Selasa, 22 Januari 2013

Cerita dari Gala Premiere MIKA :)


Hai, bloggies! Apa kabar? Sekarang sedang musim hujan dan dari yang gue lihat di TV Jakarta sedang kebanjiran, ya... Gue juga dapat kabar dari salah seorang sepupu yang tinggal di sana bahwa beberapa jalan terpaksa nggak bisa dilewati karena berbahaya, bahkan beberapa kantor dan sekolah diliburkan. Wah, semoga saja cepat berlalu, dan untuk sekarang semoga teman-teman di Jakarta diberikan kesehatan dan kekuatan oleh Tuhan. Amen... Doa gue dan keluarga di Bandung selalu ada untuk kalian :)

Beberapa hari sebelum gue mendengar kabar tentang banjir di Jakarta, gue dan keluarga sempat ke sana. Tepatnya pada tanggal 15 Januari lalu untuk menghadiri gala premiere film Mika di Kemang Village. Yup, Mika, film yang diinspirasi dari novel pertama gue "Waktu Aku sama Mika" akhirnya diputar juga di bioskop :) Gue sangat exited dan sedikit deg-degan waktu di perjalanan. Suasana di mobil sangat gembira karena kami (gue, Ibu, Bapak dan Puja, my brother) nggak bisa berhenti goofing around dan mengobrol sepanjang perjalanan. Nggak lupa diselingi beberapa lagu konyol yang kami nyanyikan sampai suara kami serak, hehehe. Gue bersyukur karena keluarga gue ikut bahagia dengan project film ini. Mereka nggak bisa berhenti memuji dan menggoda gue tentang hal ini :)

Perjalanannya memang menyenangkan, tapi bukan berarti tanpa hambatan. Hujan beberapa kali turun, kadang besar kadang rintik-rintik, malah sempat membuat Bapak dan Puja bergantian menyetir karena khawatir mata lelah akibat memaksakan melihat menembus hujan. Setelah sampai Jakarta kami juga sempat nyasar beberapa kali, hehehe, karena tempat yang kami tuju rupanya masih baru, jadi saat bertanya pada penduduk sekitar banyak yang nggak tahu. Untung saja akhirnya kami menemukan tempatnya tepat sebelum hujan bertambah buruk dan tepat 1 jam sebelum acara dimulai. Ketika sampai di area parkir gue bertemu dengan Habibie, teman gue yang juga akan datang ke gala premiere. Gue janjian dengan 2 teman yang lain, yaitu Adipati dan Dara, tapi sampai kami sekeluarga masuk ke dalam mall mereka belum juga datang. Mungkin karena hujan.

Kami langsung mencari tempat makan di dalam mall. Karena sebentar lagi acara dimulai, kami mencari tempat yang dekat dengan lokasi gala premiere, yaitu di samping bioskop. Ternyata di sana gue bertemu kembali dengan Habibie yang mempunyai alasan sama kenapa memilih tempat itu, hehehe. Setelah beberapa menit gue kembali menemukan wajah yang familiar, bukan kedua teman yang sedang ditunggu melainkan Om Izhur Muchtar pemeran Bapak di film Mika. Lucu sekali karena ketika beliau menyapa kami gue dan Puja justru mengomentari tentang betapa miripnya beliau dengan Bapak :D Saking miripnya gue sampai meminta mereka duduk berdampingan lalu mengambil fotonya, hihihi.

