Minggu, 31 Januari 2016

No More Oily Skin saat Date-Night! :)

Yayyy! It's weekend! Apa kabar bloggies? Semoga semua dalam keadaan baik, ya :) Aku sendiri baik-baik saja, a little exhausted, tapi masih tetap semangat, hehehe. Ngomong-ngomong soal weekend, apa nih kegiatan favorit kalian? Adakah yang suka berkumpul dengan keluarga di rumah, hangout dengan teman-teman atau jalan-jalan dengan pacar? Atau malah ada yang senang semuanya seperti aku? :p Bukannya rakus, tapi hari libur itu benar-benar aku manfaatkan. Soalnya kan nggak setiap saat kita bisa habiskan waktu dengan orang-orang tersayang. Hehehe, setuju dong? ;) Weekend kali ini aku ada date night sama Ray. Rencananya kami akan berjalan-jalan, dinner, hunting tas lucu dan beli oleh-oleh untuk Ibu dan Bapak di rumah :)

Kalau sudah hangout berdua, wah kami bisa lupa waktu. Berjam-jam mengobrol sambil cemal-cemil pun bisa nggak terasa pegalnya dan tahu-tahu mall nya sudah mau tutup, hehehe. Wajah yang tadinya fresh karena baru mandi pun bisa jadi kusam karena minyak yang bercampur keringat. Well, Ray nggak peduli sih, soal tampilan wajah itu nomor ke semilyar as long as we are happy, hehehe (ehm, lol). Tapi bukan berarti aku cuek, sebisa mungkin aku menjaga agar wajah tetap terlihat fresh. Minimal pipiku nggak mengkilap-mengkilap amat, deh. Maklum, usahaku untuk menjaga agar kulit agar terlihat fresh lebih sulit dari orang kebanyakan, ---selain jenis kulit yang berminyak, makeup routine ku juga masih setingkat sama anak SD alias cuma pakai moisturizer dan lip balm, hehehe. Senjata andalanku sudah tentu stock kertas minyak yang tebalnya melebihi dompetku. 

Nah, waktu jalan-jalan ke web yukcoba.in kebetulan banget aku lihat ada produk L'oreal Paris Hydrafresh Creamy Foam. Katanya produk ini diperkaya dengan vitamin dan mineral utama yang penting untuk membersihkan kulit. Hasilnya akan membuat kulit terasa lembut, lembap dan penuh sensasi kesegaran. Cocok untuk kulit kombinasi dan cenderung berminyak. Waaah, aku banget tuh, jenis kulitku kan mood-mood-an. Kadang kombinasi, tapi seringnya sih berminyak, lol. Langsung saja aku klik "cobain" karena sangat tertarik untuk mencobanya. Siapa tahu saja aku terpilih menjadi reviewer dan bisa mencoba produk ini secara gratis. Luckily, beberapa hari kemudian aku mendapatkan email notifikasi yang mengabarkan bahwa aku terpilih dan produknya sedang dikirim ke rumahku. Ah, can't wait! :D

 


Nggak sampai 1 minggu paketnya aku terima dengan selamat. Yang pertama aku notice dari L'oreal Paris Hydrafresh Creamy Foam adalah packagingnya cute. I'm such a sucker for cute things! Hehehe. Jadi itu sudah langsung dapat 1 poin dariku :p Di kemasannya tertera tulisan Anti-shine yang membuatku semakin semangat. Prestasi sih boleh shining, tapi kalau wajah mah cukup glowing saja, hehehe. Isinya 100 ML yang artinya bakal awet untuk dipakai dalam jangka waktu lama. Sebelum ngedate sama Ray langsung saja aku coba produknya, ---sekalian mau tahu berapa lama produk ini sanggup menahan minyak dari wajah no makeupku. Oh, by the way in case kalian penasaran cara pakainya sama seperti facial cream wash pada umumnya, kok. Cukup gunakan pada wajah yang basah dan bilas dengan air. Hindari daerah mata karena mata nggak perlu dicuci, hehehe. Buat yang suka banget sama warna-warna girly sepertiku juga pasti happy, karena cream nya berwarna pink! :D

Daaaan... tes pun dimulai. Waktu dipakai sih kulitku terasa halus dan lembap, ---sama sekali nggak berminyak. Tapi tahan sampai kapan? Let's see... ;)
Aku dan Ray pergi dari rumah sejak sore hari. Cuaca sedang panas dan pengap, meski di mobil memakai AC tapi teriknya tetap terasa. Waktu kami tiba di mall tempat pertama yang dikunjungi adalah toko aksesoris yang sedang banyak pengunjung. Kami menghabiskan waktu cukup lama di sana, kira-kira 45 menit karena terlalu banyak yang menarik perhatian, lol. Setelah itu kami mampir ke coffee shop yang nggak kalah ramainya. Hampir semua meja terisi dan somehow AC di sana nggak begitu terasa. Karena akan sekalian dinner, kami bawa frappuccino yang sudah dipesan ke food court yang terletak di lantai paling atas. Cukup melelahkan karena coffe shop berada di lantai satu, (----dari ujung ke ujung, dong, hehehe). Aku sudah mulai keringatan, tapi syukurlah tempat kami dinner nggak terlalu ramai jadi bisa sekalian bersantai sampai... pukul 8 malam! Hehehe. Dan itu belum semuanya, di perjalanan pulang kami mampir dulu ke salah satu penjual martabak untuk membeli oleh-oleh. Antriannya panjaaaaang sekali. Aku dan Ray menunggu sekitar 1 jam sambil ditemani api dari kompor yang panasnya seperti sedang di Arab, ---well, mungkin, hehehe.



Sekitar pukul setengah 10 malam kami tiba di rumah. Aku bisa rasakan tubuhku berkeringat, termasuk wajah. Tapi amazingnya wajahku nggak berminyak! Memang ada perasaan lembap, tapi waktu bercermin aku nggak melihat ada kilap di wajah. Kalau biasanya perlu kertas minyak, kali ini hanya perlu ditekan-tekan sedikit dengan tisu dan wajahku pun kembali terlihat fresh. Nggak ragu, aku akan pakai L'oreal Paris Hydrafresh Creamy Foam ini lagi next time. Teman-teman yang jenis kulitnya cenderung berminyak juga mungkin bisa coba produk ini. Harganya terjangkau, hanya Rp. 64.900 dan hasilnya bagus. Jadi why not? ;) Meski Ray selalu suka dengan penampilanku, ---apa adanya, tapi nggak ada salahnya untuk berubah. Karena kulit bukan hanya penampilan, tapi kesehatan :)

cheers,

Indi

____________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Sabtu, 23 Januari 2016

Menjadi Pemenang Utama di Dogs of Indonesia. Ah, Tapi Bukan Itu Intinya ;)

Aku selalu percaya kalau setiap mahkluk diciptakan Tuhan dengan fungsi masing-masing. Semuanya punya manfaat, semuanya saling berhubungan. Termasuk hewan. 
6 tahun lalu, ---waktu Eris pertama kali hadir, aku tahu bahwa ia adalah salah satu berkah yang Tuhan berikan. Meskipun ia berkaki empat, nggak seperti teman-temanku yang lainnya tapi ia menjalankan fungsinya sebagai seekor sahabat dengan baik. Ia menemani saat aku sedih, saat aku senang. Ia juga juga memiliki empati, ---tahu kapan waktunya untuk becanda dan kapan aku sedang butuh istirahat. Selain menjadi sahabat Eris juga bagian dari keluarga. Jika Ibu tiba di rumah, selain bertanya apakah aku sudah makan, beliau juga pasti akan bertanya tentang si mungil Eris, hihihi :)

