Kamis, 31 Desember 2015

Kalau Indi dan Microwave Bersahabat di Malam Tahun Baru...

Yay! Tahun baru hampir tibaaaa. Who’s excited?? Kalau aku sih jangankan tahun baru, minggu baru atau malah hari baru pun excited sekali, hihihi. Aku selalu merasa kalau setiap hari adalah awal yang baru, ---kalau hari ini nggak berjalan sesuai rencana, don’t worry, ada hari esok. Waktu keberhasilan kita tertunda rasanya memang nggak nyaman, it’s okay kalau mau menangis atau marah, tapi jangan lama-lama karena kita bisa mulai lagi semuanya dari awal. Aku bersyukur dengan bagaimana tahun 2015 berjalan. Banyak hal yang aku cita-citakan akhirnya tercapai, meski yang belum pun masih banyak. Tapi jangan khawatir, tahun 2016 sudah di depan mata, hihihi.



Well, aku nggak akan bercerita tentang resolusi tahun 2016 atau berbagi moment-moment di tahun 2015. ---Atau at least sekarang karena rasanya sedang ingin menulis yang santai-santai saja :p Malam tahun baru biasanya aku habiskan bersama keluarga di rumah; movie marathon, makan bersama dan terjaga sampai tengah malam (---eh, hari-hari biasa juga aku begadang ding, hihihi). Rencananya kali ini pun akan begitu, tapi bedanya sekarang aku akan memasak! Kalau biasanya hanya Ibu dan Bapak yang sibuk di dapur, sejak beberapa minggu yang lalu aku sudah direquest untuk menambah menu di hidangan malam tahun baru kami. Bukan menu yang sulit-sulit tentu, tapi menu sederhana yang cepat sehingga cocok dimakan saat movie marathon. Berhubung aku nggak terlalu betah berlama-lama di dapur (---kecuali untuk main-main dan nyicipin makanan, lol), jadi diputuskan untuk masakan kali ini adalah... *drum roll* QUICK MICROWAVE MEALS ALA INDIIIIIIII *tepuk tangan*
Mau tahu apa saja menunya? Aku akan share resep dan fotonya di sini, ---siapa tahu saja ada yang sama malasnya denganku untuk bermacet-mecet keluar rumah dan memilih makan di depan TV saja, hihihi :p


1. Roti Bakar dalam Mug


Yumm, siapa yang suka roti bakar tapi malas dengan remah-remahnya? *angkat tangan tinggi-tinggi* Kalau biasanya makanan ini populer untuk menu sarapan, buatku ini adalah menu setiap saat. Kalau tengah malam lapar aku bikin ini, ---kalau habis lunch masih lapar juga bikin ini, hihihi. Bedanya dengan roti bakar biasa yang ini disajikan dengan mug, jadi setelah keluar dari microwave tinggal ambil dan bisa dimakan di mana saja.

Bahan-bahan:
~ 2 potong roti tawar
~ 1 Butir telur
~ Keju parut secukupnya
~ 2 sendok teh mentega/butter
~ 3 sendok makan makan susu
~ Secubit garam dan merica

Cara membuat:
~ Olesi mug dengan mentega lalu masukan roti yang sudah dipotong dadu.
~ Di gelas/mangkuk terpisah kocok 1 butir telur, 2 sendok teh mentega/butter, susu, garam dan merica sampai rata.
~ Siram bahan yang sudah dikocok ke atas roti, biarkan sampai meresap (kira-kira 60 detik) lalu beri topping keju.
~ Masukan ke microwave selama 3 menit dengan suhu sedang, dan... siap dinikmati ;)


2. Bownies Terenak Sedunia (---sedunia kecil Indi maksudnya, lol) di Dalam Mug


Cokelaaaaat! Katanya sahabat terbaik perempuan kalau sedang PMS. Oh well, aku PMS setiap hari kalau begitu :p Aku suka sekali dengan rasa brownies yang nggak terlalu manis dan teksturnya yang nggak terlalu lembut. Kalau sudah dapat yang rasanya pas, uh rasanya nggak mau sharing, hihihi. Nah, kalau porsinya pas 1 mug pasti nggak ada yang tega untuk minta, dong :p

Bahan-bahan:
~ 2 sendok makan cocoa powder
~ 3 sendok makan terigu
~ 3 sendok makan susu cair
~ 2 sendok makan gula
~ Secubit garam
~ 3 sendok makan minyak sayur

Cara membuat:
~ Masukan semua bahan ke dalam mug, aduk hingga benar-benar rata. Masukan ke dalam microwave selama 3 menit dengan suhu sedang, dan brownies porsi egois pun siap dimakan. Hati-hati masih panas :p


3. Pizza Terong



Sebagai seorang pesco-vegetarian penggemar pizza, mencari pizza yang aman lumayan tricky. Apalagi untuk memesan pizza di malam tahun baru pasti perlu waktu yang lama karena waiting list di mana-mana. Nah, daripada pusing berburu pizza, kenapa nggak bikin sendiri saja? It’s healthier and tastier, of course ;)

Bahan-bahan
~ 2 buah Terong ungu (untuk porsi 1 loyang)
~ Bawang Bombay
~ Tomat
~ 1 mangkuk keju parut
~ Minyak atau mentega
~ Garam dan merica secukupnya

Cara membuat:
~ Olesi loyang/pyrex dengan minyak atau mentega hingga rata.
~ Iris terong dan susun di atas loyang sampai menutupi dasarnya, taburi garam dan merica. Lalu taburi keju sampai terong tertutup.
~ Ulangi proses di atas untuk layer yang kedua, lalu berikan toping bawang bombay dan tomat.
~ Masukan ke dalam microwave selama 15 menit dengan suhu sedang. Keluarkan, dan selamat menikmati pizza (almost) guilt free! Hihihi :)


4. Mac and Cheese ala Kevin McCallister di Film Home Alone


“Bless this highly nutritious microwavable macaroni and cheese dinner and people who sold it on sale. Amen.”
Hahaha, ada yang ingat dengan doa Kevin di Film Home Alone ketika ia menunggu Marv dan Harry setelah mencuri dengar kalau rumah orangtuanya akan dirampok? Sejak kecil sampai sekarang Home Alone adalah film liburan terbaik yang selalu menghibur untuk ditonton setiap tahun. I love Kevin and his mac ‘n cheese! Setiap lihat scene dinner aku selalu ikut lapar dan amaze dengan betapa yummy lookingnya mac ‘n cheese instan keluaran dari Kraft itu, ---meski aku tahu betul yang asli nggak terlihat seperti itu, lol. Yep, kalau diperhatikan di scene belanja, Kevin membeli mac ‘n chesse instan, jadi ia nggak membuatnya sendiri. Tapi kalau mau buat sendiri bisa lho, dan aku yakin rasanya nggak kalah dengan punya Kevin.

