Minggu, 29 Juni 2014

The Adventure of Snow White and Seven Dwarfs, by ME! Yaiy! :D



Jika sering mampir ke blog ini pasti teman-teman tahu bahwa gue suka sekali dengan hal baru. Mempunyai pengalaman pertama kali itu rasanya excited, kadang-kadang bikin deg-degan tapi penasaran. Well, seperti kata Om John, sebenarnya every moment is first, alias apa yang kita alami setiap hari meskipun hal yang sama pasti saja ada pelajaran baru yang kita dapat. Tapi kalau pengalamannya benar-benar pertama kali alias masih blank dengan hal tersebut, excited nya terasa berkali-kali lipat! :D

Dan gue baru mengalami 'the very first experience' itu beberapa waktu yang lalu. Secara nggak sengaja, karena celetukan iseng gue waktu meeting dengan seluruh tim di preschool tempat gue bekerja. Seperti biasa, setiap tahun diadakan school leavers' ceremony, acara pelepasan anak-anak yang sudah lulus atau akan pindah ke sekolah lain. Temanya berganti-ganti, nah tahun ini "Prince and Princess". Biasanya anak-anak dan teachers akan berpakaian sesuai tema lalu makan bersama dengan menu yang juga sesuai tema. Di meeting ada beberapa teman yang mengajukan ide untuk membuat sesuatu yang berbeda, misalnya di saat acara diputar video yang berisi kegiatan anak-anak saat di kelas. Lalu ada yang memberi ide bagaimana jika kegiatan yang direkam sesuai tema dengan melibatkan seluruh anak secara bersamaan. Mendengar ide seperti itu entah kenapa tiba-tiba gue tunjuk tangan dan berkata, "Aku bisa bikin naskahnya!"

Perhatian seluruh ruangan pun langsung tertuju pada gue yang baru sadar bahwa celetukan tadi dianggap serius. Dengan hati dag dig dug gue mengumpulkan keberanian untuk menarik kembali kata-kata gue. Tapi sebelum itu terjadi teman-teman gue sudah berkomentar bahwa itu ide yang bagus. Ya, ampun... kalau tiba-tiba gue bilang bahwa yang tadi itu cuma candaan, bisa-bisa gue dianggap merusak kekhidmatan meeting, hehehe. Ya sudah, karena terlanjur akhirnya gue mengangguk dan berkata, "Iya, nanti malam aku akan buat naskahnya, aku pastikan semua terlibat. Sepertinya petualangan Puteri Salju dan 7 kurcaci akan pas, karena anak-anak yang lulus juga jumlahnya ada 7, kan? Anak-anak yang lebih kecil juga akan kebagian peran, termasuk teachers."
Entah bagaimana caranya gue bisa 'nyerocos' menjelaskan tentang kerangka naskah sekaligus tiba-tiba dapat ide tentang Snow White. Mungkin karena gue tiba-tiba ditodong. Padahal seumur hidup satu-satunya naskah yang pernah gue pegang hanya naskah film Mika, yang diambil dari novel gue. Dan yang membuatnya tentu saja orang lain, hehehe.

Malamnya gue langsung membongkar kotak kenangan gue, mencari naskah film Mika dan mempelajarinya. Gue memang sudah membacanya ratusan kali karena ikut memberi masukan, tapi dulu sama sekali nggak terbayang jika gue di posisi penulis naskah. Ya, ini memang naskah drama tingkat preschool, bukan film layar lebar, tapi gue tetap ingin total, membuatnya sebaik mungkin :) Langkah pertama gue membayangkan jalan ceritanya. Meskipun judulnya "Snow White" tapi tentu saja harus disesuaikan dengan kemampuan anak-anak dan kultur di Indonesia. Berhubung harus menampilkan bakat setiap kelas, jadi gue pikir akan tepat sekali jika ceritanya dibuat petualangan seperti Wizard of Oz.

The script :)

Benar-benar surprise, ketika di depan laptop jari-jari gue lincah sekali mengetik. Cerita diawali dengan Evil Queen yang merasa kecewa karena ada yang menyaingi kecantikannya, yaitu Snow White. Jadi ia menyamar sebagai nenek tua (she's a wicked witch) yang memberikan apel beracun kepada Snow White. Ketika racun mulai bekerja datanglah Good Fairy bersama 7 kurcaci. Ia berkata pada Snow White bahwa Prince Charming bisa menyembuhkannya. Maka Good Fairy menugaskan kepada 7 Kurcaci untuk menemani Snow White mencari Prince Charming. Selama perjalanan mereka singgah ke berbagai desa yang penduduknya berbaik hati mengizinkan untuk ikut beristirahat bahkan memberikan pertunjukan untuk menghibur hati mereka yang sedang bersedih. Sayangnya sebelum mereka tiba di desa terakhir tempat dimana Prince Charming berada, Snow White semakin melemah. Ia berkata akan tidur sebentar tapi ternyata sampai 7 Kurcaci mencoba membangunkannya ia tetap tertidur. Saat itulah Prince Charming yang sedang berjalan-jalan di hutan melihat 7 Kurcaci yang menangis sambil mencoba membangunkan Snow White. 7 Kurcaci meminta tolong pada Prince Charming yang menurut Good Fairy mempunyai sesuatu untuk menyembuhkan Snow White. Tanpa ragu Prince Charming langsung memeluk Snow White diikuti oleh 7 Kurcaci. Pelan-pelan Snow White terbangun dan disambut oleh keceriaan 7 Kurcaci. Prince Charming menjelaskan bahwa racun yang diberikan oleh Wicked Witch adalah kebencian dan rasa iri, jadi pelukan yang tulus adalah penawarnya. Naskah ditutup dengan adegan 7 Kurcaci yang melihat Wicked Witch sedang memperhatikan mereka dengan wajah marah karena kecewa dengan kesembuhan Snow White. Teringat kata-kata Prince Charming mereka langsung menghampiri Wicked Witch dan memberikannya pelukan yang tulus. Wajah Wicked Witch berubah menjadi lebih halus dan tersenyum, ternyata pelukan juga bisa merubahnya menjadi orang baik yang bebas perasaan benci dan iri. The End! :)



