Jumat, 12 November 2021

Halloween 2021: Kostum Squid Game Pakai Celana Anak SD sampai Kue Kuburan!



*
*
*

Akhirnyaaaa setelah setahun nunggu salah satu hari favoritku datang juga! Halloween! ---Iya, aku sudah nunggu sejak Halloween tahun kemarin selesai, dong! Hahaha. Kalau yang sudah cukup lama suka nengokin blog ini pasti tahu lah ya betapa aku selalu antusias dengan Halloween :D Dulu aku selalu merayakannya dengan keluarga (baca: Ibu dan Bapak) di rumah, tapi setelah menikah aku merayakan dengan Shane, suamiku yang ternyata 11-12 sama aku :') 

Ini sebenarnya penjelasan yang diulang-ulang, tapi aku rasa nggak mungkin dong semua yang di sini bakal scroll ke postingan bertahun-tahun lalu cuma buat cari tahu kenapa aku suka Halloween. (---Ada yang sekedar iseng mampir ke sini saja aku sudah senang, huehehe...). Pertama, aku suka suasananya. Halloween jatuh di bulan Oktober yang mana musim hujan. Huaaah, aku paling lemah sama hujan. Nonton film horor jadi lebih seru, makan jadi terasa 100 kali lipat lebih enak (rakus!), belum lagi malam hari jadi terasa lebih panjang karena setiap detiknya aku nikmati banget. Yang kedua kostum! Cuma di waktu Halloween aku bisa jadi apa dan siapa saja tanpa harus merasa canggung. Apalagi kebanyakan kostumku dibuat oleh Ibu, ---sambil diskusi atau mendesain kostumnya kami jadi punya moment mother-daughter yang berharga banget! :') Dan yang ketiga, Halloween adalah waktu yang tepat untuk kreatif. Iya, kreatif memang bisa kapan saja, tapi karena aku suka dengan suasananya jadi momentnya pas. Dari mulai dekorasi sampai makanan aku pasti semangat banget buat berkreasi. Apalagi sejak 3 tahun yang lalu kami memulai "tradisi" mengukir labu :)


Dibanding tahun kemarin, Halloween tahun ini terasa lebih "niat". Dekorasi dan kostumnya saja sudah aku dan Shane pikirkan sejak bulan September, hahaha. Rencana kami adalah untuk menyicil, supaya nggak tiba-tiba mengeluarkan biaya besar. Apalagi kami memang selalu pakai key word: KREATIF. Jangan sampai membuang-buang uang, makanan dan waktu. Pokoknya jangan sampai kesenangan satu hari bikin kami jadi mubazir. Untuk dekor nggak semua baru (as always). Aku bawa beberapa dari rumah orangtua, bekas DIY aku zaman masih muda belia :p Sisanya kami beli online. Kebetulan ada bantuan juga dari Ibu Mertua tercinta yang sama-sama Halloween enthusiast ;) Lucunya karena perencanaanya jauh-jauh hari, untuk kostum aku berubah pikiran melulu. Hampir tiap hari tuh aku ganti-ganti kostum yang aku mau. Bisa pagi-pagi bilang sama Shane mau jadi A, eh... sorenya berubah mau jadi B. Sampai pusing kayanya suamiku, hehehe. Untung dia sabar :p


Hantu-hantuan ini sudah ada sejak Halloween 3 tahun yang lalu. Sempat terlupakan, hahaha.


Kartu ucapan Halloween dari keluarga mertua dan lilin yang ada typonya :p


Aku sempat mau jadi Matilda, sampai kostumnya sudah nonkrong di list belanja, tinggal check out. Eh batal gara-gara nggak bisa mutusin mau jadi Matilda versi buku atau film, ---mau jadi Matilda di scene ono atau scene ini. Terus berubah lagi jadi mendiang Suzzanna. Sudah cari wig di toko online, nonton make up tutorial sampai cari seragam Hansip buat Shane supaya dia bisa jadi Bang Bokir, tapi ujung-ujungnya batal karena pusing sendiri. Aku nggak bisa make up! Lipstik aja nggak punya, lah nanti mau makeup pakai apa? T_T Kalau beli dulu nggak sesuai dengan pedoman Halloween ala Indi dan Shane, dong, which is... ngirit :p 

Akhirnya aku usulkan sama Shane untuk pakai kostum Squid Game! Kenapa? Karena aku baru selesai nonton serialnya dan cuma itu yang kepikiran. Shane setuju, padahal dia (saat itu) belum pernah nonton. Katanya terserah aku saja, asal aku happy dia ngikut. (Aseeek).

By the way, ini kejadiannya di akhir bulan September ya. Jadi Squid Game belum sehype di bulan Oktober (dan sekarang). Masih lumayan sepi, bahkan kalau aku cari kostumnya online pun belum ada seller lokal yang jual. 


Nah, justru karena belum ada yang jualan kostumnya, aku jadi makin semangat buat cari ide. Aku paksa Shane buat nonton Squid Game at least episode pertama saja supaya dia nggak blank-blank amat. Ya, minimal tahu kostumnya kaya gimana lah. Masa pas Halloween dia nggak tahu jadi siapa. (---Eh, siapa juga yang bakal nanya sih, hahahaha). Setelah Shane lumayan akrab sama serialnya (yang ternyata dia HABISIN dalam dua malam saja), kami baru diskusi gimana cara dapat kostumnya. Ingat key wordnya, guys: KREATIF (---dan irit, hueheee). Kami nggak akan beli dari luar negeri. Kalau masih bisa bikin sendiri ya lakukan. Tiba-tiba aku punya ide buat mencari pengrajin jaket di daerah kami yang bisa custom made. Sengaja aku cari yang biasa bikin tracksuit. kenapa? Supaya gampang dicustom! Seragam peserta Squid Game itu kan dasarnya "cuma" tracksuit ditambahin nomor, modelnya sudah pasti gitu-gitu saja. Aku tinggal mencari warna yang mendekati terus minta ditempel nomor pilihan deh di bagian dada dan punggungnya. Sesimple itu :D Mau tahu berapa harga "jaket seragam ala-ala" Squid Game kami? 60 ribu saja! ---Iya, se-affordable itu coba :') Sampai sekarang aku dan Shane masih suka senyum-senyum sendiri, bangga aja gitu karena pas cek di toko online harga pasaran jaket seragamnya ratusan ribu, hahaha x'D


Meski dibuat sebelum serialnya ngehype tapi jaketku cukup mirip, kan?


Di bagian belakangnya juga ada nomornya. Aku wanti-wanti penjualnya supaya posisi nempelnya pas xD


Aku cuma keluar modal 60 ribu lho iniiii. Ya ampun, bangga banget sama diri sendiri, hahaha.


Jaket sudah dapat, tinggal cari celananya. Ini sih lebih gampang lagi. Tinggal pakai celana training hijau, sudah deh kami mirip Gi Hun dan Kang Sae-Byeok (astaga becanda, guys T_T ). Aku cari yang paling murah, ukuran anak kelas 6 SD. Anak-anak sekarang kan bongsor-bongsor tuh, jadi muat-muat aja dipakai aku dan Shane. Yaa... kependekan dikit sih, tapi gak apa-apa, tinggal pelorotin dikit aja pakainya :p Harganya bahkan lebih murah dari jaket, cuma 20 ribu doang. Jadi dengan uang 80 ribu aku bisa dapat satu stel seragam Squid Game. Asik nggak tuh :p 


Celana olahraga anak SD yang disulap jadi seragam Squid Game. Gak 100% mirip dengan di serial tapi ini bagian dari kreatifitasku :D


Celana kependekan bisa diakalin dengan dipelorotin, hahaha. Untungnya Shane bilang celananya nyaman. Malah sempat dipakai main keluar juga, lho :)


Kostum sudah siap kami tinggal pasang-pasang dekor dan isi toples sama permen, ---karena sudah pasti lah bakal dipalakin sama bocah-bocah. Rencananya duo babies, Ali dan Cody boy bakal merayakan Halloween bersama kami. Kostum sudah kami siapkan jauh-jauh hari. Awalnya sih gua masih lemah lembut nanya mereka mau jadi apa buat Halloween, tapi ternyata mereka 11-12 sama tantenya; jawabannya ganti-ganti melulu! x'D Akhirnya aku dan Shane belikan saja mereka kostum tengkorak. Dipakai nggak dipakai terserah, ---tapi nggak boleh minta gantinya dan nggak boleh makan permen :p Ternyata mereka suka banget sama kostumnya, dong. Belum Halloween saja sudah dilihat-lihat terus sampai akhirnya aku sembunyikan di lemari. Takutnya mereka keburu bosan :D


Ada yang happy dengan kostumnya. Hore!


