Senin, 25 Agustus 2014

A Date with Daddy: Jalan-jalan Cute Bersama Bapak :)


Tahukah teman-teman bahwa aku adalah "daddy's little girl"? Hehe, sepertinya yang cukup rajin mampir ke sini pasti tahu ya, soalnya aku sering sekali bercerita tentang Bapak (klik di sini dan di sini) :) Aku selalu senang jika berjalan-jalan ---atau aku sebut dengan 'date'--- dengan beliau, rasanya seperti melupakan kehidupanku sebagai orang dewasa. Semuanya serba menyenangkan, serba manis dan jika selesai selalu kutunggu-tunggu date selanjutnya :) Seperti hari ini (24 Agustus 2014), akhirnya kesempatan untuk menghabiskan waktu berdua saja dengan Bapak tiba. Beberapa waktu lalu aku dan Bapak sempat sibuk dengan pekerjaan masing-masing, waktu bertemu kami hanya setelah dinner dan saat Bapak mengantarkan aku berkerja. Jadi waktu hari ini datang rasa senangnya berkali-kali lipat! :D

Sebenarnya ini adalah date tanpa rencana, satu hari sebelumnya filter aquariumku macet dan aku minta Bapak untuk membelikan yang baru. Bapak berkata besok beliau akan membelikannya untukku. Tapi ternyata sampai tadi sore Bapak lupa, dan sebagai gantinya beliau mengajakku untuk membelinya bersama-sama. Jelas saja aku nggak menolak, karena aku senang sekali pergi ke toko ikan hias, meskipun nggak mengerti apa-apa tentang ikan, hehehe. Cepat-cepat saja aku mengganti piyama dengan dress pertama yang kulihat di lemari, menyisir rambutku sedikit dan mengikuti Bapak ke dalam mobil. Nggak lama kemudian petualangan aku dan Bapak pun dimulai! :)

Kami tiba di sebuah toko ikan hias yang nggak terlalu ramai, sementara Bapak sibuk memilih-milih filter aku asyik melihat-lihat koleksi ikan yang sedang berenang-renang di aquarium. Aku melihat ikan arwarna yang besar sekali, ukuran aquarium nya sepertinya sebesar tempat tidurku! Lalu aku melihat sekelompok ikan koi yang cantik-cantik, warnanya macam-macam dan membuatku gembira waktu memandang mereka :) Sesekali aku menoleh ke arah Bapak, nggak sabar untuk menunjukan ikan-ikan keren ini kepadanya. Aku dan Bapak sama-sama punya imajinasi yang bagus, kami sering membicarakan hal-hal yang mustahil. Jadi aku penasaran dengan apa yang akan Bapak katakan soal penemuanku ini, hehehe. Begitu Bapak selesai membayar filter di kasir, cepat-cepat aku langsung menarik lengannya sambil berkata, "Lihat, sini. Ikan-ikannya keren sekali."
Tanpa berkata-kata Bapak langsung mengikuti langkahku. Ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa aku sangat dekat dengan Bapak. Dengan Ibu aku nggak bisa seperti ini, beliau memang suka shopping, tapi nggak dengan berlama-lama window shopping, hehehe.
Aku ajak Bapak melihat aquarium super besar, aku berkata bahwa suatu hari kalau sudah punya rumah sendiri, aku akan membeli aquarium lebih besar dari ini, yang menyambung dari kamar tidur ke ruang TV. Jadi ikan mas-ikan masku nanti bisa berenang bebas dan nggak bosan. Menanggapi khayalanku yang super ini Bapak menanggapi dengan perkataannya yang nggak kalah super. Sambil memegang kaca aquarium dan merasakan ketebalannya beliau berkata, "Di rumah kaca setebal ini sih banyak. Kalau mau sekarang juga bisa bikin, yang ukurannya sebesar rumah." Langsung saja aku tertawa, meskipun tahu itu mustahil, tapi membicarakan hal-hal random dengan Bapak memang selalu membuat gue bahagia :D


Arwarna kecil :)


What am I wearing?
Dress and headband: Toko Kecil Indi (my design)
Handbag: I Love Nerd Hello Kitty
Watch: Sanrio
Socks: Gosh
Shoes: belong to my Mom