Brother!
Ini mirip apa kembar? Hehehe :p

Setelah makan kami dan Habibie langsung ke bioskop, di sana ternyata sudah penuh dengan pers, kru dan cast Mika juga para undangan. Sempat kebingungan mau kemana, hahaha, sampai ada Mas David dari IFI menyapa dan mempersilakan kami menunggu di cafe. Gue sebenarnya merasa nggak enak karena harus meninggalkan Habibie, apalagi 2 orang teman gue yang lain entah dimana. Gue juga sudah diberitahu berkali-kali bahwa nanti gue pasti akan sibuk jadi tas dan handphone lebih baik dititipkan saja pada anggota keluarga gue. Tapi dasar bandel, gue ngotot bawa-bawa tas besar dan handphone kemana-mana sampai beberapa kali jatuh dan marah-marah sendiri, hahaha. Padahal sebetulnya percuma karena nampaknya sinyal HP ter-block di dalam bioskop, dan gue harus keluar dulu untuk menghubungi teman-teman. Syukurlah Dara akhirnya datang tepat sebelum gue diminta kembali ke cafe (sepertinya gue sempat membuat kesal karena terus-terusan bolak-balik, hehehe).


Gue bertemu dengan Vino, pemeran Mika, yang langsung duduk di meja yang sama untuk berbicara tentang perannya di film. Gue memang baru melihat trailer dan behind the scene nya saja, tapi entah kenapa gue percaya Vino bersungguh-sungguh dengan perannya ini. Hati gue lega karena Vino juga menghormati Mika sebagai seorang fighter dan ingin "menghidupkan" Mika kembali dengan caranya sendiri. Sayangnya di tengah obrolan kami sudah dipanggil untuk jumpa pers, padahal masih banyak yang ingin gue bicarakan. Saat kami berjalan menuju tempat jumpa pers Velove, pemeran Indi di film datang (iya, dia jadi gue, hehehe). Kami berkenalan singkat dan langsung berkumpul dengan cast dan kru yang lain. Gue masih ngotot bawa tas sendiri waktu itu, tapi setelah satu kali lagi terjatuh, okay dengan terpaksa gue titipkan tas Hello Kitty kesayangan gue pada Ibu :p


Gue bingung harus ngapain waktu jumpa pers, hehehe, maklum pertama kali. Tapi setelah melihat yang lain ternyata yang gue lakukan cuma harus berdiri dan menjawab pertanyaan. Lucunya gue beberapa kali mau "dadah-dadah" sama Ibu yang berada di balik kerumunan pers, tapi sayang yang terlihat gue seperti sedang "dadah-dadah" sama kamera, hahaha :D Setelah itu kami langsung bubar dan menunggu untuk masuk teater. Waktu mau menghampiri Ibu ada yang memanggil gue dari belakang. Wah, ternyata itu Adipati. Gue pikir dia nggak jadi datang karena sudah jauh dari jam janjian kami, tapi ternyata dia terjebak macet. Berhubung waktunya hanya sedikit, jadi kami nggak sempat ngobrol, hanya berbasa-basi sebentar, berfoto lalu masuk ke teater dengan terpisah. Habibie dan Dara juga entah dimana, gue celingak-celinguk nggak ketemu, hehehe. Btw, gue senang Adipati datang ke premiere Mika. Karena biasanya gue yang datang ke premiere film dia, nah kali ini sebaliknya :)

 and then...
Horeee, gantian Adi yang ke premiere film gue :D

Jujur saja, gue agak canggung di sana. Bukan, bukan dengan suasananya, tapi karena kebiasaan gue yang kalau jalan selalu gandengan dengan Ibu dan Bapak kali ini harus berjalan lebih dulu bersama para cast dan kru. Sampai-sampai gue nggak bisa berhenti menoleh ke belakang dan selalu bertanya, "Ibu mana?", "Bapak mana?" pada siapapun yang berada di dekat gue setiap kali merasa 'kehilangan' mereka, hehehe. Teater pertama yang kami masuki adalah teater tempat peserta nonton bareng (kalau nggak salah mereka dari "Gudang Film"), di sana kami langsung berjejer, membelakangi screen dan menyapa mereka. Kami juga melakukan sesi tanya jawab singkat. Sayangnya di dalam teater dilarang mengambil foto, jadi meski gue sudah lirik-lirik Bapak untuk minta di foto beliau tetap menyimpan kameranya di saku kemeja, huhuhu :")