Sebelum Halloween aku cuma isi jarnya setengah doang. Soalnya takut diambilin melulu permennya :')



This is Halloween!


Pas hari H ternyata Cody nggak bisa datang karena sedang menginap di rumah nenek dari pihak bundanya. Tapi it's okay, buat aku dan Shane Halloween kan berlangsung sampai bulan November, jadi dia selalu bisa menyusul, hehe.  Mungkin karena sedang hujan deras dan malamnya begadang buat nonton film seram, Shane agak ngantuk ketika Ali datang. Kostumnya nggak langsung dipakai dan dia cuma kedip-kedip waktu aku dan Ali sibuk pakai kostum. Untungnya nggak lama, disogok permen dia langsung semangat dan bertransformasi jadi Gi Hun versi Barat. (Lah?! Hahahaha). Oh iya, hampir lupa cerita. Jadi beberapa hari sebelum Halloween aku dan Shane putuskan untuk menambahkan kaos di kostum kami. Memang sih nggak terlalu penting karena mostly kami kan pakai jaket. Tapi pertimbangannya saat musim hujan udara Bandung itu lembap, pasti sesekali kami ingin melepas jaket. Dan dengan memakai kaos orang yang lihat nggak akan menyangka lagi mau olahraga di Gasibu :p (Again, siapa juga yang bakal lihat ya, lol). Nggak pakai ribet, kami cuma pesan kaos raglan dengan lengan berwarna hijau. Nggak perlu sama-sama amat warnanya dengan celana dan jaket kami, yang penting ada nomornya. ---Aku rasa kaos ini complete our look ;)


Agak sedih sih mereka gak bisa pakai kostumnya barengan. Jadi aku bikin foto ini saja supaya bisa sedikit mengobati :')


Sebelum Halloween Shane potong rambut sendiri. Keren gak sih, segitu menjiwainya dia jadi Gi Hun xD


Kami nggak punya rencana "harus" ngapain saja pas Halloween, sih. Yang penting menikmati hari :) Di luar juga sedang hujan, menambah suasana mager. Jadi kebanyakan waktu kami lewati dengan menonton film sambil makan permen. Aku bebaskan Ali untuk memilih film Halloween untuk diputar di ruang TV. Dia pilih Toy Story dan Luca, ---padahal aku sudah pilih Goosebumps :p Di tengah-tengan film, perut terasa lapar (kami skip sarapan, terlambat bangun). Aku lalu masak spageti untuk makan siang. Bukan spageti biasa tentunya, ---tapi spooky spaghetti! :D Spagetinya dihias dengan "laba-laba" yang aku buat dari jamur. Idenya aku dapat dari Halloween 7 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih pescatarian, dan Bapak membuatkan aku "laba-laba" dari bakso ikan. Berhubung aku sekarang vegan, jadi diganti dengan jamur. Hasilnya masih tetap bagus kok, buktinya Ali amaze sekali dengan "laba-laba" nya. Dia pikir ide membuat laba-laba dari jamur itu jenius, padahal cuma modal tusuk-tusuk spageti mentah ke jamur sebelum direbus, ya :'D Shane juga suka dengan spagetinya, dia makan sampai habis meski kemarin malamnya juga dia makan spageti :p


Apapun bisa dibuat vegan. ---Termasuk "laba-laba", hahaha.


Oya, dari sekian banyak dekorasi Halloween tahun ini, ada satu yang sangat istimewa untukku. Yaitu mainan nenak sihir yang bisa tertawa dengan sensor suara! Mungkin bagi orang lain biasa saja ya (bahkan Ibu Mertua juga punya mainan yang sama dan sudah sangat lama), tapi buatku  mainan itu adalah impian masa kecil! Entah sudah berapa kali aku cerita sama Shane kalau aku sangat ingin mainan itu. Dulu, waktu aku kecil dan sempat tinggal di Jakarta sebentar, aku sering diajak ortu ke Mall Kelapa Gading karena dekat dengan tempat kami tinggal. Di hari menjelang Halloween, Mall didekor dengan berbagai macam pernik. Salah satunya ada si nenek sihir yang digantung di atas eskalator. Aku lupa gimana ceritanya, tapi aku dan Bapak jadi tahu kalau mainan itu bakal ketawa jika aku teriak (---iya dong, aku teriak-teriak di Mall, pasti annoying banget dah, hahaha). Akhirnya aku bolak-balik naik eskalator cuma buat bikin si nenek sihir ketawa :') Nggak tahu kenapa buatku mainan itu amusing banget, kaya ada daya tarik tersendiri, hehe. Aku sampai minta Bapak beli mainannya tapi ternyata nggak dijual, cuma dekor saja. 

Makanya pas akhirnya bisa nemu mainan itu di internet aku senang sekaligus haru gitu T_T Aku dan Shane sudah mencari di internet dengan berbagai kata kunci tapi nggak ketemu-ketemu. Eh, tahunya malah ketemu pas masukin kata kunci nggak spesifik: "Halloween Decor". Yelah, nenek :')


Setelah puluhan tahun akhirnya kamu jadi milikku, Nek :')


Anyway, balik lagi ke cerita aktivitas Halloween. Selesai kami makan Ali nggak sabar mau mengukir labu. Dari semua persiapan Halloween yang sudah ada dari jauh-jauh hari, cuma labu yang kami beli mendadak. Aneh ya, padahal Halloween identik dengan labu jadi harusnya paling pertama dibeli, hahaha. Well, sebenarnya aku dan Shane punya alasan sendiri. Labu setelah diukir akan cepat busuk jadi sayang kalau beli jauh-jauh hari karena nggak bisa dipajang lama-lama setelah Halloween. Jadi yang dipajang sebelum Halloween tiba labu bohongan. Resiko beli labu mendadak ya... kami dapat sisa! Labu yang kami dapat kecil-kecil, karena tentu yang besar-besar sudah dibeli orang xD Tapi no biggie sih buat kami, labu kecil juga fun karena tetap bisa diukir dan dimakan bijinya :D

Untuk pertama kalinya Ali menggambar pola di labu secara utuh, lho. Tahun kemarin dia hanya gambar mulutnya, itu pun masih ragu-ragu. Mungkin Ali sudah lebih besar sekarang (---aww...), atau mungkin juga karena tahun ini dia menggambar menggunakan spidol, jadi lebih mudah. Setelah itu tentu saja aku yang mengukir labunya. Sampai beberapa tahun kedepan Ali hanya boleh menggambar dan membersihkan isi labu, karena bahkan buat orang dewasa seperti seperti aku dan Shane pun mengukir labu bisa sedikit berbahaya jika kurang hati-hati. Kulit labu yang tebal kadang membuat kami salah perkiraan, tahu-tahu pisau sudah menancap dalam padahal tangan kami masih ada di dalam labu :/ Tapi beberapa hari yang lalu aku melihat ada YouTuber yang menghias labu dengan stiker. Mungkin kapan-kapan bisa dicoba supaya ada variasi, ya! :D



Shane perlu waktu lama untuk memutuskan pola seperti apa yang akan ia gambar di labu. Sudah dapat beberapa referensi dari google tapi ujung-ujungnya malah pakai pola yang super sederhana, hahaha. Katanya khawatir gagal karena labunya kecil :p Aku sih nggak begitu peduli dengan bagaimana penampilan labu-labu kami. Yang terpenting moment kebersamaannya, istimewa :) Lagipula mau bentuknya nggak karuan sekalipun kalau sudah dimasukkan lilin pasti keren kok. ---Eh, tapi maksudnya bukan berarti aku menganggap labu-labu kami jelek yaaa. Bagus-bagus, kok. Tuh, lihat saja fotonya :p

Labu-labu kami pajang di ruang TV saja, nggak di balkon seperti tahun kemarin karena hujan sangat deras. Kalau dipikir kami malah nggak menginjak balkon sama sekali deh, hahaha. 





