Scoliosis, ---atau skoliosis. Sejak berusia 13 tahun aku sudah nggak asing dengan kata yang satu itu. Kami, ---aku dan scoliosis berteman dengan akrab karena dokter bilang ia akan bersamaku selamanya. Bahkan saking akrabnya kami menjadi sebuah kesatuan, hihihi. Bagaimana nggak, setiap masuk kelas atau sekolah baru aku harus ikut memperkenalkan si scoliosis ini pada pihak sekolah. Karena kalau nggak bisa-bisa akan berakibat nggak baik untuk kesehatanku. Lama-lama bukan cuma aku saja yang akrab dengan scoliosis, tapi teman-teman dan guru-guru yang tadinya nggak tahu pun mulai berkenalan dengan soulmateku ini :D
Scoliosis, atau kelainan tulang belakang ke arah samping ini penyebabnya bermacam-macam. Dari mulai idiofatik (nggak diketahui sebabnya) sampai efek samping dari beberapa sindrom. Karena itulah nggak ada seorang pun yang terjamin bebas dari scoliosis, dari mulai bayi sampai orang lanjut usia. Biasanya begitu seseorang terdiagnosis mengidap scoliosis dokter akan meminta anggota keluarganya untuk melakukan pemeriksaan fisik, karena scoliosis juga bisa diturunkan. Aku sendiri adalah satu-satunya yang mengidap scoliosis di keluarga, ---well itu kalau Bapak nggak dihitung, sih, hehehe. Kata dokter tulang Bapak juga agak bengkok, tapi hanya scoliosis ringan dan nggak berbahaya. Begitu juga Ibu dan Adik, mereka sama-sama nggak mengidap scoliosis :)
Karena aku satu-satunya scolioser, ---pengidap scoliosis di keluarga, awalnya kami sama sekali nggak tahu harus berbuat apa. Aku hanya memakai boston brace (penyangga) selama 23 jam perhari sesuai anjuran dokter. Tapi semakin lama ilmuku dan keluarga semakin bertambah karena mulai berkenalan dengan scolioser lain dan of course internet! ;) Semenjak itu aku nggak hanya memakai brace, tapi mulai fisioterapi dan melakukan latihan ringan di rumah. Sampai sekarang pun, di usia di mana tulang sudah berhenti tumbuh, aku tetap rutin merawat scoliosis. Karena selain scoliosis akan ada berada bersamaku selamanya, seiiring bertambahnya usia tentu kurvaku juga akan tetap bertambah meskipun hanya sedikit-sedikit :)
Pengidap scoliosis itu banyak, terutama perempuan karena tubuh perempuan lebih mudah terkena scoliosis idiofatik, ---dan lebih memerlukan treatment daripada laki-laki. Itulah mengapa aku mencoba sesering mungkin berbagi tentang scoliosis di media sosial yang aku punya. Selain untuk mengenalkan scoliosis kepada banyak orang, tentu aku ingin sharing dengan teman-teman sesama scolioser tentang terapi atau brace apa yang pernah atau sedang aku gunakan sekarang. Berbagi itu menambah ilmu, kan? Aku senang mendapatkan banyak tanggapan positif dari post yang aku share ;) Eh, tapi ada saja lho orang yang berkomentar negatif, ---cenderung 'menggampangkan' malah. Karena memakai SpineCor, soft brace yang harganya lebih mahal dibandingkan brace tipe lain, aku beberapa kali dikomentari seperti ini; "Nggak heran bisa beli brace mahal, orangtuamu uangnya banyak." Atau dikomentari, "Kamu sih enak orangtua peduli, kalau aku apa-apa urus sendiri," saat aku mengupload foto Ibu atau Bapak. Sebenarnya aku malas mengomentari ini, tapi kalau diam mungkin yang berkomentar akan mengira aku mengiyakan mereka. Yang pasti I know that I'm a lucky girl, dan aku sangat-sangat-sangat bersyukur. Aku sangat berusaha keras untuk masalah kesehatan, termasuk scoliosis. Dengan bangga aku bilang bahwa sejak kuliah nggak memakai uang orangtua sepeser pun untuk perawatan scoliosis. Dari mulai fisioterapi sampai untuk bolak-balik Bandung-Jakarta-Bandung