Aku juga percaya bahwa apa yang kita lakukan akan berbalik kembali pada diri kita. Jika kita memperlakukan setiap mahkluk, ---termasuk hewan, dengan baik dan hormat, bukan nggak mungkin mereka akan mencari cara untuk membalas kebaikan kita. Ingat Steve Irwin? Seumur hidupnya ia selalu dikelilingi hewan, ---terutama hewan buas seperti buaya. Tapi ia selalu percaya bahwa hewan-hewan itu nggak akan pernah menyakitinya. Ia bilang kuncinya adalah rasa hormat dan saling percaya. Well, aku memang masih jauh dari Steve Irwin, ---jauuuuuuh bangeeeeeet malah, hehehe. Tapi aku pernah mengalami hal yang sama dengan Mr. Irwin. Tahun 2013 lalu Eris melakukan sesuatu yang luar biasa, ---she saved my life :)

Terima kasih Dogs of Indonesia :)

Hari itu aku sedang bersiap untuk berangkat kerja. Seperti hari-hari yang lain aku menyalakan pompa untuk water heater yang terletak di ujung garasi. Tapi ada yang berbeda dari Eris, tiba-tiba saja ia menerjang dadaku dan menggaruknya seolah ingin mengeluarkan sesuatu. Awalnya kupikir ia mencium sisa makanan, tapi setelah memeriksanya aku yakin bahwa baju yang dipakai saat itu dalam keadaan bersih. Kebingungan, aku bergegas ke kamar mandi dan memeriksa bagian dada. Aku nggak menemukan sesuatu yang mencurigakan, tapi lalu... deg, jariku meraba sebuah benjolan di dada sebelah kiri. Karena khawatir, sepulang bekerja langsung aku periksakan pada dokter. Singkat cerita setelah melalui proses ultra sound dan lain sebagainya... benjolan itu ternyata tumor dengan diameter sebesar bola ping-pong. Yup, itu bukan tumor yang kecil.

Iie (tante) dan Tia juga beri hadiah bando lho buat Eris :)

Berkat Eris tumorku diangkat sebelum menyebar dan ganas. Dokter yang menanganiku pun sampai amaze karena letak tumornya yang jauh di belakang, ---dengan diraba sekitas saja nggak mungkin terasa. Itulah kenapa aku bilang Eris menyelamatkan nyawaku. Tanpa Eris, belum tentu aku masih berada di sini sekarang :)  Cerita tentang Eris yang pertama kali aku ceritakan di sini pun lama-lama semakin menyebar. Tulisanku dishare berkali-kali, dimuat di media online Vemale, sampai akhirnya masuk ke program Spotlite Trans 7. It's beyond amazing, cerita kami yang tadinya hanya diketahui oleh kalangan tebatas jadi semakin meluas. Dan baru-baru ini, ketika ada kontes 1001 Cerita dari Dogs of Indonesia aku putuskan untuk membagikan pengalaman ini lagi. Aku nggak berharap untuk menang, tapi aku berharap cerita kami akan memberikan manfaat bagi yang membacanya.

Ide kontesnya sangat fun, cenderung lucu. Jadi para pemilik anjing ditantang untuk membuat cerita based on karakter anjingnya masing-masing. Nah, tokoh yang menginspirasinya boleh diambil dari tokoh-tokoh fiksi. Aku memilih Scooby Doo, karena sejak pertama kali melihat Eris ia selalu mengingatkanku sama anjing konyol itu, hihihi. Matanya besar, agak penakut, hobi makan dan yang pasti sama-sama bisa menemukan monster jahat! Bedanya monster yang Eris temukan dalam bentuk tumor. Sama-sama happy ending :D Aku mengirimkan ceritanya waktu hampir deadline karena handphoneku sempat bermasalah. Syukurlah ceritaku tetap diterima dan rupanya masuk menjadi pemenang harian, --- yang nantinya akan dipilih lagi untuk menjadi pemenang utama dan pemenang favorit. Sampai sini saja sudah jadi big surprise, karena kulihat peserta lain banyak yang kreatif dalam penulisan ceritanya :)

Ucapan selamat :)

Hadiah Voucher MAP :)

Tanggal 17 Januari 2016, ketika aku sedang bersiap untuk beristirahat tiba-tiba saja aku teringat untuk melihat pengumuman pemenang. Karena handphoneku mati seharian (yes, aku perlu ganti handphone sepertinya, lol) jadi nggak ada satu notifikasi pun yang masuk. Dan... surprise, surprise... aku dapat mention dari Dogs of Indonesia yang berisi bahwa ceritaku dan Eris menjadi pemenang utama! O, my God! Saking kagetnya aku nggak langsung balas tapi refresh page nya berkali-kali, ---kalau-kalau mereka salah mention. Tapi nop, mereka nggak salah, karena beberapa hari kemudian aku menerima hadiahnya; voucher MAP dan ucapan selamat kecil untuk Eris. Aku nggak tahu vouchernya akan dibelikan apa, tapi karena tahu kalau nggak bisa dibelanjakan di pet shop jadi aku hadiahi Eris dengan homemade treats istimewa dan jalan-jalan sore (sekaligus jumpa fans Eris, hihihi!). Dan tanteku yang mendengar tentang kemenangan ini pun ikut memberi Eris hadiah, yaitu sebuah bando rusa yang lucu :)

Bocah-bocah ini fansnya Eris, kemana pun selalu mengikuti, hihihi. 

Hadiahnya tentu membuat aku, ---dan Eris--- senang, tapi menurutku bukan itu intinya. Mendapatkan kesempatan untuk berbagi cerita tentang apa yang terjadi padaku dan Eris adalah yang terpenting. Aku senang bisa memberitahu dunia bahwa setiap mahkluk di dunia memiliki fungsi dan saling berhubungan. Mungkin ada yang berpikir kalau Eris hanya seekor anjing, tapi seriously guys, di dunia ini nggak ada yang "hanya", semuanya istimewa dengan caranya masing-masing. Jadi next time, kalau sedang makan di restoran dan ada kucing mampir jangan ditendang. Siapa tahu nanti ia melakukan sesuatu yang baik untuk kalian. Be nice, ---kalau kata Ibu dulu; Jangan mencubit kalau nggak mau dicubit! :)

blessed girl,

Indi

____________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Rabu, 20 Januari 2016

Indi in the Pocky-Land :)


Siapa suka Pocky? Well, of course aku nggak bisa dengar jawaban kalian, tapi yakin aku bukan satu-satunya orang yang suka Pocky di sini :D
Aku masih ingat waktu dulu, ---waktu Pocky belum sepopuler sekarang di Indonesia, aku paling suka bawa bekal Pocky rasa cokelat kalau sedang ada acara keluarga. Camilan ini jadi senjata ampuh untuk mengusir bosan, ---selain buku dan musik, karena biasanya aku jadi satu-satunya anak kecil, hehehe. Meski waktu itu ada varian strawberry, tapi Pocky cokelatlah yang jadi favoritku. Saking senangnya 1 stik saja nggak cukup untuk masuk ke mulutku, tapi harus 2 sekaligus. Cara makannya nggak pakai sedikit-sedikit, tapi langsung hap, ---bisa setengah stik sekali gigit, hehehe. Sampai dewasa pun kecintaanku sama Pocky nggak pernah berubah (malah bertambah karena sudah bisa beli sendiri). Meski aku bukan fans JKT 48 (ingat ya, idolaku itu Aerosmith dan John Frusciante, lol), tapi koleksi stiker mereka mungkin bisa mengalahkan die hard fans sekalipun. Dan letaknya ada di mana-mana, ---di meja belajar, kolong meja, sampai pintu lemari baju. Super random. Itu semua karena Pocky yang memaksaku untuk melakukanya :p