Aku sempat menawari Ali untuk menonton film lain, tapi dia nggak mau. Toy Story pun sudah habis dia tonton sampai yang kedua, lalu dilanjutkan Luca yang... entah sudah keberapa kali ia tonton dari sejak film itu keluar :'D Ya, aku dan Shane ngikut saja, toh Ali sangat enjoy. Kasian juga kalau diganggu. Apalagi kalau Halloween gini aku kepengen anak-anak senang. Rasanya nggak fair saja gitu dulu-dulu at least ada aktivitas di sekolah (biasanya pesta kostum atau trick or treatin'), tapi sekarang anak-anak ngapain kalau Halloween? Paling di rumah saja. Makanya aku (dan Shane) berusaha keras supaya Halloween tetap berkesan dan bisa dikenang, meskipun nggak kemana-mana :)

Baking kue "kuburan" biasanya jadi acara utama kalau Halloween, tapi berhubung Ali asyik dengan filmnya jadi aku langsung mulai saja sendirian. Eh, dibantu Shane sih, karena aku mana bisa megang oven, hehe. Ternyata aroma batter kue bikin perhatian Ali teralih, dia langsung ikut membantu dan waktu kuenya masuk oven dia terus-terusan ngingetin aku supaya dicek. Padahal kan pakai timer :D Malah waktu kuenya dikeluarkan dan ternyata masih kurang matang Ali minta aku supaya jangan dimasukan lagi. Sudah segitu saja katanya karena sudah nggak sabar mau makan. Untung kami vegan ya, jadi kuenya tanpa telur. Aman dimakan meski setengah matang (baca: setengah jadi), hahaha. 


Ali menghias kue "kuburan" nya dengan gummy worms. Ini wajib, meskipun aku sudah bilang kalau permennya mengandung gelatin. Katanya nggak apa-apa, nggak usah dimakan untuk hiasan saja. Hahaha, ya sudah lah asal beneran cuma setahun sekali :'D 

Kue "kuburan" ini ada sejarahnya, lho. Dulu aku menyebutnya "mud cake" alias kue lumpur. Tapi berhubung Ali punya ide untuk menambahkan batu nisan, jadilah kue "kuburan". Dia tahu batu nisan dari makam Veggie, anjing kami dulu. Akhirnya sejak Halloween dua tahun lalu hadirlah tradisi ini, membuat kue "kuburan" :D

Meski bentuknya lumayan realistik (---mirip tanah), tapi rasanya sangat enak. Apalagi karena bagian tengahnya belum set jadi lumer-lumer gitu, hahaha. Saking enaknya Ali cuma makan sedikit dan minta sisanya dibawa pulang. Katanya supaya Abah dan Uti nyicipin juga. Aww, how sweet :') 


Seram gak sih itu tengahnya longsor? T_T Gara-gara Ali gak sabar nih belum set sudah diangkat aja.



Beli bahan-bahan di Indomaret di komplek apartemen.



Halloween ---AGAIN!


Setelah Halloween selesai sengaja dekor-dekornya nggak dibereskan dulu. Kenapa? Jaga-jaga kalau si Cody Boy bisa mampir ke rumahku dan Shane, jadi kami bisa merayakan Halloween LAGI! :D Rasanya sedih saja tahun kemarin pun ia nggak bisa datang dan katanya sempat menangis karena merasa nggak diajak T_T Padahal kami nggak pernah pilih-pilih, lho, sayang dengan semua keponakan. Bedanya dengan Ali, dia memang sekolah didampingi aku, jadi tentu saja lebih sering ketemu. Dan akhirnya kabar baik pun datang. Ali mengabariku kalau adiknya ikut datang untuk menemaninya bersekolah di rumah kami. Hore! Aku dan Shane langsung sedikit rapi-rapi rumah untuk menyambutnya. Dan sungguh kebetulan yang manis, ketika mereka tiba aku juga baru menerima paket pernik dan treats Halloween dari Cloudy Store (cloudystore.kr)! Waaaah, bikin nggak kalah meriah sama Halloween kemarin, nih! :')




Samyang dan Pringlesnya vegan jadi buatku dan Shane. Sisanya buat the babies. Cute banget gak sih warna treatsnya Halloween sekali :D


Halloween kami tahun ini semakin meriah dengan pernak-pernik dari Cloudy Store. Keren banget gak sih bisa titip belanja dari Korea :')


Melihat Cody senang, aku dan Shane pun ikut senang. Akhirnya dia bisa merayakan Halloween sama kami. Dulu sebenarnya Cody juga pernah ber Halloween bersama keluargaku di rumah orangtua (---waktu aku belum menikah). Tapi dia masih keciiiiiil banget, masih digendong dan sepertinya dia nggak ingat. Selanjutnya karena ia lebih sering menginap di rumah nenek dari bundanya, plus nggak sekolah sama aku, semakin susah lah untuk ketemu pas Halloween :'D Tapi no worry, aku pastikan dia juga mendapat kenangan yang sama indahnya dengan Ali. Aku dan Shane bekali ia dengan banyak permen, kostum Halloween, bahkan membebaskannya untuk menonton film yang ia mau. ---Ia pilih Spongebob, btw, hahaha. Mudah-mudahan saja tahun depan Cody dan Ali bisa mengukir labu bersama ya :)


Kostum boleh dilepas, tapi outfit tetap dong vibesnya Halloween sampai akhir bulan :D



Detail kaus kaki dari Cloudy Store super gemas!


Sampai aku menulis ini dekorasi Halloween belum diturunkan. Rasanya sayang saja karena kami masih ingin mengingat-ingat moment manis bersama keluarga. ---Well, mungkin minggu depan ada sebagian yang diturunkan karena Ali akan berulang tahun yang keenam dan ia ingin dekorasi Minecraft, hehe :)

Setiap Halloween selalu meninggalkan kesan yang berbeda, dan tahun ini rasanya sangaaaat penuh cinta. Kami nggak hyper sampai ketawa-ketawa gimana, malah bisa dibilang kebanyakan cuma nonton film, kan. Tapi rasanya hangat saja. Melihat Shane yang super niat begadang buat dekor, dengerin semua yang aku mau, Ali yang nggak rewel dan bawaannya senyum terus, dan ditambah Cody yang happynya bikin nular... kurang sempurna gimana coba :') Belum lagi Ibu Mertua dan Kakak Ipar yang meskipun nggak bisa hadir di sini perhatiannya tetap bisa bikin aku meleleh. Tahu kami pakai kostum Squid game mereka terus-terusan meminta kami mengirimi foto, ---sampai bingung aku harus pose gimana lagi xD Padahal reaksi Ibu Mertua waktu nonton serialnya nggak begitu baik lho karena beliau nggak suka kekerasan. Tapi tetap saja excited dengan kostum kami :'D


Yaaa, begitulah cerita Halloween dari keluargaku. Sederhana, ---tapi aku nggak mau tukar dengan apapun! :) Bagaimana Halloween kalian kemarin? Semoga menyenangkan, ya. ---Halloween mungkin bukan untuk semua orang, tapi perasaan bahagia dengan keluarga itu universal, kan? ;)





boo!