saat harus adjustment SpineCor. Yup, memang ada yang aku korbankan dengan jadi nggak bisa sering hangout/belanja seperti teman-teman lain, tapi ini adalah pilihan aku :) Dan soal orangtua yang peduli, ---well mereka awalnya juga blank dengan kondisiku, sampai-sampai disalah artikan sebagai nggak peduli. Jadi aku, sebagai seorang anak mungkin bisa memberi masukan pada teman-teman yang bilang kalau orangtuanya nggak peduli, bahwa terkadang mereka juga sama seperti kita, clueless, nggak tahu harus berbuat apa. Daripada melabeli orangtua sebagai "nggak peduli", kenapa nggak sedikit-sedikit memperkenalkan tetang scoliosis saja? Atau... cobalah mulai taking care diri sendiri, karena kalau bukan kita siapa lagi yang bisa mengenal tubuh kita lebih baik? ;)
Soal merawat scoliosis aku nggak setuju kalau harus selalu dikaitkan dengan biaya yang banyak. Karena sebenarnya banyak kok yang bisa dilakukan sendiri di rumah. Modalnya hanya meluangkan waktu dan jangan malas, ---karena mampu membeli brace paling mahal sedunia pun nggak akan membuat scoliosis terkoreksi kalau nggak dipakai, hihihi. Aku bukan dokter atau ahli kesehatan, tapi seperti biasa aku akan berbagi berdasarkan pengalaman. Ada beberapa rutinitas yang menurutku membantu memperbaiki kondisi scoliosis gue :)
1. Stretching
Hal pertama yang aku lakukan ketika bangun tidur adalah stretching atau peregangan. Aku sangat menikmati saat-saat bangun dari tempat tidur dan dalam beberapa menit saja tubuh menjadi lebih segar. Nggak ada gerakan khusus, scolioser atau bukan, siapapun cocok untuk melakukan ini. Buka kaki selebar bahu, lalu angkat tangan ke atas dan rentangkan dengan jarak sedikit melebihi bahu. Selanjutnya tinggal posisi tangan dan tubuh saja yang diubah-ubah, sementara kaki tetap di tempat yang sama. Untuk jelasnya aku sertakan foto ketika aku sedang stretching dengan dibantu oleh tali skipping. Kalau nggak punya, tali skipping bisa diganti dengan handuk kecil atau benda lain yang cukup kuat untuk ditarik. Stretching baik untuk membuat tubuh menjadi relax dan mengurangi rasa kaku. Meski nggak membuat kurva scoliosis berkurang, tapi trust me, nggak ada salahnya jika dilakukan secara rutin. At least aktivitas ini jauh lebih baik daripada langsung menatap layar handphone ketika bangun tidur, kan? Ups! Hihihi :)
2. Bracing
Nggak semua scolioser butuh brace/penyangga. Aku sendiri berhenti menggunakan boston brace setelah 5 tahun karena tulangku sudah berhenti tumbuh. Tapi satu tahun belakangan ini aku memutuskan untuk memakai SpineCor, brace dengan tipe yang lentur (soft). Pertimbanganku memakai SpineCor adalah karena dibandingkan jenis yang lain brace ini lebih efektif dalam mengurangi kurva dan menghindari operasi. SpineCor juga membantuku untuk lebih aktif karena mengurangi rasa nyeri yang biasanya mengganggu aktivitas. Well, brace ini memang nggak murah tapi karena bisa dicicil di Spine Body Center, APL Tower lt. 25 Jakarta (021-2933 9295), kenapa nggak dipertimbangkan? :)
3. Exercise
Kalau anak sekolah sih kebanyakan rutin berolahraga ya karena ada pelajarannya, hihihi. Eh, tapi nggak semua, lho. Banyak scolioser yang nggak boleh berlari atau melompat, terutama di masa pertumbuhan karena menyebabkan kurva semakin cepat bertambah. Sebagai gantinya aku hanya mengikuti pelajaran berenang di sekolah karena itu bagus untuk tulang belakang. Meski di rumah nggak ada kolam renang bukan berarti aku diam. Setiap sore aku rutin berjalan-jalan di sekitar rumah bersama Eris, my super cute dog :D Dengan berjalan kaki tubuhku jadi terbiasa untuk bergerak dan semakin kuat. Selain menjadi teman, Eris juga berguna lho untuk melatih otot. Sudah naluri seekor anjing kalau lihat kucing pasti penasaran. Nah, kalau Eris mulai tarik-tarik leash sebagai human yang baik aku harus tarik balik. Kebayang dong bagaimana kuatnya anjing golden retriever? Hihihi :p