Snow White dan 7 (plus 1) kurcacinya sudah mirip belum? :D

Dengan lega gue menutup laptop dan bersiap tidur. Ternyata gue benar-benar bisa menyelesaikannya dalam waktu semalam. Ketika menulis bayangan siapa yang cocok untuk memerankan masing-masing karakterpun ikut terbayang. Penduduk desa-desa tentu saja akan diperankan oleh kelas kecil sampai kelas besar. Prince Charming akan diperankan oleh Mr. Dave. Good Fairy tentu saja cocok diperankan oleh Miss. Alison yang punya wajah fairy dan karakter yang wise, hehehe. Evil Queen a.k.a Wicked Witch akan diperankan oleh Miss. Nensi yang memang sering bermain teater. Untuk Magic Mirror yang hanya sebentar tapi sangat penting gue rasa akan cocok diperankan oleh Miss. Gilang. Sedangkan untuk pemeran Snow White ketika meeting semua setuju bahwa gue yang memerankannya. Hihihi, ini bukan karena gue yang membuat naskah jadi kebagian peran utama, lho. Tapi karena Snow White akan ada di setiap scene jadi akan mengontrol pergantian anak-anak yang berperan. Selain itu, what a cute coincidence, beberapa parents memang memanggil gue dengan sebutan Miss. Snow White. Mungkin karena rambut gue yang pendek, ya :) Sekarang yang gue pikirkan sebelum tidur tinggal apakah naskah gue akan disetujui dan apakah grammar nya sudah oke. Karena gue bekerja di preschool berbasis kurikulum British (dengan dua bahasa pengantar), jadi naskah harus dibuat dengan berbahasa Inggris. Kalau salahnya banyak maluuuu, hehehe.

Paginya serahkan naskahnya kepada Miss. Alison dan siangnya langsung mendapat kabar bahwa ia (dan yang lainnya) suka dengan naskah buatan gue. Katanya pesan moralnya bagus dan salut dengan penempatan cast anak-anaknya di setiap adegan. Wah, gue lega sekali, naskah sepanjang 20 halaman yang dibuat hanya semalam ternyata dinilai positif :D Tapi kalau soal grammar masih ada yang perlu diperbaiki, sih. Syukurlah Miss. Alison memaklumi karena nggak banyak-banyak amat, hehehe (Katanya Bahasa Inggris gue kacau karena too much Aerosmith, lol). Saking senangnya gue sampai lupa kalau gue nggak punya kostum Snow White. Untung saja gue punya Ibu yang super kreatif. Kami hunting kain-kain murah dan semalam sebelum hari H (yes, semendadak itu) ia meminta pegawainya untuk menjahitkannya untuk gue. Oh, iya berhubung kain yang dipakai adalah yang termurah dari yang bisa kami temukan, jadi model kostum Snow White nya pun disesuaikan dengan yang versi kartun, lebih sederhana dibandingkan dengan versi para 'face character' yang ada di Disney Land. Kalau gue beli kain yang mahal kan sayang, kostumnya nggak akan dipakai setiap hari, kok, hehehe.

Dress yang dibuat semalaman dari kain murah-meriah. Bagus juga kan? Hihihi :)

Ketika hari H tiba, prechool sudah berubah menjadi kerajaan yang dipenuhi oleh prince dan princess mungil. Eh, bukan hanya yang mungil, tapi yang besar juga banyak karena seluruh tim preschool juga ikut berkostum, hehehe. Gue yang sudah memakai kostum Snow White membuat anak-anak melupakan nama asli gue. Mereka memanggil gue 'Snow White'! Syukurlah itu artinya meskipun kostumnya dibuat mendadak tapi sudah cukup membuat yang melihat mengenali :) Lucunya ada salah satu pemeran kurcaci yang bertanya mengapa gue menjadi Snow White karena ia juga ingin. Meski awalnya terkejut karena mendapat pertanyaan seperti itu, tapi akhirnya gue menjawabnya dengan berkata bahwa ini hanya peran, setelah selesai siapapun boleh menjadi Snow White. Dan benar saja ia berkata bahwa setelah perannya selesai akan langsung mengganti kostumnya agar sama dengan gue, hehehe, cute! :)

Salah satu dari mereka request sama mommny nya untuk pakai kostum yang sama dengan gue :)

Meski sedikit deg-degan tapi gue lega karena set sudah siap sesuai dengan yang gue minta. Hehe, wajar ini baru kali kedua gue tampil di panggung untuk beracting. Dulu gue pernah berperan sebagai kakak tiri di drama Cinderella dan sekarang malah menjadi pemeran utama, siapa yang menyangka. Karena nanti semua cast akan beracting dengan playback, jadi gue nggak terlalu khawatir dengan anak-anak yang lupa dialog (well, termasuk Prince Charming yang sampai hari terakhir latihan masih saja lupa, lol). Gue tinggal konsentrasi di part mana saja gue harus turun panggung lalu kembali bersama 7 Kurcaci, yang di saat-saat terakhir ternyata bertambah menjadi 8 :p

With Prince Charming (look at his awesome outfit!!)

Good Fairy, Evil Queen and Wicked Witch.