Setelah sekitar 1 jam kami menyudahi petualangan kami di toko ikan hias. Bukan hanya karena para pegawai di sana sudah mulai memperhatikan kami yang heboh sendiri tapi nggak membeli seekor ikan pun, tapi juga karena aksi Bapak pada salah satu pegawai di sana. Beberapa waktu lalu Bapak dan Ibu membeli seekor ikan sapu-sapu untuk ditempatkan di kolam parit, yang terletak di halaman belakang rumah kami. Nah, karena kami nggak mengerti tentang ikan (iya, sekeluarga tahunya cuma tentang ikan mas saja yang harganya Rp. 5.000 per 10 ekor, hehehe), akhirnya ikan sapu-sapu itu merayap keluar kolam dan menghilang, mungkin dimakan tikus atau pergi sampai jauh dan berenang di selokan :( Eh, tiba-tiba saja Bapak bertanya pada mas-mas pegawai di sana apakah ikan sapu-sapu yang ia beli ada garansinya. Ditanya demikian, si mas-mas polos itu cuma bengong. Nah, sebelum dapat jawaban Bapak langsung mengajakku pergi, mungkin beliau sadar bahwa pertanyaannya itu aneh, hahaha.

Sebelum kami berangkat, Ibu mengingatkanku untuk sekalian membeli kado untuk Gina, sepupuku. Tanggal 9 Agustus lalu Gina menikah dan aku belum memberinya kado pernikahan, baru kado ulang tahun saja karena tanggal pernihakan dan ulang tahunnya berbarengan (uh, curang ya? Hehehe). Jadi aku dan Bapak melanjutkan perjalanan ke sebuah mall. Aku excited sekali. Bukan karena harus membeli kado, tapi karena artinya aku bisa lebih lama window shopping, hehehe :D 
Karena sudah punya ide tentang kado apa yang akan dibeli, jadi aku dan Bapak (niatnya) langsung menuju tempat yang dimaksud. Tapi namanya mall, baru lantai pertama aku sudah menemukan pengalih perhatian. Apalagi kalau bukan Hello Kitty yang pernak-perniknya aku koleksi itu, hehehe. Nah, yang kulihat bukan pernak-pernik mungil, melainkan jok mobil! Sudah bisa ditebak, aku langsung ajak Bapak melihat-lihat. Meskipun mobilku memang sudah bertema Hello Kitty (dengan stiker dan full cover) tapi aku masih saja tergoda melihat jok-jok manis ini. Sementara aku melihat-lihat, Bapak sudah langsung akrab dengan SPG dan SPB nya. Bukannya menawarkan produknya, mbak-mbak SPG nya malah berkata padaku bahwa mobil seperti milikku itu sayang jika jok nya diganti. Apalagi jok-jok di mobilku memang sudah bersarung Hello Kitty. Ya, ampun apa sih yang Bapak katakan pada mereka? Hehehe >.<
Akhirnya kami semua malah mengobrol random dan sepakat bahwa aku memang nggak perlu jok-jok itu. Sebagai gantinya kursi tua milik Bapak bisa dibungkus dengan motif Hello Kitty dengan harga yang jauuuuh lebih murah. Keputusan Bapak langsung disambut dengan anggukan mas dan mbak nya. Mereka berkata, "Iya, ide bagus, Pak. Selain lebih murah juga bisa bikin adik ini makin rajin belajar karena kursinya bagus." Langsung saja aku dan Bapak mati-matian menahan tawa. Karena jangankan sekolah, kuliah saja aku sudah lulus berabad-abad lalu, hahaha.
Cuma dengan Bapak bisa begini :p