Pocky, snack yang berbentuk stik ini sudah diperkenalkan sejak tahun 1963 oleh Ezaki Glico. Awalnya Pocky hanya berlapis cokelat, tapi lama-lama variannya semakin banyak. Di Indonesia sendiri yang populer adalah varian cokelat dan strawberry, padahal sebenarnya Pocky punya banyak rasa yang unik. Misalnya saja, almond, anggur, madu, cake dan masih banyak lagi. Meski aku sangat menyukai Pocky, tapi aku bukan that kind of crazy fans yang do anything untuk mendapatkan varian yang nggak tersedia di Indonesia. Kalau teman-temanku ada yang sampai beli via on line atau menitip pada kerabat yang sedang di luar negeri, aku mah nonton video Pocky Taste Test di YouTube saja cukup, hahaha. Makanya waktu di majalah Gogirl! ada iklan dengan Pocky Matcha, ---varian baru---, dan mereka akan membagikannya gratis untuk yang beruntung, aku langsung excited. Meskipun kemungkinannya nggak terlalu besar (wah, pembaca mereka kan banyak) tapi aku tetap ikutan kontesnya dan... finger crossed! ;)

Nggak disangka, waktu pemenangnya diumumkan ternyata ada namaku! Katanya aku akan mendapatkan kesempatan mencoba Pocky Matcha dan nanti Pocky nya akan dikirim ke rumah. So excited! ---Saking excitednya, waktu Pocky Matcha akhirnya masuk ke mini market di dekat rumah, aku tetap tegar untuk nggak tergoda membelinya. Supaya nanti waktu hadiahnya datang lidahku bakal surprise, hehehe. Tapi setelah 1 bulan berlalu ternyata hadiah yang dijanjikan belum juga datang. Aku sempat bertanya pada adminnya satu kali, tapi nggak dibalas, huhuhu :( Ya sudah, akhirnya aku tetap bersabar sambil berdoa semoga hadiahnya nggak nyangkut di rumah orang yang juga penggemar Pocky, hehehe. 
Dan finally... beberapa hari yang lalu Ibu berkata ada kiriman paket untukku. Awalnya aku nggak yakin itu dari Pocky karena bungkusnya sangat besar. Sampai aku membuka bungkusnya dan... Oh, my! Ternyata mereka bukan hanya memberiku Pocky Matcha! 


Totalnya ada 20 box Pocky berbagai macam varian, ---dan varian yang terbanyak terntu saja Pocky Matcha. Selain Pocky cokelat dan strawberry, ada juga varian Choco Banana, Double Choco dan Vanilla-Cocoa. Wah, aku sampai bingung mau mencici yang mana dulu *terharu* lol. Karena bukan penggemar pisang, jadi Choco Banana lah yang menjadi pilihan pertamaku. Supaya kalau lidahku nggak cocok bisa cepat-cepat mencicipi rasa yang lain, begitu kupikir, hihihi. Dari aromanya sudah tercium khas pisang, begitu juga warnanya yang kuning menyala, persis ukuleleku :p Di luar dugaan, ternyata lidahku approve rasa pisang yang satu ini. Mungkin karena nggak dominan dan rasa colekatnya cukup terasa. Oh, iya rasanya ada sensasi dinginnya juga lho, seperti makan es krim. Pokoknya enak, dan 1 box Pocky Choco Banana pun langsung aku habiskan tanpa ampun, hehehe.


Varian kedua yang kucicipi adalah Double Choco. Sebagai penggemar cokelat aku nggak ragu untuk mencicipinya, ---2 stik langsung aku masukkan ke dalam mulut. Dan... sesuai dugaanku, ini enak banget! Varian ini menjadi favoritku setelah Pocky cokelat yang klasik. Stiknya nggak terlalu manis, cenderung pahit dan sangat cocok dipadukan dengan lapisan cokelatnya yang lebih manis. Sayangnya karena Ibu juga penggemar cokelat, 2 box Pocky varian ini harus aku share, uhuhuhu... lol. Selanjutnya aku mencicipi Vanilla-Cocoa. Dibandingkan yang lain, varian ini aromanya yang paling manis, ---mungkin dari vanilla nya. Waktu dicicipi ternyata rasanya juga paling sugary, tapi untungnya stik cokelatnya nggak terlalu manis, jadi nggak enek. Rasanya enak, but still, aku lebih memilih yang Double Choco :)

Dan varian terakhir yang aku coba adalaaaaaaaah *drum roll* Pocky Matcha! Sengaja aku mencicipinya paling akhir karena varian ini lah yang paling sering dibicarakan. Sepertinya sekarang matcha sedang trend, apa-apa dibuat rasa matcha. Aku suka kue ape, kapan-kapan boleh dong ada ape rasa matcha. Kan cocok tuh warnanya hijau, hehehe :p Waktu aku buka kemasannya aroma matcha langsung tercium, ---aromanya ringan, nggak terlalu menyengat. Gigitan pertama lidahku masih agak bingung, it tastes like... mung bean? Tapi setelah habis beberapa stik rasa matcha nya semakin terasa. Bukan varian terbaik di lidahku, but it does tastes good! Cuma memang butuh banyak stik saja supaya lidahnya notice kalau ini rasa matcha. ---Atau aku memang rakus? Hehehe.

Yang pasti aku merasa grateful dapat kesempatan untuk mencicipi bebagai varian Pocky. Untukku Pocky masih menjadi salah satu snack terbaik dengan harga terjangkau yang tersedia di banyak tempat. Saat snack lain rasanya berubah atau kemasannya menjadi mungil seiring berjalannya waktu, Pocky tetap menjaga kualitasnya, bahkan semakin baik. Aku jadi penasaran dengan varian lainnya, apalagi dengan varian wine. Apa harus berusia 18 tahun dulu untuk mencicipinya? Hahaha. Well, semoga saja aku dapat kesempatan itu, mungkin sambil berjalan-jalan ke Jepang ;) Thank you so much Pocky (Glico) dan Gogirl! Magazine. Nggak setiap hari aku mendapatkan kiriman childhood snack kesukaan :)
ps: Kalau mau kirim lagi, alamatku belum berubah, lho. Lol.

indi in the pockyland,

Indi

_____________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Jumat, 15 Januari 2016

Animal Cruelty on Your Plate



Kalau tengah malam begini biasanya aku mulai menulis. Bukan, ---bukan ala ala seniman yang senang dengan keheningan karena inspirasi jadi mudah datang. Tapi jam segini biasanya aku habis mengendap-endap ke dapur untuk membuat camilan atau makanan berat sekalian, hahaha. Dibandingkan dengan menonton TV aku lebih suka menyalakan komputer tuaku, menulis ide-ide yang terpikir ketika menjalani hari, menyelesaikan buku terbaru (---which is seharusnya selesai bulan lalu), menonton video homemade di channel-channel YouTube, atau scroll up and down di timeline/newsfeedku. Kalau sedang beruntung aku akan dapat link-link video konyol, tulisan-tulisan inspiratif atau best of all... dapat kabar John Frusciante kembali aktif bermusik. Tapi seringnya aku malah menemukan banyak cerita hoax, status-status fanatik mem-piggy-buta, atau worst of all... video-video animal cruelty yang lebih kejam daripada Cruella de Vil...

