Sabtu, 26 Oktober 2013

Dorothy Gale dan Harry Potter Berpesta Halloween di Trans Studio Bandung :D



Haiiiii weekeeeeeend, kita bertemu lagi! Hehehe. Waktu menulis ini gue dalam keadaan flu dan sedikit demam, makanya lega banget karena selama 1 minggu kemarin yang gue harapkan cuma weekend supaya bisa istirahat di rumah :D Kabar kalian bagaimana nih, teman-teman? Semoga semuanya sehat-sehat saja dan bisa menikmati weekend dengan nyaman, ya. Dan untuk yang sedang sakit... I'm with you, hehehe, kidding, get well soon :D
Berhubung minggu sebelumnya gue nggak sempat untuk bercerita di sini, jadi hari ini gue putuskan untuk membagi pengalaman yang gue alami tanggl 13 Oktober kemarin. Dan kebetulan temanya juga pas banget dengan akhir bulan Oktober. Yup, kalau teman-teman sudah baca tulisan gue yang terakhir di sini pasti sudah bisa tebak kalau gue mau bercerita soal Halloween :D

Kemarin gue baru saja dapat kabar bahwa di preschool tempat gue bekerja tahun ini nggak akan merayakan Halloween karena bertepatan dengan perayaan United Nations day. Di hari itu yang datang juga harus pakai kostum, jadi kalau tetap ada Halloween... terlalu banyak kostum untuk 1 tahun, hehehe. Meskipun gue cukup sedih, tapi gue lega karena gue dan Ray sudah punya pesta Halloween sendiri di Trans Studio Bandung!
Well, jadi begini ceritanya. Gue dan Ray sudah 2 minggu nggak hangout di luar, dan kami berdua juga sedang butuh refreshing karena pekerjaan sedang cukup padat. Nah, tanpa sengaja gue membaca promo di akun twitter nya Trans Studio Bandung, katanya ada diskon 20% untuk pengunjung yang memakai kostum selama bulan Oktober. Langsung saja gue semangat, I love Halloween, dan tentu saja gue juga suka Trans Studio. Gue sudah berkali-kali ke sana, dan gue pikir akan menyenangkan jika bisa bermain di sana lagi bersama Ray :)

Gue menceritakan tentang ide Hallowen ini sama Ray, dan ternyata dia setuju! Padahal kami belum tahu akan memakai kostum apa, lho, hehehe. Yang pasti kami sepakat untuk memakai kostum yang budged nya bersahabat, atau kalau bisa malah tanpa budged. Syukurlah, di saat-saat akhir kami langsung mantap dengan kostum masing-masing: gue sebagai Dorothy Gale dan Ray sebagai Harry Potter yang amazingly keduanya hanya mengandalkan isi lemari! :D (baca di sini untuk ceritanya)
Di hari H nanti kami nggak berharap apa-apa, yang penting bisa bersenang-senang di Trans Studio dengan kostum kreasi sendiri. Karena kami yakin banyak pengunjung lain yang pakai kostum lebih baik dari kami :D

Gue dan Ray sengaja datang siang-siang, soalnya sebelumnya kami datang pada saat menjelang malam, dimana banyak permainan sudah nggak beroprasi dan sering menjadi pengunjung terakhir yang bermain di suatu wahana, hehehe. Awalnya Ray malu-malu untuk memakai jubah Harry Potter nya karena takut menjadi pusat perhatian. Maklum saja kami harus melewati banyak orang dulu sebelum sampai di Trans Studio yang letaknya di lantai atas mall. Tapi setelah sampai di gate, Ray langsung percaya diri dengan jubahnya, hehehe. Kalau gue sih sejak di rumah sudah menjinjing keranjang anjing tanpa masalah. Mungkin karena Halloween's spirit gue lebih besar dari Ray, ya :p

Sebelum masuk kami mengisi dulu buku tamu, ternyata kami pengunjung ke empat dan ke lima yang datang memakai kostum. Setelah itu kami juga difoto untuk dokumentasi Trans Studio. Hehehe, senang sekali karena ternyata kostum kami "diakui". 
Begitu melewati gate gue dan Ray langsung mantap untuk masuk Science Center soalnya setiap kali ke sini kami belum pernah mengintip apa isinya. Padahal Ray sudah pernah beli suvenirnya yang berupa pulpen berbentuk suntikan, lho :p Sesuai namanya Science Center berisi fakta-fakta tentang science, tapi dengan cara menyenangkan, tentu saja. Meski gue dan Ray bukan penggemar science, tapi ada beberapa objek yang menarik perhatian kami. Yang paling lucu ada bola yang bisa terbang karena tekanan udara, dan gue pikir akan cocok dengan Ray yang berkostum seperti Harry Potter. Jadi gue minta dia berfoto di depannya sambil mengacungkan magic wand, sehingga seolah dia yang membuat bola melayang. Ternyata ini membuat amaze anak-anak kecil yang kebetulan sedang berada di sekitar kami, lho, hahaha. Cieee, Ray punya fans :p



Wingardium Leviosaaaa! :D

Woaaah, trippy columns :D

Setelah dari sana kami langsung sibuk memilih wahana-wahana lain. Gue menyarankan untuk naik Giant Swing karena antriannya paling pendek. Meski sebenarnya jantung dag-dig-dug setiap naik wahana ini, tapi gue penasaran dengan reaksi Ray yang anti sama permainan macam ini. Anehnya, dia malah oke-oke saja untuk ke Dunia Lain sementara gue ketakutan, hehehe. Tapi akhirnya kami memilih wahana lain lebih dulu. Untuk "pemanasan" kami ke Land of Giant (Negeri Raksasa) yang merupakan permainan kesukaan gue. Ini adalah adaptasi dari dongeng "Jack dan Pohon Kacang", tapi di wahana ini intinya pengunjung akan dijatuhkan dari ketinggian 5 lantai, dinaikan kembali lalu dijatuhkan lagi sampai berkali-kali. Gue sih sangat menikmati permainan ini, malah sampai memaksa Ray untuk naik lagi sesudahnya (tadinya hampir 3 kali, tapi malu, hehehe). Tapi Ray malah makin nggak siap untuk naik Giant Swing karena makin deg-degan, hehehe.


