Kamis, 11 Juli 2024

Operasi Steril yang Gagal Membuat Kami Hampir Kehilangan Kitty! :(

Seharusnya setelah anjing atau kucing menjalani prosedur steril mereka akan semakin sehat, semakin tenang, semakin gembul...

Tapi apa yang salah sehingga hasilnya malah sebaliknya dan bahkan hampir menghilangkan nyawa?!




Kejadian ini menimpa Kitty, kucingku dan Shane. Sejak aku come back menulis di sini sudah langsung ada niat untuk bercerita sebenarnya, tapi maju-mundur karena hati ini rasanya nggak kuat. Setiap melihat foto atau nggak sengaja punya percakapan yang mengarah ke cerita sterilnya Kitty, pasti mataku berkaca-kaca. Bayangkan saja, niatku dan Shane adalah memberi yang terbaik untuknya tapi malah berujung hampir kehilangannya. Tapi sekarang kuputuskan untuk berani, karena mungkin saja cerita pengalaman buruk kami ini bisa membantu teman-teman yang punya hewan peliharaan.


Sejak aku dan Shane menemukan Kitty di halaman belakang rumah, kami berjanji untuk merawatnya dengan sepenuh hati. Ia diberi pakan yang berkualitas, tempat tidur yang nyaman, semua jamur dan kudisnya diobati, ---termasuk merencanakan operasi steril karena sudah cukup usia. Aku sengaja mencari klinik yang agak besar, yang letaknya bukan di dalam perumahan kami dengan pertimbangan kelengkapan alat dan jumlah staff (---untuk berjaga-jaga jika ada kondisi darurat saat dokter utama nggak di tempat). Dengan bantuan Google karena aku dan Shane masih sangat asing dengan tempat ini, aku menemukan sebuah klinik besar yang merangkap pet shop dan memiliki beberapa dokter hewan jaga. Kupikir sempurna sekali, jadi tanpa menunggu lama langsung menghubungi klinik via Whatsapp. Setelah ada balasan aku langsung menceritakan tentang kondisi Kitty yang sudah mengalami "heat" atau birahi pertama dan bermaksud untuk melakukan steril. Aku juga meminta untuk berbicara langsung dengan dokter yang nantinya akan menangani Kitty karena asumsiku aku sedang chatting dengan admin klinik. 


Nggak ada satu menit handphone-ku bergetar, ternyata dari dokter di klinik. (---Di sini aku akan memanggilnya drh. R saja ya, nama aslinya akan aku keep sendiri. Karena mana tahu malah aku yang dituduh mencemarkan nama baik meski kucingku hampir mati :/ ). Sebelum aku mengenalkan diri drh. R berkata bahwa ia adalah yang memegang nomor WhatsApp klinik, bukan admin. Jadi sejak awal aku memang sedang berbicara dengan dokter yang nantinya akan membedah Kitty. Well... sedikit canggung, tapi syukurlah jadi aku nggak perlu menjelaskan dua kali tentang kondisi Kitty dan juga sangat lega bisa bicara langsung dengannya. Ia menjelaskan secara singkat tentang prosedur dan efek setelah steril, bahwa Kitty mungkin masih akan "heat" di cycle berikutnya karena masih ada sisa-sisa hormon meskipun sedikit. Tapi nantinya akan berhenti dan nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku mengerti, pengalamanku merawat Eris anjingku selama belasan tahun ditambah cerita Shane merawat kucing-kucingnya membuatku nggak awam tentang steril. Sebelum mengakhiri percakapan aku mengucapkan terima kasih karena bersedia membantuku, dan mengingatkannya untuk nggak melakukan ear tip (telinga diberi sayatan sebagai tanda telah steril/kebiri) karena Kitty akan kupelihara dan dijadikan kucing full in door.