Well, ya soal hoax aku akan ceritakan lain kali. Belum tahu kapan, tapi harus ---karena rupanya masih banyak orang yang asal share tanpa memeriksa dulu asal usulnya. Sekarang aku mau cerita tentang animal cruelty, ---tapi ini bukan tentang orang-orang yang menelantarkan hewan peliharaannya atau breeding untuk keuntungan materi. Ini tentang hewan ternak yang nantinya akan masuk ke dalam perut kita. Aku nggak akan membahas ini dari sudut pandang sebagai seorang vegetarian atau seorang animal lover. Tapi apa yang akan aku tulis adalah yang aku rasakan sebagai seorang manusia yang punya hati nurani dan akal pikiran.
Aku dibesarkan di keluarga penyayang hewan, dari anjing, kucing, burung, ayam sampai tikus pernah menemani hari-hari kami. Tapi keluargaku juga penggemar daging (aduh apa ya istilahnya?). Ibu dan Bapak sangat menyukai masakan dengan daging kambing dan ayam. Kalau nasi goreng nggak cukup kalau dengan timun dan telur dadar saja, maunya ada kambingnya, hihihi. Suatu hari (long looooooong time ago) aku memutuskan untuk menjadi vegetarian, ---tepatnya pescatarian. Ibu dan Bapak nggak bertanya apa alasannya dan langsung mengizinkan karena mereka pikir hanya fase di usiaku yang masih remaja. Tapi setelah sadar bahwa ini adalah keputusan permanen, mereka pun dengan senang hati menyiapkan menu khusus untuk anak perempuannya ini. Nggak ada yang berubah dari rutinitas makan kami sehari-hari. Kami tetap makan di meja yang sama dan terkadang makan malam sambil menonton TV, ---yang berbeda hanya menu di atas piringku :)



Meski terkadang aku cengeng saat tahu ada hewan yang disembelih, tapi tentu aku lebih mendengarkan akal sehatku. Tuhan menciptakan dunia dan isinya dengan masing-masing manfaat, termasuk hewan. Sudah sejak zaman dahulu manusia memanfaatkan hewan untuk keperluan sehari-hari, dari mulai tenaganya, kulitnya untuk dibuat pakaian dan dagingnya untuk dimakan. Bayangkan saja jika di zamannya Fred Flinstone penggunaan bulu hewan sudah dilarang, mungkin mereka semua akan kedinginan dan bergantung pada daun-daunan (---lalu menumbuhkan bulu sebagai proses adaptasi, lol). Kalau soal pakai kulit hewan, sekarang sih memang sudah seharusnya untuk berhenti. Kita sudah tinggal di rumah, ada selimut, jaket dan payung dengan berbagai pilihan bahan untuk melindungi diri. Nggak perlu pakai kulit hewan, kecuali kalau jika itu memang untuk memanfaatkan sisa pemotongan, seperti misalnya kulit sapi untuk bedug. Kalau sengaja bunuh binatang untuk diambil kulitnya, misalnya ular atau buaya untuk dibuat tas sih big NO ;) Aku percaya sebagai manusia kita nggak perlu serakah, cukup manfaatkan apa yang ada, ----hanya ambil apa yang bisa kita makan.

Aku senang sekali dengan villa keluarga yang terletak di Purwakarta. Nggak jauh dari sana ada kandang sapi dan kambing. Kalau sedang bersama sepupu-sepupuku yang masih kecil, kami sering memberi mereka rumput untuk dimakan. Bahkan sesekali kami membelai-belai mereka juga, soalnya menggemaskan, hihihi. Meski sepupuku yang berusia 7 tahun pun tahu kalau hewan-hewan ini nantinya akan dipotong, aku selalu berusaha menyampaikan kalau mereka "baik-baik saja". Ya, mereka memang akan mati dan menjadi makanan manusia, tapi selama semasa hidupnya diperlakukan dengan baik mereka pasti senang karena bisa bermanfaat untuk kita :) By the way, aku nggak menyangka kalau harus menyampaikan ini sama mereka, karena kupikir hanya "Indi kecil" saja yang kaget waktu sadar kalau apa yang dimakan sehari-hari asalnya dari hewan, hehehe. Makanya penting sekali agar mereka tahu kalau it's okay to eat animals, selama caranya baik.

Kehadiran kita di dunia ini seperti rantai, semuanya saling menyambung. Hewan pun ada sebagian yang saling memangsa agar bisa bertahan hidup (---karena yang vegetarian kaya aku juga ada, hehehe). Contoh kecilnya saja ikan arwana yang dipelihara di aquarium, mereka diberi pakan yang berasal dari udang, ikan kecil, jangkrik atau bahkan kecoa yang kaya protein. Meski mereka nggak memangsanya sendiri, tapi tujuannya sama, hewan-hewan kecil itu yang membuat arwana bertahan hidup. Katanya semakin berkualitas pakan yang diberikan maka semakin sehat pula arwana-arwana itu. Makanya, supaya kualitasnya terjaga banyak orang yang memilih mengembangbiakan hewan-hewan kecil itu sendiri untuk dijadikan pakan daripada membeli. Meski nggak semuanya buruk, tapi ada saja pedagang yang memperlakukan ikan pakan (---feeder fish) dengan nggak layak. Mereka dijejalkan ke dalam sebuah aquarium, atau plastik penyimpanan tanpa oksigen yang cukup. Pernah suatu hari aku melihat seorang pegawai pet shop yang cuek saja ketika ada seeokor ikan pakan menggelepar-gelepar di lantai. Waktu kutegur jawabannya bikin aku meringis, katanya, "Biar saja, masih banyak yang hidup di sana," sambil menunjuk ke plastik besar berisi ratusan ikan tanpa aerator. Mungkin ada orang berpikir bahwa ini bukan big deal. Kenapa harus bersusah-susah merawat ikan pakan yang nantinya akan dimakan oleh ikan yang lebih besar? Toh dalam keadaan sekarat pun ikan besar akan tetap memakan mereka. Padahal, tahukah kalian bahwa ikan-ikan yang dikembangbiakan dengan berdesak-desakan memiliki resiko untuk memiliki parasit, bakteri dan terserang stress? Dan ya, itu memang BIG DEAL, karena penyakit yang dimiliki ikan-ikan itu bisa menular ke ikan yang memakannya. 


Meski nantinya dimakan tetap saja namanya animal cruelty, ---dan jadi double animal cruelty kalau ikan besar yang memakan mereka ikut sakit, lol :p Hal yang sama juga beresiko terjadi pada hewan ternak, yang nantinya kita makan. Saat kita, ---err, kalian makan rendang atau sate ayam, pernahkah terpikir dari mana asal hewan-hewan tersebut? Apakah mereka disembelih dengan baik, atau dengan cara yang halal, ---bagi muslim? Beberapa waktu yang lalu timelineku sempat ramai dengan video-video rumah potong ternak yang 'menyiksa' dulu hewan-hewannya sebelum disembelih. Mereka dijejalkan di kandang yang sempit dan ditarik paksa sampai kakinya terpeleset. Di video lain lebih memilukan lagi, sapi-sapi dihancurkan tulangnya dengan menggunakan alat lalu kepalanya diputar sampai putus. Sungguh cara yang kejam, berbeda sekali dengan cara menyembelih hewan yang seharusnya. Memang kejadiannya kebanyakan di luar negeri, tapi bukan berarti di Indonesia bisa bebas. Masih ingat dengan sapi glonggong, ---sapi yang dipaksa minum sebanyak-banyakanya agar beratnya bertambah demi keuntungan penjual? Ini bukan hoax, bagi yang sering berbelanja di pasar pasti deh bisa membedakan mana yang betulan gemuk atau hasil glonggong. Jika hewan-hewan itu dimakan oleh manusia apakah efeknya akan baik bagi tubuh? I don't think so :)

Jika owner ikan arwana saja nggak mau peliharaannya memakan sesuatu yang buruk, apalagi kita sebagai manusia? Sama seperti pada ikan, jika kita memakan hewan ternak yang stress atau sakit maka efeknya akan buruk bagi tubuh kita. Ayam goreng, gulai kambing dan bistik sapi yang seharusnya nikmat dan bermanfaat bagi tubuh pun bisa malah jadi penyakit. Kita memang nggak selalu bisa tahu dari mana asal makanan yang dikonsumsi sehari-hari, ---apalagi jika asalnya dari restoran cepat saji. Tapi bukan berarti nggak bisa dicegah, atau minimal dikurangi resikonya. Orangtuaku biasanya membeli ayam langsung dari pasar, dalam keadaan hidup jadi mereka bisa melihat langsung bagaimana proses menyembelihnya. Untuk daging kambing, mereka membelinya dari sesorang sudah sangat mereka percayai dan dipotong di hari yang sama oleh 1 orang, ---bukan rumah pemotongan masal. Lalu bagaimana dengan restoran cepat saji atau fast food? Well, beberapa tahun belakangan ini mereka berhasil menghindari untuk membeli makanan dari sana, ---dan itu membuatku sebagai anak merasa bangga, hehehe :p 

