja karena tahu-tahu sudah pagi :D Nggak butuh waktu lama bagi Shane untuk bersiap dan kami pun segera berada di restoran Oopen untuk menyantap sarapan. 


Nyobain filter Instagram ceritanya :D


Fotonya miring karena tadinya mau ngambil video eh kepencet. Daripada dihapus post di sini saja :p


Salah satu meja dengan banyak pilihan karbo dan satu jenis sayuran xD


Setelah sedikit melihat-lihat kami langsung mengambil piring dan mengambil makanan yang sudah kami pilih. Menu yang tersedia seperti kebanyakan hotel bintang tiga pada umumnya, cukup banyak jumlahnya tapi untuk vegan option-nya sangat terbatas. Aku dan Shane sih memaklumi dan nggak menjadikannya big deal. Kami mengerti bukan sedang berada di restoran khusus vegan, jadi cukup makan yang bisa dimakan dan nggak perlu merasa wajib jadi "perfect vegan". Kami mengambil potato wedges, salad, tumis sawi putih, mi goreng dan orange juice. Semuanya terasa oke di lidah kami (enak, tapi bukan yang istimewa gimana gitu). Terus ternyata mi gorengnya mengandung telur jadi kami harus pilah-pilah dulu dan tetap berusaha menghabiskan sisanya. Karena kalau sudah terlanjur ada di piring kami harus bertanggung jawab, jangan sampai banyak yang terbuang. Sambil sarapan aku juga memperhatikan suasana sekitar. Rupanya Ibis punya corner khusus untuk sarapan anak-anak, termasuk ada fasilitas bermain PlayStation kalau aku nggak salah lihat. ---Hmm, boleh juga tuh konsepnya. Mungkin kapan-kapan aku akan ajak Ali supaya kalau mau ikutan main bisa pakai alasan nemenin adik xP


Kami nggak menghabiskan waktu terlalu lama untuk sarapan karena mendadak aku punya ide untuk membuat video clip musik di kamar. Beberapa waktu lalu aku dan Shane merekam lagu "Cinta Mulia" yang aslinya milik Koes Plus. Kebetulan kami belum sempat membuat videonya jadi kupikir sekalian saja mumpung sedang di luar. Ya... supaya nggak bosan-bosan amat karena biasanya kan lokasi video kami kalau nggak di dalam rumah ya di halaman :p Oya, alasan kami memilih lagu Koes Plus sebenarnya agak unik. Meski Bapakku penggemar Koes Plus tapi aku nggak pernah mendengarkan musik mereka dan cenderung nggak tertarik. Aku justru baru mengenal Koes Plus ketika sudah menikah dengan Shane, Suatu hari ia mengenalkanku dengan band bernama Koes Barat, ---band asal Amerika yang membawakan lagu-lagu Koes Plus. Kami lalu mendengarkan lagu-lagu versi covernya dan langsung jadi penggemar! Jadi well, alih-alih mengenal dari Bapak yang asli Indonesia aku malah mengenal Koes Plus dari orang Amerika, ahahaha. Tapi nggak apa, lebih baik terlambat daripada nggak mengenal sama sekali. Karena musik bagus akan selalu jadi musik yang bagus. Nggak ada kata terlambat apalagi basi ;)


Videonya ada di sini, boleh banget lho kalau kalian mau nonton :D


Selesai membuat video kami sebenarnya masih punya banyak waktu karena jam check out baru di tengah hari nanti. Tapi aku ingin segera pulang karena semakin kangen dengan si mungil Kitty. Di perjalanan pulang aku mengucap syukur karena memutuskan untuk menginap. ---Ternyata aku memang membutuhkan staycation, buktinya moodku yang awalnya sudah bagus jadi berkali-kali lipat semakin bagus, hahaha. Aku mungkin lelah, aku mungkin perlu relax tapi aku nggak sadar karena merasa hariku happy-happy saja dan baru terasa setelah mengalami keenggaksengajaan seperti ini :')


Begitu tiba di rumah kami langsung disambut dengan suara tangisan heboh Kitty yang terdengar sejak kami masih di pagar. Segera aku memberinya banyak pelukan dan ciuman untuk menenangkannya. Mainan berserakan di mana-mana dan posisi karpet sudah berubah, ---sudah pasti ulah Kitty. Tapi nggak apa-apa, lebih baik ia menjadi kucing yang aktif daripada murung waktu ditinggal. Soal beres-beres itu sudah tugasnya Shane :p Hahaha, kidding. 

Aku dan Shane mengembalikan semua barang bawaan kami ke tempat seharusnya. Kami lalu membuka camilan dari Emah dan memakannya dengan penuh syukur. I feel loved, ---aku punya suami yang baik, kucing yang manja dan pintar, juga keluarga yang selalu ada saat aku butuh. 


Hidupku lengkap, perlu apa lagi? :)



Vlog ultah yang terlambat. Aku lega sempat mengabadikannya di sini :)



blessed girl,


INDI



Keywords: pengalaman menginap di hotel IBIS Trans Studio Bandung, pesta ulang tahun bersama keluarga, makan-makan, staycation, hotel budget. 


----------------------------------------------------------------

Instagram: @indisugarmika | Youtube: Indi Sugar Taufik | Novelku, Waktu Aku sama Mika: di sini (Shira Media) dan di sini (Gramedia)