Rabu, 27 Februari 2013

My 4th Meet and Greet: "For Jogja with Love" :)



Gue masih ingat waktu pertama kali ditawari untuk mengadakan meet and greet oleh Homerian Pustaka, penerbit dari novel-novel gue. Waktu itu tahun 2011, novel ke dua gue "Karena Cinta itu Sempurna" baru saja terbit. Gue sangat ingin bilang, "iya" saat itu juga. Bertemu dengan teman-teman pembaca adalah hal yang paling gue inginkan sejak novel pertama gue "Waktu Aku sama Mika" terbit. Tapi gue khawatir... Adakah yang mau datang? Apa teman-teman pembaca akan senang bertemu gue? Lalu, apa yang harus gue lakukan nanti?
Rasa khawatir gue baru berakhir setelah meet and greet perdana gue terlaksana. Semuanya ternyata begitu menyenangkan. Dan gue pun langsung berharap akan ada pertemuan-pertemuan selanjutnya dengan teman-teman baru ini... :)

Tuhan mengabulkan harapan gue, ada pertemuan-pertemuan lain setelahnya. Meet and greet ke dua, ke tiga, bahkan sebuah meet and greet mini yang diadakan di bioskop ketika teman-teman pembaca menonton film MIKA yang diinspirasi dari novel "Waktu Aku sama Mika" beberapa waktu yang lalu. Gue masih selalu deg-degan, tapi perasaan khawatir digantikan dengan perasaan exited karena akan bertemu dengan mereka. Gue selalu nggak sabar mendengar apa yang mereka rasakan waktu membaca karya-karya gue. Bagian mana yang paling mereka suka, dan tentu saja gue sangat menanti saat-saat sharing dengan mereka karena seperti itulah pertemanan seharusnya.
Mendapatkan kesempatan untuk bertemu langsung dengan teman-teman pembaca merupakan pengalaman berharga untuk gue. Gue sudah sangat bahagia meski baru sempat bertemu dengan teman-teman di kota Bandung saja. Gue memang ingin ke kota lain, menyapa teman-teman di sana. Dan gue nggak menyangka keinginan gue dengan cepat dikabulkan oleh Tuhan. Pada tanggal 24 Februari kemarin gue mendapatkan undangan untuk mengadakan meet and greet di Jogja!

Gue langsung memilih siapa yang akan menemani gue di sana. Bapak atau Ibu. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya gue memilih Bapak karena beliau sangat suka mendokumentasikan gue, hehehe. Kesempatan ini juga berarti pertemuan pertama gue dengan keluarga Homerian Pustaka! Iya, sejak pertama kali kami bertemu di dunia maya dan gue ditawari kontrak untuk novel "Waktu Aku sama Mika" pada tahun 2009, ini adalah pertemuan perdana kami yang secara nyata, bukan hanya lewat tulisan atau suara. Gue agak sedikit malu-malu pada awalnya, karena berbicara secara langsung rasanya berbeda dengan lewat internet atau telepon. Syukurlah mereka sangat ramah dan membuat gue merasa seperti di rumah.Bahkan mengajak gue dan Bapak untuk makan malam bersama ketika kami baru saja tiba. Belum apa-apa gue sudah merasa betah di Jogja dan semakin nggak sabar menunggu pagi untuk bertemu dengan teman-teman pembaca di sini :)

Acara meet and greet diadakan di toko buku Togamas cabang Affandi. Meski direncanakan cukup lama tapi acara ini baru dipublikasikan 2 minggu sebelumnya karena kami perlu waktu untuk menentukan tanggal yang tepat (perjalanan jauh membuat gue harus memastikan acara ini nggak berbarengan dengan aktivitas gue di Bandung). Sesekali terlintas dipikiran gue apakah teman-teman di Jogja akan datang. Gue nggak tahu bagaimana sambutan teman-teman di sini terhadap karya-karya gue. Yang bisa gue lakukan hanya berdoa, semoga acaranya berjalan lancar, berapapun teman-teman pembaca yang datang :)

