Howdy dooooo, bloggies? Waaaah, rupanya belakangan aku kurang produktif di dunia kecil kesayangan ini :( Bukan karena aku malas, tapi seperti biasanya Desember selalu jadi bulan yang sibuk, ---dan tentu jadi bulan yang penuh kesan. Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia, dan di tanggal 24 Desember 11 tahun yang lalu adalah hari dimana Mika, my AIDS fighter pulang ke surga. Gak heran kan kenapa bulan ini terasa begitu berarti untukku :) Dulu aku memang bersedih dan menutup diri, tapi sekarang pengalaman hidup bersama Mika justru menjadi kesempatanku untuk berbagi, ---dan itu membuat Mika tetap hidup :)
Kesempatanku kali ini datang dari D-100 community, Kelompok Dukungan Sebaya dari RS. Borromeus Bandung. Mungkin teman-teman masih ada yang ingat perkenalan dengan mereka dimulai ketika aku diundang oleh ODHA Berhak Sehat sebagai bintang tamu di acara gathering mereka, dan di sana D-100 juga hadir. Lalu 2 bulan kemudian giliran D-100 yang mengundangku dalam rangka Hari AIDS Sedunia, kami nonton bareng film Mika di Taman Film Bandung. Dan sekarang, 1 tahun kemudian mereka mengundangku dengan konsep acara yang berbeda. D-100 bekerja sama dengan Klinik Antonius dari RS. Borromeus untuk mensosialisasikan HIV/AIDS kepada masyarakat umum dengan menggelar acara di Car Free Day Dago Bandung. Tujuannya agar yang sedang kebetulan jalan-jalan pagi pun bisa ikut bergabung ;)
Karena diadakan di area Car Free Day jadi aku harus bangun pagi-pagi sekali. Sempat hampir terlambat karena aku bangunnya kesiangan, tapi entah keajaiban darimana aku bisa mandi dengan kecepatan super hingga bisa tiba tepat waktu, hihihi. Di acara ini aku berjualan novel "Waktu Aku sama Mika" dan "Karena Cinta Itu Sempurna" yang hasilnya akan digunakan untuk membeli susu formula bagi ODHA. ---Orang dengan HIV/AIDS yang nggak bisa memberi ASI. Aku juga mendapat titipan kue-kue dari Dhian (kalau sudah menonton film Mika pasti tahu ia siapa, hihihi) yang juga untuk didonasikan. Selain D-100 dan klinik Antonius, acara ini juga didukung oleh WPA (Warga Peduli AIDS) Kebon Pisang, STKS dan KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Bandung. Jadi tentu acaranya macam-macam dan super fun karena banyak yang terlibat.
Sebelum dimulai aku dengan dibantu teman-teman D-100 mengatur booth sederhana yang berisi novel-novelku dan kue-kue Dhian. Seperti biasa, wajib serba pink karena itu warna kesukaanku. Sampai-sampai taplak dan sign-nya bawa sendiri dari rumah, lho, hihihi. Sementara itu MC mulai menarik perhatian masyarakat Bandung yang sedang berjalan-jalan. Awalnya sih masih sepi, yang lalu-lalang baru beberapa saja. Tapi lama-lama jadi ramai, apalagi ada spanduk putih sebagai aksi solidaritas yang siapa saja boleh memberikan cap tangannya sebagai bentuk dukungan. Sambil mendengarkan pengetahuan tentang HIV/AIDS pengunjung juga bisa memeriksa kesehatannya secara gratis. Kapan lagi kan bisa cek tensi darah sambil olahraga pagi? :D
Pengunjung yang mampir ke booth kami juga mendapatkan hadiah-hadiah menarik. Ada goodie bag dari RS. Borromeus, pin dan lain sebagainya. Tapi tentu saja ada syaratnya, mereka harus berani bertanya atau menjawab pertanyaan seputar HIV/AIDS. Momen ini membuatku senang sekaligus miris... Aku senang karena mulai banyak masyarakat yang punya rasa penasaran tinggi dan tanpa ragu bertanya. Tapi juga miris karena masih banyak yang takut dengan ODHA. Misalnya saja ada seorang Ibu yang bilang bahwa ia nggak mau bersalaman dengan ODHA. Padahal kan HIV nggak menular melalui kontak sehari-hari. Dan seandainya saja Ibu itu tahu siapa saja di antara kami yang ODHA, mungkin beliau sudah kabur, hihihi. Untungnya rekan-rekan KPA dan WPA tetap sabar untuk menjelaskan bagaimana fakta yang sebenarnya. Kalau makan bersama, bersalaman, berciuman atau pakai toilet bersama aman untuk dilakukan, karena HIV hanya menular melalui 3 cairan tubuh, yaitu darah, cairan kelamin dan air susu ibu. Semoga saja sepulang dari sini ilmu barunya nggak pernah dilupakan, ya ;)