Aku yakin masih banyak peternak dan rumah potong yang memperlakukan hewan-hewannya dengan baik, misalnya saja di peternakan kecil yang sering aku kunjungi saat sedang mampir ke villa keluarga. Aku cuma mau ingatkan kalau animal cruelty mungkin saja ada di piring kita, di menu masakan homemade yang terkesan innocent. Berilah tubuh makanan yang baik karena kita mencerminkan apa yang kita makan. Sekali lagi, aku nggak mempromosikan vegetarianism. Menjadi vegetarian adalah pilihanku, tapi selalu percaya bahwa IT'S TOTALLY OKAY untuk memakan hewan ternak karena itu memang salah satu takdir mereka untuk diambil manfaatnya oleh manusia. Just choose wisely, okay? No more animal cruelty on your plate! :)

bukan cruella de vil,

Indi

***

nb: Aku berterima kasih untuk teman-teman yang tetap mampir ke sini meskipun belakangan aku jarang update dan blog walking. Bahkan aku lihat ada beberapa teman baru yang mengikuti blog ini. Really appreciate it, dan selamat datang ke Dunia Kecil Indi :) Tapi sadly jumlah komentar nggak nyambung pun jadi bertambah. Begini teman-teman, sebelum berkomentar tolong make sure untuk membaca tulisanku dulu dengan lengkap. Dan kalau malas, it's okay, aku nggak pernah menganggap bahwa banyak follower/komentar = prestasi, karena aku menulis murni karena suka menulis :) Jika tujuan kalian meninggalkan komentar karena ingin dikunjungi balik lebih baik minta to the point saja, itu akan lebih aku hargai. Karena komentar yang nggak nyambung dari hasil membaca setengah-setengah kadang malah membuat misleading dan membuat orang yang berkunjung ke blog ini untuk benar-benar mencari informasi jadi bingung. Tolong, ya, terutama untuk di tulisan yang mengenai scoliosis dan HIV/AIDS. Thanks, have a nice day :)

_____________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Jumat, 08 Januari 2016

Yang Baru untuk Kulit Wajahku. Will it Work? ;)

Hi bloggieeees, apa kabar? Ah, finally my very first post di tahun baru ini :D Meski tahun 2016 baru dimulai, tapi sudah banyak yang hal awesome yang mampir ke dunia kecilku, hihihi. Well, akj nggak akan ceritakan semuanya sekarang, tapi aku mau share kalau beberapa waktu lalu terpilih sebagai salah satu reviewer di Yukcoba.in. Dari sekian banyak produk aku tertarik sekali dengan Esene Face Cleanser. Alasannya, of course karena aku lebih suka dengan skincare daripada makeup :p Makanya waktu produknya sampai di rumah aku senang sekali :)

Sedikit informasi tentang Esene Face Cleanser, produk ini adalah pembersih wajah yang katanya sih bisa dengan cepat mengangkat debu, kotoran dan sisa make up yang sulit dibersihkan. Dan karena menggandung Amino Acid seharusnya bakal cocok banget untuk kulitku yang mudah berminyak. Kandungannya bisa menahan kadar minyak di wajah lebih lama, ---kira-kira 3-4 jam lebih lama dari biasanya. Wah, cocok banget kan sepertinya. Aku jadi semakin excited untuk mencoba, nih.



Esene Face Cleanser yang aku terima berukuran 120 ml, jadi isinya cukup banyak tapi sizenya masih cukup compact untuk dibawa traveling. Kesan pertamaku saat melihat kemasannya adalah... mature sekali, hihihi. Warnanya putih dengan logo dan tutup tube berwarna emas, dan di bagian belakangnya ada informasi produk dengan latar berwarna merah. Eh, tapi terlihat mature bukan berarti not a good thing, lho. Aku malah senang jadi ada warna lain di antara skincareku yang mostly berwarna pink ;)





Karena sudah nggak sabar, aku langsung coba pakai Esene Face Cleanser ketika mandi sore, (---bukan cuma aku saja kan yang suka mendadak semangat mandi karena mau coba produk baru? Hihihi). Waktu aku squeeze isinya ke telapak tangan, ternyata warnanya sparky white (cuteee) dan lebih firm daripada yang aku bayangkan. Aromanya pun bikin relax karena mengandung olive oil. Sebelum memakai produk ini pun aku memang penggemar berat olive oil, biasanya sebelum mandi aku oleskan dulu olive oil ke seluruh tubuh, tapi sekarang aku bisa skip bagian wajah karena sudah langsung ada di cleansernya. Olive oil itu kaya manfaat lho, selain aromanya enak juga membuat kulit menjadi halus. Oh, iya bedanya Esene dengan face cleanser lain yaitu formulanya yang nggak terlalu soapy, jadi lebih creamy :)



Cara pakainya sangat mudah. Ambil Esene Face Cleanser secukupnya, usapkan pada kulit wajah, pijat memutar lalu bilas dengan air bersih. Setelah dikeringkan dengan handuk kulitku langsung terasa halus dan kencang, sama sekali nggak lengket. Ketika dioleskan pelembab pun kulitku nggak berminyak, tetap terasa fresh selama hampir seharian. Sejauh ini aku suka dengan hasilnya, nggak ada tanda-tanda alergi atau perasaan panas (kulitku sangat sensitif). Aku akan rekomendasikan Esene Face Clenaser ini pada Ibu karena beliau juga punya jenis kulit yang mirip denganku. Dan of course, aku rekomendasikan juga pada kalian, ---laki-laki atau perempuan, tua atau pun muda, hihihi. Apakah aku akan memakai produk ini lagi? Yup, nggak ada alasan buat bilang "Nggak" ;)

yang baru cuci muka,

Indi

_____________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469 

Kamis, 31 Desember 2015

Kalau Indi dan Microwave Bersahabat di Malam Tahun Baru...

Yay! Tahun baru hampir tibaaaa. Who’s excited?? Kalau aku sih jangankan tahun baru, minggu baru atau malah hari baru pun excited sekali, hihihi. Aku selalu merasa kalau setiap hari adalah awal yang baru, ---kalau hari ini nggak berjalan sesuai rencana, don’t worry, ada hari esok. Waktu keberhasilan kita tertunda rasanya memang nggak nyaman, it’s okay kalau mau menangis atau marah, tapi jangan lama-lama karena kita bisa mulai lagi semuanya dari awal. Aku bersyukur dengan bagaimana tahun 2015 berjalan. Banyak hal yang aku cita-citakan akhirnya tercapai, meski yang belum pun masih banyak. Tapi jangan khawatir, tahun 2016 sudah di depan mata, hihihi.