Piala punya gue yang mana coba? :p




Asyiknya karena kami datang lebih awal jadi lebih banyak wahana juga yang bisa kami nikmati. Meski antriannya cukup panjang karena weekend kami bisa ke Marvel 4D, Broadcast Museum, Dragon Rider, Gian Swing (yes, akhirnya Ray mau juga!) dan lain-lain tanpa khawatir harus cepat-cepat pulang. Ini juga pertama kalinya kami menonton parade, karena biasanya parade sudah selesai waktu kami datang, hehehe. Ternyata seru juga karena bisa melihat icon-icon trans dan juga duplkat selebriti dunia. Berhubung gue ngefans banget sama Michael Jackson, jadi gue lumayan histeris waktu lihat dupilikatnya, hahaha. Sayangnya gue nggak sempat foto bareng karena langsung ke Trans Racing Car dan waktu selesai Michael nya sudah pulang ke Neverland :p






Oh, iya berhubung temanya Halloween, selain kami seluruh pegawai Trans Studio juga pakai kostum, loh. Meski nggak semuanya pakai kostum seram dan unik (ada yang hanya sesimpel pakai kostum bola, lol) tapi suasana Halloween nya cukup terasa. Apalagi dengan dekorasi yang dibuat khusus dengan teliti, banyaknya pumkin dan scarecrow bikin gue yang sedang menjadi Dorothy Gale ini semakin menghayati peran, hehehe. Lucunya banyak pengunjung yang mengajak gue foto bersama. Bahkan ada seorang anak yang meskipun bukan orang Indonesia, dengan keterbatasan bahasanya mengajak gue berfoto. Sweet :) Ray dengan kostum Harry Potter nya juga sempat menarik perhatian pengunjung lho, dia satu kali diajak berfoto dan ada seorang anak yang bilang pada ayahnya bahwa tadi melihat "Harry Potter", hehehe. Itu semua membuat kami senyum-senyum, karena siapa sangka kostum yang bermodalkan "apa yang ada di lemari" ini disukai dan diakui mirip dengan aslinya :)






Gue dan Ray benar-benar senang selama bermain di Trans Studio, apalagi kami akhirnya dapat Halloween party untuk berdua setelah tahun sebelumnya hanya pesta kostum di rumah. Dan gue akhirnya menyerah setelah sol sepatu jebol di pukul setengah sembilan malam. Itu pun sebelumnya gue masih sempat bermain dengan hanya menggunakan kaos kaki saking nggak relanya selesai, hehehe. Bayangkan kalau saja sepatu gue nggak jebol pasti kami akan di sana sampai seluruh mall tutup :p Tapi gue puas sekali karena hampir seluruh wahana bisa kami naiki. Ray berjanji kalau berkunjung lagi kami akan naik Vertigo, karena kali ini dia masih shock sehabis bermain Giant Swing. Kalau soal permainan yang memacu adrenalin memang gue juaranya. Ray cuma berani sama hantu-hantuan, hehehe.




Kami meninggalkan Trans Studio dengan wajah kelelahan tapi tersenyum senang. Ingin rasanya kapan-kapan mengajak Ibu dan Bapak juga ke sini. Sebelum pulang kami sempatkan dulu untuk dinner dengan menu sederhana. Sambil makan kami masih tetap bercerita tentang keseruan di Trans Studio. Lalu tiba-tiba saja kami teringat sesuatu. Di Broadcast Museum gue dan Ray sempat mencoba menjadi dubber untuk acara Laptop si Unyil. Kami berhasil medubbing acaranya sampai selesai, tapi kami nggak mendengarkan hasilnya karena malu-malu dengan pengunjung lain. Padahal kami penasaran sekali dengan hasilnya. Lalu kami pun bertekad jika berkunjung lagi, selain akan naik vertigo, kami WAJIB menguji bakat kami lagi sebagai dubber! Hahahaha.... Tunggu kami kembali ya, Trans Studio!! :p

Jadi begitulah pesta Halloween gue dan Ray. Bagaimana dengan kalian, teman-teman? :D




follow the yellow brick road,


Indi "Dorothy Gale" Sugar


______________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | contact person: 081322339469

Selasa, 15 Oktober 2013

My DIY Halloween Costumes Project: Dorothy Gale from Wizard of Oz and Harry Potter :)

Howdy-do my friends!
Tulisan gue kali ini bakal berbeda dari biasanya. Mungkin bagi sebagian orang temanya nggak penting (memangnya tulisan gue pernah penting? Lol), tapi gue putuskan untuk membaginya karena ini bulan Oktober yang artinya identik dengan suasanan menyeramkan tapi seru yaitu... HALLOWEEN! :)
Nah, mengerti kan kenapa gue bilang kalau tulisan kali ini temanya nggak penting. Karena Halloween memang bukan budaya Indonesia dan nggak banyak orang yang exited dengan perayaan ini. Jangankan exited, seringnya malah nggak ngeh kalau sudah Halloween dan satu-satunya ciri adalah kalau televisi mulai memutar film-film horor, hehehe.