Pukul 10.30 pagi gue sudah ada di Togamas, di cafe Djendelo tepatnya. Cuaca cukup terik meski masih pagi sehingga membuat gue keringetan dan haus berat, hehehe. Beruntung panitia sangat tanggap dengan memberikan gue kipas tangan lucu bergambar panda dan 1 gelas air mineral. Yang sangat berkesan, mereka memutarkan lagu-lagu rock kesukaan gue. Meski nggak semuanya, tapi seenggaknya ada 2 band favorit gue sejak kecil, yaitu Guns and Roses dan Red Hot Chili Peppers :) Karena cafe berada di lantai 2, gue sesekali menengok ke bawah untuk melihat bagaimana suasana di sana. Sudah ada 2 buah poster bertuliskan nama gue ternyata. Sebuah poster promo novel dan film, dan satunya lagi promo meet and greet. Gue juga melihat sekelompok orang yang sedang berkumpul di sana. Apakah itu teman-teman pembaca? Tadinya gue mau tersenyum pada mereka, tapi takut salah, nanti disangka sok akrab, hihihi. Karena sebentar lagi acara dimulai, gue putuskan untuk sedikit mengobrol dengan Prambanan, laki-laki kocak yang nanti akan menjadi MC acara ini. Dia ternyata baru membaca novel pertama gue saja, jadi untuk novel-novel selanjutnya gue ceritakan saja garis besarnya.

Gue dan Prambanan :)

Pukul 11 tepat pihak Togamas langsung mengumumkan bahwa acara akan dimulai. Teman-teman pembaca mulai berdatangan (ternyata benar beberapa sudah sudah menunggu sebelum acara dimulai) dan langsung naik ke lantai 2. Gue dan mereka sama-sama malu-malu. Seringnya gue menunduk dan tersenyum kecil. Sedangkan mereka malah duduk-duduk di ujung ruangan dan bergerombol :) Tapi mereka nggak bisa lama-lama seperti itu, karena beberapa saat kemudian ruangan semakin penuh dan mereka terpaksa harus memenuhi bagian depan ruangan, hihihi.
Acara dibuka dengan pembacaan profil singkat gue. Pembawaan Prambanan yang santai dan kocak membuat gue dan teman-teman pembaca merasa nyaman meski ruangan semakin panas setelah semakin banyak yang datang. Melihat banyaknya teman-teman pembaca membuat hati gue lega dan nggak bisa berhenti tersenyum. Thank God, gue nggak menyangka di sini ternyata gue banyak teman :)





Sama seperti biasa, di acara meet and greet pasti ada sesi tanya jawab. Baik dari teman-teman ataupun dari gue pada mereka. Banyak kejutan di sesi ini, banyak pertanyaan menarik yang mereka ajukan dan ternyata mereka pun sangat antusias dengan pertanyaan-pertanyaan dari gue, lho. Sepertinya nggak ada pertanyaan yang terlalu sulit untuk mereka. Buktinya ketika diberikan pertanyaan unik seperti, "Berapa berat badan Indi ketika lahir" dan "Siapakah nama orang yang ditonjok oleh Mika hingga hidungnya berdarah" teman-teman bisa menjawab, hihihi. Padahal Bapak saja hampir lupa berapa berat badan gue dulu :p Gue terharu sekali karena mereka begitu mengenal gue. Mereka tahu nama panggilan yang Mika berikan untuk gue, tahu dimana pertama kali gue digendong oleh Mika, tahu apa warna kesukaan gue... Tapi ada kejadian yang lucu, ketika gue bertanya siapa nama pemeran Bapak di film Mika, ada yang menjawab "Matias Muchus", hahaha, padahal yang benar adalah Izur Muchtar. Mungkin karena mereka berasal dari era yang hampir sama ya, hehehe :)

Gue mendapat banyak pertanyaan tentang bagaimana perasaan gue sekarang, apakah waktu "menyembuhkan" perasaan gue setelah ditinggal Mika. Gue bilang bahwa tentu saja gue sempat down dan nggak tahu harus bagaimana, tapi gue sadar bahwa Mika pasti nggak mau gue bersedih lama-lama, karena Mika selalu ingin membuat gue kuat dan berani. Nggak fair baginya jika terus bersedih dan malah "mati" disaat gue sebenarnya masih hidup :) Teman-teman juga bertanya tentang tema novel ke empat gue dan sudah sampai mana prosesnya. Gue bilang bahwa gue belum bisa bercerita banyak tentang ini, tapi yang pasti masih diambil dari kehidupan sehari-hari. Menyenangkan rasanya tahu bahwa mereka menunggu karya gue selanjutnya :)
Gue selalu nggak bisa menjawab jika ditanya apa yang gue harapkan ketika pembaca membaca novel-novel gue, karena bagi gue apa yang mereka rasakan dan bagaimana pengaruh terhadap diri mereka tentu akan berbeda-beda, tergantung dari apa yang pernah mereka alami dan dari sisi mana mereka melihatnya. Tapi gue selalu percaya dengan kekuatan "share". Dengan berbagi cerita, jika ada yang pernah mengalami kejadian serupa tentu akan merasa punya teman senasib dan nggak merasa sendirian. Ini juga berlaku untuk diri gue, setelah berbagi rasanya semakin lega dan tahu bahwa di luar sana banyak teman-teman yang mempunyai cerita serupa.