Teater ke dua yang kami masuki adalah teater pers. Hampir sama seperti sebelumnya, ada sapaan dan tanya jawab, cuma bedanya kali ini boleh mengambil foto. Asyik, asyik, hehehe. Nggak apa-apa deh dibilang norak. Ini kan pengalaman yang berharga :) Di sela-sela acara gue sempat bertanya pada Velove bagaimana rasanya memakai brace, karena di film dia memerankan gue yang mengidap scoliosis dan harus memakai brace (penyangga tubuh) 23 jam per hari. Katanya rasanya pegal dan sulit sekali untuk memakainya saat adegan digendong. Wah, salut untuknya karena dia memakainya selama hampir 2 minggu! :) Setelah itu, kami baru memasuki teater yang terakhir, tempat kami akan menonton "Mika" untuk pertama kalinya. Karena belum terbiasa berdiri dalam jangka waktu yang lama, kaki dan punggung gue lumayan sakit, tapi perasaan gue bahagia :)

Dari kamera pers :)

Deg-degan, begitulah rasanya waktu lampu teater diredupkan. Bayangkan, gue dan keluarga akan menonton film yang diinspirasi dari kisah hidup gue... Gue sempat menahan napas beberapa detik dan langsung tersenyum waktu filmnya dimulai. Gue nggak akan bercerita tentang alur filmnya di sini, tapi perasaan gue benar-benar campur aduk. Melihat beberapa adegan rasanya seperti flashback karena digambarkan dengan sangat real. Gue juga tertawa dan menangis di beberapa scene... Waktu film selesai gue langsung melihat wajah Ibu dan Bapak, mereka juga ternyata menangis. Terutama Ibu, matanya terlihat sembab sekali. Kami langsung berpelukan beberapa saat dan nggak beranjak dari kursi sampai screen benar-benar hitam. Lasja, sutradara yang telah mewujudkan film ini menghampiri kami dan bertanya tentang pendapat kami setelah menonton Mika. Ibu bilang filmnya bagus dan pesannya tersampaikan dengan baik. Bapak bilang pemilihan aktornya sangat bagus sehingga semuanya terlihat natural. Sedangkan gue... gue cuma bisa tersenyum dan bilang, "Mika 'hidup' lagi".

Teater sudah sepi dan di bangku penonton hanya tinggal Habibie yang ditemani mbak dan seorang temannya. Gue menghampiri mereka dan bertanya pendapat mereka tentang film yang baru saja mereka tonton. Syukurlah mereka menyukainya. Habibie bilang filmnya bagus dan bermakna. Thank God :) Karena gue nggak bisa menemukan Adipati dan Dara gue mau langsung pamit pulang saja, tapi ternyata Vino menunggu kami di depan screen. Gue berterima kasih padanya karena telah membawa kembali Mika dan mengenalkannya pada orang-orang yang belum sempat mengenalnya. Vino bilang dia senang dan bersyukur jika gue dan keluarga puas. Dia bilang semoga di surga sana Mika sedang tersenyum melihat kami. Amen... Amen... :)


Gue dan keluarga langsung pamit pulang setelah mengucapkan terima kasih pada semua yang terlibat di film ini. Bagian kostum, lapangan, dll semuanya telah memberikan yang terbaik untuk film ini. Gue tahu karena gue bisa melihat dari hasilnya. Oh, iya gue ternyata bertemu dengan banyak teman-teman pembaca di sana, gue ingin sekali menyapa semuanya tapi sayang waktu sudah semakin larut dan kami harus pulang ke Bandung. jadi seandainya ada diantara teman-teman yang bertemu dengan gue waktu itu tapi belum sempat berfoto atau mengobrol, gue minta maaf... Lain kali kita bertemu lagi, ya :)

