Selasa, 18 Mei 2021

Traktiran yang Gagal :D

Teman-teman, ada yang merasa jenuh karena "belum bisa kemana-mana" kah?

Jujur, meski aku tipe orang yang bisa menikmati waktu di rumah tapi terkadang ada rasa jenuh dan "stuck" datang juga. Meski mall, kantor dan banyak tempat umum lainnya sudah dibuka tapi tetap sih aku merasa vibesnya beda. Aku rindu hal-hal kecil macam ngemall pulang kerja, sekedar makan di kantin sehabis menjemput Ali atau bahkan bolak-balik dari rumahku dan Shane ke rumah Ibu-Bapak tanpa takut "menyakiti" mereka. ---Terutama Bapak, karena usianya sudah di atas 60 tahun. Amit-amit deh kalau aku dan Shane tanpa sadar menjadi carrier :S Jadi untuk sekarang ini kami masih setuju dengan sesedikit mungkin keluar rumah. 


Seperti yang teman-teman tahu (---kalau mengikuti blog ini, hahaha), terakhir kali aku dan Shane pergi agak jauhan dan agak lamaan ya bulan Oktober tahun lalu. Itu pun karena anniversary pernikahan kami. Seandainya nggak ada yang dirayakan, tentu kami nggak akan kemana-mana. Awal tahun 2021 melihat teman-temanku liburan bareng keluarga atau teman-temannya membuat hatiku hampir goyah, ingin rasanya berlibur juga. Tapi aku tahan-tahan. Karena awal tahun rasanya waktu yang "paling buruk" untuk meninggalkan rumah. Kerumunan di mana-mana, banyak orang mudik, dsb...

Sampai akhirnya bulan Maret kemarin aku utarakan juga keinginanku sama Shane. Aku butuh liburan, aku butuh menghabiskan waktu dengan keluarga di tempat "baru", bukan sekedar makan-makan di rumah lalu nonton TV seharian. Aku butuh, bukan hanya ingin. Satu tahun rasanya sudah cukup, ---I deserve it, Ibu Bapak deserve it too. Kami BOLEH bersenang-senang di luar rumah dan aku yakin ini waktu yang tepat. Rasanya dada seperti hampir meledak karena akhirnya mengeluarkan perasaan yang sudah kelamaan aku tahan, hahaha. Dan... Shane juga ternyata setuju.


Aku juga punya satu keinginan lagi. Aku ingin staycation kali ini (---karena masih di Bandung juga liburannya) aku yang bayar. Semenjak menikah segalanya selalu dari Shane. Iya, aku mengerti bahwa uang suami adalah uang istri juga. Tapi sesekali aku ingin dong memberi dari kantongku sendiri, ---meskipun nggak seberapa. Meski sempat ragu, Shane akhirnya mengerti dengan keinginanku. Segera aku kabari Ibu dan Bapak, dan mereka senang sekali :) Mereka juga sudah rindu untuk bersenang-senang bersama kami, tentu saja. Aku jelaskan bahwa staycation ini murni ideku, dengan budget yang nggak banyak. Ada rasa khawatir mereka nggak akan menikmati kamar hotel sederhana dan suasananya. ---Terutama Shane yang sejauh ini belum pernah menginap di hotel di bawah bintang 4. Tapi mereka meyakinkanku kalau kami semua pasti akan bersenang-senang, dan itu bukan tergantung tempat. Aku pun menjadi lega dan nggak sabar untuk segera pergi bersama mereka!


Ada 3 pilihan hotel yang sesuai dengan budgetku. Ketiganya nggak terlalu jauh dari rumah kami dan rumah orangtua. Aku biarkan Ibu yang memilih karena inginnya sih selain menginap kami juga bisa sedikit jalan-jalan. Pilihan Ibu jatuh ke POP Hotel yang berada di Festival Citylink. ---Iya, di dalam mall! Hahaha, ide bagus juga, jadi kami nggak perlu jauh-jauh dari tempat menginap kalau mau main :D Waktu aku cek foto-foto kamar hotelnya di internet sebenarnya agak ragu, sih. Soalnya baru kali ini lihat kamar hotel yang begitu plain dan fasilitasnya "seadanya". Bahkan Shane sempat bergurau kalau kamarnya terlihat seperti sel tahanan, hahaha. Tapi aku mengerti kok, namanya juga hotel budget. Kalau nggak suka ya salah aku dong kenapa nekat mau bayar sendiri :p Jadinya sehari sebelum kami menginap aku berdoa terus semoga semuanya happy. Jangan sampai niatku mau ngajak senang-senang malah jadi sebaliknya :D


Supaya perginya bareng-bareng, Ibu dan Bapak menjemputku dan Shane di rumah kami. Ali juga ikut karena dia memang sering menghabiskan waktu dengan orangtuaku (---semacam anak bungsu lah dia jadinya, hahaha). Sempat ada "insiden". Karena aku sudah siap, jadi aku turun duluan ke lobby (kami tinggal di apartemen) untuk menunggu jemputan ortu. Eh, waktu Shane turun dia cuma bawa badan doang dong! Nggak bawa tas atau apalah. Dia cuma pakai kemeja yang didouble, ---yang warnanya sudah dia sesuaikan dengan dress yang aku pakai. Mau ngambek tapi kocak juga, bhahaha. Apalagi ortu sudah terlanjur jemput, lama lagi kalau naik ke atas jadi sudah lah xD Shane masih belum ngeh kalau hotel yang mau kami inapi nggak menyediakan amenities seperti hotel pada umumnya. Ya... ada sih sabun mandi kecil sebatang, sikat gigi juga cuma satu. Masa mau dipakai berdua? Hahahaha xD


Ketika tiba ternyata benar, hotel berada di satu gedung dengan mall. Tampilan lobbynya berwarna-warni dan simple. ---Lebih mirip warnet sih kalau dibandingkan lobby hotel. Ada dua buah komputer yang bisa dipakai umum dan banyak meja-kursi model kafetaria. Benar-benar "lain", dan aku excited sekali untuk melihat kamar hotelnya!

Sengaja, aku minta agar kamar orangtua bersebelahan dengan kamarku dan Shane. Supaya kalau mau apa-apa mudah. Aku dan Shane antar dulu Bapak dan Ali ke kamar mereka, ---sementara Ibu pulang kembali ke rumah karena masih ada pekerjaan dan menyusul kemudian. Persis seperti di gambar, desain kamar sangat simple dan amenitiesnya sangat terbatas (satu buah kasur besar plus ekstra bed tapi hanya ada perlengkapan mandi untuk satu orang). Tapi melihat reaksi Bapak dan Ali kekhawatiranku 100% sirna! Mereka benar-benar gembira. ---Terutama Ali yang langsung sibuk mengecek semua benda di kamar. Dari mulai lampu, TV, sampai kamar mandi, hahaha. 


Bapak dan Ali bersantai setelah tiba di kamar hotel.

Foto bersama yang kami ambil menggunakan timer. Handphone kami senderkan ke wastafel, hahaha.


Aku dan Shane lalu pamit untuk ke kamar kami yang tepat berada di sebelah kanan kamar Bapak. Isinya sama, tentu saja. Yang berbeda hanya letak furniturnya saja yang berlawanan (mirroring dengan yang di kamar Bapak). Dan... di sinilah kami baru ngeh kalau ada yang kocak dengan desain kamar mandinya. Saking kocaknya aku sampai kembali ngakak waktu menulis ini xD Jadi kalau biasanya di hotel ada kamar mandi dalam artian sebenarnya (benar-benar KAMAR), nah di sini modelnya seperti kapsul. Hanya berdinding kaca dengan pintu dorong! Ya, kalau di kamar sendiri nggak apa-apa lah ya. Tapi kalau seandainya menginap dengan teman, aku sih ogah pas lagi mandi teman bisa lihat siluet badanku, hahaha. Aku sempat rekam Shane yang sengaja joged-joged gitu di kamar mandi, buat buktiin kalau orang di luar memang bisa lihat dia dengan jelas xp (Vlog ada di channel YouTube "Indi Sugar Taufik").


Matching outfit kami. Shane benar-benar cuma bawa baju yang nempel di badan, dia rangkap 2 kemeja sekaligus xD

Aku dan Onci, boneka kelinciku. Kami gak terpisahkan sejak aku berusia 8 tahun.


