Jumat, 22 April 2016

Theme Park ala Pasar Malam di Bandung Carnival Land :)



Theme park! Hore! Aku suka sekali dengan theme park alias taman hiburan. Untuk yang sering mampir ke Dunia Kecil Indi pasti tahu deh kalau aku bisa menghabiskan waktu seharian kalau sudah berpetualang di berbagai wahana. Aku bahkan punya tempat favorit, yaitu salah satu in door theme park di Bandung yang bisa aku kunjungi beberapa kali dalam setahun, ---sampai-sampai rasanya seperti bermain di rumah sendiri, hehehe. Nah, beberapa waktu lalu aku baru tahu kalau di Bandung ada theme park out door murah meriah yang katanya nggak kalah seru dengan tempat favoritku. Terlambat banget sih, karena ternyata tempatnya sudah dibuka sejak tahun 2011 lalu :( Tapi sebagai theme park hunter sejati, aku rasa lebih baik terlambat daripada nggak sama sekali (lol). Jadi pada tanggal 17 April lalu aku pun mengajak Ray untuk mencoba wahana-wahana di sana. 

Biasanya kalau aku pergi ke theme park selalu pakai rencana. Tapi kali ini lumayan spontan, karena aku ajak Ray sepulang kami mengunjungi undangan pernikahan. Itulah kenapa kami berdua memakai batik, hehehe. Untung saja aku membawa sepatu flat sebagai ganti kitten heels dan tas tangan kecil yang lebih colorful daripada yang kupakai sebelumnya. Kami masih terlihat sedikit terlalu resmi, sih, ---tapi well, ini lebih baik daripada harus pulang ke rumah dulu :p Dan keputusan untuk nggak pulang dulu ternyata sangat tepat kerena kami terjebak macet. Saking macetnya di beberapa titik mobil sampai nggak bergerak sama sekali. Dan parahnya lagi kami nggak hapal jalan! Hahaha. Untunglah kami bertemu banyak orang yang dengan ramah menunjukkan jalan :) Jadi sebelum sore kami sudah tiba di "Bandung Carnival Land", yang letaknya satu gerbang dengan kolam renang Karang Setra (Jl. Sirna Galih No. 15, Bandung).

Yup, theme park yang kami kunjungi bernama "Bandung Carnival Land". Sebelum ke sini aku membaca beberapa review dan melihat foto-fotonya di internet. So tempting! Kebanyakan foto diambil ketika malam dan lampu-lampu yang menyala kelihatan indaaaah sekali. Apalagi temanku juga bercerita tentang tempat ini dan membuatku semakin 'menyesal' karena baru menemukan tempat ini. Tapi ketika tiba di area parkir aku mendadak ragu-ragu. "Apa ini tempat yang sama dengan yang kulihat di internet?"... Hanya ada beberapa mobil saja yang parkir di sana, dan di loket hanya ada kami yang membeli tiket. Tapi well, kupikir mungkin di dalam akan banyak pengunjung. Jadi Ray membeli sebuah tiket terusan seharga Rp. 50.500 untukku, dan sebuah tiket masuk seharga Rp. 25.500 untuk dirinya sendiri (seperti biasa Ray akan menjadi juru foto, hehehe). Lagipula kami memang nggak terlalu suka theme park yang terlalu crowded, jadi mungkin tempat ini akan cocok untuk kami ;)