Di tengah acara teman-teman yang datang semakin banyak, ruangan cafe yang sebenarnya cukup luas pun jadi terasa sempit meski sudah disediakan tempat untuk lesehan dan bangku-bangku. Prambanan langsung mengingatkan bahwa di sini telah disediakan teh manis, air mineral juga camilan untuk teman-teman. Awalnya mereka malu-malu dan saling menunggu untuk mengambil snacks, tapi setelah ada yang memulai dalam hitungan menit langsung habis. Gue bahkan nggak kebagian teh manisnya, hihihi (haus, lol). Sambil menikmati camilan acara tanya jawab pun dilanjutkan. Teman-teman sepertinya nggak pernah kehabisan stock pertanyaan untuk diajukan. Bahkan semua hadiah dibagikan pun masih banyak yang ingin bertanya, hehehe. Oya, untuk yang bisa menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan memang disediakan hadiah. Ada novel ke tiga gue "Guruku Berbulu dan Berekor" juga lolipop dari film Mika. Nggak nyangka meski di Jogja masa tayang Mika sudah habis, tapi sebagian besar teman-teman di sini sudah menontonnya dan mereka hapal dengan adegan-adegannya, hihihi :)
By the way, tentang lolipop di Jogja mengingatkan gue dengan acara nonton bareng Mika Di Bandung. Sama seperti di sana, di sini juga banyak teman-teman yang memutuskan untuk menyimpannya saja daripada dimakan, hihihi... Ternyata lolipop ini sangat diminati, bahkan Prambanan dan panitia pun mau. Sayangnya hanya ada 20 lolipop saja :D

Lolipop yang jadi rebutan, hihihi :)

Sebelum sesi terakhir yaitu book signing dan foto gue masih mendapatkan pertanyaan-pertanyaan menarik. Ada satu yang membuat gue tertawa karena seorang teman pembaca bertanya dimana gue membeli sepatu yang sedang gue pakai. Aduh, ini sepatu kan sudah lama, mungkin sudah nggak diproduksi malah, hihihi. Gue juga mendapat banyak salam dari teman-teman yang nggak bisa datang langsung. Ada yang sedang sakit (beberapa diantaranya juga scolioser ---pengidap scoliosis--- sama seperti gue) dan ada juga yang sedang les atau ada kegiatan di sekolah.
Sebenarnya gue masih ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, sih. Tapi selain waktu yang sudah semakin siang, keadaan ruangan juga sudah semakin panas. Wajah gue rasanya meleleh dan baju gue sudah basah oleh keringat. Jadi sesi book signing sekaligus foto pun langsung dimulai :)

Seperti yang selalu gue bilang, setiap meet and greet book signing adalah sesi kesukaan gue karena bisa begitu dekat dengan teman-teman pembaca. Walau mungkin hanya beberapa detik, setiap kali gue menandatangani buku gue senang sekali memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti, "Nama kamu siapa?" atau "Rumahmu jauh atau nggak?". Karena gue ingin jika ada meet and greet selanjutnya dan mereka datang kembali, gue masih ingat dan bisa menyapa dengan memanggil namanya langsung :)
Sama seperti di Bandung, ternyata teman-teman di sini juga banyak mendapat titipan buku dari teman-temannya yang nggak bisa datang. Jadi ketika mereka menyodorkan buku kepada gue, yang ditandatangani bukan hanya 3 buah novel, tapi bisa lebih dari 2 kali lipat, hihihi. Bahkan banyak yang membawa agenda atau buku harian untuk gue tandatangani.  Yang paling mengharukan adalah ketika seorang teman dari Masyarakat Scoliosis Indonesia meminta gue menuliskan dukungannya untuk salah seorang temannya yang akan segera dioperasi scoliosis. Ah, speechless jadinya... :')



 
 
 

Di sesi ini juga banyak teman-teman pembaca yang meminta pelukan hangat. It's kinda cute, apalagi mereka sepertinya nggak terganggu dengan panasnya ruangan. Gue cuma berharap mereka nggak geli dengan keringat yang mengucur deras dari leher gue, hihihi...
Gue benar-benar amaze dengan keramahan teman-teman di sini, mereka sangat toleransi dengan seisi ruangan, padahal mereka baru saja bertemu di sini. Jika antrian tba-tiba stuck karena buku yang ingin mendapat tanda tangan terlalu banyak, mereka akan menyilakan agar orang yang di belakang mendapat tanda tangan lebih dulu. Mereka juga sangat sopan terhadap gue dan nggak pernah meminta gue untuk berdiri ketika berfoto. Kecuali jika gue yang bertanya. Itupun mereka rata-rata membiarkan gue untuk duduk :)