Aku juga berbagi tentang novel-novel yang aku tulis, dan alasan kenapa aku mengangkat isu HIV/AIDS. Surprise, ternyata ada cukup banyak pengunjung yang sudah mengenal karya-karyaku, bahkan ada yang sudah menonton film Mika juga! Rasanya seperti meet and greet dadakan karena banyak yang meminta foto dan tanda tangan, hihihi. Lucunya ada seorang pengunjung yang berkomentar, "Mika itu romantis, ya..." Aww, jadi kangen sama Mika, deh :') Tapi buatku ini adalah bonus, karena tujuan awalnya tetap untuk mensosialisasikan HIV/AIDS. Jangan sampai mereka hanya mengagumi Mika tapi saat berhadapan dengan ODHA tetap ketakutan. Seperti yang sudah sering aku bilang, aku dan Mika sebenarnya nggak jauh berbeda. Scoliosis dan HIV/AIDS sama-sama belum ada obat tuntasnya, jadi kenapa harus takut? Aku harap orang bisa stop judging seseorang dari penyakit yang diidapnya. Aku yakin semua orang juga lebih memilih sehat, jadi jangan memperburuk keadaan dengan label-label yang nggak penting :)
Oh, iya ada beberapa kejadian menarik nih waktu acara berlangsung. "Produk" yang paling laris rupanya balon-balon merah menyala yang menjadi dekorasi boothku. Sebelum novel-novel dan kue-kuenya habis, anak-anak yang lalu-lalang sudah mengantri sambil mencolek-colek aku,"Teh, Teh, minta balonnya, Teh," hihihi. Untung saja sebelum acara selesai kelarisan balon-balon itu menular pada novel-novelku. Semuanya sold out! Yay! Aku senang sekali karena artinya kami bisa berdonasi dengan maksimal. Malah ada yang membeli 1 buah novel dengan harga 3 kali lipat dari harga aslinya. Terharu sekali :') Dan yang juga berkesan ada seorang scolioser yang menghampiriku untuk bertanya tentang scoliosis dan SpineCor (soft brace). Meskipun beda tema berbagi ilmu memang bisa di mana saja, aku senang sekali kalau bisa membantu.
Waktu acara selesai, nggak terasa aku sudah berdiri selama kurang lebih 4 jam. Kalau dalam keadaan normal mungkin aku sudah pingsan (tapi tenang deh, kan dekat Rumah Sakit, lol). Nah, berhubung acaranya seru dan banyak yang membantuku selama acara berlangsung, ---termasuk Bapak dan Ray yang bergantian jadi fotografer, daya tahan tubuhku pun jadi berkali-kali lipat, hihihi. Aku selalu senang jika diundang menghadiri acara seperti ini. Karena meski sederhana dan santai, tapi pesannya lebih mudah sampai karena nggak berkesan menggurui. Dan aku harap ini bukan hanya mengenai HIV/AIDS. Tapi mengenai diri kita sebagai sesama manusia dan mahkluk Tuhan. Sudah seharusnya kita semua hidup berdampingan dan saling mendukung. Dari kecil kita sudah diajarkan bahwa setiap orang itu berbeda, tapi berbeda bukan berarti alasan untuk berprasangka buruk! ;)
yang diajarkan mika bahwa manusia itu seperti apel,
Indi
nb: Sepulang dari acara aku bertemu dengan salah seorang pembaca saat sedang mengantri di kasir supermarket. Katanya ia menyukai karyaku sejak SD dan sekarang sudah kuliah. Wah, time does really fly... mudah-mudahan aku selalu bisa berkarya dan nggak berhenti mencoba hal-hal baru. Amen... :)
__________________________________
kegiatan yang sangat positif dan inspiratif
BalasHapussampe gak kerasa sudah berdiri 4 jam ya mba, luar biasa aksinya
memang masyarakt awam masih menstigma negatif ODHA shingga membatasi diri bahkan mungkin mengucilkan mereka, semoga masyarakat menjadi lebih paham dg kondisi mereka, dan lebih berempati dalam bersikap
asyik sekali ya acaranya
BalasHapusManusia seperti apel? Yang kayak gimana kak? Yang aku tahu apel itu enak dan manis :)
BalasHapusKalau lagi gembira berdiri lama terasa cuma satu menit ya ?