Berada di satu gedung dengan mall manfaatnya baru terasa saat malam tiba. Perut lapar nggak perlu khawatir karena tinggal jalan saja ke supermarket :D Di hotelnya sendiri memang nggak banyak pilihan makanan. Semuanya modelan ready to eat gitu yang disajikan di dalam kotak. Gak bisa customize jadi tentu saja nggak cocok untukku dan Shane yang vegan. Bapak pun memilih untuk makan malam dari luar saja. Yang beli makanan dari hotel cuma si Ali, hahaha. Dia kepengen es krim yang ternyata waktu aku cek harganya di supermarket (yang jaraknya literally beberapa langkah saja) cuma setengah dari harga yang dibayarkan, hahaha. Aku sih nggak makan berat, karena selain nggak lapar-lapar amat, Shane juga sedang sakit kepala. Jadi kami memilih untuk kumpul-kumpul lagi di kamar Bapak sambil ngobrol ke sana-ke mari. Duh, rasanya kepengen nangis saking happynya. Rasanya masih kaya mimpi bisa main sama keluarga di tengah pandemi kaya gini. Pokoknya tiap detik aku nikmati banget. Ngantuk juga aku tahan-tahan, soalnya entah kapan lagi kami bisa main bareng di tempat umum :')


Sekitar jam 9 malam, aku dan Shane kembali ke kamar kami. Aku sih langsung cuci muka dan ganti baju pakai piama sementara Shane cemal-cemil sambil bersantai di tempat tidur. TV menyala, dan ada beberapa film yang kami sukai. Tapi gak benar-benar kami tonton sih karena lama-lama mengantuk juga, hehehe. Kesan seperti sel tahanan ternyata nggak terasa setelah kami benar-benar menghabiskan waktu di kamar. Kebersihannya cukup bagus dan tempat tidurnya terasa nyaman. Kami pun nggak ada masalah untuk terlelap seperti bayi :) 

Oh, by the way, ternyata niat aku untuk "staycation kali ini disponsori oleh AKU" digagalkan oleh Ibu Mertua, hahaha. Sepertinya Shane diam-diam bilang sama ibunya kalau kami sedang berada di hotel. Soalnya beliau tiba-tiba saja bilang kalau kami boleh menggunakan kartu kreditnya untuk membeli apa saja yang kami mau :/ Aduuuh, rasanya jadi campur aduk, deh. Antara "malu" karena aku kekeuh banget pengen liburan, sama senang karena punya mertua murah hati, hahaha.


Tapi yang namanya orangtua memang begitu, deh. Bapak saja yang sudah jelas tahu kalau aku SANGAT ingin mentraktirnya tetap saja berusaha menyelipkan uang ke tanganku saat akan mengajak Ali makan es krim. Huaaa, bikin terharu T_T Padahal aku sama Shane juga nggak muda-muda amat. Lah, yang seumurku sudah punya cucu saja ada :p Maaf nih kalau pembahasannya jadi ngelantur-lantur... Sejak hari pertama aku dan Shane menikah kami memang bertekad untuk hidup mandiri. Langsung move out dan memiliki rumah sendiri meskipun super mungil. Sebisa mungkin kalau ada apa-apa berusaha berdua dulu sebelum meminta bantuan orangtua (---baik ortuku atau mertua). Kadang aku merasa kalau mereka terlalu khawatir sama kami. Khawatir lapar lah, atau khawatir nggak pernah belanja lah. Padahal kaminya nggak kenapa-napa :') 


Anyway, kami tidur nyenyak. Kabarnya sih si Ali baru tidur tengah malah saking senangnya, hahaha :D Kami nggak sarapan di hotel dan memilih membeli sendiri saja. Aku mandi juga akhirnya, meskipun kesyel banget karena pintunya transparan :p Shane sih memilih menggosok gigi saja dan mengganti kemejanya dengan yang (again) match sama dressku. Dari wajahnya dia kelihatan lebih segar, yang mana bagus karena artinya sakit kepalanya sudah membaik. Ibu membawakan kami obat sih sebenarnya, tapi Shane nggak mau minum obatnya karena takut terlalu sering. Tadinya aku sudah deg-degan saja kalau dia sakit, ---bisa-bisa liburan kami gagal. (Segagal traktiranku, lol).




Morning selfies, sambil menunggu Shane yang sedang siap-siap :)


Dari kemarin Ali sudah request untuk berenang dan bermain di Kids Club, tapi batal karena fasilitas hotel tutup lebih cepat dengan alasan keamanan. Jadi kami beramai-ramai ke kolam renang yang letaknya ternyata berada di Hotel Harris (---mereka satu management, dan POP nggak punya kolam renang sendiri). Yang nyemplung cukup Ali. Sisanya menunggu di pinggir kolam. Kenapa? Ya iyalah, masih pagi dingin banget kan xD Ali meski gemetaran tetap saja semangat ciprat-ciprat. Mungkin karena dingin dia jadi lupa caranya berenang, haha. Nggak apa-apa, ya, yang penting happy :) Nggak terasa matahari semakin naik. Yang tadinya kedinginan lama-lama kami malah ingin berlindung dari teriknya matahari. Untung ada area untuk berteduh dan duduk-duduk. Kami istirahat dulu di sana sebentar sebelum ke Kids Club, ---yang rupanya kosong melompong. Mungkin karena sedang pandemi jadi tamu hotel lebih memilih di kamar saja. Ali cuma menghabiskan waktu sebentar saja di sana, lalu kami kembali ke kamar hotel sambil berpikir mau ngapain lagi :D






Ali dan Bapak menikmati kolam renang berdua saja :D


Kids Club yang serasa milik Ali sendiri, hahahaha.



Lumayan banget, lho. Meski hotelnya sederhana tapi ada area terbuka buat duduk-duduk gini. Bapak seneng banget di area ini :)


Seperti kemarin, kami ngumpul-ngumpul lagi di kamar Bapak. Ngemil-ngemil, mulai beres-beres sambil menunggu Ibu yang sedang ke Panti Asuhan untuk Jumat Berkah. Perut aku sudah lumayan lapar (lagi), tapi belum tahu mau makan dimana. Jam 10 pagi restoran di mall juga belum banyak yang buka, jadi pilihan mungkin terbatas. Akhirnya kami putuskan untuk check out awal saja begitu Ibu datang. Soalnya memang sudah nggak ada aktivitas lagi yang bisa dilakukan di hotel. Pilihan Ibu memang nggak salah ya, kami jadi nggak mati gaya karena bisa jalan-jalan ke mall, hehehe. Eh, tapi bukan berarti di hotel membosankan lho. Ini pendapat pribadiku, yang 100% jujur. Kalau bisa kasih nilai, aku kasih POP Hotel ini 4 dari 5 bintang! Desain boleh sederhana dan wifi sering macet, tapi kamarnya nyaman dan bersih. Untuk teman-teman yang ada rencana ke Bandung dan on a budget tapi mau tetap nyaman, aku rekomendasikan hotel ini (---catat, bukan untuk yang suka dengan "kemewahan" hotel pada umumnya ya, ini hotel murah). Nggak endorse lho aku, ini murni pendapatku xD


Setelah checkout sambil menunggu Ibu. Ali langsung angkat kamera seperti ini ketika tahu akan aku foto. Katanya dia mau foto juga :D


Kalau mau ngikut budgetku, seluruh keluarga paling aku traktir pizza, lol. Tapi Shane bilang supaya aku bilang sama orangtuaku untuk memilih restoran yang mereka suka. Mall masih sepi banget, dan ini jadi punya sisi baik karena artinya kami lebih leluasa memilih. Mau pilih apapun bakal berasa punya pribadi, hehe. Ortu tentu menyerahkan pada kami karena mereka ingin tempat yang netral, yang punya menu ramah vegan dan punya pilihan non vegan juga. Akhirnya kami memilih Ta Wan, yang hanya ada menu vegetarian tapi lumayan lah masih bisa special request agar jadi vegan :) Ajaibnya, setelah 2 hari 1 malam bersama, justru moment di restoran inilah yang menurutku menjadi highlight staycation kami. Suasana begitu hangat dan menyenangkan. Karena sambil makan masker pun ditanggalkan, dan berbincang sambil saling menatap wajah-wajah yang aku cintai rasanya luar biasa sekali. Aku sampai lupa kalau keadaan sedang nggak baik-baik saja. Aku merasa ini adalah moment ternormal yang aku rasakan semenjak tahun lalu. Kalau ada kata untuk "amat sangat bahagia, bahkan lebih bahagia dari bahagia", maka itulah yang aku rasakan.


Sambil menunggu pesanan kami datang semua, kami minta tolong untuk diambilkan foto bersama :D


Selesai makan aku sadar kalau waktunya berpisah semakin dekat. Tapi ternyata Shane mengajak kami berbelanja dulu. ---Lagi-lagi ada pesan dari Ibu Mertua yang berpesan agar kami membeli apa yang kami inginkan :') Mumpung sedang di mall katanya. Meski rasanya nggak enak, karena semakin gagal lah traktiranku (ini malah aku yang ditraktir terus, hahaha) tapi deep inside aku senang karena jadi punya waktu lebih lama lagi buat jalan-jalan keliling mall sama Ibu, Bapak dan Ali :"D 

Klasik, tapi benar adanya. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Mau dilama-lamain kaya apa juga kami harus pulang ke rumah masing-masing T_T Karena Ibu yang membawa mobil, jadi aku dan Shane diantarkan dulu ke rumah kami. Hanya sampai lobby dan rasanya jadi "dadah" terberatku sepanjang sejarah (---maaf lebay, hehe). Waktu kami naik ke atas rasanya masih surreal, kaya nggak nyata saja gitu. Untuk dua hari rasanya hidup kami normal kembali. Dan ini membuat hatiku sedikit mencelos. Kapan ya kami bisa benar-benar seperti ini tanpa harus menunggu moment istimewa? Karena meski sudah satu tahun tetap saja kami nggak bisa (dan nggak mau!) terbiasa dengan kehidupan yang seperti ini. Kami kangen "hidup lama" kami. 