Drama berlansung dengan lancar, terharu gue melihat semuanya berperan dengan total dan tanpa malu-malu. Termasuk untuk kelas paling kecil yang masih berusia 1 setengah tahun, mereka dengan percaya diri naik ke atas panggung dan menjalannya peran mereka sebagai bunga dengan baik, hehehe. Waktu adegan 7 Kurcaci (eh, delapan) membangunkan Snow White gue sampai hampir menangis. Apalagi semuanya tiba-tiba senyap, sepertinya yang menonton ikut terbawa suasana, hihihi. Waktu drama selesai dan semua cast berkumpul untuk take a bow perasaan gue langsung bercampur aduk. Ada senang, lega, terharu... wah, pokoknya susah diungkapkan dengan kata-kata. 


Hati-hati, ada yang menyelinap di belakang! :D

Waktu pulang ke rumah gue membaca beberapa pesan dari grup prechool gue. Isinya benar-benar membuat gue senyum-senyum. Miss. Alison bilang ini adalah pertunjukan di School Leavers' terbaik yang pernah terjadi di preschool dan yang lainnya berkata tahun depan gue harus membuat naskah drama lagi. Bagi sebagian orang mungkin totalitas gue terlalu berlebihan untuk 'sekedar' tingkat preschool. Tapi buat gue tempat atau audience nggak mempengaruhi gue dalam berkarya. Kerjakan dengan sungguh-sungguh, dan siapapun akan bisa merasakan kerja keras dibaliknya. Sungguh-sungguh nggak akan pernah menghasilkan kesia-siaan! :)


***

“How could a hug could save me?”

“What the Wicked Witch did to you came from envy and hate. A sincere hug can save you...”
(salah satu dialog Snow White dan Prince Charming yang gue buat)


dan, hanya pelukan hangat yang "menyembuhkan" hati penyihir jahat :)
As white as a snow,


Indi


_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Jumat, 20 Juni 2014

My Hello Kitty Birthday Celebration :)


Sekitar jam 7 malam, gue baru saja terbangun dari long nap dengan kepala berat. Hari itu badan gue memang sedang terasa nggak enak, jadi niat tidur sebentar sepulang dari preschool berubah menjadi tidur yang panjang. Dengan langkah yang masih sempoyongan gue menghampiri Ibu dan Bapak yang memanggil-manggil gue dengan suara yang terdengar seperti menahan tawa. Nggak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi gue menghampiri mereka dengan masih berpiyama dan bertelanjang kaki ke garasi. Di sana gue melihat ada 2 orang laki-laki sedang melakukan sesuatu pada mobil gue. Sebelum tahu apa yang sedang mereka lakukan, Ibu memeluk gue sambil berkata,
“Seharusnya ini kejutan untuk 2 hari lagi, tapi Ibu dan Bapak nggak sabar untuk melihat reaksi kamu.”
Salah satu dari 2 laki-laki menjauh dari mobil, memberikan ruang pada gue untuk mengamati apa yang mereka lakukan. Ternyata mobil putih gue sedang dipasangi stiker Hello Kitty! Gue benar-benar nggak menyangka karena meski sudah lama menginginkannya, gue sama sekali nggak punya rencana untuk memasangnya. Budget gue masih belum mencukupi, terlebih masih harus mencicil mobil, hehehe. Gue senang sekali dan langsung bersorak riang sambil berterima kasih pada Ibu dan Bapak mengabaikan kehadiran 2 orang tukang yang memandang gue dengan heran. Gue lalu tersadar sesuatu, Ibu bilang kejutan ini seharusnya untuk 2 hari. 2 hari lagi jatuh di tanggal 8 Juni, dan itu artinya... Ya, ampun gue lupa akan berulang tahun! :D




Mungkin ada yang pernah membaca tulisan gue tentang ulang tahun sebelumnya, bahwa seperti ada tradisi nggak tertulis sebelum berulang tahun pasti gue sakit terlebih dahulu. Well, ini bukan sugesti, karena meski gue lupa akan berulang tahunpun pasti akan sakit dulu. Alasan masuk akalnya mungkin cuma: Kebetulan. Hehehe :) Orang tua gue awalnya berpikir bahwa ini fase yang akan berakhir selepas masa balita, tapi ternyata di menjelang ulang tahun ke 28 ini masih juga terjadi. Sekarang gue semakin terbiasa dan nggak menganggapnya misterius lagi. Yang penting sudah menjaga kesehatan, kalau tetap sakit anggap saja memang seharusnya begitu, hehehe. Eh, tapi bukan soal sakit yang mau gue ceritakan sekarang. Karena akhir-akhir ini sedang sibuk, gue benar-benar lupa bahwa 2 hari lagi akan berulang tahun. Nggak ada rencana besar, sih, setiap tahun untuk gue yang terpenting hanya berkumpul bersama keluarga, teman-teman dan Ray, ditambah tiup lilin di atas kue tart kesukaan gue. Tapi berhubung teman-teman gue juga sedang sibuk, rasanya nggak tepat jika mengabari mereka mendadak untuk berkumpul ke d rumah gue. Akhirnya gue putuskan untuk hanya mengundang my 2 best friend since highschool, Dhian dan Cut Hanna yang ternyata keheranan karena mereka pikir tahun ini nggak ada acara kumpul-kumpul. Dhian yang hapal sekali dengan karakter gue langsung menebak bahwa gue lupa dengan ulang tahun sendiri. Hehehe, jadi malu :p Sedangkan untuk teman-teman di preschool rencananya akan kumpul-kumpul waktu makan siang saja sambil makan kue, karena kalaupun gue undang sudah terlalu mendadak mengingat banyak yang tinggal di luar kota. 