Jalan-jalan sore tentu bukan satu-satunya exercise gratis yang bisa dilakukan di rumah, tapi untuk sekarang baru ini yang aku lakukan. Aku sedang mencari jenis exercise lain yang menyenangkan tapi juga aman untuk scoliosis :)
4. Healthy Meals
Masih ingat dengan 4 sehat 5 sempurna? Hehehe, old school banget ya kedengerannya :D Tapi menurutku itu adalah cara yang paling sederhana untuk memenuhi gizi seimbang kita. Meskipun aku seorang pesco-vegetarian, tapi aku selalu berusaha variatif dan seimbang dalam menu sehari-hari. Biasanya scolioser memiliki digest problem, ---termasuk aku, jadi menu sayur kaya serat jangan sampai ketinggalan. Dokterku, dr. Natalie menyarankan untuk minum prune juice agar terhindar dari sembelit. Tapi karena di supermarket susah dapat aku menggantinya dengan minuman prebiotic. Yang murah meriah itu Yakult, tapi lumayan ampuh apalagi kalau sehari minum 2. Ini bukan iklan lho, ya :D
Well, segitu saja daily care scoliosis yang aku bagi sekarang. Lain kali akan aku share lagi hal-hal yang berkaitan dengan my super best friend ini (---iya, dong masa mau musuhan sama scoliosis? Hihihi). Mungkin nanti aku juga akan membuat episode khusus tentang scoliosis di channel YouTube Indi Sugar Taufik. Masih agak bingung sih harus memulai dari mana, tapi let's see ;) Kalau teman-teman ada saran atau ada pertanyaan seputar scoliosis juga boleh. Nanti akan aku jadikan masukan untuk tulisan atau video selanjutnya.
"Jadi scolioser memang menantang, tapi hey tanpa scoliosis pun hidup memang harus up and down, kan? Yang pernah sakit punggung bukan cuma scolioser, tapi semua orang. Yang pernah cepat lelah juga bukan cuma scolioser, tapi semua orang, hihihi. Tubuh kita dirancang Tuhan sudah yang paling tepat. Don't always blame scoliosis lah, ya! :)"
video daily care scoliosisku
cheers,
Indi
___________________________________
Kak indi, scoliosis itu bukan faktor keturunan kan? :)
BalasHapusHayooo, gak baca ya? Kan ada di paragraf 2 :)
Hapuswah makasih infonya jd makin tahu ttg scoliosis :)
BalasHapusSama-sama, semoga bermanfaat :)
HapusSemangat, ya.. orang iri itu melihat manusia sempurna aja bisa nyinyir, apalagi yang menurutnya tidak sempurna. Yang penting Indi tetap berkarya! :)
BalasHapusSifat manusia memang gak ada yang sempurna. Orang yang suka judging itu biasanya hanya melihat dari luar :)
Hapusternyata Indo pengkunsumsi yakult ya. Hidup dengan scoliosis tidak menghentikan segala aktivitas ya keren
BalasHapusYakult murah tapi bagus buat pencernaan, Mbak, hehehe :)
Hapussetuju tentang hidup yang up and down. Senang baca postingan ini karea bisa menginspirasi untuk saling menyemangati :)
BalasHapusKalau sudah gak up and down artinya kita sudah "mati", ya, hihihi :)
HapusTetep semangat ya mba, Tuhan memang memberikan kekurangan pada hambaNya namun Dia juga memberikan kelebihan di balik kekurangan itu :)
BalasHapusKalau soal sifat aku percaya setiap manusia punya kekurangan. Tapi kalau soal fisik aku percaya yang Tuhan beri itu sempurna :)
HapusIya setuju banget kadang emang hidup ada up nya bahkan paling up dan kadang down. Saya pun merasakannya secara langsung setelah lulus sekolah...