Ah, tapi aku nggak mau kerinduanku mendistraksi aku dari rasa syukur. Mau seperti apapun keadaan dunia saat ini, nggak akan mengubah fakta kalau 2 hari yang kami habiskan bersama sangat LUAR BIASA. 

Meski aku gagal mengtraktir!

Karena setelah dipikir-pikir aku malah sangat bersyukur. Kalau saja Ibu Mertua nggak maksa traktir pasti waktu bertemu kami lebih singkat. 


Everything happen for a reason ;)


Vlog kami. Jangan lupa nonton ya :) Untuk pengguna mobile klik di sini.


Edit: Berhubung ada 2 komentar yang bilang kalau kolam renangnya nggak besar (—-karena sebelumnya aku hanya post bagian kiddy pool). Tuh, aku sudah tambahkan foto kolam renang yang mudah-mudahan bisa jadi gambaran sebesar apa ukuran sebenarnya xD Lumayan besar kok ini, sesuai saja dengan kapasitas tamu hotel yang nggak terlalu banyak ;)


blessed girl,


Indi

---------------------------------------------------------------

Kontak email: namaku_indikecil@yahoo.com | Facebook: Indi Sugar | Instagram/Twitter: Indisugarmika | YouTube: Indi Sugar Taufik

Selasa, 27 April 2021

Scarlett Whitening, Not tested on Animals, Halal, —-Kira-kira Sebagus Apa, ya? ;)

Yuhuuuu, gimana nih puasanya, teman-teman? :D Nggak terasa ya tahu-tahu sudah Ramadan. Padahal rasanya baru kemarin aku cerita tentang tahun baru. ---Eh, itu sih gara-gara aku nya saja yang sering absen cerita, ya :p Kebanyakan absen sampai-sampai waktu aku cek kolom komentar di postinganku kemarin, banyak yang baru tahu kalau aku sudah menikah. Astagaaa, sudah masuk tahun ketiga iniiiih, hahaha. Maafkan :p Salah satu goalsku tahun ini adalah supaya balik rajin menulis lagi di sini. Masih angin-anginan, tapi aku janji nggak bakal terlalu manjain kebiasaan "mager" ku. (Buat teman-teman silakan banget lho kalau mau sentil aku secara online kalau tiba-tiba semangatku kendor lagi, hahaha)
Tapiiiiii, ada lho salah satu resolusi tahun ini yang sudah mulai jalani dan sudah mulai kelihatan hasilnya. Aku mau punya kulit lebih sehat! Yang mengikuti aku di instagram mungkin tahu lah ya kalau sejak tahun kemarin aku mendampingi Ali les berenang. Kulitku jadi belang dong, terutama bagian lengan :') 

Jadi sejak awal tahun 2021 aku langsung mencari-cari body care yang pas. (Ya, siapa tahu pas Lebaran kulitku sudah mendingan gitu, hoho). Nggak cuma yang "sekedar" bisa bikin kulitku cerah dan kelihatan fresh, tapi aku juga secara spesifik mencari produk yang nggak diujicobakan sama hewan. Ya masa dong aku sudah nggak mengkonsumsi hewan tapi tetap menyakiti hewan demi cantik :') Akhirnya pilihanku jatuh kepada Scarlett Whitening. Selain yang sudah aku sebutkan barusan, pertimbangan lainnya juga karena sudah banyak yang mereview. Bahkan temanku (haloooo Angie!) juga pakai, jadi setelah sedikit tanya-tanya aku mantap semantap-mantapnya untuk ikutan pakai Scarlett.



Aku pesan melalui Instagram officialnya, @scarlett_whitening. Tiga produk sekaligus, yaitu body scrub Romansa, shower scrub Pomegrante dan body lotion Freshy. Harga satuannya Rp. 75.000, ---yang aku pikir sepadan banget, secara lotion dan body showernya saja isinya 300 ML, dan body scrubnya 250 ML :) Waktu paketnya datang sejujurnya aku sempat khawatir, soalnya produk perawatan kulit gini biasanya bocor di perjalanan. Terutama di bagian tutupnya gitu. Pengalaman banget soalnya pas ke Singapore 2 tahun lalu aku sempat nangis kejer karena lotion yang baru aku beli porak poranda pas dititip di ransel Shane, hahaha. Tapi ternyataaaaaa... aman, saudara-saudara! Paketnya selamat luar dalem banget (apaan sih, hahaha). Soalnya dikemas pakai kardus coklat tebal (yang sekarang aku pakai untuk menyimpan kartu pos) dan tiap produknya dilapisi bubble wrap (kecuali body scrub karena kemasannya beda, bukan botol). Lega dan happy banget deh rasanya :') 



Eh, by the way, by the way... gimana kalau sekarang sekalian aku review saja produk Scarlett nya? Kan sudah lumayan lama juga tuh aku nggak review body care di sini karena kemarin-kemarin belum nemu yang cocok. Apalagi sejauh ini aku beneran cocok banget sama produk-produknya. Siapa tahu ada yang punya problem kulit sepertiku juga atau at least penasaran.
Setuju dong, ya? Iya. (---Lah, jawab sendiri, lol).

Tentang Scarlett Whitening
Jadiiii seperti yang sudah aku bilang sebelumnya, sebelum memilih Scarlett aku sempat cari tahu dulu tentang produk-produknya. Begitu aku ketik di internet langsung muncul banyaaaak banget testimoni dari yang sudah pernah memakainya. Nah, selain nggak diujicobakan pada hewan (not tasted on animals), yang nggak kalah pentingnya Scarlett ini ternyata sudah teregistrasi di BPOM dan halal. Nggak cuma halal katanya-katanya doang, tapi pas aku cek memang sudah ada logo MUI nya. Ketiga produknya (body scrub, shower scrub dan body lotion) mengandung glutathione dan vitamin E yang berfungsi untuk mencerahkan, melembabkan dan menutrisi kulit. Pas banget sama yang sedang aku butuhkan!



Body Scrub Romansa
Jujur waktu pertama kali aku buka paketnya, body scrub nya lah yang paling mencuri perhatian. Kemasannya cute banget (tahu lah aku paling lemah kalau soal kemasan cute, hahaha). Warnanya putih dengan bunga-bunga pink yang cantik. Ketika dibuka ada segel hologramnya yang menurutku memberi kesan ekslusif dan mewah. Aroma lembut nan romantis langsung tercium begitu aku melepas segelnya. Asli bikin relaks banget, padahal belum juga aku pakai lho xD Aku cukup akrab dengan produk body scrub. Maklum pengguna scoliosis brace senior pasti harus sering-sering scrubbing. kalau nggak bisa kapalan :p Nah, body scrub nya Scarlett ini berbeda. Teksturnya lebih halus dibanding scrub lain, jadi waktu diaplikasikan sama sekali nggak bikin sakit dan pedih (---you know, perasaan itu lho waktu bulu-bulu halus kita ikut ketarik gara-gara scrub, haha). Bisa dibilang effortless, karena aku tinggal oles-oles sampai rata ke seluruh tubuh (dalam keadaan tubuh kering), tunggu 2 sampai 3 menit, gosok-gosok, terus dibilas deh. 







Nggak harus yang gosok-gosok pakai penuh tenaga gitu. Meski teksturnya lembut tapi tetap efektif kok untuk menganggat kotoran. Aku sampai puas banget lihatnya daki sama sel kulit mati (eh, ini sama nggak sih?) rontok dari badanku, huehehe... xD Apalagi dengan wanginya yang lembut-lembut gitu bikin aku berasa lagi di spa. Nggak perlu pakai lilin-lilin aromaterapi lagi di kamar mandi deh, pakai ini juga cukup, hoho...
Waktu pertama kali nyoba, aku masih inget banget Shane langsung komentar kalau kulitku jadi kelihatan makin fresh! Dan aku sih percaya banget kalau dia yang ngomong. Soalnya dia kan jarang banget kasih komentar, tapi sekalinya bersuara pasti jujur, hahaha.