Sebuah pelukan hangat :)



Acara baru benar-benar selesai setelah teman-teman baru gue di Jogja pulang dan ada interview singkat dengan Syofara dari Youth Forum DIY (gue diberi kaos dan pin nya juga, lho. Thanks a lot ya, Syofara) :)
Gue sangat bersyukur karena acaranya berjalan sangat lancar dan menyenangkan. Gue benar-benar terharu dengan kehadiran teman-teman yang sangat antusias dengan acara ini. Cafe Djendelo mempunyai ruangan yang cukup luas dan ternyata sangat penuh dengan teman-teman yang hadir. Iseng-iseng gue membuka buku daftar tamu yang disediakan di lantai 1 Togamas, ternyata ada lebih dari 60 orang yang mengisinya. Angka yang buat gue sungguh luar biasa karena ini adalah meet and greet pertama gue di Jogja. Malah ada yang mengatakan bahwa yang hadir ada sekitar 100 orang tapi nggak semuanya mengisi buku tamu. Ah, berapapun itu gue sudah sangat senang karena bisa memiliki waktu yang berkualitas dengan mereka :) Apalagi ketika gue membaca tempat asal teman-teman yang hadir. Ternyata bukan hanya dari Jogja, ada yang jauh-jauh datang dari Madiun dan Jakarta! Luar biasa... Susah diungkapkan tentang betapa besarnya rasa bahagia dan syukur gue atas meet and greet ini.

Tanpa mereka acara ini nggak akan berjalan :)

Gue nggak pernah menyangka dari tulisan sederhana yang tadinya nggak direncanakan untuk dibukukan ternyata mendatangkan banyak teman baru. Gue bersyukur setelah ditinggal Mika gue diingatkan untuk nggak terus-terusan terpuruk dan memutuskan untuk berbagi. Gue bersyukur karena bertemu dengan penerbit yang menganggap gue seperti keluarga mereka sendiri dan membuat gue merasa seperti mempunyai rumah ke dua. Teman-teman baru, orang-orang disekitar gue membuat gue semakin semangat untuk berkarya dari hati. Bukan hanya sekedar karya, gue berharap yang menikmati bisa merasakan bahwa gue membuatnya dengan kesungguhan karena gue bisa merasakan bahwa mereka juga sungguh-sungguh ketika mendukung gue.

Terima kasih Jogja untuk keramahannya. Gue harap suatu hari bisa kembali ke sana dan bersenang-senang dengan teman-teman di sana. Sekali lagi terima kasih. Kalian benar-benar luar biasa! :)

sugar candy girl,

INDI




Terima kasih kepada Tuhan yang sangat baik, Homerian Pustaka, Solusi Distribusi, Togamas Affandi, Djendelo Cafe dan seluruh panitia, Ray, Ibu, Bapak, teman-teman yang telah mendukung dan membantu mempublikasi acara ini (Habibie Afsyah, Vino Bastian, Indi Sugar FC, Sugar Books dan Star Books), dan tentu saja untuk Mika yang bahkan setelah kepergiannya masih memberikan banyak teman baru :)
***

twitter: here
facebook: here
contact person: 081322339469

info: bulan ini film MIKA tayang di borobudur cineplex pekalongan :)
ternyata ada teman-teman pembaca yang menulis tentang meet and greet ini di blog mereka, lho. kunjungi di sini dan sini.

Jumat, 15 Februari 2013

Hadiah dari Tanisha Collection (review) :)

Memakai bando dari Tanisha Collection saat bekerja, hihihi :)


 

Gue ingat waktu masih SD, setiap tahun ajaran baru pasti gue dibelikan alat tulis baru sama Ibu dan Bapak. Nggak selalu lengkap, kadang hanya penghapus baru atau tempat pensil baru saja. Tapi pasti ada benda yang baru. Kalau sudah begitu pasti semangat gue untuk sekolah berkali-kali lipat, hehehe. Sampai sekarang pun begitu. Meski gue sudah lepas secara finansial dari Ibu dan Bapak sejak tahun 2009, gue tetap mendapat "hadiah kecil" setiap kali gue memulai sesuatu atau setelah bekerja keras untuk mencapai sesuatu. Bedanya hadiah-hadiah itu berasal dari diri gue sendiri :) Sama seperti dulu, hadiah nggak perlu besar, nggak perlu hebat. Gue cuma perlu sesuatu yang sederhana sebagai treat untuk diri sendiri. Es kirm sehabis melakukan pekerjaan tepat waktu, stiker warna-warni dari mini market setelah menyelesaikan suatu project... dan lain sebagainya :)