Lucunya meski sudah mepet gue mau acara syukuran ulang tahunnya tetap bertema (2 tahun lalu bertema Spongebob dan tahun kemarin bertema Aerosmith). Untuk mencari supply sudah nggak sempat, jadi gue gunakan saja apa yang tersedia di rumah. Karena kado early dari Ibu dan Bapak, jadi gue putuskan tahun ini ulang tahun gue bertema Hello Kitty. Semalam sebelum ulang tahun gue dan Bapak ke supermarket untuk membeli camilan. Susah untuk mendapatkan yang serba Hello Kitty, jadi gue memilih apa saja yang kemasannya berwarna pink, soal rasa belakangan, hehehe. Beruntung gue mendapatkan plastic cup berwarna pink lengkap dengan printable label Hello Kitty untuk ditempel di botol Fanta. Karena keesokan harinya ternyata gue bangun tidur terlalu siang jadi nggak sempat mendekor ruang tamu (bahkan nggak sempat mandi, lol). Botol Fanta, tempat tisu dan dispenser jadi “penyelamat” adanya tema di ulang tahun gue. Outfit yang gue pakai pun untungnya bergambar Hello Kitty, jadi sepertinya teman-teman gue nggak akan ‘ngeh kalau gue sebenarnya terburu-buru dalam menyiapkan syukuran ini :p






Seperti biasa Dhian datang lebih dulu, lalu disusul Cut Hanna dan anaknya, Melody. Sedangkan Ray, juga seperti biasa datang belakangan, hehehe. Gue senang sekali karena meski cuaca sedang hujan tapi semuanya datang. Apalagi ada Dea, pacarnya Puja, adik gue yang ternyata ikut meskipun masih malu-malu dan sering memilih untuk mojok di ruang TV :p 
Meski undangannya cuma sedikit (lol) tapi gue, Dhian dan Cut Hanna tetap kompakan pakai baju merah dan putih lho supaya sesuai tema. Cuma Ray yang nggak kompak dengan alasan nggak punya baju putih padahal gue tahu dia punya, hehehe. Begitu kumpul kami langsung ngobrol random, dari mulai tentang masa SMA sampai masa sekarang. Seru sekali gue dan sahabat-sahabat gue berkumpul, meskipun waktu SMA dulu kami punya satu orang sahabat lagi bernama Pipit yang sekarang sudah pindah keluar kota. Melihat Ray yang nyaman dengan mereka membuat gue semakin senang. What a perfect birthday :)



Melody jadi orang yang paling nggak sabar buat potong kuenya (meskipun kemungkinan cuma mau acak-acak, hehehe), jadi gue langsung panggil Ibu, Bapak, Puja dan Dea untuk bergabung membaca doa dan tiup lilin. Tahun ini ternyata ada yang berbeda, biasanya Bapak yang memimpin doa, tapi sekarang dipimpin oleh Ray atas permintaan Ibu :) Gue terharu mendengar doa-doa yang penuh kebaikan, semoga dikabulkan Tuhan. Sebelum tiup lilin gue make a wish, meskipun kurang konsentrasi karena semuanya nggak bisa berhenti tertawa, hehehe. 

Kuenya baru saja mau dipotong tapi Ibu meminta kami untuk makan dulu. Katanya takut makanannya keburu dingin. Hehehe, sorry ya Melody, acak-acak kuenya ditunda dulu :p 
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, spageti dan salad jadi menu wajib. Yang berbeda kali ini ditambah puding dan jelly berwarna pink supaya cocok sama warna Hello Kitty, hehehe. Sambil makan obrolan random kembali kami lanjutkan. Benar-benar random sampai-sampai obrolan tentang alfamart bisa bersambung ke obrolan tentang salah satu teman kami yang baru menikah. Biasa deh, setiap berkumpul dengan orang-orang terdekat kelogisan tema memang selalu diabaikan, hahaha :D 








Nggak terasa waktu sudah larut, Cut Hanna dan Melody yang mula rewel pamit untuk pulang disusul dengan Dhian yang ikutan pamit tapi ternyata malah ngobrol kembali di depan pagar selama 1 jam, lol. Nggak lupa gue berterima kasih untuk kedatangan mereka. Setelah itu gue dan Ray masuk kembali ke dalam rumah untuk acara yang paling ditunggu setelah tinggal kami berdua dan keluarga. Apalagi kalau bukan buka kado, hehehe. Semuanya memberi gue kado dengan tema Hello Kitty kecuali Ray yang memberi gue beauty kit. Terharu sekali karena mereka hapal dengan kesukaan gue. Dea bahkan memberi gue bantal mobil, pasti dia dapat bocoran dari Puja kalau mobil gue masih kosong melompong, hehehe.





Acara ulang tahun gue ternyata belum selesai. Gue dan Ray pergi ke toko DVD untuk mencari film-film kesukaan gue. Hore, gue dapat DVD Mulan untuk menambah koleksi film Disney gue dan DVD Step Brothers untuk koleksi film Will Ferrell gue, hehehe. 
Sekitar jam 10 malam Ray pamit pulang. Setelah hari yang menyenangkan baru terasa kalau tubuh gue kelelahan. Sambil membereskan sisa-sisa syukuran ulang tahun, gue bersyukur sekali atas apa yang sudah gue alami selama ini. Gue punya keluarga yang hebat, future husband yang pengertian, sahabat-sahabat yang baik dan pekerjaan yang menyenangkan. Gue tahu Ibu dan Bapak bahagia ketika gue lahir ke dunia ini meskipun gue nggak mengingatnya. Tapi setiap kali gue berulang tahun rasanya gue bisa melihat secara langsung seperti apa tatapan mereka ketika pertama kali melihat gue dulu. Penuh sayang dan bahagia. Gue benar-benar bersyukur... Thank God. I’m blessed :) 