Operasi Steril dan Menginap di Klinik


Pagi hari di tanggal 25 Januari 2023, dua orang staff dari klinik datang untuk menjemput Kitty. Mereka nggak memberiku keterangan apa-apa dan memintaku untuk menghubungi dokter jika aku ada pertanyaan. Sedikit khawatir, tapi juga excited membayangkan segala hal baik yang telah menanti Kitty. Sterilisasi pada kucing betina punya banyak sekali manfaat, termasuk mencegah tumor payudara dan pyometra. ---Iya, pyometra alias infeksi rahim! Mendengar namanya saja sudah bikin aku merinding, terbayang betapa mengerikannya penyakit tersebut. Eris pernah mengalaminya dan itu menjadi pengalaman traumatis untukku. Makanya aku lega karena YAKIN salah satu hal yang kutakuti nggak akan menimpa Kitty :) 


Sorenya aku mendapat kabar dari klinik kalau Kitty sudah siuman. Thank God, operasinya berjalan lancar. Aku senang bukan main dan segera menunjukkan foto-foto Kitty pada Shane yang sudah nggak sabar menanti kabar sejak siang. Poor baby, tubuh mungilnya terlihat semakin mungil dari balik jeruji kandang klinik :') Ketika melihat foto luka jahitan di samping tubuh Kitty Shane bereaksi, "Semua kucing-kucingku dibedah di tengah, aku belum pernah melihat yang seperti ini!" ---Well, sejujurnya ini juga hal baru buatku, tapi aku nggak menunjukkan reaksi apa-apa karena nggak mau membuatnya panik. Alih-alih aku membuka halaman Google di handphone dan mencari tahu tentang "steril samping". Rupanya metode ini sering dilakukan dilakukan pada kucing-kucing liar karena prosesnya lebih cepat dibandingkan metode "steril perut tengah". Pertimbangannya karena pada saat steril gratis atau subsidi operasi dilakukan pada banyak kucing sekaligus, dan supaya luka jahitan lebih mudah terlihat (untuk observasi). Sedikit kecewa karena aku sudah mengingatkan dokter bahwa Kitty BUKAN LAGI kucing liar, ia peliharaan kami. Memang yang steril samping ini bukan selalu untuk kucing liar, tapi aku sangat berharap dokter menghabiskan waktu ekstra untuk Kitty, ---nggak perlu metode cepat. Lagi, kekecewaan ini kusimpan sendiri karena aku tahu Shane khawatir. Aku menenangkannya dengan bilang kalau metode ini aman, at least itu yang tertulis di internet.


Foto yang dikirim drh. R setelah Kitty selesai dioperasi.

Kitty sudah siuman.


Keesokan harinya, tanggal 26 Januari 2023 Kitty diantar pulang ke rumah kami. Dua orang staff klinik memberi obat untuk diminum semasa pemulihan dan memberi tahu aturan pakainya. Juga, tentu saja, tagihan dari operasi steril Kitty. Kami membayar Rp. 812.000, ---yang sedikit lebih mahal dibandingkan biaya steril kucing betina di dokter hewan tempat tinggalku sebelumnya. Which is okay, aku mengerti. Setiap dokter dan daerah pasti punya standar yang berbeda, dan yang terpenting Kitty pulang dalam keadaan tanpa komplikasi apapun. Setelah dikeluarkan dari cargo Kitty terlihat masih lemas tapi semuanya normal, ---nafsu makannya baik dan nggak ada tanda-tanda kalau ia merasa sakit. Aku dan Shane berusaha membuat rumah menjadi nyaman untuknya, kami menggeser tempat tidurnya ke depan TV supaya ia bisa beristirahat sambil nonton TV, hehe :D 


Kitty sedang menonton serial favoritnya, "Bajaj Bajuri" :D

Masih banyak tidur karena pengaruh obat.