Bahan-bahan:
~ 1 mangkuk makaroni
~ 1 cangkir susu
~ 1 mangkuk keju parut
~ Bawang bombay
~ Tomat
~ Garam dan merica secubit

Cara membuat:
~ Masukan makaroni, susu, garam dan merica ke dalam mangkuk. Panaskan di microwave selama 10 menit di suhu sedang.
~ Keluarkan, lalu aduk-aduk sampai rata sambil ditambahkan tomat, bawang bombay dan keju.
~ Masukan kembali ke dalam microwave selama 5 menit dengan suhu sedang, dan... that’s pretty much it! Marv dan Harry saja bisa dihadapi, apa lagi tahun baru, hihihi. “Merry Christmas, ya filthy animal. And a happy new year!” *yang ingat adegan ini keren, lol*


5. Potato Chips Super Renyah



Kalau sambil nonton film mulutku pasti maunya ngunyah terus. Favoritku selain popcorn ya keripik kentang. Karena yang biasa dijual biasanya rasanya terlalu asin plus ada penyedap sapi atau ayamnya, jadi aku pilih untuk bikin sendiri. Caranya super mudah dan nggak terlalu lama, ---hampir samalah dengan jalan ke mini market buat beli sebungkus chips, hehehe.

Bahan-Bahan:
~ 1 buah kentang
~ Secubit garam dan merica

Cara membuat:
~ Taburkan garam dan merica di atas piring/pyrex.
~ Iris tipis kentang (lebih baik menggunakan potato slicer) lalu susun di atas piring atau pyrex. Pastikan nggak mengenai satu sama lain supaya nggak lengket. Kembali taburkan garam dan merica di atasnya.
~ Masukan ke dalam microwave selama 8 menit dengan suhu paling panas. Keluarkan, lalu balikan kentangnya satu persatu.
~ Kembali masukan ke dalam microwave selama 8 menit dan ya, you officially impressed yourself :D

Ngetik resep-resepnya dan melihat kembali foto-fotonya saja sudah membuat aku drooling. Ah, jadi nggak sabar untuk masak dan melahapnya sambil movie marathon bersama keluarga di malam tahun baru, hihihi. Aku sebenarnya agak nggak enak juga sih karena nggak masak yang istimewa buat Eris, anjing mungil kesayangan kami. Jadi sebagai gantinya aku belikan saja makanan kaleng kesukaan Eris. “Kakak Indi masak buat kamu pas ulang tahun saja ya, sayang,” hihihi :p Memang, makanan bukan hal terpenting dari tahun baru, tapi nggak ada salahnya untuk melakukan hal yang istimewa. Anggap saja sebagai cara bilang, “Yeah, aku berhasil melewati tahun 2015 dengan baik”, ---atau dengan kata lain sebagai ungkapan syukur :) Kalau kalian, apa yang akan dilakukan di malam tahun baru? Selain bersyukur dan berdoa, apakah akan berjalan-jalan dengan keluarga, movie marathon, main kembang api? Share me! :) Dan oh, iya sampai lupa, ini ada hadiah kecil untuk yang merayakan natal dariku, video cover ukulele dan kazoo “Mele Kalikimaka”. Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2016, guys. Let’s ROCK this year! :)


yang masih anggap kalau Macaulay Culkin itu cute,

Indi
__________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Rabu, 23 Desember 2015

Kolaborasi Indi Sugar dan Federico Borluzzi; Waktu Indonesia dan Italy Menjadi Satu :)

Mungkin teman-teman ada yang ingat, berbulan-bulan yang lalu ketika aku ingin sekali belajar ukulele dan akhirnya mendapatkan ukulele pertama hadiah dari Ibu dan Bapak. Aku masih ingat dengan jelas, waktu itu keinginannya begitu tiba-tiba, tanpa wangsit atau pertanda, hehehe, ---pokoknya aku ingin bermain ukulele. Meski ini bukan alat musik pertama yang kupelajari, tapi ukulele adalah alat musik pertama yang bikin kecanduan! Kalau dibandingkan, tanganku sepertinya lebih sering nempel dengan ukulele dibandingkan dengan handphone. Well, mungkin karena bentuknya yang mini jadi lebih mudah dibawa-bawa dibanding dengan 2 alat musik yang aku pelajari lebih dulu, drum dan keyboard :p

Aku bermain ukulele karena menikmatinya, ---aku happy saat sedang memainkan sesuatu meskipun itu random notes. Jadi kalau ada yang bertanya tentang apa tujuannya, aku nggak bisa jawab :) Meski begitu, saat ada yang notice dengan permainanku tentu saja membuat senangnya jadi berkali-kali lipat. Aku anggap itu bonus, seperti saat salah satu radio di Meksiko memutar cover lagu "Velvet Underground" ku. Iya, yang pertama menemukanku justru bukan dari negara sendiri. Lucu, ya? Hihihi. Dan bonus itu datang lagi beberapa waktu yang lalu, dan lagi-lagi bukan dari Indonesia. Kali ini dari Italy :)

Setelah membuat akun YouTube hanya untuk iseng, ---literally---, aku akhirnya mulai mengisinya dengan video-video homemade, termasuk video saat bermain ukulele. Sejak itu aku mulai berkenalan dengan banyak teman baru, termasuk dengan Federico Borluzzi, seorang penyanyi, pemain musik, penulis lagu sekaligus busker yang berasal dari Italy. Aku senang sekali melihat video-videonya yang kreatif, apalagi yang diambil ketika ia busking di berbagai tempat :) Makanya waktu ia menawari untuk berkolaborasi rasanya aku terkejut sekaligus senang! Tanpa berlama-lama aku langsung mengiyakan tawarannya meskipun ini yang pertama kali.


Meskipun kami tinggal di 2 negara yang berbeda, ---aku di Indonesia dan Federico di Italy, tapi prosesnya berjalan lancar. Soal pilihan lagu pun menjadi hal mudah karena kami mempunyai selera musik yang hampir sama. Bahkan jauh sebelum proses rekaman pun kami sama-sama sudah menentukan sebuah lagu, yaitu "Stand by Me" dari Ben. E King/John Lennon :) Yang sedikit tricky adalah saat aku harus mengira-ngira kapan part solo harmonicanya Federico. Aku mainkan ukulele di tengah lagu sambil berharap memberi waktu yang cukup agar part itu nggak terlalu pendek atau malah terlalu lama. Oh, iya karena belum punya peralatan yang memadai, rekaman dilakukan di ruang tamu saat tengah malam menggunakan handphone jadul andalanku untuk meminimalisir suara berisik dari luar, ---atau dari ruang TV, hihihi ;)

Kemarin video clip kolaborasi pertama kami akhirnya selesai dan aku sangat senang dengan hasilnya. Rasanya ajaib mendengar suara dan permainan musik kami bersatu padahal merekamnya di tempat terpisah, hihihi. Thanks to internet yang membuat jarak Indonesia dan Italy hanya sejauh satu atau dua klik saja :) Well, semoga teman-teman juga menikmati kolaborasi ini, ---dan yang tentu saja semoga kegembiraan kami waktu mengerjakannya juga bisa kalian rasakan! :)


that ukulele girl,

Indi

___________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Rabu, 16 Desember 2015

My Scoliosis Daily Care :)

