Senin, 19 Agustus 2013

"Scolioser" Meeting :)

Halo, halo, halooo bloggies! Hahaha, gue menulis ini di hari terakhir libur pre school, lho. Kinda lazy to work, rasanya masih pengen liburan (karena gue nggak benar-benar libur, ada pekerjaan lain, sniff). But, well, gue kangen sama anak-anak :)  Jadi sambil menunggu "the day" lebih baik gue menceritakan dulu apa yang sudah gue alami kemarin. Karena setelah mulai bekerja pasti akan ada banyak cerita baru :)

What I wore? Dress and hair bow: design by me | Shoes: Gosh

Kemarin, waktu 17 Agustus (happy birthday, Indonesia!) adalah hari yang menyenangkan buat gue. Akhirnya gue bertemu langsung dengan seorang teman yang sebelumnya hanya berkomunikasi lewat telepon dan internet. Namanya Iin, atau biasa gue panggil Inis, akronim dari nama lengkapnya. Perkenalan gue dan Iin terjadi dengan cara yang cukup unik, yaitu dengan peran dari followers gue di twitter! Hehehe, kalau biasanya orang berkenalan karena saling follow atau berteman di facebook, gue dan Iin justru belum pernah menemukan akun satu sama lain.


Gue masih ingat betul bagaimana kejadiannya. Di suatu sore gue dan Ray berjalan-jalan, menunggu waktunya dinner. Lalu handphone gue berbunyi cukup sering, hingga membuat gue penasaran untuk meliriknya. Ternyata ada puluhan mention masuk ke akun gue dengan isi yang hampir sama, "Indi, ada pengidap scoliosis ikut audisi di X Factor." Gue ingin segera menontonnya, tapi sayang di mall tempat kami berjalan-jalan hanya ada TV yang memutar siaran luar negeri. Syukurlah gue ingat kalau X Factor mempunyai channel youtube sendiri, jadi gue lega karena bisa menonton tayangan re-run nya di rumah.

Keesokan harinya gue langsung menemukan rekaman audisi Iin. Waktu itu yang gue pikir adalah, "wow, this girl is really great!" dan nggak ingat kalau sebelumnya orang-orang mengenalkannya kepada gue karena sama-sama mengidap scoliosis. Sebagai ungkapan rasa kagum gue tinggalkan sebuah komentar di sana. Meskipun tahu ini bukan akun Iin, tapi seenggaknya X Factor tahu bahwa dukungan terhadap salah satu kontestannya bertambah 1 suara, hehehe. Sebelum log out, iseng-iseng gue membaca komentar-komentar yang lain. Salah satunya ada yang mencantumkan akun twitter Iin. Gue lalu putuskan untuk menyimpannya meskipun belum terpikir untuk menghubunginya. Siapa tahu nanti kita bisa berteman, begitu gue pikir.

Setelah beberapa hari tersimpan di memory handphone, akhirnya gue putuskan untuk menghubungi Iin. Just a simple message:
"Hai Inis, aku Indi. Aku juga scolioser. Salam kenal." 
Lucky me, ternyata saat itu ia sedang online dan langsung membalas pesan gue. Terjadi percakapan singkat dan beberapa menit kemudian kami sudah saling follow :) Selama perkenalan di twitter itu kami nggak pernah membicarakan tentang scoliosis, hanya sapaan-sapaan ringan yang cukup membuat gue tersenyum. Waktu itu film Mika (yang diambil dari novel pertama gue, "Waktu Aku sama Mika") belum tayang di bioskop dan Iin baru saja lolos jadi peserta X Factor.