Setelah mampir sana-sini, kami tiba juga di tempat yang dimaksud. Untuk pemilihan kado pernikahan Gina, aku serahkan pada Bapak. Terlalu banyak pengalih perhatian ---pernak-pernik lucu---. Lagipula Bapak pasti lebih mengerti urusan rumah tangga. Karena meskipun beberapa temanku sudah ada yang berkeluarga dan memiliki anak, aku sendiri masih enjoy menjadi anak-anak, hehehe *kidding*
Di tempat ini ternyata nggak menyediakan jasa pembungkusan kado, jadi aku dan Bapak ke toko buku. Wah, kebayang kan berapa banyak pengalih perhatiannya? Toko buku itu salah satu tempat favoritku, selalu betah untuk berlama-lama melihat-lihat buku sambil membayangkan suatu hari mempunyai perpustakaan pribadi sebesar Sea World, hehehe :p
Bapak menunggu kado selesai dibungkus, sementara aku seperti biasa langsung berpetualang. Banyak sekali buku-buku bagus. Salah satunya adalah buku Tuesday with Morrie dengan cover yang baru! Wah, kira-kira sudah berapa kali ya buku ini dicetak ulang, sampai-sampai covernya berganti-ganti... Hmm, semoga saja suatu hari buku-buku karyaku juga terbit dengan berbagai macam cover. Karena setelah belasan kali dicetak ulang, belum ada satu pun yang cover nya berubah, hehehe :D Lalu aku menemukan 2 buah novel karyaku yang dipajang di rak. Dengan malu-malu aku mengambilnya dan diam-diam memotretnya. Hihi, padahal kenapa aku harus malu, ya, kan yang tahu bahwa aku penulis novel-novel itu hanya aku sendiri :p Meskipun sudah cukup lama terbit, tapi rasanya tetap bangga dan terharu setiap kali melihat novel-novelku dipajang di toko buku. Novel "Waktu Aku sama Mika" dan "Karena Cinta Itu Sempurna" berada berdampingan di rak dengan label novel. Melihat jumlahnya dan dibandingkan dengan berapa banyak jumlah yang sebelumnya menginap di toko buku membuatku tersenyum. Thank God, novel-novelku diterima oleh pembaca di Indonesia dan sekitarnya :') Setelah yakin fotonya cukup jelas, aku langsung menghampiri Bapak yang masih menunggu kado untuk Gina dibungkus. "Pak, ada novel-novel aku, lho...", bisikku. Dan Bapak langsung menjawab dengan,
"Cepat pindahkan semuanya ke rak paling atas, supaya banyak yang lihat."
Hahaha, ada-ada saja! :D Rasa haruku ternyata bertambah, waktu kami akan keluar toko buku, ada buku keempatku, "Conversation for Preschoolers" yang dipajang di rak TK/Pra Sekolah. Tapi kali ini aku nggak bisa memegangnya lama-lama, karena di cover belakangnya ada fotoku. Kalau ada yang memergoki, pasti aku langsung ditertawakan, hahaha :D


Kado-kado :)

Hore... ada Karena Cinta Itu Sempurna & Waktu Aku sama Mika!

Buku keempatku, Conversation for Preschoolers :)


Waktu kami memutuskan pulang (kakiku rasanya super pegal), di lantai bawah ada panggung kecil dan beberapa stand jajanan tradisional. Bapak menawariku es lilin, langsung saja aku iyakan. Aku penggemar macam-macam es krim, dan sudah cukup lama aku nggak menemukan es lilin. Meskipun rasanya terlalu modern, tapi cukup mengobati kerinduanku terhadap makanan khas Bandung yang satu ini :) Dengan keadaan hati super senang, kelelahan dan tangan yang dilelehi es lilin, aku masuk ke dalam mobil dan menuju perjalanan pulang. Sulit diungkapkan dengan kata-kata bagaimana perasaanku. Yang pasti aku sangat bersyukur karena bisa menghabiskan waktu dengan Bapak. Aku sangat beruntung memilikinya yang juga bisa berperan sebagai seorang sahabat. He was my first date, and he always be my BEST date. Really thanking God for today. Senang rasanya bisa menjadi little girl abadi... :)


Menikmati es lilin

Rasa lelah kalah dengan hati yang senang :D



daddy's little girl,

Indi

_________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Rabu, 20 Agustus 2014

Senin, 11 Agustus 2014

Tentang Novel "Karena Cinta Itu Sempurna" :)


Aku dan novel “Karena Cinta Itu Sempurna”.