Scoliosis, ---atau skoliosis. Sejak berusia 13 tahun aku sudah nggak asing dengan kata yang satu itu. Kami, ---aku dan scoliosis berteman dengan akrab karena dokter bilang ia akan bersamaku selamanya. Bahkan saking akrabnya kami menjadi sebuah kesatuan, hihihi. Bagaimana nggak, setiap masuk kelas atau sekolah baru aku harus ikut memperkenalkan si scoliosis ini pada pihak sekolah. Karena kalau nggak bisa-bisa akan berakibat nggak baik untuk kesehatanku. Lama-lama bukan cuma aku saja yang akrab dengan scoliosis, tapi teman-teman dan guru-guru yang tadinya nggak tahu pun mulai berkenalan dengan soulmateku ini :D 

Scoliosis, atau kelainan tulang belakang ke arah samping ini penyebabnya bermacam-macam. Dari mulai idiofatik (nggak diketahui sebabnya) sampai efek samping dari beberapa sindrom. Karena itulah nggak ada seorang pun yang terjamin bebas dari scoliosis, dari mulai bayi sampai orang lanjut usia. Biasanya begitu seseorang terdiagnosis mengidap scoliosis dokter akan meminta anggota keluarganya untuk melakukan pemeriksaan fisik, karena scoliosis juga bisa diturunkan. Aku sendiri adalah satu-satunya yang mengidap scoliosis di keluarga, ---well itu kalau Bapak nggak dihitung, sih, hehehe. Kata dokter tulang Bapak juga agak bengkok, tapi hanya scoliosis ringan dan nggak berbahaya. Begitu juga Ibu dan Adik, mereka sama-sama nggak mengidap scoliosis :) 

Karena aku satu-satunya scolioser, ---pengidap scoliosis di keluarga, awalnya kami sama sekali nggak tahu harus berbuat apa. Aku hanya memakai boston brace (penyangga) selama 23 jam perhari sesuai anjuran dokter. Tapi semakin lama ilmuku dan keluarga semakin bertambah karena mulai berkenalan dengan scolioser lain dan of course internet! ;) Semenjak itu aku nggak hanya memakai brace, tapi mulai fisioterapi dan melakukan latihan ringan di rumah. Sampai sekarang pun, di usia di mana tulang sudah berhenti tumbuh, aku tetap rutin merawat scoliosis. Karena selain scoliosis akan ada berada bersamaku selamanya, seiiring bertambahnya usia tentu kurvaku juga akan tetap bertambah meskipun hanya sedikit-sedikit :)

Pengidap scoliosis itu banyak, terutama perempuan karena tubuh perempuan lebih mudah terkena scoliosis idiofatik, ---dan lebih memerlukan treatment daripada laki-laki. Itulah mengapa aku mencoba sesering mungkin berbagi tentang scoliosis di media sosial yang aku punya. Selain untuk mengenalkan scoliosis kepada banyak orang, tentu aku ingin sharing dengan teman-teman sesama scolioser tentang terapi atau brace apa yang pernah atau sedang aku gunakan sekarang. Berbagi itu menambah ilmu, kan? Aku senang mendapatkan banyak tanggapan positif dari post yang aku share ;) Eh, tapi ada saja lho orang yang berkomentar negatif, ---cenderung 'menggampangkan' malah. Karena memakai SpineCor, soft brace yang harganya lebih mahal dibandingkan brace tipe lain, aku beberapa kali dikomentari seperti ini; "Nggak heran bisa beli brace mahal, orangtuamu uangnya banyak." Atau dikomentari, "Kamu sih enak orangtua peduli, kalau aku apa-apa urus sendiri," saat aku mengupload foto Ibu atau Bapak. Sebenarnya aku malas mengomentari ini, tapi kalau diam mungkin yang berkomentar akan mengira aku mengiyakan mereka. Yang pasti I know that I'm a lucky girl, dan aku sangat-sangat-sangat bersyukur. Aku sangat berusaha keras untuk masalah kesehatan, termasuk scoliosis. Dengan bangga aku bilang bahwa sejak kuliah nggak memakai uang orangtua sepeser pun untuk perawatan scoliosis. Dari mulai fisioterapi sampai untuk bolak-balik Bandung-Jakarta-Bandung saat harus adjustment SpineCor. Yup, memang ada yang aku korbankan dengan jadi nggak bisa sering hangout/belanja seperti teman-teman lain, tapi ini adalah pilihan aku :) Dan soal orangtua yang peduli, ---well mereka awalnya juga blank dengan kondisiku, sampai-sampai disalah artikan sebagai nggak peduli. Jadi aku, sebagai seorang anak mungkin bisa memberi masukan pada teman-teman yang bilang kalau orangtuanya nggak peduli, bahwa terkadang mereka juga sama seperti kita, clueless, nggak tahu harus berbuat apa. Daripada melabeli orangtua sebagai "nggak peduli", kenapa nggak sedikit-sedikit memperkenalkan tetang scoliosis saja? Atau... cobalah mulai taking care diri sendiri, karena kalau bukan kita siapa lagi yang bisa mengenal tubuh kita lebih baik? ;)

Soal merawat scoliosis aku nggak setuju kalau harus selalu dikaitkan dengan biaya yang banyak. Karena sebenarnya banyak kok yang bisa dilakukan sendiri di rumah. Modalnya hanya meluangkan waktu dan jangan malas, ---karena mampu membeli brace paling mahal sedunia pun nggak akan membuat scoliosis terkoreksi kalau nggak dipakai, hihihi. Aku bukan dokter atau ahli kesehatan, tapi seperti biasa aku akan berbagi berdasarkan pengalaman. Ada beberapa rutinitas yang menurutku membantu memperbaiki kondisi scoliosis gue :)

1. Stretching
Hal pertama yang aku lakukan ketika bangun tidur adalah stretching atau peregangan. Aku sangat menikmati saat-saat bangun dari tempat tidur dan dalam beberapa menit saja tubuh menjadi lebih segar. Nggak ada gerakan khusus, scolioser atau bukan, siapapun cocok untuk melakukan ini. Buka kaki selebar bahu, lalu angkat tangan ke atas dan rentangkan dengan jarak sedikit melebihi bahu. Selanjutnya tinggal posisi tangan dan tubuh saja yang diubah-ubah, sementara kaki tetap di tempat yang sama. Untuk jelasnya aku sertakan foto ketika aku sedang stretching dengan dibantu oleh tali skipping. Kalau nggak punya, tali skipping bisa diganti dengan handuk kecil atau benda lain yang cukup kuat untuk ditarik. Stretching baik untuk membuat tubuh menjadi relax dan mengurangi rasa kaku. Meski nggak membuat kurva scoliosis berkurang, tapi trust me, nggak ada salahnya jika dilakukan secara rutin. At least aktivitas ini jauh lebih baik daripada langsung menatap layar handphone ketika bangun tidur, kan? Ups! Hihihi :)