Sutradaranya KEREN banget!! \m/

Marsha, istrinya Vino cantik bangeeeeet *pingsan* :p

Suasana perjalanan pulang sama seperti ketika perginya, kami bahagia dan semua nggak bisa berhenti menggoda gue. Bedanya kali ini energi kami benar-benar sudah banyak berkurang dan dengan pengalaman yang baru. Ibu dan Bapak bisa mengenal Mika lebih baik, bukan dari sekedar apa yang gue ceritakan, yang mereka baca di buku harian gue, atau bahkan dengan pertemuan singkat mereka yang jarang berjalan baik... Seperti gue bilang sebelumnya, Mika seolah hidup kembali. Ibu bahkan bilang bahwa dulu dia nggak pernah membenci Mika, beliau hanya khawatir dengan gue karena Mika jauh lebih tua dari gue. Dan untuk pertama kalinya gue dengar dari Ibu bahwa dia bahagia karena tahu Mika membuat gue bahagia.
Ah... what a perfect day... :)

Hujan turun kembali, Ibu jadi satu-satunya yang tertidur di perjalanan pulang. Bapak dan Puja sibuk membicarakan film Mika sementara gue menanggapinya dengan senyuman. Gue sedikit bertanya-tanya dalam hati apakah Mika bangga dengan gue? Apakah yang gue lakukan ini benar? Apakah Mika bahagia karena banyak orang yang mengetahui kisahnya? Ah, gue rasa yang terpenting gue mempunyai maksud baik dengan film ini, gue percaya Mika tersenyum saat gue berusaha melakukan hal yang benar. Gue ingin yang menonton nggak takut lagi jika bertemu dengan orang yang seperti Mika, gue juga ingin orang-orang nggak memandang sepele lagi tentang kesehatan tulang belakang seperti apa yang gua alami.
Gue jadi ingat sesuatu yang Vino katakan ketika pers bertanya tentang perasaannya memerankan Mika. Dia bilang, "Buat gue Mika bukanlah sosok, tapi jiwa yang bisa diteruskan kepada orang lain. Jadi, perjuangan Indi nggak terputus. Mika adalah...", kata-katanya terhenti, lalu dia menoleh ke arah gue dan bertanya, "Mika adalah apa Indi?"
Dengan mantap gue tersenyum dan menjawab, "AIDS fighter!".

Iya, gue harap yang menonton film ini bisa merasakan semangat Mika. He's a real fighter. Bahkan kepergiannya nggak bisa menghentikan perjuangannya.
Mika nggak pernah benar-benar pergi... :)




sugar kecilnya Mika yang sudah besar,

Indi

nb: Sampai tanggal 27 Januari 2013 Film Mika (IFI dan First Media Production, dengan sutradara Lasja. S) sudah ditonton oleh 109.429 penonton yang artinya berada di urutan ke dua perolehan penonton terbanyak dari film-film yang beredar di tahun ini. Penghasilan dari film ini akan digunakan untuk membantu "Mika-Mika" yang lain.
***
Twitter: here | Facebook: here | Contact Person: 081322339469

Senin, 14 Januari 2013

My 3rd Meet and Greet: Back to Basic :)

Hai, bloggies! How's your January going? Semoga semuanya lancar dan sehat selalu, ya. Amen :) Buat gue sendiri Januari menjadi awal untuk hal-hal baru. Well, nggak benar-benar baru, sih, semuanya sudah direncanakan sejak tahun lalu, tapi di awal tahun inilah semuanya mulai terlaksana. Salah satunya adalah meet and greet gue yang ke tiga. Setelah sebelumnya diadakan di toko buku, kali ini gue (dan Ray) ingin sesuatu yang berbeda. Meet and greet diadakan di kampus! Iya, di kampus tempat gue dulu kuliah, Universitas Pasundan :)