Hadiah-hadiah itu memang kecil, tapi selalu berhasil membuat gue tersenyum selama berhari-hari. Bagi gue menghadiahi diri sendiri setelah melakukan sesuatu (yang menjadi "prestasi" pribadi) bukan pemborosan, tapi sebuah penghargaan. Well, setelah bekerja keras tubuh dan pikiran lelah kita deserve untuk mendapatkan sesuatu untuk melonggarkan ketegangan, kan? ;)

Nah, kalau hadiah dari diri sendiri saja sudah membuat gue tersenyum selama berhari-hari, gimana kalau hadiah itu berasal dari orang lain? Tentunya senyuman gue menjadi lebih lebar, hehehe :) Kebetulan gue baru saja mengalaminya. Belakangan ini kesibukan gue bertambah daripada biasanya. Sering kali setelah pulang ke rumah gue sudah kelelahan dan waktu weekend gue manfaatkan untuk beristirahat. Gue bahkan nggak sempat pergi ke mini market untuk membelikan diri gue treat. Tapi tiba-tiba saja ada paket kejutan dari Tanisha Collection yang diantar ke rumah gue. Isinya tepat sekali yang gue butuhkan: bando dan sandal Hello Kitty berwarna pink! Ini treat yang manis! :)

Gue mengoleksi pernak-pernik Hello Kitty, nggak menyangka koleksi gue bertambah 2 item sekaligus, hihihi. Bando yang gue dapat berbentuk pita dengan perpaduan warna pink dan kuning. Di atasnya ada beberapa manik-manik mengkilap dan pastinya boneka Hello Kitty full body. Sedangkan sandalnya berhias kepala Hello Kitty, lengkap dengan pitanya yang diletakan berlawanan di sisi kiri dan kanan :) Kualitasnya juga membuat gue tersenyum karena super rapi, nggak ada lem yang mencuat-cuat dan menggumpal. Apalagi produk-produk dari Tanisha Collection semuanya handmade, jadi bisa disesuaikan dengan keinginan pembeli. Dan owner-nya keren sekali karena tahu gue menyukai Hello Kitty, hihihi...




Selain bando dan sandal, Tanisha Collection juga menyediakan hairclip dan pernak-pernik perempuan lainnya. Terutama produk fashion untuk Ibu dan anak. Mereka juga menyediakan aksesoris rambut "kembar" untuk Ibu dan anak, lho. Jadi dengan desain yang sama tapi dengan ukuran yang berbeda. Bahkan material yang digunakan pun bisa disesuaikan dengan usia. Untuk baby misalnya, Tanisha Collection menyediakan headband dengan karet elastis dan untuk yang lebih dewasa menggunakan bando biasa seperti yang gue punya :)





Treat dari Tanisha Collection ini benar-benar membuat hari gue lebih ceria. Gue memakai bandonya hampir di setiap kesempatan. Jalan-jalan bersama Ray, ke pernikahan teman, bahkan dipakai saat gue sedang bekerja. Karena ukurannya besar, bando ini menjadi eye catching, banyak teman-teman yang bertanya darimana gue mendapatkan bando yang "really me" ini, hehehe. Sedangkan sandalnya gue pakai sehari-hari untuk di rumah karena nyaman dan manis. Jadi nggak malu-maluin kalau tiba-tiba ada tamu yang datang :p

Kalau teman-teman ingin melihat-lihat koleksi Tanisa Collection, kunjungi saja halaman facebook-nya di sini, atau invite saja via BBM di 292D1488. Kalau ada yang mau bertanya tentang produk-produknya pun boleh, SMS saja owner-nya yang baik hati di 081322085727 :)

Di saat gue nggak bisa memberikan treat untuk diri sendiri, ternyata malah datang paket kejutan yang membuat gue tersenyum senang. Thank God, and thanks Tanisha Collection :)
Jadi bagaimana dengan teman-teman, what's your favorite treat? ;)

Candy girl,

Indi
***
Twitter | Facebook | Contact person: 081322339469

  ps: Untuk teman-teman di Ambon, film MIKA hari ini tayang perdana, lho. Ayo serbu bioskopnya, hihihi :)