Biasanya setelah operasi kucing atau anjing harus memakai elizabethan collar (kalung corong) untuk mencegah mereka menjilat bekas lukanya. Tapi berbeda dengan Kitty, ia begitu tenang dan manis, ---saking manisnya sampai followersku di Instagram bilang ia too good to be true, hehe. Tapi begitulah kenyataannya, Kitty hampir nggak menyentuh perban atau menggaruk lukanya. Sempat aku coba pasangkan e-collar tapi ternyata memang nggak perlu, lukanya sudah kering duluan. Pun untuk acara minum obat, nggak pakai drama cukup dikepit di antara kaki Shane dan tadaaa, Kitty meminum semua obat sirup dari spuit! Proses recovery Kitty berjalan mulus dan cepat, ---tapi bohong kalau kubilang hatiku nggak merasa was-was... Aku mengirimkan foto Kitty pada tanteku yang memiliki banyak kucing. Beliau mempertanyakan keputusan dokter yang melakukan "steril samping" pada Kitty, karena menurut dokter hewan langganannya posisi operasi seperti itu "kurang bagus". Lalu reaksi yang sama datang dari ibu mertuaku alias ibunya Shane, beliau juga merasa heran mengapa Kitty nggak dioperasi dengan "conventional way" saja. Aku dan Shane berusaha nggak terlalu memikirkannya, "Kitty sembuh dengan baik, ia nggak apa-apa kok," begitu kataku menenangkan diri sendiri.



Kecurigaan Dokter Lain dan Parasit


Karena klinik drh. R hanya menyediakan layanan antar-jemput, jadi aku mencari dokter lain yang bisa datang ke rumah (home visit) untuk memeriksa bekas luka operasi Kitty. Kupikir akan lebih baik untuk mental Kitty jika dokter saja yang menghampiri dibandingkan harus mengalami stres di kendaraan. Setelah mencari dengan banyak kata kunci akhirnya aku menemukan drh. Z, ---yang namanya sengaja kusamarkan supaya nggak terjadi "keributan" (akan kuceritakan nanti, di akhir tulisan). Drh. Z ini praktek di perumahan sebelah, jadi ia nggak keberatan untuk datang ke rumah kami. Pada tanggal 3 Februari 2023, dengan seksama ia memeriksa luka Kitty dan katanya sudah sembuh dengan baik. Hanya saja karena Kitty dulunya kucing liar yang belum pernah mendapatkan perawatan apa-apa, ia ingin membawa sample kotoran Kitty untuk dicek. Untung saja litter box belum dibersihkan karena Kitty baru pup sebelum dokter datang. Dengan menggunakan kantung plastik kecil drh. Z membawa sample ke kliniknya dan akan kembali lagi setelah selesai diperiksa. Kesan pertamaku tentangnya, ia sangat friendly, sangat "mendengarkan", dan teliti sebelum memberikan diagnosis. 


Drh. Z melakukan home visit untuk memeriksa Kitty.


Siang harinya drh. Z kembali ke rumah kami dengan membawa hasil tes. Di kotoran Kitty ada cacing dan parasit protozoa, ---yang mengerikan tapi juga bukan hal yang terlalu mengejutkan karena dulu Kitty makan "apa saja" untuk bertahan hidup. Dengan sigap dokter menyuntik Kitty dan memberinya obat untuk nantinya diminumkan setiap hari sampai habis. Dokter berharap dengan obat-obatan maka "hal buruk" akan keluar bersamaan dengan pup Kitty. Setelah selesai drh. Z nggak langsung pulang, ia mengakrabkan diri dengan Kitty sambil kami berbincang santai. Tiba-tiba saja perhatiannya kembali tertuju ke bekas jahitan Kitty yang sudah menyatu dengan kulit. Katanya ia prefer melakukan operasi steril di tengah karena minim resiko dan lebih bersih (---kelak aku akan mengerti maksudnya). Tapi tentu ia berharap nggak ada hal buruk yang terjadi dengan Kitty. Katanya lagi, kalau ada kecurigaan dan ingin memastikan kalau operasinya "benar" lebih baik dilakukan USG. Untuk sekarang seenggaknya dari luar Kitty terlihat baik-baik saja, ---selain masalah cacing dan parasitnya tentu saja.