Kalau sudah baca tulisan tentang perayaan Halloween gue tahun lalu mungkin teman-teman akan mengerti kenapa gue menyukainya. Bukan karena suka yang seram-seram, ya, gue malah penakut (kecuali untuk Twilight Zone, karya-karya R. L Stine dan Stephen King. Lol, weird), tapi gue sangat menikmati pesta kostum dan treat (nggak pakai "trick"). Gue suka sekali berdandan seperti tokoh-tokoh di dunia dongeng. Meski di Irlandia, negara asalnya identik dengan kostum seram, di Indonesia Halloween lebih identik dengan kostum apa saja asalkan fun. Belum lagi di prechool tempat gue bekerja setiap Halloween pasti ada perayaan dan bebas mengajar. Jadi pantas saja kan kalau gue menyukainya ;)

Tahun ini gue memutuskan untuk jadi Dorothy Gale dari Wizard of Oz. Setelah tahun sebelumnya gue menjadi Carol Anne dari Poltergeist supaya identik dengan seram, tahun ini gue sedikit melanggar aturan preschool gue yang mengikuti Halloween ala Irlandia, hehehe. Dorothy adalah tokoh perempuan manis yang tanpa sengaja pergi jauh dari Kansas dan harus mencari penyihir dari Oz untuk menemukan jalan pulang. Meski ada unsur magic, Dorothy justru sama sekali nggak punya kekuatan magis, ia hanya kebetulan berada di situasi yang mengharuskannya melawan penyihir jahat. Gue belum dapat persetujuan buat pakai kostum ini di preschool, sih, tapi gue akan memakai kostum Dorothy ini untuk bersenang-senang dan merayakan di tempat lain saja bersama Ray :D

Meski tahun ini ada kemungkinan akan mempunyai dua kostum, bukan berarti gue akan membeli kostum baru. Justru gue ingin menguji sejauh mana kreatifitas gue, hihihi. Halloween ala gue itu tentang bersenang-senang, jadi jangan sampai malah menjadi beban dengan merasa harus mengeluarkan uang. Sama seperti tahun lalu, Ray juga akan memakai kostum yang gue pilihkan. Setelah menjadi John Frusciante, tahun ini ia akan menjadi Harry Potter, tokoh idola masa kecil gue yang kostumnya cukup mudah ditiru hanya dengan modal membongkar lemari baju :p

Berhubung sudah menonton film Wizard of Oz berkali-kali gue jadi hapal betul dengan kostum Dorothy. Yang gue lakukan selanjutnya tinggal mengingat-ingat item apa saja yang sangat iconic darinya, dan apa saja yang bisa gue temukan di rumah untuk menjadikan gue (cukup mirip) dengan Dorothy.
Nah, sekarang gue akan membagi tips bagaimana untuk menjadi Dorothy Gale di perayaan Halloween. Dan tentu, setelah itu akan gue jelaskan juga bagaimana cara menjadi Harry Potter. Keduanya adalah versi gue dan tentu saja dengan budged bersahabat ;)


Dorothy Gale dari Wizard of Oz.


1. Di sepanjang film Dorothy memakai dress overall bermotif kotak-kotak. Waktu film berubah menjadi berwarna (sebelumnya hitam-putih) penonton bisa melihat bahwa warna dress Dorothy adalah biru-putih. Gue mencari sisa kain di rumah dengan warna yang mirip, dan syukurlah menemukannya :D Berhubung hanya ada sedikit jadi gue membuatnya dengan bentuk "celemek". Meski berbeda dengan model aslinya, jika dilihat dari depan akan tetap terlihat mirip dengan dress Dorothy di film. 
Tapi jika nggak mempunyai kain yang sama persis, kalian bisa memakai dress bermotif kotak-kotak dengan warna apa saja, toh di awal film penonton nggak tahu apa warna dress yang sebenarnya, hehehe. Atau let's make it simple, dress berwarna biru polos pun sudah cukup mewakili karena ciri khas outfit Dorothy yaitu sederhana.

2. Untuk dalaman Dorothy memakai kaos berleher tinggi dengan lengan puff. Gue menggantinya dengan kemeja putih berleher tinggi bekas seragam paduan suara gue. Jika nggak punya gunakan kaos putih polos atau kemeja lengan pendek.

3. Di awal film sampai pertengahan, rambut Dorothy dikepang dua dan diikat dengan pita yang senada dengan dress nya. Berhubung rambut gue pendek, jadi gue mengikuti gaya rambut Dorothy di akhir film, yaitu diurai dengan pita besar di puncak kepala. Sebenarnya Dorothy menjalin rambut terdepannya dari kiri dan kanan lalu dijepit oleh pita. Tapi, sekali lagi, rambut gue masih terlalu pendek jadi gue menyelipkan pita ke bando polos dan memakainya secara tegak.
Jika rambut kalian lebih panjang dari gue lebih baik buat dua buah kepang sederhana, karena itu identik dengan Dorothy waktu bernyanyi "Somewhere Over the Rainbow" di awal film :)

4. Dorothy kabur bersama Toto, anjing teriernya dan sebuah keranjang piknik. Eris, anjing gue terlalu besar untuk berperan sebagai Toto, hehehe. Jadi gue menggantinya dengan boneka yang dipinjam dari preschool dan meminjam keranjang buah-buahan milik Ibu. Detail ini lebih baik jangan dilewatkan karena sangat iconic. Lihat saja gambar Dorothy berbagai versi di atas. Semuanya sedang membawa anjing dan keranjang kan ;)

5. Sepatu Ruby Dorothy sering menjadi icon untuk poster di pagelaran musikal Wizard of Oz. Mungkin karena inilah satu-satunya unsur magis yang dimiliki Dorothy (ia bisa pulang dengan cara mengetuk sepatunya). Ada cara untuk membuat sepatu ruby sendiri, yaitu dengan menempelkan gliter merah ke sepatu yang akan dipakai. Atau jika ingin mudah beli saja sepatu bergliter, hehehe. Tapi gue memutuskan untuk memakai sepatu merah milik Ibu. Meskipun tanpa gliter tapi modelnya cukup mirip dengan yang dipakai Dorothy. Lagipula yang terpenting adalah warnanya. Dengan kombinasi semuanya ditambah kaos kaki berwarna putih (atau biru) gue sudah bisa dikenali sebagai Dorothy :)





Video untuk detail kostum Dorothy Gale: 


Harry Potter.