BalasHapusKenapa aku tidak kebagian novel ya ? sayang atu jika aku tidak diundang.
Inspiratif sekali Mbak Indi....
BalasHapuswalau acaranya lama, kalo hati senang rasanya sebentar
Mbak Indi memang top...
BalasHapusKeren..pembawaan tulisannya terasa kalau mbk indi sangat supel dgn siapa saja
kayanya acaranya seru ya mba
BalasHapusakhirnya ulasan acara postingan kemarin, rame ya acara nya.. dan 4 jam jaga stand.. harus diacungi jempol :)
BalasHapusAcaranya sepertinya seru ya neng...itu poto adminya yg pake baju warna pink motif bunga ya...sangat antusias dan semangat...ya...
BalasHapusWaaah, acaranya seruuu bangeeet ya... :D
BalasHapusMika bangga banget nih pasti lihat Indi skr ya, semoga damai disana
BalasHapusacaranya seru kayaknya mbak indi...
BalasHapussuatu acara dan kebanggan ya mbak tentang perilaku sehat pencegahan HIV, sayang nya mb saya nda dikabari sebelumnya :(
BalasHapusBajunya cute yah *salahfokus*
BalasHapusMba indi suka baju pink ya mba!
BalasHapusgoodjob kak indi!!!
BalasHapusbtw saya makin suka dengan style lolita kakak :)
Pengen kayak Kak Indi juga :)
BalasHapusTeh indi keren.... thanks insprasinya ya teh
BalasHapusBerdiri selama kurang lebih 4 jam. Duh
BalasHapusMba indi, setiap postingannya selalu mengispirasi yang baca:'))
terima kasih mbak Indi sudah memberi pelajaran kepada kami mengenai ODHA. Semoga untuk kedapnnya ODHA tidak lagi dikucilkan ya... aamiin.. :)
BalasHapusInspiratif banget mbak :-)
BalasHapussemoga bisa menjadi dorongan semangat generasi penerus bangsa yang belum tergugah hatinya...
ahh suka sekali dengan kalimat "kita semua hidup berdampingan dan saling mendukung"..
BalasHapusbener banget, semangat terus untuk para ODHA :)
Acara seperti ini memang dapat memberi pengertian kepada masyarakat tentang AIDS, dan perlahan menghapus stigma negatif terhadap para penderita AIDS. Keren buat semua yang terlibat dalam acara ini.
BalasHapuskiranya emang perlu ya mbak, acara kayak gini sering diadakan... sukses buat mbak indri n semua rekan :)
BalasHapussemoga jadi ladang pahala ya mbak :)
BalasHapusaminnn
Hapuskegiatan yang sangat positif
BalasHapusperingatan yang sangat penting dan semoga pesan kesehatannya juga makin tersebar :)..cheers..
BalasHapusBefore the novels and cakes disappeared, the children who passed by lined up in the queue, which greatly attracted attention.
BalasHapusIf you eat together, shake hands, kiss, or use a shared toilet safe thing to do, because HIV is transmitted only through the three body fluids.
BalasHapus