Tiga hari kemudian orangtuaku, Ali, nenekku dan tanteku datang ke rumah untuk melihat Kitty dan memberinya hadiah "selamat datang". ---Ya, mereka memang sudah sering melihat Kitty di foto dan video tapi baru berkesampatan bertemu langsung setelah ia dua bulan diadopsi. Alasannya tentu saja karena setelah steril aku ingin Kitty pulih dengan baik dulu sebelum dikunjungi :) Kehadiran mereka membuat rasa cemasku dan Shane mereda. Apalagi karena tanteku, yang biasa dipanggil "Cat Lady" oleh Shane bilang betapa terlihat sehatnya Kitty. Siapa yang tahu setelah itu kehawatiran kami akan kehilangan Kitty pun dimulai...


Hadiah selamat datang dari tanteku isinya mangkuk makan dan minum untuk Kitty. 

Kitty kelelahan setelah menerima banyak tamu :)



Kitty Muntah-Muntah, Tes Panleu Negatif dan Dokter yang Nggak Mendengarkan


Selama dua bulan Kitty baik-baik saja, ia makan dengan normal dan aktif selayaknya kucing remaja. Masalah cacing dan parasitnya pun selesai, hasil tes lanjutan menunjukkan kalau kotoran Kitty hampir bersih. Shane memang pernah beberapa kali berkata padaku kalau perut Kitty terasa kencang ketika diraba, tapi baik aku mau pun Shane nggak menganggapnya big deal karena kami pikir itu disebabkan perubahan pola makan Kitty (dari makan sembarangan di luar jadi makan cat food di rumah). Sampai di pagi hari, di tanggal 6 Maret 2023. Kitty mendadak muntah-muntah dan berperilaku "aneh". Ia tampak linglung sampai naik ke atas meja dan kursi bergantian, ---padahal di hari normal Kitty tahu kalau itu hal yang dilarang. Aku dan Shane ketakutan bukan main, cepat aku menelepon drh. Z agar ia bisa segera memeriksa Kitty. Sayangnya drh. Z sedang nggak ada di tempat dan aku pun langsung menghubungi klinik drh. R, ---yang sebelumnya mengoperasi Kitty. Aku menceritakan keadaan Kitty secara singkat dan meminta agar ada staff klinik yang menjemput karena cargo Kitty entah di mana (kami nggak bisa membawa Kitty di mobil tanpa cargo).


Aku dan Shane nggak mau membiarkan Kitty sendirian di klinik, setelah berganti baju sekenanya kami pun menyusulnya. Setiba di klinik, Kitty sedang diinfus di ruang periksa. Untuk pertama kalinya aku dan Shane bertatap muka dengan drh. R dan beberapa asistennya (aku asumsikan dua di antaranya dokter hewan juga). Dengan khawatir aku bercerita kembali dengan lebih detail apa yang terjadi di rumah; Muntah Kitty berwarna gelap dan muntahnya sampai tujuh kali hanya selang beberapa detik. Drh. R mendiagnosis Kitty terkena iritasi usus dan meresepkan obat anti muntah, diare dan antibiotik. Waktu aku bertanya apa penyebabnya ia berkata kalau bisa saja akibat "salah makan" dan diberi makan terlalu banyak. Aku akui sebelum Kitty muntah memang ada miskomunikasi dengan Shane, jadi kami memberinya makan dua kali. Tapi apakah mungkin akibatnya bisa sefatal ini? Jujur aku sangsi dan firasatku mengatakan ada sesuatu yang terlewat. 


Di kinik drh. R. Bibirku tersenyum tapi sebenarnya hatiku terasa nggak karuan :/


Enggan rasanya untuk keluar dari ruang dokter. Aku pun memintanya untuk memeriksa Kitty sekali lagi, dan jika perlu dilakukan USG. Nggak lupa aku juga menambahkan detail tentang perut Kitty (yang menurut Shane) keras. Drh. R berkata bahwa aku terlalu khawatir dan ia hanya bisa menawarkan tes Panleu. ---Sedikit heran karena aku merasa Kitty nggak punya ciri-ciri terkena virus Panleukopenia, tapi aku iyakan karena at least jika hasilnya negatif rasa khawatirku akan berkurang... Sesuai dugaan, Kitty negatif Panleu. Dokter lalu memintaku untuk membawa Kitty dan membeli Royal Canin Gastrointestinal di Pet Shop yang terletak di lantai dasar. ---Well, ya... aku mengerti, secara halus ia berkata bahwa aku sudah terlalu lama di ruang periksa, hehe. Aku, Shane dan Kitty pun keluar dari ruangan setelah sebelumnya membayar biaya sebesar Rp. 425.000. Itu masih di luar biaya penjemputan, Royal Canin dan cargo baru dari pet shop karena kami membawa Kitty pulang dengan menggunakan mobil. Sepanjang perjalanan pulang nggak henti-hentinya aku berdoa semoga apa yang dokter katakan benar. Kitty baik-baik saja, hanya aku yang terlalu khawatir.