Well, aku nggak akan bercerita tentang resolusi tahun 2016 atau berbagi moment-moment di tahun 2015. ---Atau at least sekarang karena rasanya sedang ingin menulis yang santai-santai saja :p Malam tahun baru biasanya aku habiskan bersama keluarga di rumah; movie marathon, makan bersama dan terjaga sampai tengah malam (---eh, hari-hari biasa juga aku begadang ding, hihihi). Rencananya kali ini pun akan begitu, tapi bedanya sekarang aku akan memasak! Kalau biasanya hanya Ibu dan Bapak yang sibuk di dapur, sejak beberapa minggu yang lalu aku sudah direquest untuk menambah menu di hidangan malam tahun baru kami. Bukan menu yang sulit-sulit tentu, tapi menu sederhana yang cepat sehingga cocok dimakan saat movie marathon. Berhubung aku nggak terlalu betah berlama-lama di dapur (---kecuali untuk main-main dan nyicipin makanan, lol), jadi diputuskan untuk masakan kali ini adalah... *drum roll* QUICK MICROWAVE MEALS ALA INDIIIIIIII *tepuk tangan*
Mau tahu apa saja menunya? Aku akan share resep dan fotonya di sini, ---siapa tahu saja ada yang sama malasnya denganku untuk bermacet-mecet keluar rumah dan memilih makan di depan TV saja, hihihi :p


1. Roti Bakar dalam Mug


Yumm, siapa yang suka roti bakar tapi malas dengan remah-remahnya? *angkat tangan tinggi-tinggi* Kalau biasanya makanan ini populer untuk menu sarapan, buatku ini adalah menu setiap saat. Kalau tengah malam lapar aku bikin ini, ---kalau habis lunch masih lapar juga bikin ini, hihihi. Bedanya dengan roti bakar biasa yang ini disajikan dengan mug, jadi setelah keluar dari microwave tinggal ambil dan bisa dimakan di mana saja.

Bahan-bahan:
~ 2 potong roti tawar
~ 1 Butir telur
~ Keju parut secukupnya
~ 2 sendok teh mentega/butter
~ 3 sendok makan makan susu
~ Secubit garam dan merica

Cara membuat:
~ Olesi mug dengan mentega lalu masukan roti yang sudah dipotong dadu.
~ Di gelas/mangkuk terpisah kocok 1 butir telur, 2 sendok teh mentega/butter, susu, garam dan merica sampai rata.
~ Siram bahan yang sudah dikocok ke atas roti, biarkan sampai meresap (kira-kira 60 detik) lalu beri topping keju.
~ Masukan ke microwave selama 3 menit dengan suhu sedang, dan... siap dinikmati ;)


2. Bownies Terenak Sedunia (---sedunia kecil Indi maksudnya, lol) di Dalam Mug


Cokelaaaaat! Katanya sahabat terbaik perempuan kalau sedang PMS. Oh well, aku PMS setiap hari kalau begitu :p Aku suka sekali dengan rasa brownies yang nggak terlalu manis dan teksturnya yang nggak terlalu lembut. Kalau sudah dapat yang rasanya pas, uh rasanya nggak mau sharing, hihihi. Nah, kalau porsinya pas 1 mug pasti nggak ada yang tega untuk minta, dong :p

Bahan-bahan:
~ 2 sendok makan cocoa powder
~ 3 sendok makan terigu
~ 3 sendok makan susu cair
~ 2 sendok makan gula
~ Secubit garam
~ 3 sendok makan minyak sayur

Cara membuat:
~ Masukan semua bahan ke dalam mug, aduk hingga benar-benar rata. Masukan ke dalam microwave selama 3 menit dengan suhu sedang, dan brownies porsi egois pun siap dimakan. Hati-hati masih panas :p


3. Pizza Terong



Sebagai seorang pesco-vegetarian penggemar pizza, mencari pizza yang aman lumayan tricky. Apalagi untuk memesan pizza di malam tahun baru pasti perlu waktu yang lama karena waiting list di mana-mana. Nah, daripada pusing berburu pizza, kenapa nggak bikin sendiri saja? It’s healthier and tastier, of course ;)

Bahan-bahan
~ 2 buah Terong ungu (untuk porsi 1 loyang)
~ Bawang Bombay
~ Tomat
~ 1 mangkuk keju parut
~ Minyak atau mentega
~ Garam dan merica secukupnya

Cara membuat:
~ Olesi loyang/pyrex dengan minyak atau mentega hingga rata.
~ Iris terong dan susun di atas loyang sampai menutupi dasarnya, taburi garam dan merica. Lalu taburi keju sampai terong tertutup.
~ Ulangi proses di atas untuk layer yang kedua, lalu berikan toping bawang bombay dan tomat.
~ Masukan ke dalam microwave selama 15 menit dengan suhu sedang. Keluarkan, dan selamat menikmati pizza (almost) guilt free! Hihihi :)


4. Mac and Cheese ala Kevin McCallister di Film Home Alone


“Bless this highly nutritious microwavable macaroni and cheese dinner and people who sold it on sale. Amen.”
Hahaha, ada yang ingat dengan doa Kevin di Film Home Alone ketika ia menunggu Marv dan Harry setelah mencuri dengar kalau rumah orangtuanya akan dirampok? Sejak kecil sampai sekarang Home Alone adalah film liburan terbaik yang selalu menghibur untuk ditonton setiap tahun. I love Kevin and his mac ‘n cheese! Setiap lihat scene dinner aku selalu ikut lapar dan amaze dengan betapa yummy lookingnya mac ‘n cheese instan keluaran dari Kraft itu, ---meski aku tahu betul yang asli nggak terlihat seperti itu, lol. Yep, kalau diperhatikan di scene belanja, Kevin membeli mac ‘n chesse instan, jadi ia nggak membuatnya sendiri. Tapi kalau mau buat sendiri bisa lho, dan aku yakin rasanya nggak kalah dengan punya Kevin.

Bahan-bahan:
~ 1 mangkuk makaroni
~ 1 cangkir susu
~ 1 mangkuk keju parut
~ Bawang bombay
~ Tomat
~ Garam dan merica secubit

Cara membuat:
~ Masukan makaroni, susu, garam dan merica ke dalam mangkuk. Panaskan di microwave selama 10 menit di suhu sedang.
~ Keluarkan, lalu aduk-aduk sampai rata sambil ditambahkan tomat, bawang bombay dan keju.
~ Masukan kembali ke dalam microwave selama 5 menit dengan suhu sedang, dan... that’s pretty much it! Marv dan Harry saja bisa dihadapi, apa lagi tahun baru, hihihi. “Merry Christmas, ya filthy animal. And a happy new year!” *yang ingat adegan ini keren, lol*


5. Potato Chips Super Renyah



Kalau sambil nonton film mulutku pasti maunya ngunyah terus. Favoritku selain popcorn ya keripik kentang. Karena yang biasa dijual biasanya rasanya terlalu asin plus ada penyedap sapi atau ayamnya, jadi aku pilih untuk bikin sendiri. Caranya super mudah dan nggak terlalu lama, ---hampir samalah dengan jalan ke mini market buat beli sebungkus chips, hehehe.

Bahan-Bahan:
~ 1 buah kentang
~ Secubit garam dan merica

Cara membuat:
~ Taburkan garam dan merica di atas piring/pyrex.
~ Iris tipis kentang (lebih baik menggunakan potato slicer) lalu susun di atas piring atau pyrex. Pastikan nggak mengenai satu sama lain supaya nggak lengket. Kembali taburkan garam dan merica di atasnya.
~ Masukan ke dalam microwave selama 8 menit dengan suhu paling panas. Keluarkan, lalu balikan kentangnya satu persatu.
~ Kembali masukan ke dalam microwave selama 8 menit dan ya, you officially impressed yourself :D