INDI


---------------------------------------------------------------

Kontak email: namaku_indikecil@yahoo.com | Facebook: Indi Sugar | Instagram/Twitter: Indisugarmika | YouTube: Indi Sugar Taufik

Sabtu, 16 Oktober 2021

TWICE, Star Ambassador Scarlett! Yes, Aku Juga Masih Kaget 😍


Finally! Akhirnya weekend juga :D  Iya, aku seexcited itu sama weekend, dong, soalnya minggu ini rasanya sibuk banget. Setelah menginap di rumah orangtua untuk ulang tahun Bapak (---nanti aku ceritakan keseruannya), tugas-tugasku sudah menumpuk dan harus dikerjakan ketika pulang, huahahaha :') Jadi aku happy banget hari ini akhirnya bisa full istirahat dulu di rumah saja. Nongkrong di depan laptop pun nggak harus buat kerjaan, ---nih sekarang aku lagi browsing random sana-sini sambil ngopi kece, hahaha. Sekalian, aku juga sedang menunggu sesuatu hari ini, yang sejak dua hari lalu sukses bikin aku penasaran! Seperti yang teman-teman tahu, aku adalah pengguna setia produk-produknya Scarlett. Nah, sejak 2 hari yang lalu di instagram mereka @scarlett_whitening ada clue-clue tentang new star ambassador mereka. Clue pertama aku masih belum bisa nebak karena yang dipost cuma siluet gitu. Nah, clue kedua aku baru berani kasih tebakan meskipun nggak 100% yakin! (padahal wajah-wajahnya sudah sedikit kelihatan, hahaha). Kenapa? Karena aku pikir kalau tebakanku benar bakal too good to be true saja, sih :')

Daaaan, barusan akhirnya rasa penasaranku terjawab. Ternyata tebakanku benar, dong! *insert crying emoji here* Nggak nyangka banget asliiiik. New Star Ambassador mereka TWICE! Iyaaaa, TWICE yang ituuuu. Keren banget nggak sih :') Pas buka Instagram saking senangnya aku langsung screenshot postingannya dan dikirim ke saudara plus keponakanku (mereka ONCE alias penggemar TWICE), ---supaya aku histerisnya nggak sendirian, hahaha. Setelah aku baca-baca postingannya, rasa senangku ternyata malah jadi bertambah ke rasa kagum. Aku salut dengan Scarlett, karena keputusan menggandeng TWICE ternyata juga untuk mengajak kita-kita ini supaya lebih percaya diri untuk menunjukan versi terbaik diri sendiri. Karena mereka percaya sejatinya kita semua punya pesonanya masing-masing (seperti TWICE, OMG!) dan kita harus bangga dengan apa yang kita miliki.

So thoughtful nggak sih :') Cocok banget dong ya kalau kolaborasi #ScarlettxTWICE ini punya tagline #revealyourbeauty. Karena menurutku semua orang itu pada dasarnya beautiful (yes, even boys!), dan saat nyaman sama diri sendiri kecantikan kita bakal lebih terpancar. Setuju? ;)



Aku kagum dengan Scarlett, sebelum ini mereka juga berkolaborasi dengan Song Joong Ki, ---yang jadi bukti kalau semua orang berhak punya kulit yang sehat dan indah termasuk laki-laki. Sekarang dengan hadirnya TWICE yang punya macam-macam karakter aku rasa akan semakin melengkapi campaign mereka. Mau kita seperti Nayeon yang karismatik, atau Sana yang bubbly, kita semua bisa jadi cantik dan menunjukan versi terbaik kita :)

Mumpung masih di depan laptop, nih, aku mau sekalian check out produk-produk Scarlett yang ada di shopping list. Soalnya belanjan 5 produk Scarlett dapat merchandise TWICE exclusive! Kyaaaa, nggak sabar! xD


xx,


Indi


Selasa, 14 September 2021

Harry Potter Birthday Party! Kue ala Hagrid dan Vegan! :D




Aku nulis ini menjelang subuh, tepatnya jam 2 lewat 32 menit. Kenapa? Nggak tahu, tiba-tiba saja pengen cerita. Padahal kemarin sudah ada niatan mau cerita yang lain, tapi sekarang malah berubah pikiran jadi pengen cerita tentang ulang tahunku dan Shane yang... sudah lama lewat, hahaha :D Aku bukannya belum tidur, tapi terbangun karena merasa lapar dan gerah. Setelah perut kenyang aku belum mengantuk lagi. Jadi di sini lah aku sekarang. Mungkin karena suasana sepi dan nggak ada teman ngobrol (karena of course Shane masih tidur), pikiranku jadi kemana-kemana. Tiba-tiba teringat dengan moment ulang tahunku yang dirayakan bareng Shane dengan tema yang sudah lama aku impikan... Harry Potter! --Iya, Harry Potter yang itu xD Mungkin ada orang yang menganggap aneh atau bahkan konyol. Tapi buatku nggak sama sekali. Aku pertama kali membaca novelnya di usia 12 atau 13 tahun dan langsung terbawa sampai dunia nyata, hahaha. Bahkan waktu novelnya diadaptasi jadi film aku masih ingat dengan jelas moment ke bioskop diantar Bapak sambil berdandan ala Harry Potter lengkap dengan tanda kilat di kening :p


Intinya, Harry Potter itu segitu berartinya buat hidupku. Meski nggak nyata, tapi waktu remaja aku merasa kalau kehidupan Harry dan teman-temannya itu relatable dengan hidupku. Jadi aku ingin at least sekali saja seumur hidup untuk merayakan hari ulang tahunku dengan tema Harry Potter!

Lalu bagaimana dengan Shane?

Meski Harry Potter juga populer di Amerika, tapi dia belum pernah membaca buku atau pun menonton filmnya. Pengetahuan dia hanya sejauh pernah mendengar namanya saja, tapi bagaimana ceritanya dia sama sekali nggak tahu :D 

Ulang tahunku jatuh di tanggal 8 Juni, sedangkan Shane di tanggal 29 Mei, ---selisih 10 hari saja. Kalau untuk sekedar makan-makan atau tiup lilin di hari ulang tahun dia oke-oke saja, tapi untuk dirayakan dia nggak pernah mau. Terkecuali jika dirayakan bersamaku (lalu aku merayakan kembali tepat di hari ultahku, lol), dia mau. Soal tema dia juga menyerahkan padaku. Pokoknya Shane ngikut-ngikut saja, deh, hehehe xD


Kebetulan banget, suatu hari waktu kami menginap di rumah orangtua, di TV kabel menayangkan film-film Harry Potter. Maraton gitu, jadi dimulai dari yang pertama sampai akhir. Shane akhirnya untuk pertama kali dalam seumur hidupnya berkenalan juga dengan Harry dkk :D Dia hanya menonton yang pertama sampai ketiga, itu pun nggak full karena biasanya kami sambil beraktivitas sementara TV menyala. Tapi buatku sudah cukup. Yang penting kalau nanti ada yang nanya (lah?) Shane tahu siapa itu Harry Potter, hahaha.

Berhubung sudah kenalan, Shane jadi ikut excited untuk memilih-milih pernik ulang tahun. Tapi tetap aku yang paling banyak hunting karena "Shane takut salah", hehehe. Aku dapat garland (flag bunting), kaos dan cake toppernya di toko online. Sementara sisanya seperti piring kertas, gelas kertas dan camilan aku beli di minimarket komplek apartemen. Sebenarnya aku sudah mengurangi pemakaian peralatan pesta sekali pakai gitu. Tapi itu kemauan Ali, ---maklum dia sih kalau lihat orang ultah berasa acaranya dia juga :p Ya sudahlah asalkan benar-benar untuk sekali saja.


Setelah semuanya siap, justru yang terpenting lah yang belum ada sampai mendekati hari H... Kue ulang tahun! Soalnya mencari kue vegan yang bisa diantar dan bisa custom made di Bandung bukan hal mudah. Sudah segala kata kunci aku masukkan di Google demi mencari kue impian tapi tetap juga nggak ketemu. Nah, di saat aku hampir menyerah dan bersiap minta tolong Shane untuk bikinin kue Oreo andalan saja (bhahaha), ternyata datanglah titik terang! :') Tanpa sengaja aku menemukan penjual bento cake di Instagram yang punya vegan option. Langsung saja nggak pakai narik napas dulu aku hubungi lewat DM dan bertanya apakah bisa membuat kue custom. Dan jawabannya adalah... BISA! Yay! Dengan deg-degan ku jelaskan kalau aku ingin kuenya seperti kue buatan Hagrid yang diberikan pada Harry di ulang tahunnya yang ke 11. Lengkap dengan retakan di atas kuenya, ---karena ceritanya kedudukan Hagrid waktu di motor xD Dan aku ingin kue seperti yang di versi film, bukan buku. Di buku nggak diceritakan kalau Hargrid typo saat menulis ucapan selamat di atas kue, tapi di film berbeda. Tulisannya, "Happee Birthdae Harry" ---dan menurutku akan unik kalau punya aku jadi, "Happee Birthdae Indi" :D


Screenshot dari film yang aku pakai sebagai referensi kue ulang tahun.



THE DAY!