2. Bracing
Nggak semua scolioser butuh brace/penyangga. Aku sendiri berhenti menggunakan boston brace setelah 5 tahun karena tulangku sudah berhenti tumbuh. Tapi satu tahun belakangan ini aku memutuskan untuk memakai SpineCor, brace dengan tipe yang lentur (soft). Pertimbanganku memakai SpineCor adalah karena dibandingkan jenis yang lain brace ini lebih efektif dalam mengurangi kurva dan menghindari operasi. SpineCor juga membantuku untuk lebih aktif karena mengurangi rasa nyeri yang biasanya mengganggu aktivitas. Well, brace ini memang nggak murah tapi karena bisa dicicil di Spine Body Center, APL Tower lt. 25 Jakarta (021-2933 9295), kenapa nggak dipertimbangkan? :)



3. Exercise
Kalau anak sekolah sih kebanyakan rutin berolahraga ya karena ada pelajarannya, hihihi. Eh, tapi nggak semua, lho. Banyak scolioser yang nggak boleh berlari atau melompat, terutama di masa pertumbuhan karena menyebabkan kurva semakin cepat bertambah. Sebagai gantinya aku hanya mengikuti pelajaran berenang di sekolah karena itu bagus untuk tulang belakang. Meski di rumah nggak ada kolam renang bukan berarti aku diam. Setiap sore aku rutin berjalan-jalan di sekitar rumah bersama Eris, my super cute dog :D Dengan berjalan kaki tubuhku jadi terbiasa untuk bergerak dan semakin kuat. Selain menjadi teman, Eris juga berguna lho untuk melatih otot. Sudah naluri seekor anjing kalau lihat kucing pasti penasaran. Nah, kalau Eris mulai tarik-tarik leash sebagai human yang baik aku harus tarik balik. Kebayang dong bagaimana kuatnya anjing golden retriever? Hihihi :p 
Jalan-jalan sore tentu bukan satu-satunya exercise gratis yang bisa dilakukan di rumah, tapi untuk sekarang baru ini yang aku lakukan. Aku sedang mencari jenis exercise lain yang menyenangkan tapi juga aman untuk scoliosis :)



4. Healthy Meals
Masih ingat dengan 4 sehat 5 sempurna? Hehehe, old school banget ya kedengerannya :D Tapi menurutku itu adalah cara yang paling sederhana untuk memenuhi gizi seimbang kita. Meskipun aku seorang pesco-vegetarian, tapi aku selalu berusaha variatif dan seimbang dalam menu sehari-hari. Biasanya scolioser memiliki digest problem, ---termasuk aku, jadi menu sayur kaya serat jangan sampai ketinggalan. Dokterku, dr. Natalie menyarankan untuk minum prune juice agar terhindar dari sembelit. Tapi karena di supermarket susah dapat aku menggantinya dengan minuman prebiotic. Yang murah meriah itu Yakult, tapi lumayan ampuh apalagi kalau sehari minum 2. Ini bukan iklan lho, ya :D



Well, segitu saja daily care scoliosis yang aku bagi sekarang. Lain kali akan aku share lagi hal-hal yang berkaitan dengan my super best friend ini (---iya, dong masa mau musuhan sama scoliosis? Hihihi). Mungkin nanti aku juga akan membuat episode khusus tentang scoliosis di channel YouTube Indi Sugar Taufik. Masih agak bingung sih harus memulai dari mana, tapi let's see ;) Kalau teman-teman ada saran atau ada pertanyaan seputar scoliosis juga boleh. Nanti akan aku jadikan masukan untuk tulisan atau video selanjutnya. 
"Jadi scolioser memang menantang, tapi hey tanpa scoliosis pun hidup memang harus up and down, kan? Yang pernah sakit punggung bukan cuma scolioser, tapi semua orang. Yang pernah cepat lelah juga bukan cuma scolioser, tapi semua orang, hihihi. Tubuh kita dirancang Tuhan sudah yang paling tepat. Don't always blame scoliosis lah, ya! :)"
video daily care scoliosisku


cheers,

Indi

___________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Sabtu, 12 Desember 2015

Indi Sugar Live Interview tentang Aerosmith di Trijaya FM Palembang! :)


I'm so excited! Hari ini aku akan diinterview oleh Trijaya FM Palembang! Iya, hanya interview radio saja, kok, bukan diajakin duet sama Walk Off the Earth, hehehe. Nah, terus kenapa aku excited? Karena temanya tentang........ *drum roll* AEROSMITH! Hahaha :D It's been awhile sejak terakhir kali aku ngomongin soal band super keren yang sangat aku kagumi sejak usia 7 tahun ini. Mungkin ada yang sudah tahu bahwa alasanku mengagumi mereka bukan hanya karena sekedar musiknya, tapi bisa dibilang mereka ikut "berjasa" dengan apa yang terjadi sama aku sekarang. Aerosmith menemani di saat aku ketakutan dengan masa remajaku, dan Steven Tyler, ---vokalisnya--- adalah orang yang berhasil membuatku percaya bahwa semua orang memiliki bakat, ---termasuk aku. Setelah dewasa akhirnya aku mendapatkan kesempatan untuk bertemu mereka, dan rasa kagumku pun semakin besar. They're so humble and polite, jauh sekali dengan kesan stereotype rockstar. Dua tahun lalu aku juga pernah live interview dengan salah satu radio di Jakarta tentang Aerosmith, tapi too bad setelah interview selesai aku mendapat kabar buruk bahwa band favoritku itu batal mampir ke Indonesia :( Nah, interview ini adalah yang pertama setelah aku berhasil bertemu (yes, bukan hanya sekedar nonton konser, tapi plus meet and greet) Aerosmith. Mau tahu seperti apa ceritaku? Teman-teman jangan sampai terlewat siarannya, ya!