Hasil tes Panleu Kitty negatif.


Cat food yang diresepkan drh. R.



Kengerian di Pagi Hari, Pyometra dan Operasi Darurat! 


Morning routine kami di tanggal 21 Mei 2023 sama seperti pagi-pagi yang lain. Aku dan Shane bersantai sehabis sarapan sementara Kitty melakukan panggilan alamnya di litter box. Aku perhatikan Kitty menghabiskan waktu agak lama di sana, ia menggali pasirnya berkali-kali lalu keluar dari box untuk kembali beberapa saat kemudian. Khawatir, aku memanggil Shane yang segera membawa Kitty ke halaman belakang karena kami pikir ia nggak nyaman dengan litter box-nya. Tapi ternyata nihil, Kitty tetap melakukan gerakan yang sama tanpa ada pee atau poo yang keluar. Lalu sesuatu yang membuat kami memekik pun terjadi. ---Kitty mengejan kencang dan dari alat kelaminnya keluar darah! Segera aku ke dalam rumah untuk mengambil handphone dan menghubungi drh. Z. Dengan terburu-buru aku menceritakan apa yang baru saja terjadi padanya. "Sepertinya Kitty terkena infeksi saluran kencing," kataku. Bersyukur sekali drh. Z sedang di kliniknya dan segera menuju rumah kami.


"Sepertinya bukan kemihnya, kalau diraba ini yang bengkak rahimnya. ---Sepertinya Kitty kena infeksi rahim." Aku dan Shane saling pandang ketika mendengar perkataan drh. Z. Infeksi rahim? Bagaimana bisa? Kitty kan sudah disteril! Benakku merasa denial, prosedur steril seharusnya untuk menghindari penyakit ini, bukan sebaliknya. Di tengah kepanikan drh. Z berkata bahwa bisa saja ia salah, karena untuk diagnosis tepat harus dilakukan USG. Ia juga mengingatkan kalau semisal Kitty memang mengalami pyometra, ---infeksi rahim, maka harus dilakukan operasi DARURAT karena jika terlambat akibatnya bisa fatal, sefatal menghilangkan nyawa... Tanpa membuang waktu aku dan Shane sepakat agar drh. Z segera membawa Kitty ke klinik. Kubilang, lakukan apa saja selama itu yang terbaik untuk Kitty. Aku nggak ingin kehilangannya. Luka hatiku akibat ditinggalkan Eris belum juga sembuh dan aku nggak sanggup kalau harus kehilangan si pengobat hatiku ini...


Shane mengucapkan sampai jumpa pada Kitty.


Dengan cemas aku dan Shane menunggu kabar dari drh. Z. Setelah rasanya hampir seharian, akhirnya aku mendapatkan kabar via WhatsApp darinya. Isinya cukup panjang dan membuatku seketika menangis. Sebuah foto hasil USG dari rahim Kitty terlampir dengan keterangan nomor satu sampai empat. Nomor-nomor itu menunjukkan letak nanah di rahim akibat masih ada bagian kecil ovari yang tertinggal. ---Ya, kekhawatiran dr. Z, tanteku, juga ibunya Shane benar, operasi rahim Kitty nggak bersih alias gagal... :'( Tangisku lama-lama berubah jadi kemarahan. Ini semua SANGAT BISA DICEGAH seandainya drh. R dan staff nya mendengarku. Seandainya saja mereka mengikuti kemauanku untuk USG dan cek darah, tindakan nggak harus menunggu sampai nanah di perut Kitty sebanyak ini! Kenapa mereka nggak mendengarkanku waktu kubilang perut Kitty keras? Kenapa mereka malah mengirim Kitty pulang sementara aku (dan Shane) sudah jelas bersedia membayar berapa pun asalkan Kitty diperiksa lagi?! 