Ps: Setelah ulang tahun gue ternyata ada hadiah-hadiah susulan dari Bi Yati (sekretaris Ibu), Gina (sepupu gue) dan Eve (sahabat gue semasa SD). Terima kasih banyak, juga untuk teman-teman yang sudah memberikan ucapan selamat dan doa untuk gue. I love you, guys! :)



Birthday girl,

Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Kamis, 12 Juni 2014

Petualangan di Taman Safari: "Ketika Memisahkan Diri dari Rombongan" :p

Hai... hai... hai... Apa kabar bloggies? Hahaha, senang rasanya bisa kembali ke dunia kecil gue. Setelah terakhir menulis di sini, gue nggak sempat mampir-mampir ke blog teman-teman. Pasalnya gue lagi sibuk dengan pekerjaan di preschool (dan bertepatan dengan ulang tahun gue juga, hehehe). Padahal biasanya gue menikmati sekali berjalan-jalan sambil membaca cerita-cerita kalian. Makanya gue senang sekali hari ini. Meskipun sebenarnya pekerjaan gue belum 100% selesai, tapi gue putuskan untuk membagi cerita yang tanggal 2 Juni lalu gue alami. Karena mengingatnya membuat gue happy, dan pasti akan menjadi recharge semangat di tengah-tengah deadline yang kadang membuat panas-dingin ini, hehehe.

Di preschool tempat gue bekerja secara rutin mengadakan outing. Lokasinya bermacam-macam, terkadang di dalam kota atau di luar kota. Yang pasti tempatnya selalu edukatif dan child friendly. Bulan ini tempat yang dituju adalah Taman Safari Cisarua-Bogor. Gue sudah beberapa kali ke sana, termasuk waktu merayakan ulang tahun yang ke 15 bersama Ibu dan Bapak. Meskipun sudah lama, tapi itu cukup membuat gue pikir-pikir untuk nggak ikut outing, hehehe. Gue senang berwisata ke suatu tempat, tentu saja. Tapi gue nggak terlalu enjoy jika harus berwisata bersama rombongan. Saat mengunjungi suatu tempat gue sangat suka berjalan-jalan sendiri, mencari-cari hal menarik dan merasa puas ketika menemukannya, bukan karena dtunjukan tour guide :)
Itulah kenapa gue baru menyatakan ikut 2 hari saja sebelum keberangkatan, hehehe.

Kami pergi pagi-pagi sekali karena rencananya akan menonton 3 pertujukan di sana. Meski begitu ternyata kemacetan di hari libur membuat kami tiba saat makan siang. Satu pertunjukan sudah terlewat dan rencana diganti dengan hanya mengejar 2 pertunjukan terakhir. Rombongan berkumpul dulu untuk makan siang, dan meskipun gue nggak terlalu lapar tapi gue tetap mengikuti dari belakang. Ternyata tempatnya cukup jauh dari tempat bis berhenti. Menanjak dan harus menaiki anak tangga yang banyak. Langsung saja gue berhenti dan mulai berpikir untuk memisahkan diri. Gue pikir, “Ah jika gue hilang nggak akan ada yang memperhatikan, toh masih banyak teacher yang lain, hehehe”. Gue mulai memperlambat langkah dan membiarkan teman-teman jalan mendahului gue. Di tengah aksi gue ternyata Miss. Rifa, my best friend di preschool memperhatikan. Dulu kami sempat bekerja di kelas yang sama, jadi wajar saja jika ia sudah hapal dengan karakter gue :p


“Kita cari makan sendiri, yuk!”, gue memberanikan diri mengajak Miss. Rifa.
“Yuk, aku juga mau ke toilet.”
Nggak disanga-sangka ternyata Miss. Rifa setuju. Ia memang belum tahu dengan rencana gue yang ingin berpetualang sendiri, bebas dari ikatan jadwal. Tapi dari bahasa tubuhnya entah kenapa gue yakin jika ia juga merasakan hal yang sama dengan gue. Langsung saja gue merasa sudah menemukan partner berpetualang yang tepat. Gue tahu Miss. Rifa orangnya kalem, jadi ia pasti setuju dengan rencana gue yang ingin menikmati setiap moment. Mengejar pertunjukan dengan waktu yang sempit rasanya terlalu terburu-buru. Sedangkan gue selalu perlu waktu untuk duduk santai dan memperhatikan sekitar.

Sebelum mencari makan siang gue dan Miss. Rifa ke toilet dulu. It was really cold, rasanya mampir ke toilet ketika di perjalanan saja nggak cukup, hehehe. Di sana gue mengirim kabar kepada rombongan bahwa gue dan Miss. Rifa sakit perut, jadi kami harus memisahkan diri, hahaha. I know, I know, itu kebohongan. Tapi rasanya kehadiran kami pun nggak dibutuhkan untuk selalu bersama-sama. Karena murid-murid kami bersama dengan orang tua atau nanny mereka, dan tujuan outing itu untuk bersenang-senang. Well, begini lah cara gue having fun :p 
Gue sengaja nggak sering-sering menengok handphone. Karena dalam hati tetap saja gue khawatir jika ada pesan balasan yang isinya meminta kami kembali, hehehe. Tapi hanya beberapa lama kemudian kami langsung lupa kalau pergi bersama rombongan, karena kami langsung menemukan keseruan kami sendiri. Sambil terkikik-kikik geli kami mengambil foto di toilet. Tepatnya di pantulan cermin. Itu foto pertama dan terakhir kami yang berada dalam 1 frame. Karena sampai akhir dari petualangan kami tetap hanya berdua saja. 


