Senin, 27 Juli 2020

"Waktu Aku sama Mika" Kembali! :)

Hai bloggies! Apa kabarnya? Semoga semuanya baik-baik saja, ya. Kelihatannya sih di daerahku hampir semuanya sudah beraktivitas seperti biasa, kantor sudah banyak yang buka, pertokoan jam operasionalnya kembali seperti dulu, ---hanya sekolah saja yang masih dari rumah. Aku dan Shane juga termasuk yang masih bekerja dari rumah, jadi harus kreatif supaya nggak jenuh, hehe. Apalagi sekarang sudah masuk musim kemarau yang artinya matahari sedang teriiiiik sekali. Bawaannya kepengen main di luar, kalau bisa sih berenang atau minimal jalan-jalan di mall sambil makan es krim :D Tapi jangan dulu deh, aku dan Shane memilih untuk membatasi keluar rumah karena lebih aman. Apalagi tante dan saudaranya kakak ipar yang di Amerika juga terkena covid, ---better hati-hati daripada menyesal kan :)

Selama keabsenanku di blog ini sebenarnya banyak yang terjadi, dan rasanya ingin menebus buat cerita semuanya setelah mood (haha) dan laptopku kembali. Tapi 2 minggu lalu ternyata laptopku ada yang meminjam, jadi keinginanku harus tertunda. Saat seperti ini laptop dan internet memang jadi esensial sih, ya. Apa-apa kebanyakan dikerjakan lewat internet :'D Saat aku "hilang" itu, ada kabar yang menggembirakan. Aku memang sempat menyentilnya sekilas di sini, tapi belum pernah menceritakan secara lengkap. "Waktu Aku sama Mika", novel karyaku kembali dipinang oleh penerbit. Kisahku dan mendiang Mika kali dihidupkan kembali oleh penerbit Shira Media dengan konsep yang lebih segar dan manis :) Kontrakku dengan penerbit sebelumnya memang sudah habis. Sempat ada keinginan buat menerbitkannya secara indie, tapi rupanya seperti jodoh, di saat yang tepat Shira Media menghubungiku untuk menawarkan kontrak.

"Waktu Aku sama Mika".

"Waktu Aku sama Mika" adalah kisah yang nggak pernah aku rencanakan untuk menjadi novel. Bahkan tulisanku dibaca orang lain pun sebelumnya nggak pernah terbayangkan. Dulu aku menulis kisah cinta masa SMA murni demi "melegakan" perasaanku. Sama sekali nggak ada alur, sama sekali nggak ada konsep. Bisa dibilang sekedar curahan hati. Orang mungkin menyebutnya cinta monyet. Tapi buatku jatuh cinta dengan Mika adalah salah satu bagian dari pengalaman berharga, yang membantu proses penerimaan diri dan mengubah cara pandangku terhadap dunia menjadi lebih positif :) Waktu itu aku berusia 15 tahun, serba kebingungan dengan dunia remaja yang entah mengapa aku selalu nggak bisa berbaur. Sebanyak apapun aku mencoba, aku selalu asing. Aku pikir scoliosis membuatku berbeda, ---bukan dalam arti yang positif. Brace, atau penyangga punggungku terlalu visible dan mungkin membuat orang lain nggak nyaman untuk bergaul denganku. Lalu datang Mika, yang membuktikan padaku bahwa manusia itu seperti apel. Dari luar mungkin tampak berbeda, seperti kulit apel yang berwarna-warni. Tapi dalamnya sama saja. We are all human. Untuk pertama kalinya aku merasa diterima dan mulai belajar untuk melihat sesuatu seperti sudut pandang Mika. Bagiku Mika adalah sosok laki-laki yang sempurna, dia bagai malaikat untukku, ---terlepas dia adalah seorang ODHIV, orang dengan HIV.




Lebih Personal
Waktu penerbit memberi tahu kalau akan ada edisi istimewa terbatas "Waktu Aku sama Mika", aku senang sekali. Aku pikir setelah sekian lama kisahku dan Mika "hidup", sekarang adalah waktu yang tepat untuk memiliki penanda atau kenang-kenangan yang bisa kusimpan sampai nanti :) Ada 500 paket novel bertanda tangan dan totebag bergambar serasi dengan sampul "Waktu Aku sama Mika". Iya, aku benar-benar menandatangani semuanya, satu persatu. Lumayan pegal, tapi aku sangat bersemangat meskipun sempat jatuh sakit. (---Bukan sakit karena kelelahan tanda tangan lho, ya, memang kebetulan saja waktunya bersamaan, hehehe). Selain perasaan senang, sebenarnya aku juga merasa cemas. Soalnya 500 itu bukan jumlah yang sedikit. Apa mungkin pembacaku sebanyak itu? Hehe. Tapi berkat dukungan ortu dan Shane aku bisa menepis pikiran yang kurang positif. There's no such thing as a bad book. Setiap buku istimewa, hanya harus menemukan hati yang tepat untuk ditempati. Iya, kan? ;)

Menandatangani 500 halaman pertama novel "Waktu Aku sama Mika"! :D

Totebag yang bisa didapatkan di paket istimewa.