Ah, seandainya saja drh. R mengiyakan ketika aku meminta Kitty diperiksa lagi :(


Alasan mengapa banyak dokter hewan (ini sumbernya web UK ya) prefer “steril perut tengah”. Juga, BELUM ADA bukti bahwa “steril samping” lebih minim nyeri pada kucing dan anjing.

Kemarahanku nggak berguna tentu saja... Semuanya sudah terjadi dan yang bisa aku lakukan hanya berdoa dan mengusahakan yang terbaik untuk Kitty. Apapun, asalkan Kitty bisa kembali pulih. Dengan pertimbangan kelengkapan alat dan dibutuhkannya tim untuk melakukan pembedahan, Kitty dibawa ke Klinik (berinisial) "SS" di Lembang. ---Iya, Lembang yang jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal kami. Kitty my poor baby... ia pasti kebingungan akan dibawa ke mana dan bisa saja berpikir kalau aku dan menelantarkannya. Tapi ini semua demi kebaikan Kitty, harus "tega", harus "rela"... 



Kitty Selesai Dioperasi dan Waktu Penyembuhan yang Di Luar Perkiraan


Di malam harinya, sekitar jam delapan aku mendapat kabar kalau Kitty sudah sadar. Operasi berjalan lancar hanya saja lebih lama dari perkiraan karena pembuluh darah Kitty sudah membesar akibat peradangan. Salah langkah sedikit saja bisa... amit-amit! :( Kepalaku menjadi pening ketika melihat foto sisa rahim Kitty yang sangat membengkak. Otakku nggak bisa mencerna bagaimana massa sebesar ini bisa muat di tubuhnya yang mungil. Pantas saja perut Kitty terasa keras, ---nggak terbayang sehebat apa rasa sakit yang ia rasakan selama beberapa bulan ini... Tapi dokter bilang Kitty kucing yang kuat. Jika sebelum bertemu denganku saja ia bisa bertahan di dunia luar, bukan nggak mungkin bisa melewati masa rawan setelah operasi dengan baik. Drh. Z positif dalam waktu tiga hari saja Kitty sudah bisa pulang ke pelukanku dan Shane. Well... semoga saja benar begitu.


Lihat ukurannya. Bandingkan dengan tubuh mungil Kitty... :(


Pasti ia kebingungan :( Tapi aku sangat lega Kitty berhasil melewati operasi besar.


Dua hari kemudian ternyata Kitty masih belum bisa dipindahkan ke klinik terdekat. Kondisi Kitty masih lemas dan lukanya masih basah. Drh. Z curiga jika Kitty mengidap autoimun dan kecurigaannya tentu bukan tanpa sebab. Setiap Kitty kondisinya drop, pasti wajahnya penuh ruam. Aku dan Shane pun menyadarinya, tapi kami nggak pernah benar-benar membicarakannya karena kami pikir itu hal yang wajar. ---Kami menyebutnya "ruam stres setelah bertemu dokter", hehe :') Tapi dokter mengatakan kalau ini bukan hal yang urgent, lebih baik fokus dulu dengan observasi dan proses penyembuhan Kitty. Nanti jika kami ingin melakukan tes yang proper sebaiknya satu bulan kemudian agar kondisi Kitty pulih dulu. Selama Kitty nggak mengalami sakit lagi dan nggak disuntik vaksin dulu seharusnya ia aman-aman saja, begitu katanya lagi.


Kitty sudah pindah ke kandang biasa tapi masih jauh dari rumah.



Kitty Akhirnya Pulang!