Setelah film Mika tayang secara umum gue mulai sibuk untuk mempromosikannya. Gue senang sekali karena tanggapan penikmat film Indonesia sangat positif. Nggak menyangka, ternyata Iin juga tertarik untuk menontonnya. Gue menerima pesan di inbox twitter yang berisi bahwa teman-temannya menganjak ia menonton film Mika karena tokoh Indi (gue, lol) mengingatkan mereka padanya. Gue nggak sabar menunggu kabar dari Iin setelahnya, gue ingin tahu apakah ia menyukai filmnya atau nggak. Karena mendengar pendapat dari seseorang yang juga mengidap scoliosis pasti akan terasa lebih 'akrab' bagi gue.

Dan yup, akhirnya sebuah kabar menyenangkan datang. Iin menyukai filmnya dan mengajak gue bertukar nomor handphone. Lebih menyenangklan lagi Iin ternyata merasa bahwa apa yang digambarkan di film sangat real. Ia juga merasakan apa yang gue rasakan ketika harus memakai brace dan bagaimana terbatasnya aktivitas sehari-hari. Meski belum pernah bertemu gue merasa Iin teman berbicara yang mengasyikan. Percakapan kami pun semakin berkembang, dari scoliosis kami menemukan persamaan lain yaitu kami sama-sama suka desain! Bukan itu saja, kami sama-sama suka binatang. Iin suka kucing dan anjing, sedangkan gue, seperti yang sudah kelihatan... I'm a dog person, hehehe :p

Semakin sering kami mengobrol, semakin besar juga keinginan untuk bertemu. Sayangnya sulit sekali menemukan waktu yang pas. Kami berdua sama-sama nggak tinggal di Jakarta. Dan uniknya meskipun pekerjaan kami menuntut harus cukup sering ke sana, waktunya selalu berlainan. Akhirnya, kemarin gue putuskan untuk menyempatkan menemuinya. Liburan gue nggak lama lagi selesai dan Iin juga hanya bisa berada di Jakarta sampai tanggal 25 Agustus. 

Jadi dengan persiapan seadanya gue ke Jakarta diantar Bapak. Berbekal 1 buah mini suitcase yang di dalamnya ada novel Karena Cinta itu Sempurna oleh-oleh untuk Iin, kami pergi jam 11 pagi. Syukurlah karena masih suasana liburan jalanan nggak terlalu macet. Tapi cuaca sedang panas-panasnya. AC di mobil nggak cukup untuk membuat gue bebas dari keringat. Kening dan telapak tangan gue basah sekali. Sampai-sampai begitu ada mall terdekat kami berhenti dulu dan gue cuci muka di sana, hahaha. Padahal, tempat kami janjian nggak jauh lho sama Slipi Jaya, mall tempat gue cuci muka. Tapi namanya juga sudah nggak tahan :p

facial wash etc, water bottle, KARENA CINTA ITU SEMPURNA, towel dan iphone :)

Sekitar jam 2 siang akhirnya gue dan Bapak sampai di Central Park. Lucunya butuh waktu lebih dari 30 menit untuk kami masuk ke dalam mall. Gedung parkirnya penuuuuh sekali, dan kami kebagian di lantai 10, hahaha. Iin sudah ada di sana sejak jam 12 dan itu membuat gue merasa nggak enak :( Syukurlah setelah 2 kali salah lantai (2 orang security=2 keterangan berbeda, lol) gue bertemu dengan Iin yang sedang duduk di foodcourt. Yaiy! Nggak nyangka akhirnya kami bertemu juga :)

Bertemu dengan Iin secara langsung lebih seru daripada lewat telepon. Meski ini adalah pertemuan yang pertama tapi percakapan kami langsung seru. Sebelum gue datang ternyata Iin habis beli baju lucu untuk kucingnya Cleo. Karena ia juga suka anjing jadi gue tunjukan foto Eris, anjing golden retriever gue yang selalu kelihatan seperti puppy, hehehe. Selain sama-sama suka binatang dan scoliosis ternyata kami juga punya persamaan lain, yaitu: punya masalah gigi! Ya, ampun ternyata kami sama-sama harus menghadapi pisau bedah gara-gara gigi kami bandel. Gigi depan Iin nggak mau turun (tumbuh ke bawah) sedangkan gue, gigi geraham belakang tumbuh ke arah yang salah sehingga harus dibedah. Uh, membicarakannya saja sudah buat kami ngilu, hehehe.