Selasa, 05 Februari 2013

(Katanya, sih) Nonton Bareng Mika with "the Real" Indi, hihihi :)

foto dari @indisugar_fc
Hai, teman-teman bloggies! It's me again, Indi, hihihi. Akhirnya gue kembali juga ke dunia kecil favorit gue di dunia maya :) So, apa kabar? Baik-baik saja? Semoga bulan Januari kalian terlewati dengan baik, dan bulan Februari ini jadi awal bagus untuk kita semua, amen :)

Jadi film "Mika" yang diinspirasi dari novel pertama gue "Waktu Aku sama Mika", sekaligus kisah hidup gue sendiri akhirnya rilis sejak tanggal 17 Januari lalu. Gue nggak berharap sesuatu yang "wah" dari film ini, karena buat gue award nggak ada apa-apanya dibanding jika film ini diterima oleh penonton di Indonesia. Jika pun award itu akhirnya datang, gue anggap sebagai bonus dari kerja keras orang-orang yang bekerja untuk mewujudkan film ini :)

Nah, tanpa disangka-sangka gue ternyata mendapatkan hadiah terbesar dari film ini. Respon positif berdatangan dari teman-teman pengguna media sosial (terutama facebook dan twitter). Meskipun tanpa publikasi yang besar-besaran film Mika ternyata tumbuh di kalangan penikmat film dari mulut ke mulut. Bahkan dari seseorang yang nggak saling mengenal sebelumnya percakapan tentang film ini bisa mengalir hingga sampai ke pengguna media sosial lain. Blogger pun mulai mereview film ini. Meski nggak sempurna, tapi gue sangat bahagia sekali membaca review-review positif dari mereka. Rata-rata memberikan skor 8 dari 10 :)
Hadiah juga datang dari keluarga gue, seperti yang sudah sering gue ceritakan, film "Mika" lebih membuka mata Ibu dan Bapak tentang almarhum Mika. Jika sebelumnya mereka hanya tahu bahwa Mika adalah ODHA (orang dengan HIV/AIDS) bertato yang sesekali membuat gue bolos sekolah (gue masih kecil waktu itu, hehehe), sekarang mereka jadi tahu "bagian-bagian hilang" dari apa yang mereka lihat dulu. Ibu dan Bapak jadi sepenuhnya mengerti bahwa Mika begitu berarti dalam proses pendewasaan gue, dalam proses membuat kepribadian gue lebih "hidup"... Begitu juga dengan Nenek yang yang sebelumnya sudah lupa-lupa ingat dengan Mika, beliau langsung menonton film ini dua kali berturut-turut dengan mengajak serta teman-temannya agar mereka lebih mengerti bahwa nggak ada satu penyakitpun di dunia yang pantas disebut "kutukan". Ah, indahnya... :)

Hadiah juga ternyata datang dari teman-teman di Indi Sugar FC (friends club), mereka mengundang gue untuk nonton bareng film Mika tanggal 2 Februari lalu. Dengan senang hati gue langsung meng-iya-kan undangannya dan menyiapkan hadiah kecil untuk mereka. Beruntung pihak IFI mau memberikan poster official Mika secara gratis untuk teman-teman yang datang. Hore! Dan sebagai tambahan gue menyiapkan lolipop warna-warni seperti yang sering Mika beri pada Indi di film :)
Nggak disangka, ternyata cukup banyak yang ingin mengikuti acara nonton bareng ini. Menurut Sofie, admin dari Indi Sugar FC, ada 20 orang yang mendaftar, termasuk yang dari luar kota! Wah, terharu sekali... :) Apalagi waktu gue membaca banyak mention dari teman-teman (pembaca dan penonton Mika) yang ingin sekali ikut tapi nggak bisa karena terhambat oleh jarak dan waktu berhubung acaranya bukan di hari libur.
Oya, yang lucu Vino Bastian, pemeran Mika di film menyebut acara ini sebagai "nonton bareng Mika the Movie with the real Indi", hihihi. Gue masih belum terbiasa jika ada yang memanggil gue "the real Indi" karena selama ini gue nggak merasa ada Indi yang palsu, yang ada hanya Velove Vexia yang memerankan gue di film, hihihi :p