"Apa rasanya sakit, Mika? Waktu HIV membunuh CD4 kamu?"
Mika menyelipkan rokoknya lagi, tapi kali ini lebih lama karena ia memutuskan untuk mengunyahnya.
"Kamu ingat bintang-bintang yang ditempel di papan di dalam kelasmu? Bu guru akan mencabuti satu persatu jika ada murid yang nakal, iya kan?"
Aku mengangguk.
"Bintang-bintang itu seperti CD4, sedangkan Bu guru itu seperti HIV. Dan aku adalah muridnya, Sugar... Jadi aku akan baik-baik saja, selama aku tidak nakal."
Aku mengangguk mengerti.

(Karena Cinta Itu Sempurna, halaman 83)

***



"Karena Cinta Itu Sempurna" adalah novel kedua yang kutulis dan diterbitkan oleh Homerian Pustaka. Sama seperti novel sebelumnya, "Waktu Aku sama Mika", novel ini juga diambil dari pengalaman hidupku, alias diary yang dibukukan. "Karena Cinta Itu Sempurna" menceritakan masa kecilku yang penuh dengan khayalan dan teman-teman yang unik, masa remajaku yang mengalami pahit manis setelah divonis mengidap scoliosis oleh dokter lalu menemukan seorang penyembuh bernama Mika, yang mengidap AIDS tapi mempunyai semangat yang sangat besar. Dan masa-masa memasuki dunia dewasa yang membingungkan tapi juga menyenangkan.

Jika teman-teman pernah menonton film MIKA (dibintangi oleh Vino G. Bastian sebagai Mika dan Velove Vexia sebagai aku), maka novel ini akan memberikan penjelasan lebih dari apa yang ada di film, karena scene-scene dari film tersebut memang banyak yang diambil dari novel ini :) 
Sampai sekarang "Karena Cinta Itu Sempurna" sudah dicetak sebanyak belasan kali dan aku sangat bersyukur karena mendapatkan sambutan yang positif. Bukan hanya dari pembaca di Indonesia tapi juga di luar negeri. Seperti Malaysia, Singapore dan Australia. Thank God :)


Foto-foto kiriman pembaca. Terima kasih banyak! :D



Berikut beberapa komentar dari pembaca "Karena Cinta Itu Sempurna":

"Cerita ini mengajarkan aku apa itu cinta sesungguhnya tanpa membalas atau bersyarat."
(Hannie, pengguna Facebook)

"Novel kedua terbaik dari kak Indi yang bikin air mataku kembali mengalir seperti “Waktu Aku Sama Mika”. Bahasa yang ada dinovel ini tergolong sederhana (mudah dimengerti), tapi setiap kalimat-kalimat yang dipakai, maknanya begitu luar biasa."
(Olivia Dejoinears, via email)

"Pertama kali baca, tidak mau berhenti.. Eh tidak tahunya semalam malah sudah khatam dalam 2.5 jam."
(Papafaiz, blogger)

"Bukunya sih kecil tapi isinya beri motivasi dan pelajaran."
(Ekarhmdania, pengguna instagram)

"Pemilihan kata-kata yang santun, ringan serta ditambahkan beberapa catatan berupa diary sang penulis membuat buku ini mudah untuk dinikmati."
(Lidya C, blogger)

"Membaca novel Karena Cinta Itu Sempurna memberikan tebaran rasa manis dan sedikit pahit di hati. Rasa manis saat Kak Indi menulis bahwa perbedaan skolioser hanya tidak boleh berlari dan melompat, hanya itu saja, kami masih bisa seperti orang lain. Hal-hal manis masih banyak terumbar di novel manis yang ditulis penuh kata-kata seperti coklat, manis yang tidak berlebihan."
(Tiskusuma, blogger)

"Pertama kali terpandang reka kulit novel ini, saya terus memegangnya. Ringkas sekali. Dan apabila saya membaca isi di dalamnya, hati saya rasa sangat syahdu."
(Ruhana Zaki, penulis dari Malaysia)



Ah, membaca komentar-komentar positif membuatku tersenyum. Senang rasanya bisa berbagi kisah dan mendapatkan teman-teman baru. Terima kasih banyak-banyak-banyak aku ucapkan untuk semua yang telah menyempatkan membaca :) 


Dan untuk teman-teman yang belum pernah membaca, novel "Karena Cinta Itu Sempurna" bisa kalian mendapatkannya di Indi Sugar Official Store dengan harga Rp. 29.000 (plus bonus stiker Indi's Friend).
Caranya cukup SMS atau whatsapp ke 081322339469, dan novel akan dikirimkan ke alamat teman-teman.