BalasHapusDari lahir pun hidup kita sudah up and down, lho :)
HapusAnjingnya lucu banget itu mbak indi...
BalasHapusHihihi, makasih Eris dibilang lucu :)
HapusScoliosis itu faktor keturunan ya mba?
BalasHapusIya mba. Stretching habis bangun tidur itu enak. Semua tulang diregangkan.
Bener mba. Tanpa scoliosis, hidup semua manusia pasti ada naik-turunnya. :))
Semangat mbaa :)
Penyebab scoliosis itu bermacam-macam. Ayo baca lagi tulisannya :) Iya, stretching bagus sekali supaya tubuh kita "inat postur" :)
Hapusskoliosis ga akan ngehambat hidup kalian kok (iya ga kak indi, sedikit cerita aja ya
BalasHapusaku sama adikku mulai ngerasa ada yang aneh sama punggung kita yang ga lurus alias bengok, dan gara" dari 2010 suka baca novel ka indi aku di kenalkan sama yang namanya skoliosis, terus aku iseng" nyobain cara kaya ka indi di depan kaca, badan dibungkukan posisi ruku kalau shalat nah karna aku ngacanya sendiri jadi ga keliatan apa" tuh (penting diceritain), nah pas lagi dikamar aku liat punggung adikku ternyata punggungnya juga sama ga lurus terus aku suruh dia bungkukin badan posisi ruku kalau shalat dan ada tonjolan di belakang dada dan belakang perut kira" begitulah gambarannya, cuma aku sama adik aku ga pernah mikirin sih jadi ya kita ngelakuin aktifitas normal aja kaya biasa.
sebulan yang lalu aku iseng Medcheck ke lab dan hasil rontgen ku bilang kalau aku skoliosis, tapi kurva ku ga parah sih yang adikku sih kayanya lebih parah karna postur tulang belakangnya udh miring bgt, kalau aku sih selama kalau orang ga perhatiin banget ga terlalu keliatan tapi kalau adikku sangat keliatan.
tapi ya selama kita tetep positif sih skoliosis ga pernah bikin hari" aku jadi kerasa terpuruk, aku dan adikku tetep aktif jadi pemain Marching Band, aku pemain colour guard (kebayang dong jadi salah satu pemain yang tugasnya nari-nari loncat-loncat kesana sini)dan adikku jadi pemain trumpet yang sambil niup sambil lari" juga ngikutin arus displaynya (malahan adiku sekarang jadi atlet PON JABAR loh untuk tim Drum Bandnya, doakan memborong mendali emas lagi ya)
nah jadi jangan patah semangat buat skolioser yang lain, hidup ga berahir kali, masih banyak kegiatan positif dan nyenengin yang bisa kita lakuin daripada jadi pemurung , ya walaupun kadang" sakit sih tapi ya nikmatin aja, ga ada yang ga nikmat kalau kita bersyukur sama apa yang kita punya
-ute-
http://yutiazahs.blogspot.co.id/
Terima kasih ya sudah baca novel-novelku :) Itu namanya Adam's forward bend test, mudah tapi efektif untuk mendeteksi scoliosis. Karena bukan penyakit scoliosis seharusnya gak "menghambat" activitas, tapi sekedar pengingat kalau kamu masih di bawah 18 tahun coba konsultasikan dulu untuk aktivitas seperti lompat dan lari karena ada kemungkinan menambah kurva (kecuali kalau kurvanya belum berat, ya). Good luck untukmu dan adikmu. Cheers :)
Hapuskalau aku sih udah 22 thn hahaha
Hapusadiku masih 17 taun
iya nanti aku bilang adikku deh
makasih ya ka indi :)
Wah, usia aman kalau begitu, hehehe. Sama-sama :)
HapusAh kak Indi :')
BalasHapuspas banget aku sedang di masa-masa "menyesali" takdirku sebagai skolioser (lagi). aku pikir, aku sudah bisa ikhlas dengan takdir Tuhan ini, tapi nyatanya belum.
tapi... pas baca paragraf terakhir tulisan kak indi ini, aku jadi sadar kalau aku salah.
"Don't always blame scoliosis lah, ya! :)"
terima kasih kak, sudah diingatkan!