Kami berjalan-jalan sambil melihat-lihat tempat yang menarik. Kami bahkan nggak sungguh-sungguh mencari tempat makan (dan jam makan siang pun sebenarnya sudah lewat, hehehe). Kami masuk ke sebuah cafe yang kebetulan dilewati setelah mampir ke toko suvenir. Gue membeli sebuah bando orangutan untuk Eris, anjing gue yang suka sekali dress up :p Di cafe gue memesan cup noodle yang langsung diiyakan oleh Miss. Rifa. Lucky us, tempatnya nyaman sekali, terletak di lantai 2 yang bersebelahan dengan wahana kincir angin. Hehe, kinda romantic even for a bestfriend :p Di sana nggak ada pengunjung lain, hanya sesekali ada anak-anak yang mengantri untuk naik kincir angin. Gue dan Miss. Rifa menikmati mie sambil mengobrol random. Percakapan kami bercabang kesana dan kemari tapi akhirnya kami membicarakan tentang hewan-hewan di Taman Safari. Gue senang sekali melihat hewan-hewan berkeliaran di sini, meskipun bukan di habitat aslinya, at least lebih baik daripada kurungan di kebun binatang. Tapi gue khawatir dengan kesehatan paru-paru mereka. Bayangkan ada berapa kendaraan yang melewati mereka setiap harinya. Gue berharap dalam waktu dekat Taman Safari punya kendaraan khusus bebas polusi yang bisandipakai oleh pengunjung. Miss. Rifa langsung menimpali imajinasi gue, katanya akan seru sekali jika ada kereta listrik yang bebas polusi udara dan suara. Jadi hewan-hewan akan lebih sedikit mengalami stress dan sehat. Gue setuju sekali. Dengan serius gue berkata bahwa setelah pulang dari sini gue akan langsung menulis surat pada Taman Safari. Hahaha, sungguh percakapan yang rasanya nggak mungkin gue lakukan di depan satu rombongan lengkap :p



Setelah perut kenyang kami langsung berkeliling-keliling kembali. Mau kemana? Well, kami juga nggak tahu. Melihat suasana di sana saja sudah membuat gue senang dan yang terpenting inilah arti liburan sesungguhnya buat gue: bisa santai dan nggak dikejar waktu, hehehe. Gue senang melihat gajah-gajah yang sedang makan wortel. Somehow mereka terlihat ramah dan happy. I want to pet them, tapi petugasnya mengingatkan agar gue tetap berhati-hati meskipun mereka jinak. Jadi gue hanya membelai belalainya yang disambut dengan ‘kecupan’ di pipi gue, hahaha. Yang keren gajah-gajah ini bisa melukis lho, dan hasilnya dijual sebagai suvenir. Lalu gue membaca bahwa dengan membeli suvenir artinya sudah memberikan sumbangan untuk makanan hewan-hewan di Taman Safari. Langsung saja gue dan Miss. Rifa mampir lagi ke toko suvenir. Miss. Rifa membeli sebuah boneka orangutan dan gue membeli 2 buah boneka gantungan gajah yang terbuat dari kain. Senang sekali ya bisa membantu sambil membeli oleh-oleh, hehehe :)



Satu-satunya pertunjukan yang ingin Miss. Rifa lihat adalah Cowboy Show. Ia sudah pernah menontonnya satu kali, tapi katanya gue juga harus lihat karena seru sekali dan cowboy nya ganteng-ganteng (HUAHAHAHA). Sebenarnya sih agak pesimis untuk tiba di pertunjukan tepat waktu karena tinggal 10 menit lagi sebelum di mulai. Rombongan pun sudah berada di sana dan sepertinya mulai merindukan kami, hehehe. Gue dan Miss. Rifa menunggu mobil khusus yang akan mengantarkan kami ke sana. Benar saja, ketika tiba pertunjukan sudah berjalan cukup lama dan kami hanya menonton sekian menit terakhir. Tapi gue sama sekali nggak kecewa, dari beberapa menit saja gue bisa menangkap bahwa pertunjukannya keren. Dan juga merasa lega karena nggak terburu-buru untuk mengejar agar tepat waktu. Jalan menuju tempat pertunjukan menanjak, kalau buru-buru mungkin lutut gue sudah lemas :D


Lucunya ketika keluar dari lokasi pertunjukan ada seorang turis asing yang bertanya apakah gue bisa berbahasa Inggris. Gue bilang bisa sedikit. Ternyata ia memperkenalkan gue dengan 3 orang putrinya yang ingin berfoto bareng gue. Hehehe, gue jadi mehanan geli. Apakah wajah gue ini sangat mewakili Indonesia? Ini bukan kejadian pertama kali. Sudah beberapa kali di tempat wisata ada turis asing yang mengajak berfoto bersama. So random dan memberi gue ide untuk melakukan hal yang sama jika ke negara lain, hahaha.