1. Harry Potter identik dengan kacamata minusnya. Ini sangat mudah untuk Ray karena ia memang bermata minus, hehehe. Di novel disebutkan bahwa Harry memakai kacamata bulat, tapi gue biarkan Ray memakai kacamata sehari-harinya saja. Karena selain nggak memungkinkan untuk memakai kacatama bulat milik gue (minus kami berbeda), model apapun juga nggak masalah karena yang terpenting memberi kesan nerdy ;)

2. Seragam sekolah Harry terdiri dari kemeja putih, dasi belang-belang merah-kuning, celana hitam dan sepatu hitam. Gue meminta Ray menggali sebaik mungkin ke dalam lemarinya untuk menemukan item-item yang mendekati. Syukurlah ia menemukan semuanya kecuali warna dasinya yang berbeda, yaitu belang-belang biru. 

3.Harry sering memakai sweater abu-abu di atas kemejanya. Ray nggak punya sweater tapi ia punya ide sendiri dengan menambahkan cardigan abu-abu! Nice, Ray! :D

4. Jubah ala Harry menjadi sentuhan favorit gue. Karena tanpa itu kostumnya akan mirip seragam sekolah biasa dan tentu saja akan kurang aura mistisnya, hihihi. Gue meminjam toga bekas wisuda adik dan melepas bagian kerahnya. Jubah dipakai di atas seragam dan cerdigan tanpa diresletingkan. Biarkan menjuntai seperti gaya cueknya Harry. Jika kalian sayang untuk melepas kerah toga, pakai saja toga secara terbalik, resletingkan dari dalam sampai setengah, jangan tutupi seluruh kemejanya ;)

5. Sentuhan terakhir gue meminjamkan Ray magic wand ala Harry Potter koleksi gue. 
Jika nggak punya magic wand, kalian bisa membuatnya sendiri dengan cara menggulung koran berlapis-lapis lalu warnai dengan cat air. Atau cari saja ranting pohon yang bentuknya cukup lurus. 
Dengan perpaduan semuanya pasti terlihat cukup identik dengan Harry Potter. Tambahkan gambar halilintar di kening jika perlu. 




Gue puas sekali dengan dua buah kostum Halloween karya gue tahun ini. Dengan bangga gue menyebutkan bahwa budged yang dikeluarkan untuk keduanya adalah 0 rupiah ditambah sekian creativity (lol). Gue dan Ray sudah mengetes kedua kostum ini dengan memakainya ke tempat umum (tunggu post selanjutnya untuk cerita lengkapnya) dan ternyata orang-orang sudah bisa mengenali tokoh yang kostumnya kami pakai :D
Semoga tulisan gue (yang nggak penting ini, hehe) bisa memberi ide untuk teman-teman yang akan menghadiri pesta kostum Halloween. Atau untuk para cosplayer mungkin... siapa tahu sekali-kali bisa memanfaatkan apa yang ada di lemari dibanding membeli atau menyewa :)



Okay, selamat Halloween ala masing-masing, teman-teman. Sekarang waktunya gue menonton film sebelum tidur. Hmmm, yang nggak terlalu seram apa, ya? Hihihi, gue bahkan kadang takut kalau nonton ET! :D


treat or treat,

Indi


***
Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Senin, 14 Oktober 2013

Ulang Tahun Bapak yang Istimewa :)

Setiap ulang tahun itu istimewa, berkesan. Dengan atau tanpa kado, karena hadiah terbesar adalah ketika Tuhan memberikan usia pada umatnya untuk menikmati hari esok yang penuh berkah. 8 Oktober lalu Bapak berulang tahun. Sama seperti ulang tahun-ulang tahun sebelumnya beliau mendapatkan ucapan selamat dari Ibu, gue, adik dan juga kerabat. Sama seperti ulang tahun-ulang tahun sebelumnya juga, beliau bersuka cita dan bersyukur karena orang-orang yang berada di sekitarnya mengingat hari istimewanya. 

Bapak nggak pernah mengharapkan kado, biasanya hari ulang tahunnya dijalani seperti hari-hari biasa. Bedanya di malam hari kami sekeluarga selalu menyempatkan berkumpul untuk potong kue dan tiup lilin. Tapi tahun ini gue sedang banyak pengeluaran, jadi hanya bisa mengganti kue tart dengan kado sederhana yang dibeli dari supermarket beserta sebuah kartu ucapan. Gue memberikannya sebelum jam 12 malam, sebelum kami sekeluarga pergi tidur. Bapak senang sekali dan nggak bertanya tentang tradisi potong kue. Dalam hati gue berdoa semoga Bapak suka dengan kadonya :)


Kado sederhana untuk Bapak.
Kartu ucapan selamat ulang tahun :)

Di siang harinya, saat gue sedang bekerja ada sebuah pesan singkat dari Vino Bastian yang mengundang gue dan keluarga untuk menonton film terbarunya, Air Mata Terakhir Bunda. Karena mendadak Ibu nggak bisa ikut hadir dan gue hanya ditemani oleh Bapak. Sungguh kebetulan yang menyenangkan, kami bisa menghabiskan waktu berdua saja di hari ulang tahunnya. Apalagi filmnya tentang keluarga yang membuat kami mempunyai quality time yang menyenangkan. Di dalam bioskop Bapak sempat berbisik bahwa ini adalah perayaan ulang tahun yang menyenangkan. Meskipun tanpa rencana dan ini bukan acara untuk ulang tahunnya, beliau tetap berkata bahwa ini seperti "perayaan" khusus untuk dirinya :)