Classic Rock with Indi Sugar akan on air pada tanggal 12 Desember 2015 (yes, it's today!) pukul 21:15 WIB di Trijaya FM Palembang 87.6 FM. Untuk yang di luar kota juga tetap bisa mendengarkan secara langsung dengan cara streaming di link ini:  http://trijayafmplg.net/
Aku belum tahu apakah nanti akan ada sesi interaktif atau nggak, tapi in case ada, kalian bisa memberikan pertanyaan lewat SMS ke 0811713876 dan telepon ke 0711-319191/321040.
Sampai bertemu di udara, ya. Sekarang aku mau istirahat dulu, dan seperti kata Steven Tyler... Dream on, dream on... until your dream come true! ;)

yang dipanggil sweety sama steven tyler,
Indi

***

UPDATE:
Untuk yang terlewat interviewnya bisa dengarkan di sini:

________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Rabu, 09 Desember 2015

Menjadi Tamu di Acara "Komitmen Bersama Perilaku Sehat dan Bertanggung Jawab" (World AIDS Day 2015) :)

Howdy dooooo, bloggies? Waaaah, rupanya belakangan aku kurang produktif di dunia kecil kesayangan ini :( Bukan karena aku malas, tapi seperti biasanya Desember selalu jadi bulan yang sibuk, ---dan tentu jadi bulan yang penuh kesan. Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia, dan di tanggal 24 Desember 11 tahun yang lalu adalah hari dimana Mika, my AIDS fighter pulang ke surga. Gak heran kan kenapa bulan ini terasa begitu berarti untukku :) Dulu aku memang bersedih dan menutup diri, tapi sekarang pengalaman hidup bersama Mika justru menjadi kesempatanku untuk berbagi, ---dan itu membuat Mika tetap hidup :)

Kesempatanku kali ini datang dari D-100 community, Kelompok Dukungan Sebaya dari RS. Borromeus Bandung. Mungkin teman-teman masih ada yang ingat perkenalan dengan mereka dimulai ketika aku diundang oleh ODHA Berhak Sehat sebagai bintang tamu di acara gathering mereka, dan di sana D-100 juga hadir. Lalu 2 bulan kemudian giliran D-100 yang mengundangku dalam rangka Hari AIDS Sedunia, kami nonton bareng film Mika di Taman Film Bandung. Dan sekarang, 1 tahun kemudian mereka mengundangku dengan konsep acara yang berbeda. D-100 bekerja sama dengan Klinik Antonius dari RS. Borromeus untuk mensosialisasikan HIV/AIDS kepada masyarakat umum dengan menggelar acara di Car Free Day Dago Bandung. Tujuannya agar yang sedang kebetulan jalan-jalan pagi pun bisa ikut bergabung ;)

Karena diadakan di area Car Free Day jadi aku harus bangun pagi-pagi sekali. Sempat hampir terlambat karena aku bangunnya kesiangan, tapi entah keajaiban darimana aku bisa mandi dengan kecepatan super hingga bisa tiba tepat waktu, hihihi. Di acara ini aku berjualan novel "Waktu Aku sama Mika" dan "Karena Cinta Itu Sempurna" yang hasilnya akan digunakan untuk membeli susu formula bagi ODHA. ---Orang dengan HIV/AIDS yang nggak bisa memberi ASI. Aku juga mendapat titipan kue-kue dari Dhian (kalau sudah menonton film Mika pasti tahu ia siapa, hihihi) yang juga untuk didonasikan. Selain D-100 dan klinik Antonius, acara ini juga didukung oleh WPA (Warga Peduli AIDS) Kebon Pisang, STKS dan KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Bandung. Jadi tentu acaranya macam-macam dan super fun karena banyak yang terlibat.

Sebelum dimulai aku dengan dibantu teman-teman D-100 mengatur booth sederhana yang berisi novel-novelku dan kue-kue Dhian. Seperti biasa, wajib serba pink karena itu warna kesukaanku. Sampai-sampai taplak dan sign-nya bawa sendiri dari rumah, lho, hihihi. Sementara itu MC mulai menarik perhatian masyarakat Bandung yang sedang berjalan-jalan. Awalnya sih masih sepi, yang lalu-lalang baru beberapa saja. Tapi lama-lama jadi ramai, apalagi ada spanduk putih sebagai aksi solidaritas yang siapa saja boleh memberikan cap tangannya sebagai bentuk dukungan. Sambil mendengarkan pengetahuan tentang HIV/AIDS pengunjung juga bisa memeriksa kesehatannya secara gratis. Kapan lagi kan bisa cek tensi darah sambil olahraga pagi? :D






Pengunjung yang mampir ke booth kami juga mendapatkan hadiah-hadiah menarik. Ada goodie bag dari RS. Borromeus, pin dan lain sebagainya. Tapi tentu saja ada syaratnya, mereka harus berani bertanya atau menjawab pertanyaan seputar HIV/AIDS. Momen ini membuatku senang sekaligus miris... Aku senang karena mulai banyak masyarakat yang punya rasa penasaran tinggi dan tanpa ragu bertanya. Tapi juga miris karena masih banyak yang takut dengan ODHA. Misalnya saja ada seorang Ibu yang bilang bahwa ia nggak mau bersalaman dengan ODHA. Padahal kan HIV nggak menular melalui kontak sehari-hari. Dan seandainya saja Ibu itu tahu siapa saja di antara kami yang ODHA, mungkin beliau sudah kabur, hihihi. Untungnya rekan-rekan KPA dan WPA tetap sabar untuk menjelaskan bagaimana fakta yang sebenarnya. Kalau makan bersama, bersalaman, berciuman atau pakai toilet bersama aman untuk dilakukan, karena HIV hanya menular melalui 3 cairan tubuh, yaitu darah, cairan kelamin dan air susu ibu. Semoga saja sepulang dari sini ilmu barunya nggak pernah dilupakan, ya ;)

Aku juga berbagi tentang novel-novel yang aku tulis, dan alasan kenapa aku mengangkat isu HIV/AIDS. Surprise, ternyata ada cukup banyak pengunjung yang sudah mengenal karya-karyaku, bahkan ada yang sudah menonton film Mika juga! Rasanya seperti meet and greet dadakan karena banyak yang meminta foto dan tanda tangan, hihihi. Lucunya ada seorang pengunjung yang berkomentar, "Mika itu romantis, ya..." Aww, jadi kangen sama Mika, deh :') Tapi buatku ini adalah bonus, karena tujuan awalnya tetap untuk mensosialisasikan HIV/AIDS. Jangan sampai mereka hanya mengagumi Mika tapi saat berhadapan dengan ODHA tetap ketakutan. Seperti yang sudah sering aku bilang, aku dan Mika sebenarnya nggak jauh berbeda. Scoliosis dan HIV/AIDS sama-sama belum ada obat tuntasnya, jadi kenapa harus takut? Aku harap orang bisa stop judging seseorang dari penyakit yang diidapnya. Aku yakin semua orang juga lebih memilih sehat, jadi jangan memperburuk keadaan dengan label-label yang nggak penting :)





Oh, iya ada beberapa kejadian menarik nih waktu acara berlangsung. "Produk" yang paling laris rupanya balon-balon merah menyala yang menjadi dekorasi boothku. Sebelum novel-novel dan kue-kuenya habis, anak-anak yang lalu-lalang sudah mengantri sambil mencolek-colek aku,"Teh, Teh, minta balonnya, Teh," hihihi. Untung saja sebelum acara selesai kelarisan balon-balon itu menular pada novel-novelku. Semuanya sold out! Yay! Aku senang sekali karena artinya kami bisa berdonasi dengan maksimal. Malah ada yang membeli 1 buah novel dengan harga 3 kali lipat dari harga aslinya. Terharu sekali :') Dan yang juga berkesan ada seorang scolioser yang menghampiriku untuk bertanya tentang scoliosis dan SpineCor (soft brace). Meskipun beda tema berbagi ilmu memang bisa di mana saja, aku senang sekali kalau bisa membantu.