Us :)

Meskipun kami mengobrol santai, tapi soal scoliosis kami membicarakannya cukup serius. Kami sama-sama divonis di usia 13 tahun dan kurva kami di atas 50 derajat yang artinya masuk dalam kategori berat. Gue 58 derajat dan Iin 54 derajat. Kami sama-sama aktif dan mempunyai aktivitas normal (atau malah lebih dari normal? Lol), sangat menikmati itu tapi juga nggak bisa bohong bahwa rasa sakitnya sering mengganggu. Iin menyayangkan bahwa fasilitas perawatan scoliosis di Makassar masih sangat terbatas. Kami memakai Boston brace dengan harga yang hampir sama (punya gue lebih murah) tapi kualitasnya berbeda. Punya gue kelihatan jauh lebih baik, dan tentu saja untuk pilihan terapi gue juga punya lebih banyak karena tinggal di Bandung.

Padahal, menurut Iin di sekolahnya dulu bukan hanya ia yang mengidap scoliosis. Tapi yang lain memilih membiarkannya saja, nggak ditangani karena nggak tahu bahwa bracing dan fisioterapi bisa membantu. Berutunglah Iin mempunyai keinginan kuat untuk "sembuh" (baca: membaik) dan mencari tahu tentang penanganan yang tepat. Mumpung di Jakarta ia juga mencari tempat terapi dan jika ternyata harus pakai brace Iin ingin yang lebih fashionable.

Meski nggak langsung menyadari, tapi semakin dewasa gue semakin sadar bahwa scoliosis bukan akhir dari segalanya. Meski nggak bisa disembuhkan tapi scoliosis bisa dirawat agar kurvanya nggak bertambah atau malah berkurang. Gue dan Iin punya harapan bahwa suatu hari penanganan untuk scoliosis ada di mana-mana, nggak hanya di kota besar. Dan kami heran kenapa desain brace itu sangat nggak menarik, ya? Hehehe. Padahal sebagian besar pengidapnya adalah perempuan yang biasanya terdeteksi di usia remaja. Gue dan Iin jadi punya cita-cita untuk menjadi desainer brace. Gue mau bikin brace bermotif, dan kata Iin minimal setiap scolioser harus punya 3 brace dengan warna berbeda supaya bisa di match dengan baju yang dipakai. Amen for that! :p
Ide menjadi desainer brace mungkin terdengar konyol, tapi menurut kami alasan kenapa banyak scolioser remaja yang menolak memakai brace bukan hanya karena nggak nyaman, tapi juga karena warnanya nggak menarik. Gue harap suatu hari kami menwujudkan ini hingga semakin banyak scolioser yang percaya diri memakai brace setiap hari :) 



Pertemuan dengan Iin membuat perasaan gue semakin positif. Gue selalu percaya bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan fungsinya masing-masing. Nggak ada yang kekurangan, karena kekurangan fisik hanya di mata manusia, bukan di mataNya. Iin adalah contoh nyata, dan gue yakin masih banyak orang sepertinya di luar sana. Beberapa mungkin sudah yakin dengan kemampuan diri, tapi beberapa lagi harus diingatkan, seperti Iin yang mengingatkan gue dan sebaliknya.