Setelah film selesai gue dan Bapak akan segera pamit pulang karena sudah pasti Vino dan cast lainnya akan sibuk dengan penggemar mereka. Tapi ternyata Vino memanggil gue dan mengajak untuk foto bersama. Gue langsung menyerahkan handphone pada Bapak untuk mengambil foto kami, tapi Vino meminta Bapak untuk bergabung. Nggak disangka Vino, Happy Salma dan Rizky Hanggono lalu bergantian menyalami Bapak dan mengucapkan selamat ulang tahun. Gue bisa melihat wajah Bapak berbinar-binar. Ucapan selamat memang sederhana, tapi ampuh untuk membuat hari seseorang menjadi luar biasa.
Di perjalanan pulang Bapak nggak bisa berhenti bercerita tentang betapa berkesannya hari ulang tahunnya. Beliau nggak menyangka bahwa apa yang terjadi di hari ini seolah memang dibuat khusus untuknya.


Cast "Air Mata Terakhir Bunda" mengucapkan selamat ulang tahun :)
Foto bersama :)

Gue senang dan lega, meski tanpa kue tart tapi ulang tahun Bapak tetap meriah. Jika gue berulang tahun dan diucapkan selamat oleh selain anggota keluarga rasanya sangat wajar, tapi bagi Bapak tentu saja berbeda. Di usianya sekarang frekuensi berkomunikasi dengan teman-temannya tentu saja berkurang, ditambah lagi beliau juga nggak aktif menggunakan media sosial, jadi gue mengerti mengapa Bapak senang sekali ketika mendapat ucapan dari orang-orang selain anggota keluarganya.

Ketika sampai di rumah, kami mengira kejutan sudah habis dan nggak sabar untuk bercerita tentang apa yang Bapak alami di bioskop. Tapi ternyata datang sesuatu yang paling nggak kami duga: tradisi potong kue dan tiup lilin! Puja, adik gue membelikan sebuah kue tart kecil untuk Bapak sepulang bekerja. Bapak terkejut bukan main dan nggak henti-hentinya bersyukur atas apa yang beliau dapat di hari ulang tahunnya. Gue ikut gembira dan bersyukur. Sama seperti Bapak gue juga nggak menyangka ulang tahun Bapak akan seperti ini. Setiap ulang tahun selalu istimewa, tapi ini namanya beyond istimewa ;) Hehehe...


Akhirnya.... sebuah perayaan bersama keluarga :)

Tuhan memang selalu menyiapkan skenario indah untuk umat-Nya, dan gue bersyukur bisa ikut berada di dalamnya di saat ulang tahun Bapak.

"Selamat ulang tahun, Bapak. Semoga selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan oleh Tuhan. Semoga kita semua bisa menikmati tahun-tahun berikutnya dengan penuh berkah sebagai sebagai sebuah keluarga yang penuh syukur: Ibu, Bapak, aku dan adik. Selalu. Amen..."


Indi

__________________________________________

Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Sabtu, 05 Oktober 2013

Afternoon with Eris :)



Aku nggak bisa bayangkan bagaimana hidupku kalau tanpa Eris, seekor anjing golden retriever manis berusia 4 tahun. Mungkin setiap hari aku bakal stuck di depan komputer untuk nonton marathon serial The Twilight Zone atau menulis tanpa henti. Kulitku akan pucat dan badanku nggak fit karena nggak pernah beraktivitas di luar ruangan.
Dengan Eris hidupku terasa lebih berwarna dan penuh semangat. Setiap pulang bekerja pasti ia menyambutku dengan kibasan ekor dan wajah lucunya. Membuatku melupakan hari berat dan segera mengganti sepatu dengan sandal untuk bermain lempar tangkap dengannya :)

Beberapa hari yang lalu aku mengabadikan moment bersama Eris. Sore-sore kami bermain di halaman setelah sebelumnya hujan turun cukup lebat. Aku memang hanya merekamnya dengan kamera saku dan agak shaking, tapi gambarnya cukup nyaman dilihat dan yang terpenting berhasil menangkap moment berharga bersamanya. Di video ini kami bermain lempar tangkap dan Eris menunjukkan juga sedikit trik-trik seperti "duduk" dan "masuk".
Eris adalah seekor anjing kecil yang memberikan perubahan besar di hidupku. Selamat menonton videonya dan semoga kalian bisa tersenyum seperti saat gue membuatnya ;)




woofwoof,

Indi&Eris

***
Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339469

Sabtu, 28 September 2013

Quality Time with Ibu dan Bapak :)

What I wore? Headband: my DIY | Dress: Toko Kecil Indi | Ring: TSM/BIP? | Sling bag: Columbus | Shoes: GOSH

Hai, hai, haiiii, bloggies apa kabar? Setelah meet and greet "Indi goes to Depok" tanggal 15 September lalu ternyata tenaga gue cukup terkuras. Gue kena flu dan sampai sekarang masih belum sembuh, metabolisme tubuh juga sedikit kacau. Syukurlah setelah periksa ke dokter ternyata gue hanya perlu istirahat dan menghindari stress. Semoga teman-teman semua sehat-sehat, ya. Please perhatikan alarm tubuh, jangan cuek lalu tahu-tahu sakit, hehehe. 
Satu minggu setelah meet and greet berlalu gue menerima kejutan dari Ibu dan Bapak. Sebenarnya sih, gue tahu bahwa mereka nggak bermaksud menjadikan ini kejutan. Tapi tiba-tiba saja hari biasa berubah menjadi waktu berkualitas yang menyenangkan bagi kami bertiga! :)

Satu hari sebelum hari penuh kejutan itu Ibu mengajak gue untuk pergi ke mall. Beliau minta ditemani untuk melihat-lihat model pakaian terbaru, untuk inspirasinya mendesain pakaian. Gue yang saat itu belum mandi dan sedang asyik snuggling di sofa langsung menolak dan menyarankan untuk pergi keesokan harinya saja. Tapi Ibu berkata bahwa besok sudah waktunya berbelanja bahan-bahan untuk butiknya, sudah nggak ada waktu untuk ke mall. Sebenarnya gue merasa nggak enak karena nggak bisa menemani Ibu. Tapi perasaan malas berpadu dengan piyama yang nyaman memang susah dikalahkan, hehehe.