-deendavia.blogspot.com-
Senang kalau kamu sudah gak down lagi :) Jangan pernah menyesal, ya. Fisik kita itu indah, sempurna, apapun bentuknya :)
HapusSemangat terus untuk sehat dan berbagi informasi ya Indi.. suksessss
BalasHapusTerima kasih Mbak Tri. Ditunggu lagi tulisan mengenai kankernya, supaya aku bisa belajar banyak :)
Hapusberbagi pengalaman yang menarik, aku baru tau tentang scoliosis.
BalasHapuskadang kekurangan kita lah yang menjadi motivasi untuk terus bergerak maju.
Keep spirit mbak Indi, salam kenal^^
Salam kenal kembali :)
HapusScoliosis juga bisa disebabkan karena kecelakaan. Contohnya teman saya, kalo dilihat secara kasat mata dia memiliki fisik yang baik, soalnya dia salah satu teman latihan fisik saya. Saat dalam proses pendaftaran masuk TNI, saat sesi pengecekan kesehatan dia mengalami pembengkokan pada tulang belakang, awalnya dia heran karena orangtuanya gak pernah cerita soal kelainan yang dideritanya itu. Usut punya usut, ternyata dia pernah tertabrak oleh motor dengan cedera yang lumayan parah.
BalasHapusItu namanya Degenerative scoliosis :)
Hapusterimakasih infonya, mbak indi makin cantik :)
BalasHapusTerima kasih juga sudah sempatkan membaca :)
HapusAku yakin ini bakal berguna banget bagi para scolioser seluruh indonesia kak indi...
BalasHapusYou're doing a great, inspiring thing
keep it up
so proud
I love you forever <3
Aww, Aul you're so kind. Terima kasih, ya. Love you back! <3
Hapusterimakasih kak indi.. membuat saya (yang juga skolioser)menjadi bersemangat menjalani hidup,... yg mau aq tanyakan kak,gmn menghilangkan rasa nyeri dan panas dipunggung ini ??? sakit bgt.
BalasHapusSama-sama, senang kalau membuatmu bersemangat :) Nyeri dan panas biasanya karena ototmu kaku. Kadang malah rasanya "pedas" (saking panasnya, hihihi). Stretching biasanya membantu, tapi kalau sudah gak tertahankan biasanya aku chiropractic :)
HapusKak indi, kalo pesan spinecor itu jadinya berapa lama ya? Pengen pakai spinecor, jadi ambil waktu 2 minggu liburan pergi ke jakarta, tapi kira kira nutut ga ya waktunya?
BalasHapusSebentar banget kok, dear. Jadi kamu janjian dulu sama dokternya untuk hari dan jamnya. Setelah dapat nanti kamu akan dirujuk untuk x ray. Hasilnya paling 30 menit keluar, lalu langsung fitting SpineCor, deh. Fitting SpineCor bisa beberapa jam, jadi mungkin kamu mau luangkan waktu 2 hari untuk x ray dan fitting supaya gak kelelahan :)
HapusJadi spine cor nya berapa hari ya kak ?
HapusJawabannya sama kaya di atas, ya. Fitting SpineCor itu perlu beberapa jam :)
HapusAaaah.. Uda lamaaa banget ngga maen ke sini :D
BalasHapusTapi Mbak, uda ngga terlalu ngganggu kan ya? Keliatannya juga uda normal. Semoga selalu sehat ya, Mbaaak.. Salam buat Eris :*
Scoliosis itu seumur hidup, dan kurvaku bertambah seiring berjalannya usia. Sekarang sedang diusahakan agar gak bertambah lagi :) Salam kembali dari Eris :)
HapusAndai bisa jadi bonekanya
BalasHapusJadi boneka Chucky mau? Hehehe :p
HapusWaaa ternyata biaya sendiri ya mba, bth perjuangan ya pastinya.
BalasHapusBtw tempat makannya lucu, nasinya juga :)
Sangat, dan banyak yang harus "dikorbankan". Tapi aku senang karena bisa merawat diri sendiri :) Terima kasih, ya. Cetakan nasinya dari Happy Meal, hihihi :)
Hapusbisa-bisanya nyinyir yaa indii..sehat selalu saaay :*
BalasHapusIyaaa, padahal gak kenal aku secara personal, kan :) Makasih, Mbak :)
HapusGue juga punya skoliosis, trus ke canadian chiropractic di dharmawangsa square. Sekarang udah lumayan. Dulu, gue menyendiri mulu. Gak PD-an. Dulu gue sering tanya, kenapa harus gue yg kena skoliosis. Dokter2 pada umumnya gak bisa jelasin. Bah... tapi sekarang gue sedikit bisa menerima...