Gue datang ke acara nonton bareng 10 menit setelah film dimulai. Agak sedih karena nggak sempat menyapa teman-teman dari Indi Sugar FC dulu, tapi gue juga terlambat karena harus menunggu poster Mika sampai ke rumah gue. Sempat deg-degan posternya nggak sampai, tapi ternyata datang juga di detik-detik terakhir, hihihi :)
Waktu gue masuk teater, lampu sudah gelap dan sempat membuat gue terpaku beberapa detik di dekat pintu masuk. Lalu dari arah bangku penonton ada beberapa orang yang melambaikan tangan dan yang lainnya memanggil-manggil gue, "Indi, di sebelah sini, Indi!". Hihihi, lucu sekali, baru kali ini di dalam teater bioskop ada yang bicara dengan volume "normal" :p Gue langsung duduk di antara teman-teman Indi Sugar FC yang sudah lebih dulu datang. Terharu melihat bangku teater hampir full padahal saat itu masih siang dan bukan hari libur :')
Lucunya kami sempat mengobrol, lho meski volume suara agak dipelankan, hihihi. Gue langsung mengeluarkan lolipop dari dalam tas dan membagikannya tepat ketika adegan Mika memberi lolipop pada Indi di belakang sekolah. What a cute coincident :)

Waktu mau masuk bioskop sudah ditodong untuk berfoto, hihihi. Nice to meet you :)

Ini adalah kelima kalinya gue menonton Mika dan gue tetap 'merinding' seperti pertama kali menontonnya. Gue memang lebih kuat dibanding sebelumnya, tapi melihat flashback hidup gue selama 1 jam tentu saja bukan hal mudah. Mungkin diantara teman-teman bloggies ada yang belum tahu "Mika" bercerita tentang apa. Film ini diinspirasi oleh perjalanan hidup gue ketika berusia 13 tahun, ketika mendapat vonis scoliosis dan harus memakai back brace (penyangga tubuh) selama 23 jam perhari, lalu mengenal dan jatuh cinta pada Mika seorang laki-laki yang berusia 7 tahun lebih tua dari gue. Mika lalu merubah cara pandang gue tentang hidup, jika sebelumnya gue sering merasa lemah dan "berbeda", setelah ada Mika gue jadi lebih kuat dan merasa istimewa meski sebenarnya Mika pun harus melawan penyakit AIDS yang ada pada dirinya. Film ini menceritakan hidup gue hingga lulus kuliah dan seperti sekarang.

Meski film ini bertema drama tapi banyak adegan lucu yang disisipkan, karena meskipun kisah cinta gue dan Mika nggak mudah, tetap saja saat itu gue dan Mika seperti remaja kebanyakan. Sering konyol dan mencoba hal-hal baru :) Ketika ada adegan lucu gue nggak bisa berhenti tersenyum karena seluruh isi teater ikut tertawa (bahkan disertai celetukan-celetukan komentar, hihihi). Dan ketika ada adegan sedih terater yang tadinya ramai dengan suara tawa langsung sepi dan disusul oleh suara isak tangis... Ini adalah saat paling sulit untuk gue, melihat Mika pergi "lagi" untuk ke enam kalinya tetap membuat gue menangis meskipun sekarang gue lebih kuat... :')
Ketika film selesai kami diam dulu beberapa saat. Mata kami bengkak karena habis menangis tapi bibir kami tersenyum karena ending dari film ini sangat positif. Ketika lampu teater dinyalakan gue bisa melihat penonton lain di bangku belakang juga habis menangis. Gue percaya ini bukan sekedar tangisan, tapi artinya pesan di film ini telah sampai dengan baik pada yang menontonnya. Amen... :)
Beberapa penonton dari bangku belakang memanggil dan menyapa gue sambil berkomentar tentang filmnya. Gue amaze karena banyak yang mengenali gue di teater padahal mereka bukan peserta nonton bareng. Gue senang dan bersyukur sekali :)

Sedang ke Bandung menyempatkan nonton MIKA. Waaaah, terima kasih banyak! :)
Sofie, admin Indi Sugar FC. Thanks buat acaranya, ya :)
Baru tahu acara "nobar" di saat-saat terakhir, tanpa register dan nagih lolipop keesokan harinya, hihihi :p

Di luar teater ada beberapa penonton yang mengajak gue berfoto bersama. Sebenarnya gue agak malu karena wajah gue pasti bengkak (dan poni gue acak-acakan, hahaha), tapi karena hati gue senang jadi gue tetap tersenyum dan nggak terpikir untuk sedikit menyisir rambut gue dulu :) Sayangnya nggak seluruh peserta nonton bareng bisa berfoto bersama, sebagian dari mereka langsung pulang dan yang tersisa hanya 6 orang. Ray yang saat itu menemani gue berinisiatif untuk mengadakan meet and greet kecil-kecilan dengan teman-teman Indi Sugar FC yang tersisa. Setelah berfoto (dan membagikan poster pada yang beruntung) kami langsung menuju foodcourt dan diadakanlah sesi chit-chat santai. Meskipun Ray sudah menyediakan air minum, nggak ada satupun teman-teman Indi Sugar FC yang makan lolipopnya, lho. Alasannya mau difoto dulu sebelum dimakan, hihihi, cute!! :)) Padahal gue sendiri sudah hampir menghabiskan lolipop yang ke dua (rakus, lol).