Ready to go :)
Bapak dan Ibu :)

Keesokan harinya, tiba-tiba saja Ibu kembali mengajak gue ke mall. Gue sedikit bingung karena seharusnya ini waktunya Ibu dan Bapak belanja ke bahan-bahan keperluan butik. Tapi melihat Ibu dan Bapak sudah siap dengan pakaian rapi, gue langsung mandi dan sengaja memilih baju yang senada dengan warna baju Ibu. 
Di perjalanan Ibu bercerita bahwa kami akan ke Istana Plaza, rencana belanja bahan-bahan diubah menjadi hari berikutnya. Katanya, sudah lama kami nggak berjalan-jalan bertiga saja seperti waktu gue kecil dulu. Apalagi kebetulan Puja, adik gue sedang asyik pergi bersama teman-temannya, hehehe.

Setibanya di mall gue sama sekali nggak punya rencana, gue hanya membawa sedikit uang dan memutuskan untuk menemani Ibu dan Bapak berkeliling saja. Meski gue dekat sekali dengan mereka, tapi gue selalu segan untuk meminta sesuatu. Pasalnya gue bukan lagi anak-anak dan sudah terbiasa memenuhi segala kebutuhan sendiri sejak lulus kuliah. Meski belum bisa memberi hal-hal besar, tapi gue selalu usahakan untuk menutup biaya internet dan koran di rumah :) Menemani Ibu berbelanja saja sudah menjadi hal yang menyenangkan, kok. Mungkin karena sama-sama perempuan gue jadi bisa memberi masukan sepatu, tas atau baju mana yang cocok untuk beliau. Gue mengikuti Ibu setiap kali beliau memasuki sebuah konter fashion. Sedangkan Bapak, tentu saja menunggu dengan sabar sambil sesekali memberikan komentar, hehehe.

Gue sangat menikmati sekali waktu kami bertiga. Berjalan-jalan dengan sahabat dan pasangan memang menyenangkan, tapi berjalan-jalan dengan orang tua itu MEGA MENYENANGKAN, hehehe. Gue menemani Ibu di fitting room, memilih-milih baju mana yang paling cocok. Bahkan kadang Bapak juga ikut masuk daripada bosan menunggu di luar, hehehe. Setelah dapat sepatu dan tas yang cocok ternyata Ibu masih belum selesai berbelanja, beliau mengajak kami masuk ke sebuah konter lagi. Tapi kali ini berbeda, kami bukan masuk ke konter fashion dewasa.

Kami masuk ke sebuah konter fashion remaja. Ibu dan Bapak langsung memilih-milih baju di sana. Ternyata... itu untuk gue! Gue senang bukan main dan langsung menyetujui semua item yang mereka pilih, hehehe. Oya, meski gue bukan lagi remaja, tapi untuk membeli pakaian dan aksesoris pasti ke konter remaja karena ukuran dan pilihan warnanya lebih sesuai dengan tubuh gue. Ibu dan Bapak memilihkan gue dua buah atasan dan sebuah rok berwarna merah. Gue sampai nggak bisa berhenti tersenyum saking senangnya :)

Setelah itu ternyata masih ada kejutan lain. Gue melihat sebuah dress merah dipajang di display konter fashion lainnya. Dress nya bagus sekali, gue menginginkannya tapi uang yang gue bawa nggak mencukupi. Naluri seorang ibu memang kuat sekali termasuk dalam hal shopping, hehehe. Beliau mengajak gue masuk dan meminta gue mencoba dress itu. Ternyata pas sekali di tubuh gue. Makin besarlah keinginan gue memiliki dress itu. Apalagi Ibu meminta gue menunjukkannya kepada Bapak. Beliau langsung berkomentar bahwa dress itu cocok sekali gue pakai. Dan di sini lah kejutannya, mereka memutuskan untuk membelikan dress itu untuk gue! Wah, gue terharu sekali, siapa sangka gue dibelikan sebanyak ini padahal sudah bukan anak-anak lagi. Ada perasaan nggak enak sebenarnya, karena seharusnya sekarang giliran gue yang memberikan banyak hal pada mereka, bukan sebaliknya.

Lol, fitting room :p
Sambil menunggu Ibu :D

Ibu dan Bapak sepertinya mengerti perasaan gue, karena setelah belanja mereka mengajak gue dinner di Hoka-Hoka Bento dan menjelaskan semuanya. Mereka berkata bahwa gue jarang sekali meminta sesuatu, bahkan saat masih kecil, jadi mereka ingin memberikan gue sesuatu sesekali. Bapak bilang meskipun gue sudah besar tetap saja gue putri kecil mereka dan orang tua akan senang sekali jika bisa memberikan sesuatu untuk gue. Gue tersenyum mengerti dan perasaan senang gue terlalu besar untuk diungkapkan dengan kata-kata.
Di tengah-tengah dinner gue kehabisan udang. Sebenarnya gue dapat paket dinner lengkap, tapi karena gue pesco-vegetarian jadi nggak bisa makan seluruhnya. Gue memutuskan untuk membeli udang tambahan dan sudah siap berdiri. Tapi Ibu meminta gue duduk kembali dan membiarkan Bapak yang membelikannya untuk gue. Hal kecil, tapi gue benar-benar terharu. Waktu kecil hal seperti ini mungkin dianggap biasa, tapi setelah gue besar hal-hal seperti ini terasa begitu menyentuh. Mungkin teman-teman bloggie yang masih kecil belum merasakan apa yang gue rasakan. Tapi percaya, deh suatu hari ini akan terjadi jadi jangan pernah lupakan hal-hal kecil yang pernah orang tua berikan :)