Tadinya aku ingin merayakan ulang tahun kami di tanggal 5 Juni karena lebih dekat ke tanggal ulang tahunku yang sebenarnya dan karena jatuh di hari sabtu. Tapi tiba-tiba saja Ibu meminta untuk lebih awal karena beliau dan Bapak ada keperluan di tanggal 5. Jujur awalnya aku cukup kecewa karena tanggal 4 Juni bertepatan dengan jadwal sekolah Ali. Aku dan Shane pasti sibuk, ---dan dengan adanya Ali di rumah kami rencana mendekor terancam terhambat. Tahu sendiri lah anak usia 5 tahun itu gimana, hahaha. Beberapa rencana yang sudah matang pun harus diubah. Kami sudah berencana membeli ay*m goreng vegan untuk dimakan bersama, tapi di tanggal 4 restorannya tutup. Untung saja ada restoran pizza yang punya menu vegetarian dan kami bisa minta dibuatkan khusus jadi vegan. Juga rencana mendekor yang seharusnya dilakukan malam hari pun dilakukan setelah Ali sekolah dan seadanya. Mandi? Ah, mana sempat. Rambutku lepek banget dan akhirnya diputuskan untuk ganti kaos saja. Yang penting pakai kaos Harry Potter, sudah berasa ultahnya aku :p


Dari sekian banyak pilihan kaos Harry Potter akhirnya pilih ini karena desainnya simple.


Tiap ultah belum lengkap kalau nggak berpose di depan kue, hahaha.


Ali pilih sendiri kaosnya. Nggak nyambung sama tema tapi yang penting pegang tongkat :p


Karena mendadak ganti hari, aku jadi lupa kalau Ibu Mertua memberi satu set DVD Harry Potter sebagai hadiah ulang tahun awal (---well, sebenarnya dalam bentuk uang tunai, jadi aku belikan saja beberapa barang, hehehe). Tadinya akan dipajang bersama koleksi novel-novelku tapi nggak ingat dan malah disimpan di rak kamar! Huaaaaa :') Tapi nggak apa, diluar penampilanku yang kaya habis lari maraton dan lupa pajang DVD, semuanya berjalan sesuai rencana. Ali juga nggak bosan karena dia dilibatkan dalam mempersiapkan ultahku dan Shane. Tugas dia memasang topper di atas pizza vegan xD Oya, berbeda dengan Shane, Ali sudah akrab dengan Harry Potter bahkan sebelum dia lancar berbicara. Di Halloween keduanya, di usia 1 tahun 11 bulan, Ali memakai kostum Harry Potter sementara aku memakai kostum Moaning Myrtle. Selain karena aku suka Harry Potter, waktu itu alasannya karena aku nggak punya budget banyak dan keadaan mentalku sedang nggak stabil (---mungkin ada beberapa teman di sini yang tahu ceritanya). Yang biasanya aku sangat antusias, waktu itu aku sama sekali nggak mau kemana-mana, bahkan sudah berniat untuk melewati Halloween. Tapi Bapak bilang aku harus semangat dan ingat kalau Halloween selalu bikin aku happy. Jadi mendadak lah aku dan Bapak ke supermarket buat beli supply Halloween, sementara di rumah (mantan) iparku mendekor ruang tamu. Satu-satunya tema yang kepikiran ya cuma Harry Potter karena paling mudah, dan jadilah Halloween dadakan. Duh, jadi terharu kalau aku mengingat moment itu :') Tuh, kurang berarti gimana coba Harry Potter sama hidupku, hahaha :')


Halloween kedua Ali sebagai Harry Potter di usia 1 tahun 11 bulan. Ya ampun mungil banget :')


Versus foto yang di atas, jadi now and then judulnya.


Harusnya figurin Gollum itu diganti sama koleksi DVD Harry Potter, tapi kelupaan, hahaha.


Kelihatan nggak sih kalau ada foto Harry, Ron dan Hermione di garlandnya :)



THE PARTY!


Setelah rumah kami sedikit rapi (---ya, mana bisa rapi maksimal di hari sekolah, hahaha), aku langsung menghubungi Ibu dan Bapak untuk segera datang. Nggak lupa sambil mengirimkan fotoku dan Shane (yang diambil Ali) dengan kaos Harry Potter kami. Ibu bilang kaosnya lucu. Iya, sedikit humor, tulisannya Harry Potter tapi logonya "HP" merk printer, hahaha.

Kue ulang tahun datang di waktu yang tepat. Tadinya aku sempat pesimis kalau kue akan tiba dengan selamat mengingat jarak toko yang jauh dan dikirim menggunakan jasa Gojek. Tapi ketika Shane menjemputnya di lobby matanya langsung berbinar-binar. Dia bilang, "WOW! INI KUE PALING MIRIP YANG PERNAH AKU LIHAT! GAMBAR DI INTERNET NGGAK ADA YANG SEBAGUS INI!" Langsung saja aku nggak sabar untuk segera melihatnya. Dan benar saja, bagus! Warna dan detail retakan bekas pantat Hagrid nya (lol) mirip sekali. ---Sampai-sampai kami nggak sadar kalau ada spelling error. Huruf "P" nya kelebihan satu, dan kurang huruf "T"! Hahahaha. Tapi it's okay, semua orang bisa salah. Dan ini kesalahan kecil sekali dibanding dengan kemiripan kuenya. Apalagi bukan cuma tampilan luarnya, tapi sampai dalamnya juga mirip karena ini kue cokelat! ---seperti buatan Hargrid! :D


Bagus banget :') Bikin typonya termaafkan. Mana rasanya enak banget lagi.


Kata Ali supaya suasana Hogwarts lebih terasa, dia ingin kukunya dicat ungu dan diberi gliter. Katanya karena penyihir kukunya seperti itu (lho?), bhahahaha. Oke deh, aku menurut saja, ---padahal aku belum pernah lihat Harry Potter kukunya dicat :p Ibu dan Bapak yang baru tiba pun langsung bergabung di pesta kecil kami. Selain membawa kado mereka juga ternyata membawa mie vegan. ---Tradisi nggak tertulis, kalau ultah mesti makan mie. Ada yang sama? :D

Ibu suka dengan dekorasi yang kami buat, tapi tentu Bapak yang lebih mengenal Harry Potter jadi beliau yang cerewet memberi berkomentar sana-sini. ---Shane bilang Bapak itu seperti kritikus, lol. Benar juga, ya :p


Kata Ali ini kuku penyihir, hahaha.


Mie vegan kiriman Ibu dan Bapak. Enak banget dan masih ada sisa sampai malam :p


Sebelum kami makan-makan Ibu ingin kami tiup lilin dulu. Padahal aku sudah lumayan lapar, hahaha. Katanya kurang terasa ulang tahunnya kalau nggak foto sambil tiup lilin dan potong kue :p Sebenarnya agak sedih juga sih, soalnya artinya kuenya bakal dipotong. Tapi ya masa mau dijadiin pajangan. Untung saja aku sempat ambil foto dan video buat kenang-kenangan. (Kalau teman-teman perlu untuk inspirasi desain kue yang mirip banget sama punya Harry, boleh banget lho simpan foto punyaku). Di sini nih Ali mulai manyun. Gara-garanya aku dan Shane jadi pusat perhatian. Maklum lah, meski sudah pada dewasa di mata ortu tetap saja aku dan Shane ini bocah-bocah. Jadi Ibu dan Bapak heboh sibuk nyanyi, ambil foto dan rekam kami... sementara Ali juga ingin diperhatikan, hahaha. Alhasil waktu kami tiup lilin Ali nggak mau ikutan :'D  Btw, tiup lilinya sampai diulang 2 kali lho. Soalnya tiap dikasih aba-aba buat tiup barengan somehow Shane selalu duluan, hahaha. Kesel kan :p Akhirnya aku sudah males ngulang dan berkesimpulan kalau yang penting lilinnya mati. 