Ngetik resep-resepnya dan melihat kembali foto-fotonya saja sudah membuat aku drooling. Ah, jadi nggak sabar untuk masak dan melahapnya sambil movie marathon bersama keluarga di malam tahun baru, hihihi. Aku sebenarnya agak nggak enak juga sih karena nggak masak yang istimewa buat Eris, anjing mungil kesayangan kami. Jadi sebagai gantinya aku belikan saja makanan kaleng kesukaan Eris. “Kakak Indi masak buat kamu pas ulang tahun saja ya, sayang,” hihihi :p Memang, makanan bukan hal terpenting dari tahun baru, tapi nggak ada salahnya untuk melakukan hal yang istimewa. Anggap saja sebagai cara bilang, “Yeah, aku berhasil melewati tahun 2015 dengan baik”, ---atau dengan kata lain sebagai ungkapan syukur :) Kalau kalian, apa yang akan dilakukan di malam tahun baru? Selain bersyukur dan berdoa, apakah akan berjalan-jalan dengan keluarga, movie marathon, main kembang api? Share me! :) Dan oh, iya sampai lupa, ini ada hadiah kecil untuk yang merayakan natal dariku, video cover ukulele dan kazoo “Mele Kalikimaka”. Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2016, guys. Let’s ROCK this year! :)


yang masih anggap kalau Macaulay Culkin itu cute,

Indi
__________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Rabu, 23 Desember 2015

Kolaborasi Indi Sugar dan Federico Borluzzi; Waktu Indonesia dan Italy Menjadi Satu :)

Mungkin teman-teman ada yang ingat, berbulan-bulan yang lalu ketika aku ingin sekali belajar ukulele dan akhirnya mendapatkan ukulele pertama hadiah dari Ibu dan Bapak. Aku masih ingat dengan jelas, waktu itu keinginannya begitu tiba-tiba, tanpa wangsit atau pertanda, hehehe, ---pokoknya aku ingin bermain ukulele. Meski ini bukan alat musik pertama yang kupelajari, tapi ukulele adalah alat musik pertama yang bikin kecanduan! Kalau dibandingkan, tanganku sepertinya lebih sering nempel dengan ukulele dibandingkan dengan handphone. Well, mungkin karena bentuknya yang mini jadi lebih mudah dibawa-bawa dibanding dengan 2 alat musik yang aku pelajari lebih dulu, drum dan keyboard :p

Aku bermain ukulele karena menikmatinya, ---aku happy saat sedang memainkan sesuatu meskipun itu random notes. Jadi kalau ada yang bertanya tentang apa tujuannya, aku nggak bisa jawab :) Meski begitu, saat ada yang notice dengan permainanku tentu saja membuat senangnya jadi berkali-kali lipat. Aku anggap itu bonus, seperti saat salah satu radio di Meksiko memutar cover lagu "Velvet Underground" ku. Iya, yang pertama menemukanku justru bukan dari negara sendiri. Lucu, ya? Hihihi. Dan bonus itu datang lagi beberapa waktu yang lalu, dan lagi-lagi bukan dari Indonesia. Kali ini dari Italy :)

Setelah membuat akun YouTube hanya untuk iseng, ---literally---, aku akhirnya mulai mengisinya dengan video-video homemade, termasuk video saat bermain ukulele. Sejak itu aku mulai berkenalan dengan banyak teman baru, termasuk dengan Federico Borluzzi, seorang penyanyi, pemain musik, penulis lagu sekaligus busker yang berasal dari Italy. Aku senang sekali melihat video-videonya yang kreatif, apalagi yang diambil ketika ia busking di berbagai tempat :) Makanya waktu ia menawari untuk berkolaborasi rasanya aku terkejut sekaligus senang! Tanpa berlama-lama aku langsung mengiyakan tawarannya meskipun ini yang pertama kali.


Meskipun kami tinggal di 2 negara yang berbeda, ---aku di Indonesia dan Federico di Italy, tapi prosesnya berjalan lancar. Soal pilihan lagu pun menjadi hal mudah karena kami mempunyai selera musik yang hampir sama. Bahkan jauh sebelum proses rekaman pun kami sama-sama sudah menentukan sebuah lagu, yaitu "Stand by Me" dari Ben. E King/John Lennon :) Yang sedikit tricky adalah saat aku harus mengira-ngira kapan part solo harmonicanya Federico. Aku mainkan ukulele di tengah lagu sambil berharap memberi waktu yang cukup agar part itu nggak terlalu pendek atau malah terlalu lama. Oh, iya karena belum punya peralatan yang memadai, rekaman dilakukan di ruang tamu saat tengah malam menggunakan handphone jadul andalanku untuk meminimalisir suara berisik dari luar, ---atau dari ruang TV, hihihi ;)

Kemarin video clip kolaborasi pertama kami akhirnya selesai dan aku sangat senang dengan hasilnya. Rasanya ajaib mendengar suara dan permainan musik kami bersatu padahal merekamnya di tempat terpisah, hihihi. Thanks to internet yang membuat jarak Indonesia dan Italy hanya sejauh satu atau dua klik saja :) Well, semoga teman-teman juga menikmati kolaborasi ini, ---dan yang tentu saja semoga kegembiraan kami waktu mengerjakannya juga bisa kalian rasakan! :)


that ukulele girl,

Indi

___________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Rabu, 16 Desember 2015

My Scoliosis Daily Care :)

Scoliosis, ---atau skoliosis. Sejak berusia 13 tahun aku sudah nggak asing dengan kata yang satu itu. Kami, ---aku dan scoliosis berteman dengan akrab karena dokter bilang ia akan bersamaku selamanya. Bahkan saking akrabnya kami menjadi sebuah kesatuan, hihihi. Bagaimana nggak, setiap masuk kelas atau sekolah baru aku harus ikut memperkenalkan si scoliosis ini pada pihak sekolah. Karena kalau nggak bisa-bisa akan berakibat nggak baik untuk kesehatanku. Lama-lama bukan cuma aku saja yang akrab dengan scoliosis, tapi teman-teman dan guru-guru yang tadinya nggak tahu pun mulai berkenalan dengan soulmateku ini :D 

Scoliosis, atau kelainan tulang belakang ke arah samping ini penyebabnya bermacam-macam. Dari mulai idiofatik (nggak diketahui sebabnya) sampai efek samping dari beberapa sindrom. Karena itulah nggak ada seorang pun yang terjamin bebas dari scoliosis, dari mulai bayi sampai orang lanjut usia. Biasanya begitu seseorang terdiagnosis mengidap scoliosis dokter akan meminta anggota keluarganya untuk melakukan pemeriksaan fisik, karena scoliosis juga bisa diturunkan. Aku sendiri adalah satu-satunya yang mengidap scoliosis di keluarga, ---well itu kalau Bapak nggak dihitung, sih, hehehe. Kata dokter tulang Bapak juga agak bengkok, tapi hanya scoliosis ringan dan nggak berbahaya. Begitu juga Ibu dan Adik, mereka sama-sama nggak mengidap scoliosis :) 

Karena aku satu-satunya scolioser, ---pengidap scoliosis di keluarga, awalnya kami sama sekali nggak tahu harus berbuat apa. Aku hanya memakai boston brace (penyangga) selama 23 jam perhari sesuai anjuran dokter. Tapi semakin lama ilmuku dan keluarga semakin bertambah karena mulai berkenalan dengan scolioser lain dan of course internet! ;) Semenjak itu aku nggak hanya memakai brace, tapi mulai fisioterapi dan melakukan latihan ringan di rumah. Sampai sekarang pun, di usia di mana tulang sudah berhenti tumbuh, aku tetap rutin merawat scoliosis. Karena selain scoliosis akan ada berada bersamaku selamanya, seiiring bertambahnya usia tentu kurvaku juga akan tetap bertambah meskipun hanya sedikit-sedikit :)