Gue diberitahu bahwa bis akan berangkat 1 jam lagi. Mungkin bagi orang lain ini waktunya bersiap-siap, tapi bagi gue dan Miss. Rifa ini artinya kami masih mempunyai waktu untuk berpetualang. Kami ke area Baby Zoo. Gue ingat dulu pernah ke sana dan berfoto dengan harimau. Kalau diingat-ingat waktu kecil gue rasanya kok nggak punya rasa takut, ya, hehehe. Kali ini gue hanya ingin melihat-lihat hewan di sana dan sekaligus menikmati udara yang segar. Waktu keluar dari Cowboy Show cuaca sempat mendung dan gerimis sebentar, jadi setelahnya menyisakan udara yang menyenangkan :) Di kebun binatang mini ini gue melihat banyak hewan yang lucu. Ada flamingo yang cantik, burung-burung yang warnanya indah dan lain sebagainya. Saking senangnya gue hanya sempat mengambil beberapa foto. Yang lainnya gue rekam di memory otak saja, hehehe. Sayangnya ada 2 kejadian nggak menyenangkan di sana yang membuat mood gue turun dan sedikit grumpy. Yang pertama, ketika kami di area “hewan malam” ada seorang Bapak (yang saat itu bersama keluarganya) menyorotkan flash light ke arah mata burung hantu. Heran, apa ya yang ada di benaknya dan kenapa ia NIAT BANGET membawa flash light? Padahal sudah jelas bahwa ruangan sengaja dibuat gelap dan gue bahkan nggak berani mengambil foto dengan blitz menyala. Gue beranikan diri untuk menegur. Gue bilang, “Kasihan burung hantunya jangan disorot, nanti silau.” You know what, bapak itu seolah nggak mendengar omongan gue dan meneruskan aksinya sambil melontarkan kata-kata yang ‘menantang’. Silly, buat apa ia menantang burung hantu? Nggak bisakah ia mencari lawan yang seimbang? Anak bapak itu sepertinya malu dan memintanya berhenti. Bahkan anaknya pun nggak bisa membuatnya tersadar, jadi gue langsung mengajak Miss. Rifa keluar.
Yang kedua terjadi waktu kami melihat beberapa harimau putih yang gagah dan cantik. Salah satu dari harimau tampak sedang menggigiti kemasan kosong makanan ringan (sepertinya Taro, tapi gue terlalu jauh untuk membaca merk nya). Tempat sampah ada dimana-mana, tapi entah kenapa masih ada saja pengunjung ignorant yang membuang sampahnya sembarangan. Padahal benda-benda seperti plastik dan kemasan lain bisa menyakiti hewan. Gue mencoba mencari petugas tapi nggak menemukan siapa-siapa dan hanya bisa berdoa semoga si harimau malang itu baik-baik saja. Gue jadi mulai berimajinasi tentang hukuman apa yang pantas bagi si bapak penyorot flash light dan orang yang membuang sampah sembarangan. Tapi gue lalu berusaha menepisnya jauh-jauh dan mencoba berpikir positif. Mereka bisa saja seperti itu karena kurangnya pengetahuan. Well, ya, mungkinkah? Jika mungkin semoga saja mereka mendapatkan pembelajaran secepatnya...






Tapi di luar 2 kejadian penghancur mood itu petualangan gue dan Miss. Rifa terasa sangat menyenangkan dan maksimal. Gue mendapatkan liburan singkat sesuai yang gue inginkan di tengah-tengah banyaknya deadline. Gue bersyukur sekali mempunyai sahabat seperti Miss. Rifa yang bukan hanya kompak saat bekerja tapi juga kompak dalam menciptakan petualangan seru. Mendengar cerita teman-teman di rombongan yang naik wahana ini-itu dan menonton pertunjukan ini-itu sama sekali nggak mempengaruhi kebahagiaan gue. Karena petualangan ini lah yang gue butuhkan! :)


Jungle girl,

Indi


_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469

Senin, 02 Juni 2014

Hope for Scolioser :)

Syukuran sederhana berkurangnya kurva scoliosis gue :)
Pernah nggak kalian mengalami sesuatu yang kalian pikir nggak akan mungkin untuk dialami sama diri sendiri? No, no, no, ini bukan seperti waktu gue berumur 7 tahun bermimpi untuk bertemu the greatest rock band ever, Aerosmith dan ternyata terwujud 20 tahun kemudian. Tapi gue bicara tentang sesuatu yang sudah divonis mustahil atau kalaupun ada kemungkinan itu keciiiiil sekali. Nah, gue baru saja mengalaminya. Bahkan sambil mengetik tulisan ini pun gue masih belum sepenuhnya percaya karena... mungkin jika ada orang yang posisinya sama seperti gue dan membaca tulisan ini mungkin menganggap too good to be true.

Ini tentang scoliosis. Iya, tentang kelainan tulang belakang yang didiagnosa saat gue berusia 13 tahun dan membuat gue memakai boston brace selama 5 tahun, setiap hari selama 23 jam per hari. Setelah brace dilepas karena tulang gue sudah mature, kurva scoliosis gue memiliki kelengkungan 52 derajat. Pasti setiap scolioser sudah mendengar tentang ini dari dokter, bahwa kurva di atas 40 derajat disarankan untuk mengambil tindakan operasi. Setelah 5 tahun penggunaan brace ternyata kurva gue masih tetap di atas batas “aman” dari pisau bedah. Apalagi setelah tulang gue mature kemungkinan untuk berkurangnya kurva lewat jalan lain selain operasi (baca: bracing, fisioterapi, dll) katanya sudah nggak ada. Good news nya, kemungkinan besar kurva gue nggak akan bertambah buruk. Meski sebenarnya di atas 50 derajat itu rasanya benar-benar nggak nyaman (gue nggak mau bilang buruk, ya, lol).