Jam 5 sore gue dan Bapak pamit pulang. Meski singkat tapi pertemuan dengan Iin terasa berkesan. Sebelum benar-benar berpisah gue memberikan novel Karena Cinta itu Sempurna padanya. Novel itu berisi perjalanan hidup gue, termasuk proses pencarian terhadap penanganan scoliosis yang panjang. Gue harap sama seperti filmnya, buku itu akan membuatnya merasa nggak sendirian. Kami berfoto beberapa kali, berpelukan singkat dan dalam beberapa menit gue sudah berada di dalam mobil, di perjalanan menuju Bandung. Sambil melepaskan sepatu dan memejamkan mata berharap bisa beristirahat selama 3 jam perjalanan, gue memikirkan tentang ide yang gue dan Iin bicarakan. Kami sudah melawan keraguan terhadap diri sendiri sampai sejauh ini. Jika selanjutnya membuat brace fashionable untuk scolioser, kenapa nggak? Sepertinya nggak ada yang nggak mungkin jika kami berusaha dan berdoa. 

Jadi, kapan kita mulai desain brace nya, Iin? ;)


nb: Scoliosis can be upsetting and depressing diagnosis. Tapi bukan berarti menghalangi pengidapnya dari kesuksesan. Contohnya Liz Taylor, Kurt Cobain, Linda Blair, Liza Minelli, Sarah Michelle Gellar... dan siapa mau jadi selanjutnya? ;)


cheers,

Indi
Vote gue di GOSH photo contest. klik di sini :) 

____________________________________________________
My twitter: here | My facebook: here | Contact me: 081322339469 

29 komentar:

  1. Hai indi, apa kabar? semoga selalu ceria.. :D aku pembaca baru blog kamu, belum pernah baca novel2 kamu, dan sangat ingin.. kemarin cari digramed, tp belum restock..:(
    3 hari berturut2 aku baca semua postingan kamu.. Entah kerasukan jin mana, setiap ada waktu dikit disela2 aktivitas aku sempetin baca tulisan kamu yg aku pikir sangat mengalir apaadanya.. dan pagi ini aku sempetin buat intip blog kamu.. dan dpat cerita baru.. I think you're the great woman that can be inspiring me.. bukan hanya karena scoliosis kamu aja, tp karena cara kamu menghadapi dan menjalani hidup dengan keceriaan dan kegembiraan.. berbanding terbalik sm aku yg rada pendiam.. aku jg pengen jd guru dan penulis. doain aku ya, indi..
    aku berdoa semoga kamu selalu dlm kebahagiaan..
    (btw, ini komentarku udah kayak bikin surat, hehee)

    BalasHapus
  2. Boston brace itu seperti apa Ndi? **penasaran**
    saya tunggu desain2 brace kamu, pasti unik dan girly

    BalasHapus
  3. langsung gugel image apa itu SCOLIOSIS dan speechless but you both look great

    BalasHapus
  4. sering baca tulisan mb Indi jd malu. Kita yg normal hobinya ngeluh mulu kurang ini itu. Belajar buat menikmati apa yg ada dan tetap berkarya :D
    Smangat!!!

    BalasHapus
  5. Wahh baju indi baguss banget...polkadot kerenn...asikk yah bertemu dengan iin, bisa curhat2 seruuu...

    BalasHapus
  6. sambil blog walking sambil ngomentar ah....
    ndi, lo mirip sama jenita janed hahahaha :p

    BalasHapus
  7. WAAAAAAAAAAAAA!!!!

    Believe or not, aku skrg lagi seneng-seneng nya muter video iin pas nyanyi "Don't you remember" di audisinya.

    Nge-fanssss!!!

    Kak indi bilangin doong ada salam dr aku :)) hehe

    twitternya yg mana ya miss? udah Aul cari susah ketemu nya. dulu pernah liat dia mention2an sama fatin. tapi waktu itu belum nonton video nya yang don't you remember ituuhh hehehe :D

    BalasHapus
  8. Ajaib banget.
    kok bisa kebetulan gini..

    *takjub*

    BalasHapus
  9. Waahhh mbak Indi makin cantik aja nihh...