Brightening Shower Scrub Pomegrante
Ini nih yang botolnya aku khawatirkan bakal bocor selama di perjalanan tapi ternyata aman :D Kesan pertama waktu melihat produknya kok lucu amat sih kaya slime mainan punya Ali. Bikin aku nggak sabar mau pakai :D Kemasannya botol plastik transparan dengan tutup flip top. Bisa terlihat dari luar kalau isinya berwarna ungu dengan bintik-bintik (---yang ternyata bulir-bulir scrub) berwana biru. Berbeda dengan body scrub nya yang beraroma kalem, yang ini sedikit lebih strong dan playful. Tapi nggak menyengat ya, justru segar. Bikin semangat kalau dipakai mandi pagi. Sebelum aku coba pakai shower puff, aku coba dulu tuangkan shower scrubnya ke telapak tangan. Modelnya ternyata gel gitu, sedikit kental tapi nggak susah untuk dikeluarkan dari botol. Aku selalu mandi pakai puff, dan itu bikin busanya banyaaak banget. Padahal aku pakainya sedikit lho. Efeknya setelah pemakaian pertama, kulitku langsung terlihat dan terasa segar. Mungkin karena ada bulir scrub yang bikin proses membersihkan tubuh jadi maksimal, ya. Meski begitu bukan berarti bikin kulitku jadi kering, justru malah terasa semakin lembap. Oya aku juga minta Shane untuk mencoba shower scrubnya (karena aku istri yang baik dan suka berbagi, hehe). Sejauh ini dia pun cocok. Jadi aman dong untuk bilang kalau produk ini bisa dipakai tipe kulit kering sepertiku dan berminyak seperti Shane ;)









Fragrance Brightening Body Lotion Freshy
Waktu aku lihat kemasan botolnya, seketika aku langsung teringat insiden lotionku yang porak-poranda di ransel Shane, hahaha. Seandainya saja dulu aku sudah kenal dengan lotion Scarlett pasti nggak akan terjadi :'D Botolnya model pump yang kerennya ada option open dan stopnya. Ini sih game changer banget, astagaaa. Soalnya dari sekian banyak produk body care, lotion adalah produk PASTI yang selalu aku bawa kalau traveling. Aku surprise banget sama aromanya yang mewah. Kayanya sejauh ini belum pernah deh nemu lotion dengan aroma seperti ini. ---Seperti wangi Jo Malone English Pear & Freesia eau de cologne! Nggak perlu pakai parfum lagi pun tubuhku sudah wangi maksimal. 
Konsistensi lotionnya cukup thick. Juga nggak lengket di kulit karena cepat banget meresap. Pernah nggak sih pas buru-buru, badan sudah pakai lotion tapi nggak bisa langsung pakai baju karena takut nempel-nempel? Nah, ini sih nggak. Beberapa saat setelah pakai lotion yang ditinggalkan hanya wangi mewah dan perasaan nyaman di kulit saja, no lengket-lengket club :D Sama seperti ketika habis memakai body scrubnya, setelah memakai Scarlett body lotion Freshy ini aku juga bisa langsung melihat kalau kulitku cerahan. Dan ini tuh nggak yang bikin kulit pucat ya atau malah jadi terlihat seperti habis pakai foundation. Tapi cerah yang alami dan segar. Susah sih kalau dijelaskan pakai kata-kata. Lihat saja fotonya biar kalian yang menilai, hehe :D






Kesimpulannya, aku puas dan happy banget sama Scarlett Whitening ini. Kayanya resolusi kulit sehat dan no belang-belang aku sukses nih sebelum Lebaran (Amin...) xD 
Aku sih nggak ada niatan mengubah warna asli kulitku. Yang terpenting sehat, complexionnya rata dan terlihat cerah. Cerah dalam artian nggak kusam ya, bukan kulit putih seperti dibleach gitu karena itu mah nggak alami. Kalau tampilan kulitku bisa lebih baik kan why not? Iya nggak ;)
Teman-teman yang penasaran sama Scarlett aku saranin buat langsung meluncur (---aih, bahsanya ketahuan umur, lol) ke Instagram mereka di @scarlett_whitening. Oya, aku juga baru tahu kalau selain via DM Instagram kita juga bisa pesan produknya melalui nomor whatsapp 087700353000, akun Shopee @scarlett_whitening dan Line @scarlett_whitening. Tapi pilih salah satu saja ya, jangan kirim pesan ke semuanya sekaligus, hehehe. Aku kemarin sih beli satuan (@ Rp. 75.000, seperti yang sudah aku sebutkan). Kalau mau lebih hemat tersedia juga paket berisi 5 item dengan box exclusive dan free gift dengan harga Rp. 300.000. Rencananya kalau yang aku punya ini sudah habis mau pesan paket hematnya saja. Biar sekalian buat stock dan buat bawa ke rumah orangtua juga, supaya Ibu bisa cobain :D

Teman-teman ada yang punya resolusi 2021 sama kaya aku juga nggak, nih? Kalau ada, ---atau apapun resolusinya, semoga tercapai ya! Selamat berpuasa! :)



 

Minggu, 14 Maret 2021

Wedding Anniversary Kedua di Crowne Plaza Hotel: Sempat Lupa dan Penuh Kejutan!



Yuhuuu! Di tulisan sebelumnya aku cerita soal Halloween yang berdekatan dengan hari jadi pernikahanku dan Shane. Sedekat apa? Dekat banget, hahaha :') Dan sekarang aku mau bercerita tentang keseruannya, ---atau, um.. "keribetannya" :D


Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, aku dan Shane menginap di rumah orangtua beberapa hari sebelum Halloween. Selama di sana, as always, aku cuma mager, sampai-sampai lupa hari. Apalagi aku juga lagi mens, jadi bawaannya malas mikir, hahaha. Sebelum pulang, pas aku bangun tidur Shane nanya, "Kamu pengen main ke suatu tempat nggak? ---Eh, tapi kalau lagi sakit perut kamu nggak mau ke mana-mana, ya?" Aku, yang saat itu nggak ngeh cuma jawab, "Iya." Mana tahu kalau maksud pertanyaan suamiku itu adalah kode... HARI JADI PERNIKAHAN KAMI YANG KEDUA! Ahahaha :')


In my defense, aku lupa bukan tanpa alasan. Pernikahan kami diselenggaran secara humble dan hanya dihadiri keluarga inti. Nggak banyak orang tahu kalau kami menikah waktu itu. Bukan ditutupi, tapi kami ingin pernikahan menjadi moment yang intim. Nggak pakai milih tanggal dan lain sebagainya. Setelah punya cincin, besok paginya kami langsung ke KUA. Sudah, begitu saja. Jadi kami nggak menganggap tanggal itu hal penting, tapi moment pernikahannya lah yang dikenang :) 


Entah gimana awalnya, ketika sampai di rumah aku baru ingat kalau 26 Oktober dua tahun yang lalu kami menikah. Otak ku pun langsung ber "ooooh.... oooooh pantesan" ria. Langsung saja aku minta maaf sama Shane karena nggak mengerti kode dia, hahaha. Tapi seperti yang kuduga, dia sih cuek. Katanya kalau di selimut pemberian mertuaku nggak ada tanggal pernikahan kami dia pun nggak ingat. Dan menurutnya tanggal berapapun kami merayakan nggak penting. Yang penting setiap tahun diperingati, ---istilahnya cherish the memories :) Kubilang, aku nggak keberatan kalau besoknya kami pergi jalan-jalan, atau menginap di suatu tempat. Aku yakinkan Shane kalau sakit perutku pasti segera baikan. Kami pun mulai survey tempat mana saja yang bisa dibooking dan nggak terlalu jauh dari rumah kami.


Setelah scroll atas bawah di laptop selama 10 menit, entah kenapa aku tiba-tiba pengen menginap di The Trans Luxury Hotel. Kepengennya itu nggak main-main, aku sampai nonton video reviewnya segala, hahaha. Shane sih menyerahkan padaku, katanya kalau aku suka tempatnya dia juga pasti suka. Senang banget dong aku dapat restu :D Nggak pakai nunggu lama aku langsung buka websitenya dan cantumkan tanggal rencana menginap. 27 Oktober 2020. ---Masih loading... 1... 2... Oh no! Ternyata penuh. Oke, oke, aku coba 28 Oktober 2020. 1... 2... 3... ---dan ternyata masih penuh juga! Huhu, kecewa dong aku... Tapi aku nggak kehabisan akal, aku whatsapp langsung saja hotelnya. Siapa tahu kalau bilang buat anniversary bisa "diada-adain" :p 

Jawaban pertama adminnya bilang kalau kamar hotel yang include tiket bermain di Trans Studio sudah penuh. Di pikiranku, oh okelah berarti yang non paket masih ada. Jadi aku bilang nggak apa-apa. ---Meski sebenarnya ingin sambil main, tapi kupikir better than nothing lah ya... :') Tapi setelah ditunggu-tunggu ternyata jawabannya masih sama, nggak ada kamar kosong. Ngerasa sia-sialah aku nunggu. Harapan terakhir aku cuma bilang gini sama adminnya, "Mas, Mbak, kalau ada yang cancel tolong kasih tahu ya. Terserah deh kamarnya kaya gimana juga." (Aku ngetik sambil berkaca-kaca, bhahahaaa...).


Dan akhirnyaaaaaa... sekitar satu jam handphoneku bunyi. Ada kamar kosong!

Tapi...


Yang kasurnya dua!