Sekali lagi, terima ksih untuk supportnya selama ini, blessed to have you guys! :)



sugar pie nya Mika,

Indi

______________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Minggu, 03 Agustus 2014

Tetap Aktif dengan Scoliosis! (Up date Pemakaian SpineCor)


Hai bloggies, bagaimana liburan lebarannya? Atau adakah yang sudah mulai kembali ke aktivitas semula? Apapun, semoga hari kalian menyenangkan, ya :) Amen.

Semenjak memakai SpineCor alias soft brace untuk scoliosis gue, banyak sekali yang bertanya tentang perkembangannya. Well, sebenarnya aku sudah berjanji akan selalu meng-update nya di sini, tapi ternyata cukup banyak juga yang nggak sabar menunggu dan bertanya langsung lewat private message, hehehe. Jadi sekarang aku akan share tentang pengalaman gue setelah 1 bulan pemakaian SpineCor :)

Jika belum tahu apa itu SpineCor, silakan lihat ini.

Aku masih ingat waktu pertama kali dokter memintaku untuk memakai brace. Waktu itu gue masih 13 tahun dan brace yang kupakai adalah tipe Boston. Keras dan menutupi seluruh badanku, dari dada sampai pinggul. Bentuknya yang kaku membuat brace susah untuk “disembunyikan” di balik baju. Lekuk tubuhku juga jadi tampak nggak natural. Hampir semua orang yang bertemuku ---meskipun baru sebentar--- langsung sadar bahwa aku memakai brace. Semangatku  untuk disiplin mamakai brace pun jadi on and off. Saat di rumah aku nggak bermasalah untuk memakainya sepanjang waktu (brace harus dipakai 23 jam sehari), tapi lain lagi jika aku sedang di sekolah. Aktivitas yang padat dan membuatku banyak berkeringat membuatku merasa nggak nyaman. Rasanya seperti di sauna permanen, hehehe. 

Sesuai dengan nasehat dokter aku mamakai brace selama masa pertumbuhan tulang,  yang artinya sepanjang 5 tahun sebelum aku berusia 18 tahun. Keberhasilan Boston brace ini memang berbeda-beda pada setiap scolioser dan padaku, too bad kurvaku malah bertambah dari 30 an ke 40 an... Malah di usia dewasa kurvaku sempat mencapai 58 derajat! 
Dokter berkata brace sudah nggak ada gunanya jika tulangku sudah berhenti tumbuh, jadi yang bisa aku lakukan untuk menjaga kurvaku hanya tinggal terapi yang lain seperti berenang, fisio terapi, dan tentu saja jalan terakhir ketika kurva sudah melebihin 40 derajat: Operasi.
Operasi bukan pilihanku, jadi aku mengikuti berbagai terapi fisik baik di Rumah Sakit sampai terapi chiropractic. Chiropractic  memberikan rasa nyaman pada tulang belakangku, tapi kurvaku sama sekali nggak berkurang.

Setelah mendengar tentang SpineCor aku langsung bersemangat untuk mencobanya. Bukan hanya karena banyak selebriti dengan scoliosis yang memakainya tapi karena ini satu-satunya tipe brace yang masih bisa dipakai untuk tulang yang sudah berhenti tumbuh (mature). Aku langsung optimis di hari pertama memakainya, karena selain terasa nyaman, postur tubuhku pun secara instan terasa lebih baik. Apalagi 1 minggu setelah pemakaian hasil x ray menunjukan kurvaku (with brace on) berkurang sebanyak 12 derajat. Yang artinya menjadi kurva “aman” dari operasi!