With my beautiful mom :)
Our simple dinner :)
"Kesibukan" Ibu ketika sampai rumah, hihihi :)
Sweet treats from Ibu dan Bapak :)

Karena acara jalan-jalan dadakan ini gue mengerti, bahwa sampai kapanpun posisi gue tetap sebagai anak. Nggak peduli seberapa besar, seberapa dewasa pun gue tumbuh, gue tetap menjadi seorang anak. Begitu juga mereka, Ibu dan Bapak tetap akan menjadi orang tua dan mereka akan bahagia jika bisa membahagiakan gue kapanpun itu, saat gue masih kecil, sekarang ataupun nanti. Meski awalnya canggung tapi gue sangat senang dengan bagaimana Ibu dan Bapak perlakukan gue. Sepertinya dengan memberikan sesuatu pada putrinya membuat Ibu dan Bapak tetap merasa jadi orang tua sesungguhnya. Merasa nggak 'ditinggalkan' , selalu dibutuhkan oleh putri kecilnya. Gue tahu suatu hari akan tinggal terpisah dengan mereka, mungkin nggak setiap hari bisa pulang ke rumah. Tapi gue tahu satu bahwa membuat mereka bahagia bukan hanya dengan memberikan mereka hal, tapi selalu membuat mereka merasa dibutuhkan. I love you, Ibu. I love you, Bapak. Always :)


blessed daughter,

Indi

________________________________________________
Twitter: here | Facebook: here | contact person: 081322339469

Kamis, 19 September 2013

Indi goes to Depok: Meet and Greet yang Menyenangkan! :)


Meet and Greet Indi goes to Depok, dengan Ray sebagai MC :)


Setelah kebingungan memilih antara kota Depok dan Jakarta, akhirnya pada tanggal 15 September lalu diadakan meet and greet dengan tema "Indi goes to Depok". Yup, dengan berat hati gue memilih Depok lebih dulu. Padahal andai saja punya kekuatan super, gue akan kunjungi 2 kota tersebut sekaligus, hahaha. Pasalnya dari hasil voting kecil-kecilan di twitter dan facebook, Depok dan Jakarta mendapat hasil suara yang hampir sama. Kedua kota tersebut juga belum pernah gue kunjungi untuk meet and greet, banyak teman-teman di sana yang protes karena gue mengunjungi Jogja lebih dulu padahal Bandung, kota tempat gue tinggal jauh lebih dekat dengan Depok atau Jakarta. Meski Depok dan Jakarta sama-sama kuat, tapi gue menemukan sedikit alasan (lol, sedikit, saking bingungnya) kenapa Depok yang terpilih: Gala premiere film Mika bulan Januari lalu diadakan di Jakarta, dan gue sempat bertemu dengan beberapa teman pembaca di sana meski bukan secara khusus. Jadi, ya, Depok gue anggap pilihan yang paling tepat :)


Desain banner ini dibuat oleh salah satu teman pembaca, lho. Namanya Santica :)


Gue berangkat ke Depok bersama Bapak dan Ray. Ray kembali menjadi MC di meet and greet gue yang ke lima ini setelah sebelumnya pernah menjadi MC juga di meet and greet yang ke dua dan empat. Gue sangat bersemangat meski sedikit nervous karena cuaca kurang bersahabat. Sepanjang siang awan terlihat gelap dan akhirnya hujan turun waktu acara dimulai sekitar jam 2 siang. Syukurlah sudah cukup banyak teman pembaca yang tiba di TM Bookstore Depok Townsquare, bangku-bangku kebanyakan sudah terisi dan ada beberapa yang berdiri sambil menonton dari kejuahan. Mungkin masih malu-malu :) Acara dimulai dengan menyapa teman-teman yang hadir. Gue senang luar biasa karena semuanya tampak ceria dan ramah meskipun ini adalah pertama kalinya kami bertatap muka. Suasana TM Bookstore yang hangat juga membuat gue semakin nyaman. Dekor serba pink dan girly benar-benar sesuai dengan impian gue :D




Gue bercerita tentang novel-novel gue, terutama tentang proses pembuatan dan cerita di baliknya. Misalnya tentang novel "Waktu Aku sama Mika" yang tadinya hanya berupa puisi lalu penerbit memberi ide untuk menjadikannya novel, juga tentang novel "Karena Cinta itu Sempurna" yang sebenarnya prekuel tapi sering dikira sekual karena terbit belakangan. Gue juga menceritakan tentang tujuan dari novel "Guruku Berbulu dan Berekor" yang bukan sekedar untuk mengejar keuntungan. Novel yang gue tulis dengan bantuan 34 relawan ini dibuat untuk membantu hewan-hewan terlantar atau yang tinggal di penampungan, karena royaltinya akan langsung disumbangkan pada mereka. Gue sendiri mempunyai beberapa hewan peliharaan dan mereka lebih dari sekedar hewan, tapi juga sahabat dan bahkan bisa menjadi guru :) Melalui novel ini gue ingin teman-teman pembaca yang meski nggak mempunyai hewan peliharaan bisa merasakan apa yang gue sampaikan, dan bahwa menghargai mereka bukan berarti harus memilikinya tapi bisa juga dengan membantu kesejahteraan hdup mereka. Gue surprise sekali waktu tahu bahwa banyak diantara teman-teman yang hadir sudah membaca novel ini. Gue langsung mengucapkan terima kasih karena berkat mereka royalti buku ini sudah sampai kepada salah satu penampungan anjing di Jakarta :D