Gue sangat senang dengan meet and greet mini ini karena membuat gue lebih mengenal teman-teman Indi Sugar FC. Gue rasa mereka pun jadi lebih mengenal gue karena yang kami lakukan lebih dari sekedar tanya jawab tapi juga sharing. Gue juga bercerita tentang tujuan dari film Mika yang bukan untuk mengejar angka, tapi ada misi untuk  mengenalkan scoliosis dan HIV/AIDS pada masyarakat dengan cara yang nggak berat. Tapi yang kami bicarakan nggak cuma tentang karya-karya gue lho, tapi juga hal-hal random, apalagi Ray sepertinya sedang mengembangkan bakatnya menjadi komedian :p Kami berbicara tentang sekolah, hewan peliharaan sampai tentang tempat-tempat di Bandung (nah, part yang ini Ray "sok tahu" banget, hihihi).
Akhirnya meet and greet mini super dadakan ini harus disudahi karena hari sudah mulai gelap (ssst, ada yang masih pakai seragam sekolah juga, lho, pasti belum sempat pulang, hihihi). Gue dan Ray berterima kasih pada teman-teman Indi Sugar FC yang telah mengadakan acara ini dan telah memutuskan untuk menonton film Mika di bioskop, bukan secara gratis. Karena dengan membeli tiketnya artinya sudah turut serta membantu "Mika-Mika" yang lain :)

Sampai di rumah gue masih tetap tersenyum karena membaca mention-mention dari teman-teman Indi Sugar FC. Berhubung gue nggak mengecek HP selama acara, gue jadi nggak tahu bahwa ada live report-nya di twitter, hihihi.
@indisugar_fc Yg bikin AMAZING dari nobar hari ini adalah, kita bisa ngobrol face to face langsung sama kak INDI @missbabbitt :') seneng bgt hari ini!?

Dan bahkan masih ada twit-twit yang menyenangkan untuk dibaca keesokan harinya. Ah, senang gue jadi berkali-kali lipat! :)
@SalmaKhalidah acara nobar kemarin lebih dari acara meet and great mana pun =D thanks juga lolypopnya ya ka sampe sekarang belum aku makan loh
@andysyrn Seneng banget yang kemaren nobar+dapet lolipop+poster ori Mika sama kak indi sugar @missbabbitt :)

Gue benar-benar senang dan puas dengan acaranya. Punya waktu berkualitas dengan teman-teman yang menikmati karya gue sungguh nggak bisa tergantikan dengan apa-apa. Seperti yang sering gue bilang, gue senang mendapatkan teman baru. Dulu waktu Mika masih ada ia sering mengenalkan gue pada teman-temannya, dan sekarang setelah kepergiannya pun ia masih "mengenalkan" gue pada banyak teman-teman baru yang menyenangkan. Juga terima kasih pada Ray untuk ide briliannya untuk mengadakan meet and greet mini dadakan. I'm blessed to have you guys! Thank God :)


Dan tadi siang, setelah gue mendapatkan banyak hadiah-hadiah nggak ternilai ini gue mendapatkan "bonus" nggak terduga. Vino Bastian memberi tahu gue bahwa film Mika sekarang berada di urutan ke satu perolehan jumlah penonton film yang di rilis tahun 2013! Padahal minggu lalu gue baru dapat kabar bahwa film Mika ada di urutan ke dua... Ya, Tuhan... Thank God... Thank God... gue senang dan bersyukur sekali... :) Gue harap kebahagiaan gue ini dirasakan juga dengan orang-orang yang menonton film ini, dan juga, tentu saja dirasakan oleh Mika yang sedang mengambil sayap malaikatnya di surga. Gue jadi ingat kata-kata Bapak, jangan pedulikan angka, yang penting apa yang dilakukan harus positif dan dengan niat yang baik, pasti ada hasil. Hmm, setuju, teman-teman? :)



sugar kecilnya Mika yang sudah besar,

Indi


***

Twitter: here | Facebook: here | Contact Person: 081322339469


Jadwal pemutaran Mika lihat di sini
Sumber foto: twit dari teman-teman di twitter :)