Kabar baik akhirnya datang di tanggal 25 Mei 2023 Kitty sudah bisa dipindahkan ke klinik terdekat! :') Ia sudah bisa makan sendiri meskipun sedikit-sedikit. Bahagia rasanya waktu drh. Z mengirimiku video Kitty yang sedang makan ayam rebus sendiri. Ia terlihat begitu hidup meski wajahnya penuh dengan ruam. Satu hari kemudian hari yang ditunggu pun tiba, aku dan Shane sudah bisa menjemput Kitty. Perasaanku begitu gembira sehingga dadaku terasa penuh dan ingin menangis terus menerus. Saat sedang bersiap-siap nggak henti-hentinya aku bertanya pada Shane apa Kitty akan benci denganku karena membiarkannya sendirian selama lima hari. Shane tertawa, katanya ia mungkin saja marah tapi juga sadar kalau perasaannya sudah lebih baik sekarang, ---nggak ada lagi rasa sakit.


Kitty sudah bisa makan sendiri. Sebelumnya aku sangat khawatir karena Kitty nggak nafsu makan.


Aku bisa mendengar suara tangisan Kitty segera setelah kami tiba di klinik, ---sepertinya ia bisa merasakan kedatangan kami! :') Kitty masih berada di dalam kandang pemulihan dan terlihat sangat nggak sabar untuk keluar dari sana. Dengan hati-hati aku menggendongnya, memberinya banyak pelukan dan ciuman penuh suka cita. Kebahagiaan pun sangat terlihat di wajah Shane. Ia tersenyum nakal sambil mengeluarkan satu bungkus cat treat dari saku celananya lalu melirik dokter yang dibalas dengan anggukan, ---tanda kalau ia mengizinkan Shane memberi Kitty treat pertamanya semenjak operasi :) Kitty melahapnya dengan bersemangat, telinganya maju mundur seperti sayap kupu-kupu. Aku menyadari kalau ia sedikit kurusan, dan benar saja beratnya berkurang dari 3,5 Kg menjadi 3 Kg. Tapi itu bukan masalah, Kitty sudah dinyatakan sehat! :))


Dari foto saja sudah bisa terbayang kan sekencang apa tangisan Kitty.

Lima detik sebelum menangis, ---mataku sudah berkaca-kaca. Terlalu bahagia bertemu dengan Kitty lagi! <3

Shane memberi treat pertama untuk Kitty setelah lima hari nggak bertemu.

Mungilku semakin mungil :')


Sebelum pamit pulang aku mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada drh. Z karena telah menyelamatkan Kitty. Nggak lupa aku pun meminta bill biaya operasi dan perawatan Kitty selama lima hari. Tapi drh. Z berkata ia belum menghitungnya dan nanti akan mengirimkannya kepadaku. ---Fast forward dua minggu kemudian aku menerima tagihannya disertai pesan supaya aku dan Shane nggak perlu terburu-buru membayarnya, bahkan bisa dicicil. Saat menulis ini screenshot tagihannya sudah terhapus tapi aku ingat totalnya sekitar Rp. 2.000.000. Bless his heart, sungguh terlihat kalau ia bekerja karena cintanya terhadap sesama makhluk hidup :')


Satu hari setelah Kitty pulang ke rumah. Wajahnya penuh ruam tapi semangatnya pelan-pelan kembali. Aku anggap ini kejaiban karena di hari yang sama Eris, anjingku yang sudah di surga berulang tahun :)


Nggak ada yang tahu kapan Kitty dilahirkan. Jadi kami membuat "pesta" ulang tahun untuknya, ---sekaligus untuk merayakan kesembuhannya :)

We love you Kitty girl <3



Pesanku Untuk Dokter Hewan


Kasus yang menimpa Kitty sangat jarang. Saking jarangnya jika kita mencari di Google hanya ada satu artikel berbahasa Indonesia yang membahas tentang ini. Itu pun ternyata terjemahan dari artikel berbahasa Inggris di website PetMD. Tapi jika mencari dalam bahasa Inggris akan keluar banyak hasil yang sangat membantuku dalam mengedukasi diri tentang kondisi Kitty. Stump pyometra atau infeksi rahim setelah sterilisasi terjadi karena tertinggalnya sejumlah jaringan tissue saat operasi. Jarang, tapi sangat BISA terjadi yang seharusnya menjadi perhatian dokter hewan saat melakukan operasi steril pada kucing dan anjing betina.