BalasHapusSyukurlah kalau keadaanmu sudah membaik. Dokter umur kadang gak begitu mengerti apa itu scoliosis, dulu aku malah pernah cuma disarankan pakai korset saja. Mereka gak bilang soal rasa sakit, dampaknya sama masa remaja aku, etc. Itulah pentingnya menemukan dokter yang bagus. Btw, aku juga sempat lho terapi di Canadian Chiropractic. Dulu aku sama dr. Richard dan dr. Albert. Kamu sama siapa? :)
HapusHai Indy dan skolioser..
BalasHapuspengen berbagi aja nih ttg kisah skoliosisku..
ketaun dr kelas 1 smp.
Rasanya waktu itu pegel2 di punggung kan.. akhirnya oleh org tua dibawa k dokter orthopedi. Krn dokternya msh sodaraku, beliau tdk rekomen utk dioperasi krn saat itu (thn 1987) resikonya msh besar utk lumpuh.
akhirnya hanya pake brace, tp lagi2, saya ga mau pake, hanya dipake ketika tidur dan hanya kurang dr setahun.
Krn malu kl pake k sekolah.
Selama berjalannya waktu,derajat makin bertambah tapi..alhamdulillahnya ga prnh ada rasa minder saat itu.
Saya pacaran spt org normal..
bergaul spt org normal..
bisa masuk sd, smp, sma sampe lolos umptn..lalu lolos di medical checkup utk penerimaan karyawan di international company di jkt.
Skrg saya sudah punya 2 anak.. ketika saya hamil pun ngga ada keluhan apa2...
alhamdulillah hidup bisa normal.
Hanya kekhawatiran akan mengganggu paru2 saja nih tulang yg bengkok.
Intinya sih, jangan prnh rendah diri..anggap saja kita normal..krn emang kita akan bisa hidul normal koq!!!
Tp kl saya bisa mengulang kembali waktu, mgkn akan lebih nurut kata dokter
semoga bermanfaat
Inspiring. Thank you sudah share ceritanya :)
HapusBtw, derajat saya saat ini sudah diatas 80 derajat. Jd sepertinha ga mgkn org ga tau.tp sekali lg, jgn prmh minder yaaa.. mrk pun ga akan mengganggap kita cacat kl kita tetep pedeee!!!
BalasHapusHalo, terima kasih komentarnya. Scoliosis memang bukan alasan untuk minder, aku selalu encourage teman-teman yang masih sekolah untuk tetap pakai brace meskipun ke sekolah atau hangout. Aku sendiri patuh dengan brace sampai detik ini dan bersyukur sekali karena mengikuti saran dokter :) Banyak yang kurvanya di bawah 40 pun merasa sakit, tapi banyak pula yang di atas 50 masih nyaman-nyaman saja, ---contohnya Mbak. Itu semua karena toleransi tubuh setiap orang terhadap rasa sakit berbeda-beda. Dan tipe scoliosis juga mempengaruhi :)
HapusSoal medical record, scoliosis memang gak dimasukan ke dalam kategori penyakit, jadi seharusnya gak menyulitkan untuk diterima di suatu perusahaan (kecuali jika ada penyakit lain). Setahuku hanya beberapa perusahaan saja yang gak menerima scolioser, tapi itu dengan alasan keamanan, bukan diskriminasi :)
Dan betul sekali kita harus tetap pede, tapi saat merasa down, don't worry, itu cuma fase. Itu bisa jadi suatu warna waktu kita tumbuh dewasa. Seperti sepupu-sepupu kecilku yang sering minta diceritakan pengalamanku bersama brace. Pengalamanku bikin mereka ngerti kalau di satu titik kita boleh bersedih tapi jangan lupa cari jalan untuk tersenyum ;) Salam scolioser. Cheers! :)
Tipsnya bermanfaat, semoga kita selalu semangat yaa...
BalasHapus