Ahahahahahahahahahahahahaha... hahahahaha... hahahahaaaa T_T


Ya aku nggak maulah :(


Masa anniversary pisah-pisahan kaya lagi backstreet:(


Karena sadar terlalu mepet kalau mau booking buat besok, akhirnya aku googling hotel yang bisa buat lusanya, 28 Oktober. Tetap susah ternyata, di mana-mana penuh karena musim liburan. Beruntung banget akhirnya aku buka instagram dan nemu hotel yang namanya Crowne Plaza Bandung. Dari foto-fotonya sih kelihatan sederhana meskipun bintang lima (maksudnya beda dengan hotel sekelas lain yang pernah aku inapi, ---halah istilah apa itu, hahaha). Aku sih suka-suka saja. Karena buatku tampilan nggak penting. Asal bersih, wifi kenceng, ada bathup, udah deh aku bisa tidur nyenyak. Nggak pakai pertimbangan lagi, aku langsung klik "booking". Soalnya kalau ditunda-tunda lagi takutnya nanti malah keburu ada yang ambil :p


28 Oktober 2020

Kami harusnya check in jam 2 siang, tapi karena aku orangnya "sok sibuk", sebelum pergi aku malah ribet sendiri sama rumah yang sebenarnya sudah kubereskan. Rasanya adaaa saja yang kurang. Iya, aku memang OCD (begitu kata psikiater), tapi ada juga saat-saat di mana aku tahu kalau akunya saja yang lebay, seperti pas lagi gini nih. Dilawan sebenarnya bisa, tapi aku kadang terlalu baik sama diri sendiri, hahaha. Akhirnya kami tiba di hotel sekitar jam 3 sore. Perasaanku langsung nggak enak, ---kok penuh amat ya? :O Parkirnya sih lancar, nggak pakai putar-putar kami langsung dapat tempat. Tapi begitu masuk lobby kami disambut sama antrian yang panjangnya dari pintu masuk sampai ke meja lobby T_T Cukup lama sampai kami akhirnya kami tiba di front desk, ---yang sayangnya bukan tanda kami bisa cepat-cepat masuk kamar. Kami tiba 1 jam lebih lambat dari waktu check in, tapi ternyata kamar belum siap. Kenapa? Asli, nggak ngerti. Mau berlama-lama bertanya pun aku nggak enak karena antrian masih panjang. Aku pikir, ya sudah lah, semua tamu juga mengalami. Lagipula, ini anniversary aku dan Shane. Jangan sampai kami jadi bad mood "cuma" gara-gara terlambat dapat kamar. Kami putuskan saja untuk makan siang (tapi sore, lol) dulu. Sekalian menghindari kerumunan. Aku dan Shane memang nggak yang parno sampai gimana-gimana, tapi sebisa mungkin kami berusaha melindungi diri. Masker selalu dipakai, rajin cuci tangan, ...dan kalau di tempat ramai mending mojok berdua saja lah, hahaha.


Aku merasa beruntung kami memutuskan untuk menginap di Crowne Plaza. Lokasinya dekat sekali dengan Jalan Braga. Jadi aku dan Shane nggak perlu ke parkiran lagi untuk ambil mobil, tapi cukup jalan kaki. 10 menit saja kami sudah tiba di Braga Permai. ---Iya, restoran yang sama yang kami kunjungi di ulang tahunku, Juni 2019 lalu. Kami suka restoran ini. Meski pilihan menu vegannya nggak banyak (mereka hanya punya menu vegetarian yang harus direquest kalau ingin vegan), tapi tempatnya nyaman. Live bandnya juga keren-keren. Seperti kali ini, yang gitarisnya total banget, hehehe xD Kami pesan pizza vegetarian dan lumpia sayur seperti biasa. Aku paling kalap kalau makan lumpia, apalagi di Braga Permai bumbu kacangnya enak banget. Beda sama restoran lain, light gitu nggak bikin enek :')


Menunggu makanan sambil diiringi home band yang gitarisnya ngalah-ngalahin John Frusciante T_T hehehe.


Vegetable pizza dan lumpia yang selalu bikin aku kalap :p


Setelah makan kami kembali lagi ke hotel. Langit Bandung sangat bersahabat, cerah dan hangat padahal sedang musim hujan. Ini bikin suasana hatiku makin happy karena awalnya aku khawatir bakal kehujanan, tapi ternyata hujan hanya mengguyur ketika aku dan Shane sedang di dalam mobil. Sungguh pengertian ya :') Hehe.


Di lobby, antrian masih tetap panjang ternyata. Sepertinya semakin sore semakin banyak tamu yang datang. Beruntung ada Ibu baik hati (tamu hotel juga) yang tahu kami sudah menunggu lama. Beliau memberikan tempatnya agar kami nggak mengantri lagi bersama orang-orang yang baru datang (---hatur nuhun pisan, Ibu, maaf lupa nanya namanya). Eh, sudah sampai di depan ada tamu yang nyelak dong, alasannya dia cuma mau ngambil kunci doang -_- Di luar dugaan, Shane langsung tegur tamu itu padahal dia orangnya pendiam, lho. Mungkin karena kesal dan ditambah perut sudah terisi ya, dia jadi penuh energi, hahaha. Jujur, aku senang sih. Soalnya dalam hati aku juga kesal tapi malas kalau harus berargumen dengan orang seperti itu. Btw, tapi aku jadi belajar sesuatu... Orang yang menyela antrian itu punya perfect English padahal, jauhlah sama aku yang Bahasa Indonesia saja belepotan. Tapi ternyata cerdas itu belum tentu mengerti (atau mau menerapkan) sopan santun.


Diselak saat antri itu rupanya jadi satu-satunya kejadian yang kurang menyenangkan yang kami alami. Sisanya bisa dibilang jadi salah satu pengalaman TERBAIK saat menginap di hotel bagi aku dan Shane :) Saat booking kamar aku sama sekali nggak meminta special request, bahkan sama sekali nggak menyebutkan kalau kami datang dalam rangka anniversary. Tapi pihak Crowne Plaza sendiri yang berinisiatif memberi kami complimentary dinner dan wine. Petugas yang sedang bertugas di front desk bilang, "Sudah pasti jauh-jauh kemari karena ada moment istimewa yang dirayakan." Padahal rumah kami masih di Bandung juga, hehe :'D Bukan itu saja, dia juga bilang bahwa kami boleh check out di sore hari, instead of jam 12 siang! Untuk kami ini adalah tindakan yang sangat manis dan kami sangat menghargainya. Kami bukan siapa-siapa (baca: bukan selebriti atan influencer). Jadi kalapun ada kejadian buruk (yang mana aku dan Shane sama sekali nggak merasa begitu), nggak akan lah dibaca sama jutaan followerku. Juga misalnya aku mendapat complimentary dari mereka, siapa juga yang akan tahu selain sejumput (lol, saking sedikitnya) pembaca di sini, kan? Jadi kami yakin tindakannya pure untuk menghormati kami sebagai tamu. Kalau nggak salah ingat yang melayani kami namanya Mr. Julius. (If you read this, thank you!)


Sebelum dinner sisiran dulu biar kece. Iya, ini foto di kamar mandi biar lightingnya bagus :D


Aku dan Shane sama sekali nggak menyangka akan mendapatkan hadiah seperti ini (---dari pengalaman kami, biasanya hotel "hanya" memberi kami cokelat, itu  pun dengan special request).

Karena ini anniversary, sudah pasti Shane menyiapkan budget untuk dinner istimewa kami. Tapi siapa sangka ternyata hotel malah memberi kami dengan cuma-cuma :') Kami jadi semakin merasa istimewa karena saat dinner di lounge hanya ada kami dan seorang tamu lain (yang kebetulan hanya mampir sebentar). Jadi berasa private dinner, hahaha. Staff hotel memperlakukan kami dengan sangat baik dan profesional. Mereka beberapa kali bertanya tentang makanan yang disajikan. The food was good (mereka punya vegan option!), perut kami kenyang, hati kami bahagia. 


Kentang goreng dan spageti vegetarian, yumyum :p


Bagiku sampai di lounge dapat complimentary, gak pakai nanya langsung dilahap. Eh ternyata mengandung tuna! Shane auto hoek hoek xD


Karena jarak lunch dan dinner yang berdekatan (makan siang kesorean, lol), kami baru benar-benar menikmati kamar setelah waktu dinner. Sebelumnya kami hanya menyimpan barang bawaan kami, sedikit touch up, lalu ke lounge. Kamar kami posisinya di pojokan, yang mana bikin kami (tambah) happy. Ada dua jendela di dua sisi berbeda yang membuat kamar terasa lapang (kerena sebenarnya ukuran kamar termasuk kecil kalau dibandingkan hotel lain yang pernah kami inapi). Begitu di kamar as always Shane langsung rebahan sambil main game, sedangkan aku langsung berendam di bathup. Semanjak menikah dan tinggal di rumah sendiri, berendam itu jadi hal yang mewah lho bagiku. Soalnya di rumah mungil kami hanya ada shower, nggak ada tub. Jadi harus menunggu ke hotel dulu kalau mau berendam, hahaha :D

Setelah badan kena air hangat dan pakai piyama, aku auto mengantuk. Di TV diputar film "Ma", salah satu film favorit kami. Meski mata sudah dipaksa melek, akhirnya aku dan Shane tidur sebelum film selesai :p


Yang mau bawa ukulele aku, tapi tetap saja Shane yang sering mainkan :p


Gak lupa bawa bath bombs biar berendamnya lebih seru.