Dari foto saja kelihatan kan kalau Shane yang tiup lilin duluan :")


Ali manyunnya sebentar. Setelah kebagian potongan kue dia happy lagi dan sibuk sendiri sama kuenya. Aku surprise lho sama rasanya. Enak banget! Rasa manisnya pas dan rasa cokelatnya lumayan kuat. Biasanya aku nggak gitu suka sama icing kue dan milih makan dalamnya saja, tapi ini sih beda. Teksturnya juga lembut dan nggak kering. Ibu dan Bapak, ---sang kritikus, juga approve. Mereka bilang rasanya enak. Dan kalau aku nggak bilang katanya mereka nggak akan tahu kalau ini vegan. Hehehe, kebiasaan ya, orang selalu berpikir kalau kue (dan makanan) vegan bakal kurang enak dibanding makanan non vegan. Padahal ya nggak gitu juga. Bahan-bahan kue kan banyak yang vegan friendly. Kalau bikinnya bener ya rasanya pasti enak :D Shane beli kue ini di Mamayu (silakan googling untuk alamat dan kontaknya). Nggak kok, bukan endorse :p Aku dan keluarga beneran suka rasanya dan cuma ingin berbagi info, siapa tahu ada yang mencari kue vegan juga :) 

Sehabis makan kue dilanjutkan dengan makan mie kiriman Ibu dan Bapak. Aku sih sehabis mie langsung kenyang, jadi nggak makan pizza. Tapi Ibu, Ali dan Shane makan masing-masing satu potong. Kalau Ibu katanya selain memang masih ingin makan juga penasaran sama rasa pizza vegan. Beliau tertipu, melihat tampilannya dikira dari Pizza Hut padahal bukan, hahaha. Kami dapat dari Pizza 37 (again, bukan endorse, lol). Selain enak harganya juga terjangkau. Kalau pesan biasanya aku dan Shane nggak pernah kurang dari 2 pan. Sok silakan googling kalau ingin tahu alamatnya :D


Pizza vegan customize dengan topper yang dipasang Ali :D


Setelah perut kenyang kami lanjut buka kado. Ada dua kado dari Ibu dan Bapak, aku dan Shane masing-masing dapat satu. Lucunya ada kado tambahan yaitu satu garland "Happy Birthday" buat dipakai tahun depan, hahaha. Ya, ampuuuun sampai segitunya berpikir tentang masa depan xD Sedangkan kado yang spesial untukku isinya music box berbentuk windmill. Lucu banget, tanpa sengaja aku jadi koleksi benda-benda kaya gini karena sering dapat kado dari Ibu dan Bapak. Tahun lalu justru Shane yang dapat kado music box berbentuk biola :D Tahun ini Shane dapat miniatur becak onthel. Bentuknya real sekali dan roda-rodanya bisa berputar. Segera saja Shane dapat ide untuk menaruh figurin Kakek-Nenek hadiah dari ortuku tahun lalu di atasnya, hahaha. Aku memang lebih senang mendapat kado barang dibandingkan uang. Rasanya lebih berkesan saja karena tahu orang yang memberi benar-benar memilih sesuatu spesial untukku :) Ibu Mertua pun tahu sebenarnya, tapi berhubung terhalang jarak jadi lebih mudah untuk mengirimkan uang. Meski begitu tetap satu tahun sekali ketika Natalku dan Shane tetap mendapat kado dalam bentuk barang :)


Shane amaze dengan becak othelnya (---aku juga, cuma nggak kelihatan di foto, lol).


Terima kasih Ibu, Bapak, Ali untuk hari yang luar biasa. Peluuuuuk :')


Rasanya aku nggak rela perayaan ultah kami selesai. Berkumpul dengan keluarga rasanya memang nggak pernah "terlalu lama", ---selalu terasa kurang. Tapi Ibu, Bapak dan Ali harus pulang dan kembali dengan aktivitas mereka. Juga aku dan Shane yang harus kembali bekerja, ---setelah sebelumnya beres-beres rumah dulu, haha :D Waktu mereka berpamitan rasanya sepi sekali. Aura pestanya sudah nggak terasa, menyisakan dua orang dewasa yang pakai kaos Harry Potter dan akan dipakai sampai sisa hari sebagai piama :'D 

Aku bersyukur sejak dulu orangtuaku selalu merayakan ulang tahunku, ---dan sekarang dilanjutkan dirayakan dengan Shane. Mengeksprsikan rasa syukur memang bisa kapan saja. Tapi saat membuat satu hari khusus rasanya lebih istimewa. Ulang tahun itu adalah hari peringatan ketika kita dilahirkan. Dan menurut kami, perasaan bahagia ketika seseorang lahir harus dikenang kembali di hari ulang tahunnya. You know, untuk mengingatkan betapa mereka dicintai dan betapa mereka sangat dinantikan kehadirannya di dunia :) Sederhana tapi berarti :)


Ya... begitulah cerita ulang tahunku dan Shane yang mendadak ingin diceritakan ketika menjelang subuh seperti ini xD Kayanya aku bisa tidur dengan nyenyak sekarang (---eh, tapi nggak bisa tidur sampai siang sih ada kerjaan, hahaha). Aku bersyukur, kadang yang bagi orang lain "ah, cuma gitu doang" justru bisa bikin aku happy luar biasa. Aku ingin ulang tahun dengan tema Harry Potter dan aku dapat, ya sudah cukup begitu. Nggak perlu mewah-mewah atau sekalian boyong keluarga ke Hogwarts segala, begini juga sudah terdebest buat gua. Apalagi ada Shane yang sekarang ikutan tertarik sama Harry Potter :D Harapan di ulang tahunku dan Shane sederhana. Aku nggak berharap tiba-tiba Corona menghilang tahun depan. Cukup berikan kesempatan aku dan Shane berkumpul lagi bersama keluarga, itu sudah menjadi "kemewahan" yang luar biasa :)

Bisa bantu aminkan, teman-teman? :)


(Untuk pengguna mobile klik di sini untuk menonton vlog ultah Indi dan Shane)



rictumsempra!,


Indi


---------------------------------------------------------------

Kontak email: namaku_indikecil@yahoo.com | Facebook: Indi Sugar | Instagram/Twitter: Indisugarmika | YouTube: Indi Sugar Taufik

Rabu, 18 Agustus 2021

Cerita Lebaran yang Tertunda dan Penuh Nostalgia.


Tahu nggak sih, kemarin itu aku sempat happy karena kupikir bakal bisa nulis lagi di sini sebelum bulan Juni habis. ---Jadi (rencananya) pengen bikin 2 tulisan dalam sebulan gitu. Kan keren (menurut standarku, hahaha). Tapi ternyata nggak bisa, aku masih harus menerima kenyataan kalau mampunya baru sebulan sekali. Better sih dibanding tahun kemarin, tapi aku tahu kalau bisa lebih baik dari ini. Tujuanku bukan supaya blog ini trafficnya tinggi, karena dari dulu tujuanku punya blog murni untuk berbagi cerita. Tapi ini untuk melatih agar aku punya rutinitas. WFH sudah cukup bikin jadwalku semaunya, at least dengan menulis di sini sebulan dua kali bisa membuatku punya aktivitas terjadwal :)


Waktu Lebaran tiba, 13 Mei 2021 yang lalu, aku nggak sabaaar banget buat bercerita di sini. Maunya sambil blog walking juga, karena pasti seru membaca cerita Lebaran teman-teman yang lain. Lalu ulang tahun Shane datang, disusul ulang tahunku. Aku pun goyah dan bilang, "Ah, mau cerita tentang ulang tahun saja deh, kan lebih relatable karena masih anget." Dan apa yang terjadi? Aku malah kebanyakan pertimbangan dan moment dua-duanya jadi sudah lewat! Hahaha. Ditambah aku dan Shane sempat menginap di rumah ortu (family time, aku nggak pernah bawa laptop), juga sempat sakit kemarin selama satu minggu. Semakin lah aku lupa tentang goalku yang sangat spektakuler ini xD


Anyway, Lebaran tahun ini sama seperti tahun lalu. Aku dan Shane menghabiskan waktu di rumah orangtua dari satu malam sebelum Lebaran. Sekitar jam 6 sore kami baru berangkat karena siangnya sibuk membungkus kado-kado untuk Ibu, Bapak, the babies, Nenek, Eris dan juga beberapa karyawan Ibu dan Nenek. Kami masih belum berani kemana-mana, terakhir keluar ya waktu Mei kemarin itu, ---jadi kado-kado kami beli secara online. Dibandingkan tahun lalu, aku merasa Lebaran kali ini hati lebih damai. Nggak ada mikir pengen bisa ke sana-ke sini, kangen ini-itu, dsb. Aku merasa bisa kumpul dengan keluarga saja sudah suatu privilage, jadi suasana hatiku dan Shane begitu happy sehappy nya ;)

Begitu kami tiba langsung disambut masakan Ibu. Sejak menikah kami memang dapat hak istimewa untuk curi start, bisa makan masakan Lebaran di malam Lebaran, hahaha xD Meski Bapak sedang kurang sehat tapi tetap ada gulai vegan untuk kami. Tahun lalu Bapak buatkan "ayam palsu" (ini istilah Bapak) untuk kami. Berhubung prosesnya cukup berat, jadi isi gulai diganti dengan jamur shiitake, tahu dan kentang saja. Rasanya? Wuiiih, tetap enak dong! Pas menulis ini saja aku jadi lapar, hahaha.