Waktu acara selesai, nggak terasa aku sudah berdiri selama kurang lebih 4 jam. Kalau dalam keadaan normal mungkin aku sudah pingsan (tapi tenang deh, kan dekat Rumah Sakit, lol). Nah, berhubung acaranya seru dan banyak yang membantuku selama acara berlangsung, ---termasuk Bapak dan Ray yang bergantian jadi fotografer, daya tahan tubuhku pun jadi berkali-kali lipat, hihihi. Aku selalu senang jika diundang menghadiri acara seperti ini. Karena meski sederhana dan santai, tapi pesannya lebih mudah sampai karena nggak berkesan menggurui. Dan aku harap ini bukan hanya mengenai HIV/AIDS. Tapi mengenai diri kita sebagai sesama manusia dan mahkluk Tuhan. Sudah seharusnya kita semua hidup berdampingan dan saling mendukung. Dari kecil kita sudah diajarkan bahwa setiap orang itu berbeda, tapi berbeda bukan berarti alasan untuk berprasangka buruk! ;)




yang diajarkan mika bahwa manusia itu seperti apel,

Indi

nb: Sepulang dari acara aku bertemu dengan salah seorang pembaca saat sedang mengantri di kasir supermarket. Katanya ia menyukai karyaku sejak SD dan sekarang sudah kuliah. Wah, time does really fly... mudah-mudahan aku selalu bisa berkarya dan nggak berhenti mencoba hal-hal baru. Amen... :)


__________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469


Jumat, 04 Desember 2015

Untuk yang di Bandung, Yuk Meet Up! ;)


___________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Selasa, 01 Desember 2015

Film MIKA: Orang Baik itu ya Orang Baik :)

Orang baik itu ya orang baik, ---gak pakai "tapi". Kalau ada yang bilang Mika baik tapi dia ODHA, aku gak suka. Menilai orang itu kan seharusnya dari sifatnya, bukan dari apa yang ia idap. Aku juga gak suka kok kalau ada yang bilang, "Indi itu baik tapi dia scoliosis." Karena apa yang aku idap gak akan bikin aku jadi buruk. Hati itu bagian dari diri kita yang paling dalam. Saat kamu sakit, saat kamu sehat, jika kamu jaga hatimu selalu, kamu orang baik, ---gak pakai "tapi" :)

Dalam rangka hari AIDS Sedunia saksikan film Mika yang diinspirasi oleh novel Waktu aku Sama Mika​ dan Karena Cinta itu Sempurna​ (yang diambil dari kisah nyataku dan Mika). Hari ini pukul 23:30 WIB di SCTV. 



____________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Sabtu, 28 November 2015

Berkenalan dengan Mbak Tri Wahyuni Zuhri yang Inspiratif :)


Hai bloggies, tulisanku kali ini agak berbeda dari biasanya, nih. Kali ini aku akan melakukan wawancara dengan seseorang yang sangat inspiratif, Tri Wahyuni Zuhri atau aku biasa memanggilnya Mbak Tri :) Kami berkenalan di ajang Kartini Next Generation Award 2015 karena sama-sama menjadi finalis di sana. Setelah acaranya selesai kami nggak lost contact, tapi tetap rutin mengobrol via whatsapp juga Facebook. Teman-teman mungkin mengenalnya sebagai penulis buku "Kanker Bukan Akhir Dunia". Tapi ternyata banyak hal menarik lain lho tentang Mbak Tri. Mau tahu apa saja? Simak wawancaranya berikut, ya :)


Saat penjurian tahap akhir Kartini Next Generation Award, aku dan Mbak Tri berdiri bersebelahan :)




***





~ Sekarang kesibukan Mbak Tri apa saja? Bisa diceritakan pada Indi's Friends?

Kesibukan saya sekarang masih berkutat dalam dunia penulisan saja. Trus juga masih aktif mengedukasi mengenai kanker. Berhubung saya masih terus pengobatan kanker dan agak sulit untuk mobile kemana-mana, jadi saya memanfaatkan media online untuk edukasi kanker. Selain itu ya saya lebih asyik menikmati waktu berkumpul dengan keluarga :)


~ Sebelumnya aku dan Mbak Tri kan pernah bertemu di Kartini Next Generation Awards 2015 karena sama-sama menjadi finalis. Nah, di sana aku jadi tahu bahwa Mbak adalah sosok yang istimewa :) Boleh diceritakan sebenarnya apa sih hubungan Mbak Tri dan kanker?

Jujur nih, saya tuh tidak menyangka sekaligus bahagia banget bisa jadi salah satu finalis Kartini Next Generation Award 2015. Apalagi saya bisa bertemu dengan Indi dan para perempuan luar biasa lainnya.

Saya sendiri memang seorang survivor kanker tiroid. Kanker tiroid yang saya derita sudah masuk stadium lanjut yaitu telah menyebar ke tulang belakang dan paru paru. Saya akui, memang saya telat mendeteksi kanker dalam tubuh saya. Sehingga begitu tahu vonis kanker, ternyata kankernya sudah menyebar. Saya bersyukur kondisi saya semakin banyak kemajuan setelah melakukan berbagai pengobatan.

Berawal dari pengalaman saya pribadi tersebut, saya jadi aktif memberikan informasi dan edukasi kanker kepada masyarakat. Saya sangat menganjurkan masyarakat khususnya para perempuan untuk lebih care terhadap kesehatan. Selain itu melakukan deteksi dini kanker agar tidak terlambat seperti yang terjadi dalam diri saya.

Saya berharap, di sisa sisa usia ini,saya bisa banyak melakukan berbagai kebaikan. Salah satunya dengan berbagi informasi dan edukasi mengenai kanker.  Selain itu bisa saling mendukung dan menguatkan kepada sesama survivor kanker.


~ Bagaimana perasaan Mbak ketika mendengar vonis dokter dan apa yang membuat Mbak bangkit seperti sekarang?

Waktu awal mendengar vonis kanker, tentu saja syok, stress, sedih, kecewa, takut. Pokoknya rasa gado gado deh perasaan ini. Saya tidak menyangka bisa menerima vonis kanker, apalagi kanker saya sudah menyebar ke tulang belakang waktu itu. Saat itu saya sempat merasa menjadi perempuan paling sedih sedunia hehehheeh..  Kayanya memang lebay banget ya... tapi itulah perasaan saya saat awal kena kanker.

Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu saya menjadi sadar untuk segera bangkit berjuang melawan kanker.  Saya beruntung di kelilingi oleh banyak orang yang benar benar mencintai dan peduli sama saya.  Keluarga, sahabat dan teman teman memberikan support dukungan luar biasa yang membantu saya untuk bangkit berjuang melawan kanker.


~ Mengenai buku yang Mbak tulis, "Kanker Bukan Akhir Dunia," bagaimana kisah awalnya memutuskan untuk menuangkan kisah Mbak dalam sebuah buku?