Akhirnya di Toko Buku!
Entahlah kenapa, aku punya kebiasaan malu-malu dan cemas nggak jelas (---mungkin related sama diagnosis OCD ku? IDK). Waktu tahu novelku sudah ada di toko buku (offline dan online), aku ingin sekali melihatnya sendiri. Tapi aku malu kalau ke toko buku dan mencari-cari novelku di sana. Padahal kalau dipikir, siapa juga yang akan memperhatikan ya? Huhu. Setelah ada beberapa teman pembaca yang membeli novel "Waktu Aku sama Mika" di toko buku memention ku di medsos, akhirnya akupun membulatkan tekad untuk melihatnya sendiri. Toko buku pertama yang aku kunjungi dengan Shane adalah Gramedia cabang Merdeka Bandung. Waktu itu kami habis dari bioskop bersama teman-teman kerja. Aku pikir sekalian saja ke toko buku. Ternyata benar ada, di rak paling besar! :'D Jujur, rasanya overwhelming. Aku sampai beberapa kali meremas lengan Shane supaya bisa menahan diri untuk nggak memekik, hahaha. Nggak lupa aku mengambil foto, ---setelah nengok kanan-kiri takut ada yang memperhatikan :p

Menemukan "WASM" di rak Gramedia Merdeka Bandung!

"Waktu Aku sama Mika" di rak Togamas Supratman Bandung.

Selain Gramedia, novel "Waktu Aku sama Mika" juga ada di toko buku-toko buku lainnya seperti Togamas, Jendela dan lain-lain. Di toko online juga ada. Mudahnya sih tinggal mengetik judulnya saja di Shopee, Tokopedia atau medsos seperti Instagram dan Twitter. Nanti akan muncul nama-nama toko yang menjual novelku :) Oh iya, tapi khusus edisi bertanda tangan dan totebag hanya dijual di toko online saja (termasuk di website resmi Shira media) karena jumlahnya terbatas.

Menjadi Best Seller
Dulu aku nggak pernah membayangkan tulisanku dibaca oleh orang lain. Bisa menerbitkan buku rasanya seperti mimpi, ---apalagi waktu tahu kalau karyaku dipajang di rak "Paling Laris". Rasanya lebih indah dari mimpi! :') Apalagi aku tahunya bukan karena dapat kabar dari penerbit atau teman pembaca, tapi aku melihatnya dengan mata kepala sendiri. Waktu itu aku dan Shane baru saja selesai dari dokter, karena lapar kami mampir ke tempat pizza dulu. Di dekat sana ada toko buku, lalu iseng-iseng kami mencari novelku. Sepuluh menit pencarian, kami nggak menemukannya dan akupun menyerah. Tapi suamiku rupanya masih penasaran dan memintaku untuk bertanya pada petugasnya. Mulai deh aku cemas karena setelah waktu lumayan lama dia belum juga menemukan dimana novelnya. Rasanya aku sudah mau kabur saja, hehe. Sampai akhirnya ada petugas lain yang tahu dan ternyataaaa... aku dan Shane sudah melewati tempat yang dimaksud berkali-kali! Kami memang sama sekali nggak terpikir untuk mengecek ke sana karena itu rak best seller. Aku pikir too good to be true saja kalau sampai ada di sana. Setelah petugasnya pergi baru deh aku bisa heboh-heboh sedikit. Terharu, nggak menyangka, bahagia, semua jadi satu. Novelku best seller! :')

Satu-satunya foto yang Shane ambil karena waktu kami di sana tokonya sedang mati lampu, hahaha.

Ekspresi bahagiaku waktu tahu novel "WASM" ada di jajaran buku laris :)

Bersama Shane yang selalu mendukung dan siap sedia mengantarku ke toko buku :)

Terbitnya (lagi) "Waktu Aku sama Mika" adalah salah satu hal terindah yang terjadi padaku di masa "nggak mudah" sekarang ini. Aku bersyukur memiliki keluarga dan tempat tinggal yang membuatku nyaman. Tapi jujur ada kalanya aku merasa stuck karena harus diam di rumah. Meski istilahnya WFH alias work from home, tetap saja rasanya berbeda. Apalagi karena sebelumnya aku terbiasa berinteraksi langsung dengan orang-orang di tempatku bekerja paruh waktu. Nah, membaca komentar-komentar pembaca tentang novel "Waktu Aku sama Mika" ternyata bisa mengobati kerinduanku. Terkadang aku sempatkan untuk sedikit mengobrol, apalagi jika mereka merasa related dengan kisahku dan Mika.
Ungkapan perasaanku di sini rasanya nggak sebanding dengan apa yang sebenarnya kurasakan, no words can dercribe how happy and grateful I am. Kisah cintaku dan Mika memang nggak sempurna, ---seenggak sempurna kondisi fisik kami. Tapi melihat apa yang novel ini capai rasanya aman untuk bilang, "Terima kasih telah melihat aku dan Mika ‘melampaui’ kondisi kami. Terima kasih!" :)




selalu sugarpie-nya Mika,

Indi




Dapatkan "Waktu Aku sama Mika" di toko buku seluruh Indonesia (Togamas, Gramedia, dll), www.shiramedia.com (WhatsApp: 087843333019) dan di berbagai toko buku online (gunakan keywords: 'Waktu Aku sama Mika' di Instagram, Facebook, Twitter, Shopee, Bukalapak dan Tokopedia).

--------------------------------------------------------------------------
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com