Tradisi nggak tertulis sejak aku kecil adalah setiap malam Lebaran aku boleh begadang. Mungkin teman-teman ada yang tahu kalau aku dulu lahir di malam Lebaran. Karena berpegang pada prinsip birthday girl boleh ngapain saja, ortu membebaskan aku mau tidur jam berapapun. Toh besoknya nggak sekolah juga kan. Biasanya aku bakal di ruang TV semalaman, kalau pun ortu tidur duluan juga nggak masalah. Selama mata belum sepet aku nggak akan masuk kamar :p Nah, tahun ini Ali rupanya ingin ikutan tradisiku, ia ingin begadang. Meski awalnya sempat dicoba untuk ditidurkan beberapa kali, tapi Ali terlalu excited dengan Lebaran, jadi kami izinkan saja. Suasana yang awalnya damai, cuma ada kami dan TV yang menyala, berubah jadi ramai dan... bikin pusing! Ali bermain dengan mikrofon mainannya sampai jam 11 malam. Semua lagu karangannya dia mainkan, ---sesekali mengikuti orang-orang di masjid juga yang sedang takbiran. Aku pun harus bilang bye-bye dengan tradisi begadang yang dulunya identik dengan me time, hahaha. Untungnya cuma setahun sekali, dan sebenarnya aksi Ali menghibur juga, lho. Shane sampai merekam diam-diam waktu Ali bernyanyi lagu karangannya karena ia pikir itu lucu :D



Aku tidur beberapa jam saja. Sesudah Ali (akhirnya) tidur aku putuskan untuk menonton TV dengan Shane karena banyak sekali film bagus diputar di TV kabel. Untung saja besoknya masih bisa bangun nggak siang-siang amat, hehehe. Aku langsung mandi dan dilanjutkan dengan bermaaf-maafan dengan keluarga kecil kami :) Nyaman sekali rasanya, Lebaran selalu punya vibes yang berbeda dengan hari-hari biasa. Dan waktu moment bermaafan aku selalu merasa menjadi anak kecil kembali. Susah dijelaskan dengan kata-kata, ---tapi kalian tahu kan perasaan nostalgic yang bikin kalian merasa sedang berada di waktu ternyaman dan teraman di hidup kalian? ;)

Oya, Lebaran ini nggak ada yang beli baju baru. Rasanya nggak perlu saja. Bajuku dan Shane banyak sekali dan kebanyakan masih bagus-bagus, jadi kami pikir bakal lebih wise kalau pakai yang ada saja. Aku pakai dress yang beberapa waktu lalu dibelikan Shane (sudah dipakai beberapa kali), sementara Shane cukup pinjam baju koko milik Bapak yang kebetulan sizenya cocok. Yang penting sih kami merasa kece (hahaha). Lagian nggak ada yang salah dong dengan pakai baju lama ;)




Setelah bermaafan kami langsung makan bersama, termasuk dengan Puja, adikku yang datang untuk Lebaran. Berhubung gulai vegannya ekslusif untuk aku dan Shane, aku makannya benar-benar dipuas-puasin xD Lupa nambah berapa kali, yang pasti aku kekenyangan sampai mager! Kalau biasanya aku rajin ambil foto menu Lebaran, kali ini cuma gulai vegan yang kufoto. Lumpia, sambal goreng kentang dan lainnya kelupaan karena yang aku ingat cuma makan :D Ibu memang juara kalau soal masak (selain jago mendesain baju juga pastinya). Menu apapun bisa divegankan dan rasanya selalu pas. Bapak juga keren, cuma karena sedang kurang sehat saja beliau jadi nggak berkreasi tahun ini. Aku bersyukur sekali punya keluarga yang hangat dan selalu semangat tiap Lebaran (dan hari-hari penting lain seperti ultah, tahun baru, etc). Padahal jumlah kami cuma sedikit :'D



Tahun ini juga jadi tahun pertama aku dan keluarga bertemu Nenek lagi. Lebaran kemarin kami memang benar-benar sama keluarga inti saja dan nggak keluar rumah. Tapi tahun ini kami beranikan untuk berkunjung. Jarak rumah orangtua dan Nenek itu dekat sekali, beda satu block saja. Dan di sana juga hanya ada Nenek dan bibi yang jaga, jadi kami rasa aman. Nenek, yang aku panggil Emah senang banget pas kami ke sana. Malam Lebaran aku dan Shane sempat kirim cake Harvest kesukaannya via Gojek, jadi beliau nggak mengira kalau kami akan datang :D Saking happynya kami sampai terus ditawari makan, disodori ini-itu, pokoknya terharu :') Meski Shane baru kenal Nenek ketika dia berpacaran denganku tapi dia sudah merasa nyaman di rumahnya. Shane selalu bilang kalau ruangan belakang di rumah Nenek keren, ---entah kenapa, padahal Nenek tinggal di rumah lama. Mungkin karena dia bisa rasakan kalau keluarga kami nyaman berkumpul di sana, ya :D




Siang menjelang sorenya, aku dan Shane memutuskan sesuatu yang lumayan berat. Kami mau ke bioskop! Iya, setelah lebih dari satu tahun nggak menginjak mall apalagi bioskop (---supermarket pun sangat jarang), kami putuskan menonton film untuk pertama kalinya. Bukan tanpa alasan, ada sebuah film yang sangat ingin aku tonton dari sebelum Corona ini ada. Terlebih temanku bermain di sana. Aku sudah janji padanya akan menjadi salah satu penonton pertama, alias nonton saat pemutaran perdana. Filmnya berjudul "Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah". Terdengar familiar? Iya, para pemainnya adalah original cast dari sinetron dengan soundtrack yang liriknya seperti judul filmnya. Nggak perlu disebut pun aku yakin kebanyakan dari kalian sudah tahu sinetron apa yang aku maksud. Kenapa judulnya beda? Well, alasannya bisa dengan mudah ditemukan di google dan nggak akan aku sebut di sini karena aku takut salah ;)


Aku dan Shane sengaja memilih bioskop yang kosong, ---nggak di mall dan juga bukan tempat populer. Ortu awalnya khawatir dan hampir nggak mengizinkan, tapi setelah melihat jumlah penontonnya secara online, mereka lega dan merestui kami pergi. Setelah kami tiba pun jumlah penonton ternyata belum bertambah, hanya ada kami dan dua orang lainnya. Untung saja bukan nonton film horor, hahaha. Jadi bisa dibilang kami beruntung, belum lagi kelihatannya petugasnya rajin bersih-bersih kursi di tempat kami menunggu. Semakin merasa tenang, deh :) Sedikit review tentang filmnya, kami sangat menikmati ceritanya. Meski nama-nama pemainnya berbeda dengan nama-nama yang dulu kita kenal, tapi chemistry mereka nggak bisa bohong, dapet banget. Abah sama Emak sudah pasti cocok lah ya, ditambah anak-anaknya, Iis, Rara (dia temanku yang barusan disebut) dan Gigi yang ternyata karakternya masih sama seperti dulu. (Sumpah, cuma namanya saja yang beda). Nostalgia habis-habisan deh aku nonton film ini. Sampai nangis berkali-kali, hehehe. Shane yang nggak mengenal keluarga Emak dan Abah sebelumnya pun tetap bisa enjoy karena ceritanya memang sederhana dan ada subtitle Bahasa Inggrisnya. Keren banget kan!