Jadi sebenarnya buku Kanker Bukan Akhir Dunia ini saya tulis saat saya awal berjuang melawan kanker. Saya ingat sekali menuliskan buku ini pun butuh perjuangan luar biasa. Waktu itu saya lebih banyak baring di tempat tidur karena rasa nyeri hebat akibat penyebaran kanker di rulang belakang. Saya menuliskan draf buku itu lebih banyak dalam posisi berbaring hehehe.

Inspirasi menulis buku itu sebenarnya lebih pada terapi diri dan niat untuk berbagi informasi pengalaman dan edukasi mengenai kanker kepada masyarakat.  Menulis saya anggap sebagai salah satu terapi diri saya untuk bisa bangkit dan berjuang melawan kanker. Dengan menulis, saya merasakan kekuatan dan semangat luar biasa.

Selain itu, saya ingin  buku Kanker Bukan Akhir Dunia akan bisa bermanfaat bagi masyarakat, walaupun kelak saya sudah tidak ada di dunia ini. Semuanya ini pun bisa terwujud dari para sahabat yang terus mendukung saya untuk menyelesaikan buku ini.


 ~ Selain "Kanker Bukan Akhir Dunia" adakah karya-karya Mbak yang lain?

Ya, selain buku Kanker Bukan Akhir Dunia, saya sudah menghasilkan beberapa karya buku dan masih aktif menulis di berbagai media cetak.  Dua buku terakhir yang baru terbit yaitu buku tentang bisnis, judulnya Pantangan dalam Bisnis terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama serta Buku Cerita Anak yang berjudul Kiki si Kijang Kuning terbitan Andi Publisher.


~ Sebagai orang awam aku hanya tahu kanker dari film dan cerita di buku. Apakah menurut Mbak apa yang digambarkan di sana cukup realistis atau malah melenceng dari fakta? Dan jika ada yang nggak sesuai, stereotype apa sih yang ingin Mbak ubah dari penggambaran kanker di film dan buku fiksi?

Kalau berbicara mengenai gambaran kanker di film atau buku, sebenarnya kurang lebih begitu lah. Hanya saja, ada beberapa film atau buku yang menggambarkan tokoh yang kena kanker itu terlihat sedih ataupun kesakitan terus. Mungkin hal ini yang menjadi salah satu pandangan sebagian masyarakat menjadi takut untuk mengenal lebih dalam  masalah kanker.

Contoh sederhana, mengenai pengobatan kanker. Saya sering sekali bertemu dengan sesama survivor atau keluarganya yang terlambat menjalani pengobatan kanker karena takut. Bayangan mereka pengobatan kanker itu sangat menakutkan karena pernah melihat cerita di televisi atau dengar informasi dari orang lain. Sehingga ada saja yang tidak berani lebih lanjut untuk berobat. Nah, biasanya kalau begini, saya akan coba membantu menjelaskan bagaimana pengobatan kanker itu. Atau saya biasanya menyarankan mereka untuk bertanya lebih detail mengenai pengobatan kanker kepada dokter yang menangani mereka. Biar tidak menebak nebak dan bingung sendiri.


~ Sebagai seorang scolioser aku tahu betul bahwa masih banyak orang yang percaya dengan mitos seputar kelainan tulang belakangku ini. Nah, apakah dalam kanker juga berlaku? Jika iya, mitos apa sih yang biasa beredar dan bagaimana fakta yang sebenarnya?

Wah sama dong.. pada penyakit kanker juga banyak mitos mitos kanker yang beredar di masyarakat. Dalam buku Kanker Bukan Akhir Dunia, saya jelaskan pula mengenai mitos-mitos penyakit kanker.
Mitos-mitos mengenai kanker itu antara lain tidak ada harapan hidup untuk pasien kanker. Dalam mitos ini, seakan akan orang yang tervonis kanker tidak punya harapan hidup. Padahal banyak lho, pasien kanker yang bisa sehat sampai lama sejak tervonis kanker.

Selain itu ada pula mitos yang berpandangan kalau kanker itu penyakit menular dan akibat banyak dosa. Nah, karena mitos begini, akhirnya banyak pasien kanker yang enggan berobat karena malu atau sedih dianggap banyak dosa.  Padahal untuk urusan dosa itu sudah masuk antara hubungan manusia dengan Allah saja. Kita sebagai sesama manusia tidak baik memvonis orang lain mengenai dosa dosanya.

Kalau saya pribadi menganggap kanker ini sebagai hikmah dan intropeksi diri saja.  Allah memberikan saya kesempatan berbenah diri melalui penyakit ini. Jadi saya berusaha lebih mendekatkan diri kepada Allah.


~ Apa yang ingin Mbak sampaikan tentang kanker dan apa pesan-pesan Mbak untuk Indi's friends?

Untuk Indi's friends, saya ingin menyampaikan untuk terus menjaga kesehatan. Seandainya tubuh sudah memberikan sinyal sinyal tidak nyaman, ada baiknya segera di periksakan ke dokter.
Selain itu, bisa juga melakukan deteksi dini dari awal.  Misalnya bila menemukan.gejala gejala yang aneh contohnya benjolan yang tumbuh tiba tiba, pendarahan yang tidak biasanya, dan lain.lain, maka segera  di periksakan saja

Oh ya, bagi teman teman.perempuan, jangan lupa rajin untuk SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri. Ini untuk mencegah kanker payudara. Atau juga melakukan papsmear bagi perempuan yang sudah pernah aktif melakukan melakukan hubungan seksual, ini terkait untuk pencegahan kanker servix.


~ Jika ada yang mau berkenalan dengan Mbak Tri, kemana Indi's Friends bisa menghubungi? (blog, twitter, dll) Dan di mana bisa mendapatkan karya-karya Mbak?


Oke, terima kasih banyak ya Mbak atas waktunya. Aku yakin kisah Mbak akan menginspirasi siapapun yang membacanya :) Dan semoga kolaborasi kita menjadi langkah kecil untuk mengenalkan kanker dan scoliosis. Amen. Sampai bertemu lagi di lain kesempatan, Mbak Tri! :)  

***

Begitulah wawancara santai kaya manfaat antara aku dengan Mbak Tri. Semoga ini juga bisa menginspirasi teman-teman untuk terus semangat, ya. Oya, Mbak Tri juga mewawancaraiku untuk blognya, lho. Kalian bisa membacanya di sini :)

baca di sini



Update: Mbak Tri meninggal dunia pada bulan Juni 2017. Banyak yang merasa kehilangan dengan kepergiannya, termasuk aku. Semoga Mbak Yuni mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan YME. Dan keluarga yang ditinggalkannya diberikan kekuatan. Mbak Yuni adalah sosok yang sangat menginspirasi, semoga legacynya terus berjalan <3 


_________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Senin, 23 November 2015

Apa yang Mereka Bilang tentang "Guruku Berbulu dan Berekor"? :)