Kalau dipakai di balik baju SpineCor nggak terlihat, lho. Bahannya juge elastis, nyaman dipakai :)

SpineCor sangat jauh berbeda dengan Boston brace. Bentuknya mengikuti lekuk tubuhku dan tersembunyi dengan baik di balik baju. Gerakan tubuh pun menjadi nggak terbatas. Aku benar-benar bisa beraktivitas sambil memakai SpineCor. Aku bekerja di preschool sambil memakainya. Mengejar anak-anak, jongkok-berdiri sampai berayun di swinging ball pun nggak masalah. Begitu juga dengan kegiatanku sebagai penulis. Aku sangat terbantu dengan SpineCor. Harus duduk berjam-jam di depan komputer sambil mengetik dulu sangat menyiksa, tapi sekarang nyeri punggung dan kesemutanku banyak berkurang :)

Aku pakai SpineCor, lho. Nggak terlihat, kan? ;)


Untuk teman-teman scolioser pasti mengerti mengapa berkurangnya kurva bukan satu-satunya goal. Berkurangnya rasa sakit juga salah satu faktor yang dicari dari sebuah terapi/pengobatan, karena terkadang rasa sakit mengganggu produktifitas kita yang memiliki hidup yang aktif. Berbeda kurva dan tipe, berbeda pula rasanya. Aku sendiri sering mengalami kesemutan di tubuh bagian kanan dan nyeri di punggung atas. Kalau sudah begitu mau nulis pun kurang konsentrasi. Padahal pekerjaanku penulis, ya, hehehe. 

Selama 1 bulan ini SpineCor sudah menjadi bagian dari aktivitasku sehari-hari. Setiap habis mandi aku langsung memakainya dan bekerja seperti biasa. Teman-temanku pun nggak ada yang tahu bahwa aku memakai brace. Kecuali kalau kuberitahu, ya :p Tubuhku rasanya semakin fit dan tentu saja menjadi lebih produktif. Sepulang dari preschool yang biasanya langsung mendarat di tempat tidur, sekarang langsung ambil tali leher dan baju Eris. Yup, aku ajak dulu Eris berjalan-jalan sebelum aku beristirahat! :)

Awalnya karena belum tahu sejauh mana ketahanan tubuhku, aku ajak Eris berjalan-jalan di sekitar lingkungan rumah saja. Tapi setelah beberapa kali percobaan dan aku nggak memiliki keluhan, aku mengajaknya berjalan-jalan ke tempat yang lebih jauh. Aku berkeringat dan kelelahan, tapi hebatnya nggak ada rasa pegal atau kesemutan, semuanya lancar. Well, terakhir aku merasa seperti ini sepertinya waktu SMP. Long long time ago, ya...

Mau jongkok atau berdiri tetap nyaman :)

Karena tubuh fit, waktu berkualitas dengan Eris pun semakin banyak :)

Untuk memastikan bahwa apa yang kurasakan bukan sekedar sugesti, aku mengecek kembali keadaanku ke dokter. Berhubung Dr. Natalie sedang cuti melahirkan, jadi aku ditangani oleh Dr. Irma. Guess what, setelah aku surprise dengan kemajuan setelah pemakaian 1 minggu, sekarang ada lagi kabar gembira. Kemiringan tulang belakangku yang tadinya 20 mm sekarang tinggal 2 mm saja! Memang sih aku belum kembali x ray (jika terlalu sering nggak baik untuk kesehatan), tapi Dr. Irma memeriksanya dengan seksama dan hasilnya membuatku semakin optimis dan semangat untuk terus menggunakan SpineCor :)

Ini baru bulan pertama dan aku excited sekali dengan perkembangan yang akan kudapat. Bahkan dengan operasi scoliosis nggak bisa dikoreksi 100%, jadi aku rasa SpineCor sangat patut diberi kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup scolioser, tua dan muda. Aku harap semakin banyak yang tahu tentang SpineCor. Seorang temanku yang kurvanya sudah 70an derajat pun baru-baru ini memakainya dan kurvanya sekarang sudah berkurang 8 derajat. Benar-benar mematahkan “mitos” yang berkata bahwa bracing hanya efektif untuk kurva di bawah 40 derajat. Yup, ada harapan baru untuk scolioser ;)

Bulan depan aku akan kembali memeriksakan tulang belakangku, sekaligus melihat sejauh mana SpineCor membantuku. Jika teman-teman tertarik dengan SpineCor atau mau tanya-tanya dulu, silakan kunjungi Spine Body Center di APL Tower lantai 25 (sebelah Central Park Mall) Jakarta Barat. Atau bisa menelepon terlebih dahulu ke 021-2933 9295. Staff Spine Body Center pasti dengan senang hati membantu kalian :)

Miracle girl,

Indi

__________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469