    BalasHapus
  10. temen aku ada yg scoliosis juga... hidupnya normal-normal aja. yang seperti itu yang baik. yang bisa tetap berkarya itu luar biasa. kamu misalnya, mbak, hebat bisa bikin novel. aku suka novelmu :)

    BalasHapus
  11. wah..idenya untuk jadi perancang brace memang sangat menarik....kalau jadi dan bisa dijual bebas tanpa harus ada rekomendasi dokter pastilah akan mendulang sukses luarbiasa......hidup ini memang indah dengan warna warni suka duka yang hadir dalam kehidupan kita, enjoy with that....salam sukses untuk semua pengidap Scoliosis.....keep happy blogging always...salam :-)

    BalasHapus
  12. Uda lama ga blogroll kesini, I miss you kak Indi :) Aku jg sakit kak tapi bisa hidup normal seperti lainnya emang menyenangkan ya kak, apalagi bisa berkarya kayak kak Indi. Keren deh! Love you kak ;)

    Join my Pretty Little Things Giveaway, win pretty jewelry from Romwe. Click HERE. OPEN WORLDWIDE!! Ends in August 25th.
    Cheers,
    Karina Dinda R. ♥
    BLOG | TWITTER | INSTAGRAM

    BalasHapus
  13. cantik ceria dan unik
    terus berkarya Indi sukses selalu
    dengan novel novelnya
    setiap orang dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan masing masing

    BalasHapus
  14. Indiiii! Makasih ya kamu mampir ke blog-ku. I'm not sure whether I have visited you here before, but I think I've seen your pic somewhere. You lokk familiar.
    Dan kamu fashionista banget ya...oww, sukaaa! ^_^
    ngemeng2 soal X Factor, uh aku ada pengakuan...selama proses audisi sampai kompetisinya selesai saya masuk kategori bawel (kalo gk mau dibilang nyinyir)...sampe2 follower saya pasti nambah tiap saya ngetwit X Factor...wkwkwkwkwk....
    I like IIn too, but I don't really enjoy her performance when she was placed in the group. :(
    cerita kamu inspiratif banget. Skoliosis, aku baru tau. Sungguh gak gaul -_-! Dan aku salut sama kamu, kekurangan nggak bikin kamu jadi generasi galau menye2. Love youuu! :*

    BalasHapus
  15. Aku salut banget ma indi. Kekurangan bukan penghambat untuk maju. Justru indi bisa lbh maju dibanding yg normal.. keren deh ^^

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. I put my focus on when I read this post kak. jadi termotivasi banget supaya never give up no matter what happen come to us. wish ur dream come true sooner or later to be a great brace designer! :'D u r sooo inspiring kak indiii

    BalasHapus
  18. Sy baru tau kl Indi mengidap Scoliosis. Dan jd kagum krn tetep bs berprestasi. Banyak jempol utk Indi dan Iin :)

    BalasHapus
  19. love your polkadot dress kak! and it matches with the ribbon!! xx

    BalasHapus
  20. Postingan kakak ini menunjukkan, kalau orang yang dipandang sebelah mata oleh orang lain atau mungkin yg dianggap remeh, bisa jadi sukses dan mengalahkan semuanya :)
    inspiring..

    BalasHapus
  21. langsung gugel image apa itu SCOLIOSIS dan speechless but you both look great csweatshirts for women

    BalasHapus
  22. wahiya waktu iin audisi, dia bilang dia juga skoliosis hehehe sempet kepikiran kak indi juga :D keduanya cewek keren hihihi

    BalasHapus
  23. you always look so happy and cheerful! great post :) :)

    BalasHapus
  24. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  25. Hi Kak, salam kenal. Namaku Intan, 14 th sama-sama berhuruf depan "I" ^^ Aku juga scolioser kak, sama - sama pakai Boston brace.... Rumahku di Solo,,,, You're inspiring kak... Visit blog ku ya kak... I hope we can meet someday :)

    *Ini commen keduaku, yang pertama tadi typo x_x*

    BalasHapus

Terima kasih untuk komentarnya, it's really nice to hear from you :)