"Aku mengerti kondisi Kitty nggak bisa direverse, yang sudah terjadi hanya bisa dihadapi dan aku bersyukur Kitty masih diberi kesempatan untuk hidup. Tapi kasus seperti ini sangat bisa dicegah sebelum menjadi sangat buruk seperti kasus Kitty. Ya, aku, kami (pemilik hewan peliharaan lainnya) memang awam soal medis, TAPI kami tetap punya hak untuk didengarkan. Jika kami berbicara tentang perasaan, firasat atau hati yang nggak nyaman mungkin terdengar konyol. Tapi ingat bahwa kamilah yang menghabiskan waktu paling banyak dengan hewan-hewan kami. Kamilah yang melihat perubahan perilaku mereka, dan kami pula yang pertama "diberitahu" oleh mereka jika merasa sakit. Maka, ---sekali lagi, tolong dengarkan.


Percayalah saat kami meminta untuk USG atau tes darah bukan karena kami nggak percaya dengan dokter hewan, justru karena kami TAHU hanya kalian yang bisa membantu hewan-hewan kesayangan kami. Jangan abaikan, ---biarkan kami menjadi juru bicara untuk hewan-hewan yang sudah kami anggap anggota keluarga ini..."


Dan untuk teman-teman, tolong belajar dariku. Jika perasaan kalian mengatakan ada yang salah dengan hewan peliharaan kalian meskipun dokter bilang semua baik-baik saja, please trust your instict. Carilah opini kedua dan jangan lelah memperjuangkan kesehatan mereka. Aku nggak ingin apa yang menimpa Kitty terjadi pada kucing atau anjing kalian karena semua nyawa itu berharga! <3



yang selalu sayang sama kitty,


INDI



Catatan: 

- Alasan mengapa aku nggak menyebutkan nama asli drh. Z karena aku nggak mau ada keributan. Jadi beberapa waktu lalu Kitty sakit lagi dan harus melakukan USG segera. Drh. Z lalu membawa Kitty ke klinik drh. R karena klinik/LAB tempat ia bekerja sedang tutup (weekend). Di sana drh. Z memberitahu pihak drh. R tentang kondisi Kitty pasca steril dan menjelaskan kalau operasi pemotongan yang dilakukan "terlalu pendek" sehingga menyebabkan Kitty sakit-sakitan. Tujuan drh. Z sebenarnya hanya ingin pihak drh. R tahu dan di kemudian hari bisa lebih hati-hati agar nggak terjadi hal yang sama. Tapi yang terjadi malah debat tanpa ujung karena pihak klinik (ternyata yang mengoperasi Kitty adalah rekan drh. R, drh. M) merasa kalau yang dilakukan sudah sesuai prosedur. 


- Baik drh. Z maupun aku dan Shane sama sekali nggak ada tujuan untuk memojokkan klinik drh. R dalam soal steril. Kami sudah anggap itu musibah, mungkin kebetulan Kitty yang apes, IDK... Kami hanya menyayangkan tanggapan mereka saat aku minta untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan USG pada Kitty di tanggal 6 Maret 2023.


- Aku dan Shane sudah memaafkan. Kami sudah ihklas dengan kesehatan Kitty yang mengalami beberapa long term side effect setelah operasi pyometra, termasuk sekarang terkena UTI (ya, ada hubungannya dan jurnal tentang itu bisa diakses di website AVMA). Harapan kami sekarang cuma satu, semoga kami dimampukan baik dari segi mental dan finansial.


Keywords: pengalaman operasi pyometra kucing, steril kucing betina, kucing domestik.



----------------------------------------------------------------

Instagram: @indisugarmika | Youtube: Indi Sugar Taufik | Novelku, Waktu Aku sama Mika: di sini (Shira Media) dan di sini (Gramedia)