29 Oktober 2020

Paginya, rasanya berat sekali buat bangun. Satu-satunya yang jadi motivasikubuat bangun ya sarapan (dasar rakus! Hehe). Dengan alasan keamanan, sekarang sarapan nggak disajikan dalam bentuk prasmanan yang bisa ngambil sendiri gitu. Meski begitu staff di sana cukup helpful kok. Aku bolak-balik beberapa kali buat minta nambah pun pelayanannya tetap baik. Apalagi aku cukup "cerewet" karena selalu bertanya menu mana saja yang vegan friendly :p Menurutku, kalau untuk menu sarapan vegetarian sih mereka punya banyak pilihan ya. Tapi untuk vegan memang limited, beda dengan ketika makan malam yang memang ada option non dairynya. 


Morning tea.


Sehabis sarapan jalan-jalan ke area kolam renang.


Sehabis makan aku tergiur untuk berendam di jacuzzinya. Tapi niatku urung setelah sadar kalau aku sedang menstruasi, hahaha. Ya sudah lah, lebih "aman" berendam di bathup lagi. Berhubung kami membawa ukulele jadi kami juga nggak mati gaya. Sekalian saja kami bikin video clip untuk lagu original terbaru kami. ---Sambil menyelam minum air lah ya xD Beruntung sekali kamar kami di pojokan, jadi bisa bebas main musik tanpa khawatir mengganggu tamu lain. Kalau dipikir, seringnya kami memang dapat kamar yang di pojokan ya. Bahkan waktu menginap di Singapore tahun 2018 lalu pun kami dapat kamar di pojok, dan selama 4 hari di sana kami main ukulele tiap hari, hahaha. Oya, tapi bukan berarti kami nggak cek-cek dulu. Biasanya Shane akan berdiri di luar, di depan pintu sementara aku di dalam genjrang-genjreng. Buat make sure suaranya nggak terdengar ke luar. Juga, yang nggak kalah penting jangan sampai kamar yang pas banget sebelah kami ada isinya (---isi manusia, kalau yang lain mah gak apa-apa, lol)


Bikin video clip ternyata bikin waktu terasa cepat sekali berlalu. Mungkin saking sangat menikmatinya, ya (---serius, aku nggak sabar untuk edit dan post videonya, soalnya lagu dan konsepnya istimewa sekali untukku dan Shane). Tadinya aku pikir masih cukup waktu buat tidur siang sebentar, eh tahu-tahu sudah sore saja :p Kami pun mengemasi barang-barang kami dan bersiap pulang. Perpaduan mood kami yang bagus dan pelayanan yang baik bikin kami betah. Bahkan Shane bilang dia suka dengan hotel ini dan ingin kembali lagi. Pas aku tanya alasannya, katanya dia pun nggak tahu, ---pokoknya atmosfirnya enak. Aku setuju. Dan ini bukan karena kami dapat "hadiah", tapi tempatnya memang nyaman :)


Salah satu adegan untuk video clip baru kami, “Angry Love Song”.


Bawa ukulele = anti mati gaya.


Onci sepertinya enggan pulang :p


Di perjalanan pulang kami mampir dulu ke "Kitchen Veggie" untuk makan siang (yang lagi-lagi kesorean, hahaha). Restoran vegan-vegetarian kecil favorit kami sejak tahun 2018, ---iya awal kami menikah :D Kami memang punya kebiasaan untuk kembali ke tempat yang sudah cocok, terutama soal makanan karena lidah vegan kami ini sedikit picky, hehe. Dan tempat ini lah salah satunya. Shane suka banget dengan hot dog vegan mereka. Harganya murah meriah, tapi soal rasa nggak ada yang bisa menandingi. Buktinya dibandingkan dengan hot dog yang lebih mahal pun, Shane pasti lebih memilih yang ini, hahaha. (Sedikit OOT, tapi kalau kalian vegan dan berada di Bandung, restoran ini layak banget untuk dicoba).


Ketika kami tiba di rumah hari sudah gelap. Perut sudah kenyang dengan senyum yang sangat awet (---meski disambut dengan setumpuk cucian, haha). Rasanya sempurna, dua hari dihabiskan bersama, di tempat yang membuat kami bahagia dan melakukan hal-hal yang juga membuat kami bahagia, ---bermain musik dan membuat video clip bersama. Dua tahun berlalu dan kadang masih terasa seperti mimpi. Di tahun 2017 aku masih nggak mengira bisa berteman dengan Shane, satu tahun kemudian ternyata kami malah menikah. Hidup memang semisterius itu, guys. Orang yang awalnya aku idolakan, lalu menjadi sahabat ternyata menjadi suamiku. ---Iya, secepat dan setanpa basa-basi itu. Tahu-tahu dekat, tahu-tahu menghampiri ke Indonesia, ...tahu-tahu menikah :)


Doaku dan Shane di anniversary kedua ini sederhana. Semoga kami bisa selalu bersama untuk selamanya. Alasan mengapa kami selalu menyebut diri kami "sahabat", karena sahabat mungkin saja berselisih tapi akan selalu kembali. Seperti orang bilang, sahabat adalah selamanya, ---bestfriend forever. And I love you forever, Shane, buddy! :)




yang sedang dan (semoga) selalu bahagia,


INDI


____________________________________

Kontak: namaku_indikecil@yahoo.com | Facebook: Indi Sugar | Instagram & Twitter: @indisugarmika | Youtube (Vlog & Musik): Indi Sugar Taufik

Senin, 25 Januari 2021

Tahun Baru: Waktunya untuk Pulang :)

Selamat tahun baru! Hore, 2021! Kita semua berhasil melalui 2020, teman-teman! :) *peluk*

I know, I know, tahun berganti bukan berarti semuanya otomatis menjadi lebih baik. Tapi aku hanya ingin memberikan vibes positif, meski hanya sedikit di tahun baru ini :) Tahun 2020 terasa berat untuk kita semua. Banyak di antara kita (termasuk aku) yang harus kehilangan pekerjaan. Bahkan nggak sedikit yang harus ditinggalkan oleh orang-orang tersayang. Sedikit optimis sepertinya bisa memberi harapan, dan membuat perasaan (suasana hati) menjadi lebih baik. Betul, kan? ;)


Orangtuaku selalu bilang, tahun baru itu waktunya untuk membuat harapan dan semangat baru. Meski sebetulnya kapan saja bisa, tapi saat tahun baru hampir semua orang melakukannya. Mereka percaya doa menjadi lebih kuat saat dipanjatkan bersama-sama, ---dan aku pun begitu. Makanya aku selalu merasa tahun baru itu istimewa, jadi dalam keadaan apapun aku dan Shane selalu usahakan untuk datang ke rumah orangtua aku. Termasuk tahun ini, sejak akhir Desember 2020 Ibu sudah sibuk bertanya padaku dan Shane ingin makan apa di sana. Request kami sih sederhana, hanya ingin lumpia buatan Ibu dan jagung bakar, hehe. Sudah tradisi sejak aku kecil, terutama jagung bakar. Mungkin karena itu satu-satunya menu yang netral, bisa dimakan oleh semua, ---bahkan saat aku masih jadi pemakan segala, lalu vegetarian, sampai vegan sekarang, hahaha (sejak 4 tahun lalu) :p


Aku dan Shane lagi total nggak kemana-mana, terakhir ke luar ya di bulan Oktober 2020 lalu. Itu pun (lagi-lagi) hanya ke rumah ortu untuk Halloween lalu dilanjutkan ke hotel karena berdekatan dengan ulang tahun pernikahan kami. Selebihnya kami hanya di rumah saja. Sempat bingung juga mau beli hadiah tahun baru di mana karena, seriuosly, kami malas banget ke mana-mana :D Akhirnya kami putuskan berbelanja online. Untuk Ibu, Bapak dan Nenek kami pesan jam dinding customize gitu, ada foto kami sekeluarga. Khusus untuk Nenek, kami pilih foto yang ada beliau dan Ibu Mertua? Kenapa? Karena mereka BFF, hahaha. Jadi kami pikir beliau akan senang. Meskipun pasti kadonya akan diterima terlambat, karena Nenek merayakan tahun baru di vilanya, di Purwakarta. Untuk dua keponakanku, Ali dan Abi Cody, aku dan Shane hanya membeli cokelat karena mereka sudah punya banyak mainan. Lagian, mereka sih lebih happy kalau dapat makanan dibandingkan barang xD


Di malam tahun baru aku dan Shane akan berangkat ke rumah orangtua. Kami putuskan untuk memakai Gocar agar lebih praktis. Barang-barang perbekalan menginap sudah diturunkan ke lobby waktu kami sadar kalau kami kesorean. Uh oh, baru ingat kalau jalan di daerah kami akan ditutup jam 6 sore nanti. Nggak ada Gocar dan taksi yang kosong waktu kami memesannya via aplikasi, huhu. Untung saja Ibu memang akan keluar rumah, jadi bisa sekalian menjemput kami. Agak malu juga sih, niatnya mengunjungi eh malah merepotkan, hehehe. Tapi yaaa mau bagaimana lagi, malam tahun baru macet, makanya kami malas pakai mobil sendiri :D


Ketika tiba kami langsung disambut sama dua keponakan yang kupanggil "the babies", ---yang kata Shane mending dipanggil "the boys" saja karena sudah pada besar, hahaha. Mereka ini nggak selalu ada di rumah ortu, kadang ya di rumah mereka sendiri yang jaraknya nggak jauh dari rumah ortu, atau malah di rumah Nenek mereka (dari pihak bundanya). Tapi kalau saat istimewa seperti ini pasti berkunjung dan menginap, bikin rumah makin ramai. Karena mereka sedang main, jadi aku ikutan. Padahal niatnya begitu tiba mau santai di depan TV sambil rebahan di sofa. Eh, ternyata realitanya sofa penuh dengan mainan dan malah ada kolam renang karet di tengah ruangan, hahaha.