Semakin lama teman-teman pembaca semakin banyak yang berdatangan. Dari twitter gue tahu bahwa ada juga teman-teman yang batal hadir karena terjebak hujan dan macet. Tapi itu nggak mengurangi semangat gue dan Ray karena meski terlambat datang mereka terlihat sangat antusias. Serius, melihat mereka tersenyum membuat gue nggak bisa berhenti nyegir. Apalgi ketika tahu bahwa yang hadir nggak hanya yang dari Depok, tapi jauh-jauh dari Jakarta! :D Tadinya Ray berinisiatif untuk langsung memulai sesi tanya jawab, tapi ternyata teman-teman masih pada malu-malu, hehehe. Semuanya malah saling pandang sambil senyum-senyum. Ya, sudah sambil menunggu teman-teman "panas" gue bercerita dulu tentang film Mika. Gue menceritakan tentang proses bagaimana gue ditawari untuk memfilmkan novel "Waktu Aku sama Mika", pemilihan cast dan apa saja yang sudah dicapai dari film tersebut. Ternyata diantara yang hadir juga ada "Vino G. Bastian friends", lho, aktor yang memerankan Mika. Pantas saja wajah teman-teman semakin exited, hehehe.

Benar saja setelah cerita tentang film Mika teman-teman langsung berebutan untuk memberikan pertanyaan. Dari novel ke satu sampai ke tiga, bahkan film semuanya kebagian pertanyaan. Gue menjawabnya dengan perasaan senang karena pertanyaan yang diajukan semuanya menarik dan sopan :) Saking semangatnya banyak diantara teman-teman yang mengajukan 3 pertanyaan sekaligus, lho, bahkan nggak segan-segan meledek Ray, hehehe. Kurang seru rasanya kalau sesi tanya jawab hanya 1 arah, jadi gantian gue yang memberikan pertanyaan. Baik yang bertanya ataupun menjawab sama-sama dapat hadiah novel-novel karya gue dari Homerian Pustaka. Ternyata yang ikutan bukan hanya yang sudah mengenal karya-karya gue lho, tapi ada juga teman-teman baru yang kebetulan sedang berkunjung ke TM Bookstore. Ah, senang sekali!




Meski hadiah bukunya sudah habis tapi semua yang hadir pasti kebagian hadiah karena masih ada jarcake yummy dari The Dream's Cake dan goodie bag imut dari Gerai Bandung Online. Hadiah-hadiah ini dibagikan saat sesi book signing dan foto bersama. Wah, seperti biasa 2 sesi ini pasti jadi yang paling heboh karena buku yang ditandatangi untuk satu orang bisa jadi banyak karena bawa titipan teman, hehehe. Dan untuk foto ada saja yang minta berkali-kali :) 


Jar cake super enak dari The Dream's Cake :)
Goodie bag imut dari Gerai Bandung Online :) Lihat deh pin nya, hihihi....


Setiap meet and greet selalu memberikan kesan yang berbeda. Meskipun ini adalah yang ke lima kali tapi kebahagiaan bertemu dengan teman-teman pembaca selalu gue tunggu-tunggu. Gue bangga memiliki teman-teman yang sangat suportif dan nggak sengan menyapa gue layaknya seorang teman, juga mengutarakan apa yang mereka rasakan ketika menikmati karya-karya gue. Dengan mereka gue semakin bertumbuh dan kuat karena dengan berbagi pengalaman dan membaca "balasannya" dari mereka membuat gue merasa nggak pernah sendirian :)

Gue juga mendapat kejutan manis di meet and greet kali ini dengan kedatangan teman-teman lama. Ada Grace, seseorang yang mewawancara gue untuk artikel GoGirl di tahun 2007 lalu. Senang sekali bertemu dengannya karena kami selalu keep in touch lewat telepon meski setelah 6 tahun nggak bertemu. Juga ada Herman, seseorang yang pernah menjadikan gue narasumber di majalah tempat ia bekerja. Sekarang ia bekerja di beritasatu.com dan kembali menjadikan gue narasumbernya. Juga yang paling nggak terduga keluarga Sound Rhythm ikut hadir di meet and greet yang indah ini. Mereka adalah orang-orang yang membawa gue bertemu dengan pahwalan masa kecil gue, Aerosmith dan membuat gue percaya untuk nggak berhenti bermimpi :)


Senang ketemu Rio lagi. Eh, dia bisa tebak apa project gue selanjutnya, lho, hihihi :)
Bertemu Grace! Senang sekali :D
Interview dengan Herman dari Beritasatu.com :) Baca di sini.
Interview dengan Wanita Indonesia :)


Sungguh hari yang begitu mengesankan. Bandung, Jojga dan sekarang Depok sama-sama memberi kehangatan yang luar biasa. I'm blessed, I'm totally blessed. Gue nggak pernah menyangka akan mempunyai teman sebanyak ini. Gue bahkan nggak pulang dengan tangan kosong karena ada dua orang teman pembaca, Dilla dan Resti yang memberikan gue boneka-boneka Hello Kitty. Gue terharu karena mereka begitu perhatian sehingga tahu tokoh kartun kesukaan gue :)
Gue nggak sabar untuk meet and greet berikutnya. Dimanapun itu gue pasti akan bahagia untuk menemui teman-teman gue yang luar biasa :)



blessed girl,

Indi

Special thanks to: Homerian Pustaka, Solusi Distribusi, TM Bookstore Depok Townsquare, The Dream's Cake, Gerai Bandung Online dan teman-teman yang telah membantu terwujudnya acara ini :)




***

Facebook: here | Twitter: here | Contact person: 081322339464

Mohon bantuan teman-teman untuk support Eris, my dog yang menolak animal testing untuk kosmetik. Caranya klik http://bit.ly/18Lw638, like pagenya dan klik "pilih". Support kalian sangat berarti. Terima kasih :)