Howdy do bloggies! Kalau teman-teman sering mampir ke "Dunia Kecil Indi" mungkin kalian tahu bahwa aku adalah penyayang hewan, atau animal lovers :) Selain menulis kisah-kisahnya di sini, aku juga menulisnya dalam bentuk novel, lho. Judulnya "Guruku Berbulu dan Berekor". Aku menulisnya nggak sendirian, tapi juga dibantu oleh banyak volunteer yang menyumbangkan kisahnya dengan suka rela. Di antaranya ada Evita Nuh, seorang fashion blogger muda ternama yang juga kolumnis di majalah GoGirl dan juga Monica Petra, seorang novelis yang menginspirasi. Mereka membagi kisah-kisah suka dukanya dengan hewan peliharaan mereka. Ada yang lucu, menggemaskan, mengharukan, ---dan yang pasti menginspirasi :)

Aku menulis novel ini karena punya tujuan. Aku nggak ingin lagi melihat ada hewan-hewan yang hidup menderita di jalanan :( Aku percaya bahwa seharusnya hewan bisa hidup berdampingan dengan kita, bisa hidup dengan layak. Mungkin aku memang nggak bisa terjun langsung, tapi aku menggunakan kemampuan menulisku untuk membantu mereka. Royalti dari novel ini didonasikan kepada hewan-hewan yang membutuhkan lewat penampungan atau perorangan. Untuk royalti yang sekarang rencananya akan diserahkan pada "Peduli Kucing", sebuah kelompok yang peduli dengan kucing-kucing jalanan. Jika teman-teman ingin melangkah bersamaku untuk membantu teman-teman berbulu dan berekor, kalian bisa memesan novelnya melalui www.homerianshop.com, atau dengan cara mengirimkan pesan ke 081322339469. Harga per novel Rp. 45.000 ditambah ongkos kirim sesuai dengan lokasi penerima. Cara pemesanan manapun yang dipilih royaltinya akan tetap didonasikan :) Yuk kita buat langkah kecil ini menjadi besar dan jalan menuju "cruel free" world pun semakin terlihat :)

yang nyawanya pernah diselamatkan oleh seekor anjing,

Indi

__________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Senin, 16 November 2015

I Wont End up Like a Fool Who Ripped His Pants :)

"Indi, kapan cerita Mika dibuat lanjutannya?"
Begitu kira-kira isi email yang mampir ke inbox ku. Ini bukan yang pertama kali, bukan juga yang kedua, ---aku sudah cukup sering mendapat pertanyaan serupa.
"Cerita Mika nggak ada lanjutannya, sudah selesai. Mika sudah meninggal jadi aku nggak akan menambah-nambahkan ceritanya."
Dan begitu aku biasanya menjawab.
Aku senang banyak orang yang menyukai kisah sederhana masa remajaku dan Mika. Dimulai ketika sebuah penerbit membaca puisi singkatku di media sosial tentang Mika, dilanjutkan dengan produser film yang membaca novel "Waktu Aku sama Mika" dan "Karena Cinta Itu Sempurna" lalu tertarik menjadikannya film layar lebar. Tanpa aku sadari kisahku, seorang scolioser yang jatuh cinta dengan pemuda yang mengidap AIDS telah menyebar dengan cepat dan mendapatkan tempat istimewa di hati para pembaca dan penikmat film. Aku bersyukur, tentu saja. Sangat-sangat bersyukur. Dulu aku sangat kesulitan untuk menjelaskan tentang apa yang aku dan Mika idap, dan bahasa tulisan juga gambar rupanya bisa menjelaskan dengan lebih baik. Tapi aku menolak jika diminta untuk melanjutkan kisah Mika. Aku nggak mau mengarang kisah hidup seseorang, apalagi aku begitu menghormatinya, ---juga keluarganya. Dan sesuatu yang berulang belum tentu akan baik.



Orang mungkin mengganggap aku sudah terlalu tua untuk menonton kartun, tapi aku masih menonton SpongeBob Squarepants setiap hari, ---sebanyak dua kali; di tv lokal dan di tv kabel. Ada sebuah episode yang menjadi favoritku, judulnya Ripped Pants. Menurutku ini adalah sebuah episode dengan pesan moral yang kental, yang membuatku berpikir, "Well, siapa saja bisa berada di posisi SpongeBob dan nggak menyadarinya... Termasuk aku..."
Ripped Pants sama lucunya dengan episode-episode lain. Penuh adegan-adegan konyol dan dengan durasi yang singkat. Tapi di balik itu ada makna-makna tersirat di dialog dan lirik lagu yang SpongeBob dan The Beach Boys nyanyikan. SpongeBob berusaha terlihat berkesan di depan Sandy, tapi alih-alih berhasil Sandy malah terkesan dengan Larry yang lebih kuat dan keren. Lalu tanpa sengaja celana SpongeBob sobek dan semua orang tertawa, ---tiba-tiba semua orang jadi menyukainya, termasuk Sandy. Merasa di atas angin SpongeBob terus-terusan menggunakan lelucon celana sobeknya di setiap kesempatan sampai akhirnya semua mulai bosan dan berubah jengkel.


Apa teman-teman bisa menangkap di mana persamaan kisah SpongeBob dengan apa yang aku alami? Waktu aku menerbitkan novel ketiga "Guruku Berbulu dan Berekor" yang tentang dunia hewan, dan buku keempat "Conversation for Preschoolers" yang merupakan buku edukasi anak-anak banyak yang terheran-heran. Mengapa aku mengambil resiko menulis tema lain? Mengapa aku nggak menulis kembali tentang Mika? Dan banyak 'mengapa-mengapa' lainnya. Novel pertama dan keduaku best seller, bahkan pembacanya bukan hanya berasal dari Indonesia. Dan film Mika pun sempat menjadi film dengan jumlah penonton terbanyak, ---juga diputar di IFF Australia. Aku mengerti jika ada yang menyayangkan mengapa aku nggak memanfaatkan kepopuleran Mika. Well... selain disrespectful, melakukan hal yang sama hanya membuatku berhenti berkembang.

"Now I learned a lesson I wont soon forget. So listen and you wont regret; Be true to your self, don't miss your chance and you wont end up like a fool who ripped his pants."

Aku nggak akan tahu apa yang menunggu di depan sana jika hanya terus berkutat dengan hal yang sama. Aku memilih untuk membebaskan kreatifitas, menulis apa yang disukai sekaligus belajar hal-hal yang baru. Sekarang aku sedang menulis buku baru, dengan tema yang baru. Dengan berhenti menulis tentang Mika bukan berarti aku melupakannya, tapi aku menghormatinya dengan nggak melebih-lebihkan cerita kami. Dan apa aku nggak takut jika akan menerima email-email yang bertanya tentang kelanjutan cerita Mika? Nop! Nggak! Nay! Karena aku nggak mau berakhir seperti SpongeBob yang celananya sobek ;)

Ripped Pants-SpongeBob and the Beach Boys Ukulele cover by Indi


don't ripped your pants,

Indi

_________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469