Filmnya memang nggak sempurna, di beberapa bagian ada audio yang kurang balance. Tapi somehow aku merasa kalau ini justru yang membuat filmnya jadi nostalgic. Jadi ingat waktu kecil menonton sinetronnya setiap pulang sekolah :) Lagipula buatku film ini sudah cukup kuat kok HANYA dengan tokoh-tokohnya. Mereka begitu murni, nggak perlu audio atau visual yang fancy. Filmnya juga menurutku straight to the point, nggak terlalu panjang dan bertele-tele seperti film drama kebanyakan (---inilah salah satu alasan kenapa setelah dewasa aku jadi lebih milih nonton film horor daripada drama, hehehe). Btw, ini bukan film yang "sekali lewat", alias sudah film selesai kami langsung lupa. Ada beberapa konflik di film yang membuat Shane bertanya tentang pendapatku, apakah aku akan menyelesaikan dengan cara yang sama dengan tokoh di film atau nggak. Kami jadi berdiskusi dan berakhir dengan kesimpulan bahwa apa yang kami lihat di film mungkin nggak ideal di mata kami, tapi setiap keluarga pasti punya caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah. Setiap langkah yang diambil tentu ada pertimbangannya. Kadang kita harus berkorban untuk menyelamatkan perasaan orang lain, ---dan untuk kami itu adalah pesan yang indah :)


Setelah filmnya selesai kami langsung pulang. Kami nggak mau berlama-lama di luar karena kami merasa lebih aman di rumah. Lagipula setelah menonton film tentang keluarga, aku jadi ingin hangout semalaman dengan Ibu, Bapak dan Ali, hehehe. Kalau Ali mau begadang lagi aku rela deh digangguin :p Jadilah kami begadang bersama, ngobrol sana-sini dan nggak lupa bercerita tentang film yang baru kami tonton juga. Nggak ada rencana apa-apa untuk esok hari, hanya kami menikmati waktu bersama :)


Kalau dulu hari Lebaran kedua kami masih kece, soalnya biasanya ada keluarga atau kerabat yang mampir. Nah berhubung ini Lebarannya covid style, jadi bangun pun siang-siang. Begitu bangun apalagi yang dicari kalau bukan masakan Ibu dan TV kabel :D Rasanya seperti hidup di keabadian, nggak perlu khawatir apa-apa, nggak perlu mikir mau ngapain. Semaunya saja, sampai tidur pun kadang di depan TV. Aku bawa satu dress batik sebenarnya, just for in case. Tapi kenyataannya aku pakai piama seharian, ---begitu saja terus sampai hari keempat, hahaha.


Ngomong-ngomong soal keabadian, di rumah orangtua memang segalanya selalu terasa sama. Seolah seperti aku nggak pernah meninggalkan rumah. Kamarku masih terlihat sama, barang-barangnya terjaga. Bahkan mainan-mainanku pun masih disimpan dengan rapi. Ada kejadian menarik waktu Ali sedang bermain dengan dua bonekanya; Yeye si boneka kucing dan Teddy, boneka beruang yang dulunya milikku. Aku ceritakan pada Ali kalau dulu boneka itu adalah milikku, jadi sebelum Ali lahir Teddy sudah ada lebih dulu. Aku pikir fakta itu akan membuat Ali surprise, tapi ternyata aku juga jadi ikut terkejut! Karena tiba-tiba saja Ibu bilang kalau Teddy, ---yang oleh Ibu dipanggil Brindil, bahkan lebih tua dariku! Ternyata dulunya boneka itu milik Ibu, sebelum aku lahir. Wow... luar biasa ya... Seandainya saja Teddy punya ingatan, pasti yang ia simpan isinya lebih lebih lengkap daripada foto dan video yang kami punya, ya :D 



Saat pulang ke rumah orangtua juga jadi kesempatan buat aku untuk bercerita apaaaa saja yang belum sempat diceritakan selama kami nggak bertemu. Whatsapp-an sih memang setiap hari, video call juga sering, tapi nggak ada yang bisa menggantikan pertemuan langsung. Dari mulai yang serius-serius seperti soal visa, sampai yang nggak jelas seperti cerita tentang jemuran, semuanya puas aku ceritakan :D Aku yang pada dasarnya manja menjadi semakin menjadi saat bertemu Ibu Bapak, hahaha. Aku bersyukur baik ortu maupun suami sangat pengertian dengan sifatku yang sebelas dua belas sama Ali ini. Saat aku sedang asyik dengan ortu pun Shane mengerti. Dia akan memberiku ruang tanpa harus merasa "tersingkir". Biasanya dia akan bermain game atau membuat musik sampai waktunya kami kembali berkumpul. Aku juga melakukan hal yang sama. Saat Shane sedang ingin quality time dengan keluarganya lewat telepon, ---sekali pun itu berjam-jam, dengan senang hati aku memberinya waktu :)


Di hari keempat akhirnya Cody boy, keponakanku yang satu lagi datang. Kabarnya sih dia sempat sakit pilek jadi nggak bisa berkumpul bersama kami di hari Lebaran. Bagaimana suasana rumah ortuku setelah the babies kumpul lengkap? Waduh, jangan ditanya xD Ramainya mengalahkan kelas preschool yang dulu kuajar. Aku mandi dicariin, aku pergi diikutin. Shane mau istirahat sebentar saja langsung dikepoin (baca: diintipin di kamar meski sudah ditegur). Tapi kami menikmati, sih. Apalagi aku dan Shane nggak bisa lama-lama untuk bertemu dengan si Cody boy karena harus pulang. Di rumah kami ada dua ekor ikan yang harus diurus. Kami khawatir kalau ditinggal terlalu lama akan terjadi hal-hal yang nggak diinginkan. 




Sebelum pulang, aku dan Shane puas-puasin dulu untuk bermain dengan the babies dan Eris, ---yang kelihatannya happy dengan baju barunya. Kami juga mampir ke supermarket dulu di perjalanan pulang karena stock makanan di rumah benar-benar kosong. (Selama bulan puasa kami kebanyakan delivery order, jarang sekali masak). Iya, kami pulang diantar ortu plus the babies juga! Jadi ada waktu ekstra untuk nambah quality time meski sedikit :) Kebetulan di supermarket tempat kami berbelanja ada foodcourtnya, jadi setelah selesai kami bisa ngemil-ngemil dulu sambil berpamitan. Hati ini berat sebenarnya. Kalau nggak malu aku  ingin menangis rasanya, hahaha. Tapi aku tahan-tahan sampai ingetin diri sendiri kalau sebentar lagi kami juga pasti bertemu kembali. 









Begitulah cerita Lebaran kami yang "mewah", ---karena bisa berkumpul yang di saat seperti ini :) Doaku masih tetap sama seperti tahun lalu; semoga tahun depan segalanya menjadi lebih baik. Tanpa mengurangi rasa syukur dengan apa yang aku dan Shane dapat di tahun ini, kami berharap dalam waktu dekat bisa kembali berkumpul dengan keluarga Shane juga. Kami sudah membicarakan tentang kemungkinan untuk mereka yang datang ke sini atau aku yang berkunjung ke sana. Tapi dengan situasi sekarang kami belum mendapatkan titik terang. Doakan, ya! :)

Dan mohon maaf lahir batin untuk teman-teman di sini. ---I know, I know, ini sudah bulan Agustus, hahaha. Tapi nggak apa-apa, dong. Untuk memulai sesuatu yang baik waktunya selalu tepat, kan ;)


______________________________

Btw, pas bulan Ramadan, aku dan Shane ikutan kontes musik "Ramadhan Home Recording Competition" yang diadakan oleh IMS Indo Pro Audio, De Sound, Ibanez Indonesia, Korg Indonesia dan Vox Indonesia. Kami membawakan lagu "Tombo Ati" dan berhasil masuk ke Top 20! Haha, nggak nyangka, ya? Sama aku juga :p Sayang kami nggak berlanjut ke 10 besar. Tapi berhubung kontesnya skala nasional dengan peserta yang banyak, jadi aku dan Shane sangat bangga. Lagipula, menang atau kalah yang dihitung itu prosesnya, kan ;)

Kalau penasaran dengan penampilan kami, klik videonya di sini: https://youtu.be/uRq9-slggEU




blessed girl,


Indi



---------------------------------------------------------------

Kontak email: namaku_indikecil@yahoo.com | Facebook: Indi Sugar | Instagram/Twitter: Indisugarmika | YouTube: Indi Sugar Taufik