Begitu kami melangkahkan kaki ke dalam theme park... surprise... Kami nggak melihat siapapun selain kami berdua! Bahkan nggak ada suara musik yang biasanya terdengar bahkan di theme park kelas mall sekalipun. Rasanya jadi seperti sedang di serial Goosebumps (lol, I'm a fangirl), apalagi wahana yang pertama kami lihat adalah rumah hantu. Karena kebingungan, kami ke toilet dulu, ---sekaligus menyegarkan diri setelah macet yang cukup membuat berkeringat. Syukurlah ketika aku keluar dari toilet bertemu dengan 4 orang anak bersama beberapa orang dewasa yang sedang mengantri wahana 4 dimensi. Sedikit awkward aku berbasa-basi dengan salah satu dari mereka dan ended up dengan ikut masuk ke teater. Nggak lama kemudian Ray menyusul dan kami langsung langsung duduk di seat jajaran tengah setelah diberi kacamata 4D. It was reallyyyy dark, pijakannya yang dari kayu pun agak berdecit. By the way, tiket milik Ray hanya bisa dipakai untuk 1 wahana, jadi jika ia ingin naik yang lain harus bayar sejumlah uang, ---yang aku lupa tanyakan berapa. Suasana semakin gelap lagi ketika film dimulai. Agak nervous juga karena di seat kami nggak ada safety belt nya. Tapi rupanya kursi memang hanya bergerak ke kiri dan kanan, itu pun sangat jarang jadi nggak khawatir terjatuh. Padahal filmnya seru, lho. Lebih menegangkan daripada di theme park tetangga, hehehe. Aku nggak terkesan, ---mungkin karena aku berharap terlalu banyak. Tapi untuk anak-anak sepertinya cocok, karena penonton-penonton cilik yang duduk di barisan depan tampak menikmati.


Setelah itu aku mengajak Ray untuk naik "Dragon Swing", semacam permainan "Kora-kora" yang ada di Dufan, hanya ukurannya lebih kecil. Tapi Ray memutuskan untuk nggak ikut dan hanya mengambil foto-fotoku. Yang naik hanya beberapa orang saja dan hanya aku yang berteriak dan tertawa lepas. Mungkin karena yang lain malu-malu ya, hehehe. Rasanya memang nggak sedasyat Kora-Kora, tapi cukup menantang apalagi kalau duduk di ujung. Cocok nih buat yang suka sensasi berayun tapi takut muntah :p Dari atas aku bisa melihat beberapa orang dewasa yang bersama anak-anak di wahana sebelumnya. Mereka rupanya dari Jakarta dan nggak ikut bermain, hanya menemani. Yup, meski menegangkan aku masih bisa melihat ke sekeliling, ---bahkan bisa mengobrol dengan Ray dan memberi semangat pada anak yang duduk di belakangku, hehehe. Saking seringnya aku bermain di theme park, lama-lama sense of deg-deganku jadi tumpul kayanya.



Di "Dragon Swing" aku sempat berkenalan dengan 2 pengunjung perempuan yang sama-sama berasal dari Bandung. Well, aku nggak tanya siapa nama mereka, sih, but we're literally together selama sisa waktuku dan Ray berada di BCL. Rombongan yang dari Jakarta sudah beristirahat, jadi hanya kami yang tersisa. Kalau aku nggak sok akrab, artinya aku benar-benar akan bermain sendirian karena Ray sibuk dengan kameranya. Pokoknya kami seolah sudah lama kenal, ---kami bahkan berdiskusi soal wahana mana yang selanjutnya akan dinaiki, hahaha. Lalu pilihan jatuh kepada "Kursi Terbang", wahana yang mirip sekali dengan "Ontang-Anting" di Dufan tapi (lagi-lagi) berukuran lebih kecil. Aku memilih duduk di paling luar, supaya lebih 'terasa' dan bisa dadah-dadah sama Ray. Wahana ini asyik juga, tingkat ketegangannya kurang cocok untuk anak-anak (---di sini ada versi mininya juga, btw). Aku pernah naik wahana serupa di Mall of Indonesia, and this is definitely better! Kalau boleh Kursi Terbang ini aku bawa pulang, deh, hehehe.