Biasanya aku rebahan di sini, eh sama the babies malah dipakai gelaran kolam karet T_T hahaha.

Aku sih ikut saja pokoknya, gak ngerti juga ini main apaan xD


Seperti biasa kalau ada Ibu, aku dan Shane bisa makan sampai 5 kali sehari soalnya beliau hobi masak. Ketika aku sibuk bermain dengan the babies, Ibu langsung menyiapkan lumpia istimewa request dari kami. Sengaja, aku dan Shane memang belum makan dari rumah, hihi. Saking banyaknya lumpia yang kami makan, kami sampai minta break dulu sebelum lanjut makan jagung bakar. Padahal Ali sudah semangat untuk bakar jagung sendiri. "Sekarang kan kita lagi pesta," begitu katanya :D Dan dipikir-pikir memang baiknya kami bakar jagung segera sih, soalnya kalau nggak pasti Ali dan Cody keburu ngantuk. Mereka kan balita, masa iya mau ikut begadang sampai tengah malam :D Akhirnya, kami pun berusaha sekeras mungkin memberi ruang di perut untuk jagung bakar buatan Ali, ---yang ternyata bumbunya pure saos tomat doang, hahaha. Tapi enak kok :D


Ini anak celananya kemana coba? :’D Bener-bener gak karuan, bandoku saja sampai pindah ke kepala Ali T_T

Ali bangga dengan jagung bakar buatannya :)


Aku senang Ibu dan Bapak menyukai kado kami. Saking bersemangatnya mereka langsung pasangkan jarum dan baterainya. Sekalian yang punya Nenek juga dipasangkan supaya ketika beliau tiba di Bandung bisa langsung dipajang. Kalau the babies sih nggak perlu ditanya, mereka sudah pasti terobsesi dengan kado tahun barunya, hahaha. Nggak sampai 5 menit mereka langsung lahap cokelatnya plus berebutan pula karena cokelat Cody habis duluan :D Ya, begitulah... heboh dan hangat. Kalau ada mereka tiap hari aku nyerah, tapi juga kangen kalau lama nggak bertemu, hehehe.


My family :)

Dengan kado-kado dariku dan Shane :)


Oya, berhubung aku dan Shane nggak ke mana-mana untuk membeli kado, kami nggak bawa apa-apa untuk Eris, anjing kesayangan kami :( Sebetulnya kalau ada Gocar yang sih kami mau mampir dulu di petshop, tapi ternyata nggak seperti yang direncanakan. Sebagai gantinya, aku cuci tempat tidur Eris sampai cling. Biar tahun baru tidurnya nyenyak :D


Foto waktu Eris aku ajak ke halaman rumah, eh gak mau balik dia :D


(Edit: Saat tulisan ini dibuat kami sudah beli kado untuk Eris, hehehe).


Betul saja seperti perkiraanku, sebelum tengah malam Ali dan Cody sudah tidur. Aku jadi leluasa buat nonton TV di sofa. Iya, di sofa! Finally xD Banyak film seru yang diputar. Rasanya seperti dapat kado tahun baru dari TV kabel karena sampai 2 hari ke depan ada beberapa channel yang gratis. Aku benar-benar manfaatkannya sampai-sampai begadang. Mata sepet pun nggak terasa, hahaha. Tapi tentu kerjaanku nggak cuma makan dan nonton TV saja dong. Aku ngobrol-ngobrol sama Ibu dan Bapak sampai puas (asli, ngalor-ngidul, dari mulai ngomongin tetangga sampai acara TV, lol). Dan yang paling seru aku juga menemukan banyak album foto lama. Bapak menunjukkan foto-foto almarhum Kakek dan Nenek, yang ternyata mereka dulu keren sekali. Jadi terharu, huhu. Maklumlah aku masih kecil waktu mereka meninggal, jadi memoriku dengan mereka hanya sedikit :') Shane juga nggak kalah amazenya melihat foto-foto masa kecilku. Katanya nggak kebayang dulu aku kecilnya sebandel Ali dan Cody, hahaha. Eh, padahal nggak lho, dulu aku manis kok :p


Masakan Ibu. Semuanya enak, tapi favoritku dan Shane tentu lumpia vegan. Yummy! :p

Menunjukkan foto-foto masa kecilku sama Shane, hahaha.


Saking happynya aku di rumah ortu, kamar tidur yang sudah disiapkan jadi jarang banget ditempati. Seringnya aku di ruang TV, ---dan ruang makan, hehe. Rasanya kalau tidur tuh sayang, takutnya missing out. Meski aku sangat menikmati tinggal berdua saja dengan Shane di rumah mungil kami, tapi ada lho hari-hari di mana aku mikir, "Kayanya enak ya tinggal satu rumah tumplek-tumplek gitu." Tapi aku sadar, untukku (dan Shane) itu bukan kondisi ideal. Buat kami lebih fair untuk tinggal terpisah, karena Shane juga kan tinggal berjauhan sekali dengan orangtuanya, dan dia rela tinggal di mana saja asalkan aku happy. (Sebetulnya Ibu Mertua ingin aku tinggal di Amerika, btw, tapi berhubung aku lebih happy di sini, Shane bilang dia saja yang ikut aku). Juga dari sisi ortuku, mereka sudah membesarkanku sampai segini besarnya (hahaha), rasanya lebih fair jika memberi mereka ruang untuk menikmati masa tua mereka :)


Lagipula aku jadi punya tempat untuk "pulang", ada rasa rindu dan alasan untuk kembali ke rumah masa kecilku karena ada Ibu dan Bapak di sana :)

Kami menginap selama 2 malam. Di perjalanan ke rumah kami aku sudah kangen lagi sama mereka (termasuk sama the babies dan Eris juga). Lucunya dulu aku suka berpikir kalau kangen itu hanya berlaku untuk yang tinggalnya berjauhan. Tapi setelah 2 tahun tinggal terpisah, aku jadi sadar kalau kangen itu bukan soal tempat, tapi soal dengan siapa dan dengan suasana yang melekat di hati. Semoga saja keadaan cepat membaik ya biar aku bisa sering-sering menginap di sana lagi. Sekali lagi, selamat tahun baru, semuanya! :)


(virtual) kisses,


Indi


-----------------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Kamis, 31 Desember 2020

Our Christmas Story :)


Waaa, besok sudah tahun baru lagi guys! :') Setelah tulisan Halloween kemarin, sebenarnya aku langsung nulis tentang anniversary pernikahan, lho. Tapi karena kepotong-potong sama mager dan aktivitas sehari-hari (apaan, sih, hahaha), jadi baru selesai setengah. Tadinya sih mau aku lanjutin sekarang mumpung lagi buka laptop (di window lain aku lagi nonton film horor, lol), tapi rasanya bakal lebih relevan kalau aku nulis tentang Christmas kemarin. Iya nggak sih, mumpung baru lewat beberapa hari :D

Mele Kalikimaka!


Kalau lihat status teman-teman di Whatsapp dan Instagram, kemarin-kemarin itu lagi warna-warni banget. Ada yang main ke villa, ke luar kota, ke tempat wisata, bahkan yang ngemall juga ada. Aku sempat ngiler dan bilang soal ini sama Shane. Maunya kemana gitu di libur Natal ini. Tapi kok setelah dipikir-pikir lagi nggak wise ya... Mungkin orang lain bisa disiplin menjaga protokol kesehatan. Tapi bagi aku dan Shane, meski sudah maskeran dan selalu bawa hand sanitizer, somehow masih was was. Yaaa... daripada malah kepikiran yang nggak-nggak dan jadi nggak menikmati liburan, diputuskanlah untuk stay di rumah saja. Sampai detik ini kami memang masih melakukan apa-apa dari rumah. Dari mulai bekerja, berbelanja sampai untuk hal hiburan (membeli film, musik, dll). Kecuali kalau nggak bisa dihindari, seperti mengurus KITAS, ---izin tinggalnya Shane atau ke dokter. Syukurnya sih di tahun 2020 ini kesehatan kami baik, jarang sekali ke dokter dan nggak ada masalah yang serius. Semoga sih tahun depan dan berikutnya juga begitu ya :) Amin...