Meski begitu gue sebisa mungkin menghindari operasi. Proses penyembuhan yang memakan waktu, resiko dan tentu saja biaya menjadi pertimbangan gue. Mengabaikan kata-kata dokter yang menyatakan bahwa “kalau tulang sudah mature tapi kurva mau berkurang ya harus operasi”, gue mencari terapi alternatif. Eh, tapi bukan berarti di luar medis, ya. Maksudnya gue mencari terapi untuk merawat scoliosis gue secara aman dan hasilnya bisa dipertanggung jawabkan. Perjalanan gue dimulai dengan mencoba chiropractic. Awalnya dari Canadian berganti ke Japanese chiropractic. Hasilnya baik, rasa sakit gue berkurang banyak dan siklus menstruasi gue pun menjadi lancar. Tapi sayangnya setiap kali gue libur terapi rasa sakitnya kembali dan setelah melakukan x ray, kurva gue ternyata nggak berkurang.

Banyak yang salah mengartikan bahwa sembuh dari scoliosis = tulang punggung yang lurus. Padahal scoliosis sendiri bukan penyakit, tapi kelainan. Dan kelainan tentu saja nggak bisa disembuhkan, tapi bisa diminimalisir. Bahkan ada beberapa dokter yang berkata jika tulang belakang bengkok sampai 15 derajat, itu nggak bisa dikategorikan sebagai scoliosis karena nggak ada anatomi tubuh manusia yang benar-benar lurus. Bahkan dengan operasi scoliosis pun tetap akan menyisakan sekian derajat, tergantung dari usia pasien dan seberapa besar kurva sebelum operasi. Makanya yang gue cari adalah terapi untuk meminimalisir kurva dan rasa sakitnya, seenggaknya sampai kurva gue di angka “aman”, tanpa perlu melakukan operasi :)



Dan gue pun menemukan spinecor (baca lengkapnya di sini), sebuah soft brace yang bisa dipakai oleh scolioser yang bahkan sudah bertulang mature (bahkan manula!). Bentuknya elastis dan dipakai dibalik baju, berbeda sekali dengan Boston brace yang sebelumnya gue pakai. Jika Boston brace lebih sering disebut sebagai brace yang bisa mempertahankan kurva, spinecor ini malah katanya bisa mengurangi kurva. Jadi pada tanggal 16 Mei oleh Dr. Natalie dari Spine Body Center gue dipasangi spinecor yang harus dipakai selama 6 jam perhari. Untuk memastikan gue diminta untuk x ray, dan hasilnya tentu saja gue masih stuck di 52 derajat, hehehe. Gue diminta untuk kembali lagi 7 hari kemudian dengan membawa hasil x ray terbaru.  Rasanya harap-harap cemas. Boston brace yang kerasnya minta ampun saja nggak berhasil membuat kurva gue berkurang di usia remaja. Bagaimana dengan spinecor yang rasanya lembut dan dipakai di usia dewasa ini?


Dan ternyata miracle happen! Setelah diukur sebanyak 3 kali ---karena gue nggak percaya dengan hasilnya---, kurva gue berkurang 12 derajat. Dari 52 ke 40! Gue hampir menangis waktu mencoba ukur sendiri dan hasilnya tetap nggak berubah. Terharu... Karena gue tahu bahkan dengan operasi pun pasti menyisakan sekian derajat. Dan kurva scoliosis gue berkurang 12 derajat TANPA operasi. Praise the Lord! :’) Dr. Natalie berkata bahwa setiap pasien pasti hasilnya berbeda-beda, tergantung usia, besarnya kurva dan lain sebagainya. Gue bisa berhasil karena kedislipinan gue memakai spinecor. Gue memakainya sesuai aturan sehari, saat bekerja, menulis bahkan bermain dengan Eris. Ternyata benar apa yang dikatakan Dr. Natalie, dengan spinecor semakin banyak bergerak justru membuat hasilnya lebih maksimal :)

Sebagai ungkapan rasa syukur, ketika sudah di Bandung gue mengundang Ray untuk mengadakan syukuran bersama. Ray membawakan gue kue tart dan gue menyiapkan cemilan untuk berdua. Sederhana, tapi yang penting ada sesuatu yang bisa dikenang. I love celebrating something, meskipun sebuah pencapaian kecil karena membuat semangat gue jadi terpacu. Dan gue sama sekali nggak pernah menyangka akan merayakan berkurangnya kurva gue. Yay, 40 derajat! Sudah di batas aman pisau bedah, hehehe. Thank God :)

Ray sedang menikmati kue tart :)

Me and my Ray. We're really thanking God! :)

Gue mau menikmati masa-masa pencapaian ini dulu, tapi bukan berarti gue akan berhenti berusaha. Perjalanan gue masih panjang, masih 18 bulan lagi sampai brace gue bisa dikurangi frekuensi pamakaiannya. Dengan hasil seperti ini gue semakin optimis dan semangat memakai spinecor. Dokter dulu memang pernah bilang bahwa tulang gue yang sudah mature ini nggak bisa dikurangi kurvanya kecuali dengan jalan operasi, tapi ternyata spinecor bisa. Menjadi seorang solioser memang bukan hal termudah di dunia, tapi selalu ada jalan. Dan spinecor lah jalan gue :)

Sebelum bracing dan setelah bracing, 7 hari kemudian :)

Gue merasa blessed sudah menemukan spinecor dari Spine Body Center. Harganya memang nggak murah, tapi hasilnya sepadan. Gue bisa menjadi lebih produktif dan bugar. Lagipula jika dibandingkan dengan biaya operasi, spinecor jauuuh lebih terjangkau ;)
Jika ada teman-teman yang membaca post ini seorang scolioser atau mengenal seseorang yang scoliosis, coba deh sarankan untuk ke Spine Body Center di APL Tower lantai 25 (sebelah Central Park Mall) di Jakarta. Atau bisa telepon dulu ke 021-2933 9295. Jangan dulu takut atau menyerah karena usia dan besarnya kurva. Selalu ada harapan! :)


Blessed girl,


Indi

_______________________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | Contact person: 081322339469