Mungkin karena sedang super sepi pegawainya juga jadi agak malas-malasan. Tiket Ray seharusnya hanya untuk 1 wahana, tapi mereka sepertinya nggak peduli. Nggak ada pengecekan tiket, atau at least ditanya sebelum menaiki wahana. Sepertinya asumsi mereka Ray juga punya tiket terusan sepertiku. Terbukti waktu aku minta ditemani untuk menaiki "Ulat Gila", Ray lolos begitu saja. Sayang sekali ya, padahal semangat pegawainya berpengaruh lho sama mood pengunjung :( Wahana ini bisa jadi pengobat rindu bagi warga Bandung yang pernah menghabiskan masa kecil di mall Kings, yang sekarang, ---sadly, sudah terbakar. Di sana ada "Ulil", wahana yang entah nama aslinya apa dan menjadi icon arena permainan Kings. Ulat Gila ini bentuknya mirip dengan Ulil, hanya dan track nya melewati beberapa terowongan kecil. Rasanya pun benar-benar mengingatkanku pada si Ulil, ---srudak-sruduk bikin sakit badan! Hahaha, aku dan Ray sampai tertawa terbahak-bahak. What a sweet throwback. Sayang banget keponakan-keponakan dan sepupu-sepupuku yang masih kecil belum sempat mengenal Ulil, hiks. Ray sampai punya ide untuk membawa krucil ke sini, at least supaya mereka mengenal versi penerusnya, hihihi.



Dua orang yang bersamaku menyarankan agar wahana "Mangkuk Tsunami" jadi yang berikutnya kami naiki. Aku sih oke-oke saja, lagipula sudah nggak banyak pilihan lagi. Wahana yang tersisa kebanyakan hanya untuk anak-anak. Kami bertiga naik di satu "mangkuk", dan 3 orang anak rombongan dari Jakarta juga naik di 'mangkuk' lainnya. Sekilas wahana ini mengingatkan dengan "Poci Poci" milik Dufan, tapi lantainya bergelombang dan pegangannya nggak bisa diputar. I don't expect much, lah. Tapi ternyata... Oh, my God, dari seluruh wahana yang aku naiki inilah yang terfavorit! :D Gerakan mangkuknya nggak hanya memutar, tapi juga naik-turun. A little pro tip, jangan naik ini dalam keadaan perut penuh, kalian bisa muntah, ---trust me :p Sensasi yang kurasakan sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Yang pasti ini seperti perpaduan "Dragon Rider" dari theme park sebelah dan "Poci-Poci"! Bahkan 2 teman baru yang sebelumnya malu-malu sudah bisa tertawa lepas di wahana ini :)


Masih ingat dengan rumah hantu yang menyambutku dan Ray ketika datang? Aku yang berani masuk rumah hantu theme park tetangga sendirian 2 kali berturut-turut ini nyalinya menciut ketika diajak ke rumah hantu di sini. Suasanya agak 'berbeda', no fancy CGI atau dekor yang wah tapi bawaannya bikin merinding. Ray nggak mau masuk sendirian, ---dan 2 teman baru juga menolak masuk kalau aku nggak ikut. Ya, ampun berasa orang penting, hehehe. Aku sempat masuk beberapa langkah dan diikuti oleh yang lain. Tapi begitu melihat suasananya yang gelap, aku pun keluar lagi. Lucunya 2 perempuan di belakangku langsung lari terbirit-birit! :D Katanya sih hantu-hantunya hanya patung. Tapi dulu, waktu tempat ini pertama dibuka aktor-aktor lah yang berperan menjadi hantu. Temanku bilang aktornya ada yang iseng, kakinya dipegang dan bikin ia panik. Nah, aku takut kalau di dalam ternyata masih ada aktornya. Aku kalau panik bisa bahaya, suka tiba-tiba nendang dan mukul random, hahaha.