Gak pakai rencana juga sampai bikin to do list gitu, tapi kami lebih let it flow sih. Kalau mau ngapain ya lakukan saja, asal terasa suasana Christmasnya. Dan masih sama seperti tahun kemarin, rumah kami masih sepi ornamen, hehehe. Padahal Ibu Mertua sudah mau mengirimi kami pohon Natal mungil, lho. Tapi terpaksa batal karena setelah dihitung biaya kirimnya hampir 10 juta, belum termasuk bea cukainya. Mending beli di sini saja lah, bisa dapat pohon sama makan buat sekomplek kalau segitu :'D 

Jauh-jauh hari aku sudah ditanyain kepengen hadiah apa dari Ibu Mertua. Jujur tiap ditelepon aku selalu menolak, ---bukannya apa-apa tapi aku masih trauma sama ribetnya proses mengambil kado Natal sejak tahun 2018-2019. Kalau aku ceritakan bisa nggak lanjut nih cerita Natalku saking panjangnya. Pokoknya ribet, ribet, ribet dan MAHAL :( Akhirnya kami sepakat untuk membeli kadonya di Indonesia saja. Jadi aku tinggal bikin list apa saja yang aku mau dari toko lokal, lalu tinggal bilang sama Ibu Mertua.


Eh tapi ternyata...

Sepakatnya batal, hahaha. Namanya ibu-ibu ya di mana saja sama. Beliau merasa bukan Christmas kalau aku dan Shane nggak menerima kado secara langsung. Jadi setelah aku bikin list hadiah untuk dibeli di sini, beliau masih "maksa" untuk bikin list lain yang nanti akan dikirim dari Amerika. Mau nolak sudah nggak bisa, salah-salah aku malah menyinggung. Jadi aku pun setuju dan secara khusus hanya menulis benda-benda kecil di wish list kami. Harapan aku sih biar mertuaku nggak harus keluar biaya terlalu banyak untuk menebus hadiahnya di sini. Karena aku tahu beliau pasti nggak akan membiarkan kami membayar biaya bea cukai sendiri meskipun sebenarnya "tugas" beliau untuk proses mengirim hadiah sudah selesai. 


Hadiah-hadiah dari Ibu Mertua dan kartu Natal (tapi disembunyikan karena ada fotonya, hihi).


Aku dapat kado dari Shane xD


Aku dan Shane menerima kado Natal kami tepat waktu. Untuk prosesnya sengaja nggak aku ceritakan di sini karena pasti mengganggu mood, ---baik moodku dan juga yang membaca, hahaha. Di luar keribetannya, aku dan Shane senang sekali karena bisa menerima kado secara tradisional. Maksudnya, kado yang di dalam boks, dan kami bisa merobek kertas pembungkusnya :) Yang kupinta hanya piyama, the Body Shop, cat kuku, sarung bantal guling warna coklat, ditraktir ke salon (lol) dan lensa kontak karena mataku minus. Tapi ternyata Ibu Mertua juga mengirimi hadiah lain. Aku dapat bando berwarna-warni yang bikin aku senyum-senyum. Rasanya lucu dan manis saja karena beliau mengerti sekali betapa aku suka pakai aksesoris rambut (dua tahun lalu malah dikirimi satu kantung pita rambut, hahaha). Kadang aku berpikir, kalau menikahnya bukan dengan Shane mungkin siapapun mertuaku itu nggak akan segini mendukungnya dengan penampilanku yang kata orang kaya anak kecil :p Aku juga dapat chopper untuk sayuran yang seriusan, begitu bungkusnya dibuka langsung aku cuci dan pakai saking senangnya. Jadi aku sudah lama ingin dan BUTUH banget benda ini. Tapi somehow nggak pernah jadi prioritas kalau belanja (---prioritas aku makanan, astaga). Yang bikin aku cengar-cengir ternyata candaan kepengen printilan macam pengharum ruangan saja beneran dibeliin dong, sampai 4 biji dan sekarang sambil nulis aku agak-agak pusing karena semua kemasannya sudah dibuka SEMUA sama pihak bea cukai. Wanginya jadi tabrakan, bhahahaha... 


Dari semua kado itu ada yang sangat istimewa buatku. Dress batik. Iya, batik Indonesia. Tapi yang bikin istimewa justru bukan batiknya, melainkan alasan Ibu Mertua kenapa beliau membelinya. Katanya karena ia tahu aku sangat suka batik. Jadi waktu beliau nggak sengaja melihatnya di toko, ia bilang harus membelinya untukku. Aww, bless her heart :') Aku harap suatu hari bisa membalas kebaikannya. Tahun ini aku nggak bisa memberi apa-apa untuknya (katanya tas dari kami tahun kemarin pun masih bagus dan masih sering dipakai). Aku tahu beliau pasti nggak mengharapkan apa-apa, but still... :)


Berfoto di balkon. Langit saking gelapnya jadi mirip backdrop hitam :’D


Suka banget sweater ini. Pas aku pos foto ini di Instagram Ibu pun langsung memuji sweaternya ;D


Setelah kado-kado yang menghangatkan hati, masih ada hangat-hangat yang lain dalam arti sesungguhnya. Aku dan Shane mencoba baking! :p Ya... kalau sekedar bikin kukis sama kue Oreo sih sering, ya meski hasilnya begitulah (nggak usah dibahas, lol). Tapi untuk pertama kalinya entah apa yang merasuki (cieh sosisssonais), aku ingin membuat cinnamon rolls sendiri :D Meski kami vegan tapi kami menolak missing out. Prinsip kami sih nggak ada makanan apapun yang nggak bisa "divegankan" :p

Kebetulan di dapur ada stok kayu manis bubuk yang tadinya mau aku gunakan untuk memasak kari. Tapi lalu aku ingat kalau aku itu nggak bisa masak, hahaha. Setelah googling ditambah mengarang bebas, akhirnya kami baking dengan alat seadanya. Bangga sekali, tanpa membuat dapur terlalu berantakan (biasanya sampai pecaaaaah ke ruang TV), akhirnya kami berhasil membuat cinnamon rolls pertama kami :'D Rasanya? Enak banget dong! Bentuknya jelek? Biarin! Hehehe. Eh, ini seriusan enak lho. Seenggaknya cukup enak lah sampai aku pede buat share resepnya. Ini aku SS dari Instagramku. Siapa tahu ada yang mau coba. Eggless dan dairy free. Yang nggak vegan tapi alergi bisa banget coba :)


Cinnamon rolls vegan ala-ala. Bentuk boleh gak jelas, tapi rasanya jelas enak :p


Resep ala aku :p


Ada tradisi nggak tertulis yang aku yakin dilakukan oleh banyak orang di seluruh dunia di bulan Desember; Menonton film Home Alone. Hahaha.

Ayo ngaku! :D

Tapi tahun ini ternyata kami melewatkannya. Padahal jauh-jauh hari aku sudah request untuk nonton film Home Alone 2 karena ada kenangan tersendiri dengan film itu (---yang pernah membaca "Waktu Aku sama Mika" mungkin ingat). Kenyataannya kami malah menonton film yang terduga sama sekali; Sister Act 1-2 dan Christmas Carol! Sister Act adalah film yang di masa kecil yang sering diputar ulang oleh aku dan Puja, adikku. Menontonnya kembali setelah entah berapa tahun, apalagi bersama Shane terasa begitu menyenangkan. Ada perasaan nostagic juga bahagia karena bisa berbagi film kesukaanku dengan orang yang sangat berarti. Juga Christmas Carol yang selalu mengingatkanku dengan rumah orangtua. Aku masih punya VCD nya di sana, di suatu tempat. 


Menonton Christmas Carol.


Sisanya, aku dan Shane menjalani bulan Desember seperti hari-hari biasa. Ada hari-hari di mana kami memakai outfit Christmas kami, menonton film-film bertema Christmas, ---tapi ada juga hari-hari di mana kami menonton film horror atau bahkan nggak melakukan apa-apa seharian. Seperti yang sudah kubilang, just let it flow, karena justru itulah yang membuat kami sangat menikmati waktu :)

Sekarang Natal sudah selesai dan kami bersiap menyambut tahun baru. Rencananya kami akan menginap di rumah orangtua bersama dua keponakan, Ali dan Abi Cody. Perasaanku dengan datangnya tahun 2021 masih campur aduk, you know what I mean... Tapi bukan berarti aku pesimis, karena tahun yang baru adalah simbolis bagi awal yang baru. Jadi nggak ada alasan untuk khawatir berlebihan, kan :)



Soooo, bagaimana dengan Natal kalian? Semoga semuanya menyenangkan ya. Dan untuk yang harus menghabiskan Natal dan tahun baru nanti sendirian... peluk virtual dari aku dan Shane di sini. Things will get better. Amin :)


(Video musik terakhir aku dan Shane di tahun 2020. Pengguna mode Mobile klik di sini )



cheers,


Indi


---------------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com