Pengidap scoliosis itu banyak, terutama perempuan karena tubuh perempuan lebih mudah terkena scoliosis idiofatik, ---dan lebih memerlukan treatment daripada laki-laki. Itulah mengapa aku mencoba sesering mungkin berbagi tentang scoliosis di media sosial yang aku punya. Selain untuk mengenalkan scoliosis kepada banyak orang, tentu aku ingin sharing dengan teman-teman sesama scolioser tentang terapi atau brace apa yang pernah atau sedang aku gunakan sekarang. Berbagi itu menambah ilmu, kan? Aku senang mendapatkan banyak tanggapan positif dari post yang aku share ;) Eh, tapi ada saja lho orang yang berkomentar negatif, ---cenderung 'menggampangkan' malah. Karena memakai SpineCor, soft brace yang harganya lebih mahal dibandingkan brace tipe lain, aku beberapa kali dikomentari seperti ini; "Nggak heran bisa beli brace mahal, orangtuamu uangnya banyak." Atau dikomentari, "Kamu sih enak orangtua peduli, kalau aku apa-apa urus sendiri," saat aku mengupload foto Ibu atau Bapak. Sebenarnya aku malas mengomentari ini, tapi kalau diam mungkin yang berkomentar akan mengira aku mengiyakan mereka. Yang pasti I know that I'm a lucky girl, dan aku sangat-sangat-sangat bersyukur. Aku sangat berusaha keras untuk masalah kesehatan, termasuk scoliosis. Dengan bangga aku bilang bahwa sejak kuliah nggak memakai uang orangtua sepeser pun untuk perawatan scoliosis. Dari mulai fisioterapi sampai untuk bolak-balik Bandung-Jakarta-Bandung saat harus adjustment SpineCor. Yup, memang ada yang aku korbankan dengan jadi nggak bisa sering hangout/belanja seperti teman-teman lain, tapi ini adalah pilihan aku :) Dan soal orangtua yang peduli, ---well mereka awalnya juga blank dengan kondisiku, sampai-sampai disalah artikan sebagai nggak peduli. Jadi aku, sebagai seorang anak mungkin bisa memberi masukan pada teman-teman yang bilang kalau orangtuanya nggak peduli, bahwa terkadang mereka juga sama seperti kita, clueless, nggak tahu harus berbuat apa. Daripada melabeli orangtua sebagai "nggak peduli", kenapa nggak sedikit-sedikit memperkenalkan tetang scoliosis saja? Atau... cobalah mulai taking care diri sendiri, karena kalau bukan kita siapa lagi yang bisa mengenal tubuh kita lebih baik? ;)

Soal merawat scoliosis aku nggak setuju kalau harus selalu dikaitkan dengan biaya yang banyak. Karena sebenarnya banyak kok yang bisa dilakukan sendiri di rumah. Modalnya hanya meluangkan waktu dan jangan malas, ---karena mampu membeli brace paling mahal sedunia pun nggak akan membuat scoliosis terkoreksi kalau nggak dipakai, hihihi. Aku bukan dokter atau ahli kesehatan, tapi seperti biasa aku akan berbagi berdasarkan pengalaman. Ada beberapa rutinitas yang menurutku membantu memperbaiki kondisi scoliosis gue :)

1. Stretching
Hal pertama yang aku lakukan ketika bangun tidur adalah stretching atau peregangan. Aku sangat menikmati saat-saat bangun dari tempat tidur dan dalam beberapa menit saja tubuh menjadi lebih segar. Nggak ada gerakan khusus, scolioser atau bukan, siapapun cocok untuk melakukan ini. Buka kaki selebar bahu, lalu angkat tangan ke atas dan rentangkan dengan jarak sedikit melebihi bahu. Selanjutnya tinggal posisi tangan dan tubuh saja yang diubah-ubah, sementara kaki tetap di tempat yang sama. Untuk jelasnya aku sertakan foto ketika aku sedang stretching dengan dibantu oleh tali skipping. Kalau nggak punya, tali skipping bisa diganti dengan handuk kecil atau benda lain yang cukup kuat untuk ditarik. Stretching baik untuk membuat tubuh menjadi relax dan mengurangi rasa kaku. Meski nggak membuat kurva scoliosis berkurang, tapi trust me, nggak ada salahnya jika dilakukan secara rutin. At least aktivitas ini jauh lebih baik daripada langsung menatap layar handphone ketika bangun tidur, kan? Ups! Hihihi :)



2. Bracing
Nggak semua scolioser butuh brace/penyangga. Aku sendiri berhenti menggunakan boston brace setelah 5 tahun karena tulangku sudah berhenti tumbuh. Tapi satu tahun belakangan ini aku memutuskan untuk memakai SpineCor, brace dengan tipe yang lentur (soft). Pertimbanganku memakai SpineCor adalah karena dibandingkan jenis yang lain brace ini lebih efektif dalam mengurangi kurva dan menghindari operasi. SpineCor juga membantuku untuk lebih aktif karena mengurangi rasa nyeri yang biasanya mengganggu aktivitas. Well, brace ini memang nggak murah tapi karena bisa dicicil di Spine Body Center, APL Tower lt. 25 Jakarta (021-2933 9295), kenapa nggak dipertimbangkan? :)



3. Exercise
Kalau anak sekolah sih kebanyakan rutin berolahraga ya karena ada pelajarannya, hihihi. Eh, tapi nggak semua, lho. Banyak scolioser yang nggak boleh berlari atau melompat, terutama di masa pertumbuhan karena menyebabkan kurva semakin cepat bertambah. Sebagai gantinya aku hanya mengikuti pelajaran berenang di sekolah karena itu bagus untuk tulang belakang. Meski di rumah nggak ada kolam renang bukan berarti aku diam. Setiap sore aku rutin berjalan-jalan di sekitar rumah bersama Eris, my super cute dog :D Dengan berjalan kaki tubuhku jadi terbiasa untuk bergerak dan semakin kuat. Selain menjadi teman, Eris juga berguna lho untuk melatih otot. Sudah naluri seekor anjing kalau lihat kucing pasti penasaran. Nah, kalau Eris mulai tarik-tarik leash sebagai human yang baik aku harus tarik balik. Kebayang dong bagaimana kuatnya anjing golden retriever? Hihihi :p 
Jalan-jalan sore tentu bukan satu-satunya exercise gratis yang bisa dilakukan di rumah, tapi untuk sekarang baru ini yang aku lakukan. Aku sedang mencari jenis exercise lain yang menyenangkan tapi juga aman untuk scoliosis :)



4. Healthy Meals
Masih ingat dengan 4 sehat 5 sempurna? Hehehe, old school banget ya kedengerannya :D Tapi menurutku itu adalah cara yang paling sederhana untuk memenuhi gizi seimbang kita. Meskipun aku seorang pesco-vegetarian, tapi aku selalu berusaha variatif dan seimbang dalam menu sehari-hari. Biasanya scolioser memiliki digest problem, ---termasuk aku, jadi menu sayur kaya serat jangan sampai ketinggalan. Dokterku, dr. Natalie menyarankan untuk minum prune juice agar terhindar dari sembelit. Tapi karena di supermarket susah dapat aku menggantinya dengan minuman prebiotic. Yang murah meriah itu Yakult, tapi lumayan ampuh apalagi kalau sehari minum 2. Ini bukan iklan lho, ya :D



Well, segitu saja daily care scoliosis yang aku bagi sekarang. Lain kali akan aku share lagi hal-hal yang berkaitan dengan my super best friend ini (---iya, dong masa mau musuhan sama scoliosis? Hihihi). Mungkin nanti aku juga akan membuat episode khusus tentang scoliosis di channel YouTube Indi Sugar Taufik. Masih agak bingung sih harus memulai dari mana, tapi let's see ;) Kalau teman-teman ada saran atau ada pertanyaan seputar scoliosis juga boleh. Nanti akan aku jadikan masukan untuk tulisan atau video selanjutnya. 
"Jadi scolioser memang menantang, tapi hey tanpa scoliosis pun hidup memang harus up and down, kan? Yang pernah sakit punggung bukan cuma scolioser, tapi semua orang. Yang pernah cepat lelah juga bukan cuma scolioser, tapi semua orang, hihihi. Tubuh kita dirancang Tuhan sudah yang paling tepat. Don't always blame scoliosis lah, ya! :)"
video daily care scoliosisku


cheers,

Indi

___________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469