Wahana terakhir yang kunaiki adalah "Sepeda Udara". Perjuangan juga untuk naikknya, karena letaknya di atas jadi harus menaiki anak tangga yang nggak sedikit. Sebenarnya 'perjuangannya' bisa lebih dinikmati kalau saja theme park nya dijaga dengan baik. Aku bisa bayangkan beberapa tahun yang lalu tempat ini pasti indah sekali. Banyak lampion dan patung-patung tokoh kartun yang asyik untuk dijadikan spot berfoto. Tapi sekarang semuanya tampak terbengkalai dan agak menyeramkan karena kurang penerangan :( Menurutku Sepeda Udara ini jadi least favorite di BCL. Selain safety belt nya nggak berfungsi, rel nya juga sedikit berderit, ---bikin aku khawatir. Padahal kalau saja dirawat dengan baik ini bisa jadi wahana yang menyenangkan. Mirip monorail di Taman Topi Bogor, tempat favoritku waktu kecil :) Alhasil aku ingin cepat-cepat tiba dan sebisa mungkin nggak melihat ke bawah, hehehe.



Dengan harga tiket yang terjangkau bermain di sini sebenarnya sepadan, kok. Pilihan permainannya pun imbang antara untuk orang dewasa dan anak-anak. Tapi ya itulah, menurutku seharusnya tempat ini bisa lebih dimaksimalkan. Dari mulai hal kecil saja, misalnya tambahkan musik yang meriah, jaga kebersihannya, perbaiki fasilitas yang sudah rusak, dan yang nggak kalah penting semangat bekerja para pegawainya. Kalau tempat ini semakin terbengkalai bukan nggak mungkin akan ditinggalkan dan wisatawan lebih memilih tempat lain meskipun tiketnya lebih mahal. Di luar itu semua, aku (dan Ray) happy bisa menghabiskan sore di Bandung Carnival Land, a lot of good laugh dan dapat teman baru juga. Kalau sudah musim liburan aku juga mau ajak sepupu-sepupu dan keponakan-keponakanku ke sini. Theme Park ini cocok untuk wisata murah meriah sekeluarga (---nggak ada larangan bawa cemilan, jadi bisa piknik di sini). But don't expect too much, just enjoy the carnival vibe! :)

yang mainnya pakai baju batik,


Indi

__________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

19 komentar:

  1. Pegawainya kurang gajinya jidi kerjanya terasa malas. Sayang sekali, tempat yang seluas dan seindah itu kurang diminati masyarakat. Mungkin nilai edukasinya yang kurang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini tempatnya satu gerbang dengan kolam renang Karang Setra dan udaranya enak banget. Jadi gak ngerti juga kenapa sekarang kurang diminati, padahal awalnya ramai. Katanya sih di sini sekarang cuma ramai kalau ada rombongan :)

      Hapus
  2. Mini dufan bisa menjadi alternatif buat yang kejauhan untuk datang ke jakarta bisa datang ke bandung :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, di Bandung ada BCL dan Trans Studio, tinggal sesuaikan dengan kebutuhan dan budget :)

      Hapus
  3. Sepi amaat ndi...pergi nya pas hari kerja kalii ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini weekend, kok. Cuma katanya kalau sekarang ramainya pas ada rombongan aja :)

      Hapus
  4. Wah muantappp tuh mbak belum ada pengunjungnya bisa lebih leluasa dong.

    BalasHapus
  5. Kalau masih sepi, asyik tuh mba main sepuasnya ya

    BalasHapus
  6. Gimana sih rasanya habis kondangan langsung main gitu aja hehe..tapi meski tempatnya serasa sepi tetep terasa happy kl dijalani dengan bahagia *eh :D

    BalasHapus
  7. Kalo ketemu di jalan pasti gampang di kenal y. Stylenya unik...

    BalasHapus
  8. Kalo ketemu di jalan pasti gampang di kenal y. Stylenya unik...

    BalasHapus
  9. WIh keren banget :D heheh pasti asik ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asyik, cuma sayang sekarang tempatnya udah tutup :')

      Hapus

Terima kasih untuk komentarnya, it's really nice to hear from you :)