Awalnya gue sempat khawatir meet and greet akan batal diadakan mengingat hari yang gue pilih bertepatan dengan ujian semester. Tapi setelah dipikir-pikir kembali, ini justru waktu yang tepat karena minggu depan promo film "Mika" sudah dimulai dan hari-hari sibuk gue di pre school semakin dekat. Jadi dipilihlah tanggal 11 Januari dengan mengambil tema "Back to Basic". Tema ini sebagai ungkapan rasa terima kasih gue pada universitas tempat dimana gue belajar dan mendapatkan banyak pengalaman berharga. Selama 5 tahun gue di sana, bukan hanya gelar sarjana ilmu politik yang gue dapatkan, tapi juga pengalaman menjadi anggota paduan suara dan tentu saja mengasah kemampuan gue menulis karena dulu gue cukup sering mendapat hukuman untuk menulis makalah panjang, hehehe :D

Dengan bantuan Pak Deden Ramdan (wakil Dekan 3), meet and greet diadakan di Ruang Rapat Dekan. Kami mandapatkan bantuan dari 15  orang mahasiswa untuk mendekor ruangan agar nampak lebih santai (you know lah ruang rapat, lol). Gue sangat puas dengan hasilnya, meja-meja berwarna coklat kaku disulap menjadi ceria dengan menggunakan taplak berwarna pink, bahkan pohon cemara mini di sudut ruangan pun dihiasi dengan kertas krep warna-warni. Sweet :) Gue bersyukur sekali banyak yang membantu mewujudkan acara ini. Bahkan di detik-detik terakhir sebelum acara (well, sebetulnya 2 malam, lol) seorang teman (Frisky) membuatkan desain untuk banner dengan cuma-cuma. Wow! :)

Banner hasil desain Frisky :)
SWEET TREATS! :D

Sama seperti meet and greet sebelumnya, Ray yang menjadi MC (sekaligus seksi sibuk, hehehe). Acara dimulai dengan sambutan dari Pak Deden Ramdan. Lucunya, beliau sama sekali nggak tahu bahwa gue adalah seorang penulis novel. Padahal saat gue masih kuliah pun novel pertama gue sudah terbit, lho, hehehe. Tapi itu bisa dimaklumi, sih, gue bukan anak yang populer waktu dulu. Sehabis kuliah pasti langsung pulang ke rumah, jadi hanya sebagian dosen saja yang tahu bahwa gue penulis :) Orang tua gue, Ibu dan Bapak yang juga hadir tersenyum-senyum saat Pak Deden mengungkapkan rasa bangganya terhadap gue. Wah, itu benar-benar moment yang berharga. Award apapun rasanya nggak akan pernah bisa menggantikan senyum bangga mereka :)

Pak Deden Ramdan
Ray sebagai MC
My proud parents :)

Setelah itu acara dilanjutkan dengan review karya-karya gue. Gue menceritakan tentang proses pembuatan novel "Waktu Aku sama Mika", "Karena Cinta itu Sempurna" dan "Guruku Berbulu dan Berekor". Waktu gue menceritakan tentang bagaimana awalnya gue menjadi penulis ternyata banyak yang tertawa geli karena gue bilang bermulai dari Friendster. Hehehe, ternyata gue generasi tua, ya, sudah banyak yang lupa bahwa sebelum ada Facebook sempat ada social media bermana Friendster :p
Dari novel berlanjut ke film, gue bercerita tentang film "Mika" yang sebentar lagi tayang di bioskop. Film itu terinspirasi dari novel pertama gue, "Waktu Aku sama Mika" sekaligus pengalaman hidup gue semasa SMA. Kami menonton behind the scene dan trailer-nya bersama-sama. Waktu lampu dimatikan diam-diam gue memperhatikan wajah seisi ruangan. Syukurlah semuanya tampak menikmati dan terhanyut :)
Trailer-nya diputar sampai dua kali, lho. Karena ada beberapa orang yang terlambat datang dan... Ray ternyata ingin melihatnya sekali lagi, hehehe...

Showing my 3rd book: Guruku Berbulu dan Berekor :)
Trailer MIKA :)

Sebelum sesi interaktif di mulai, teman-teman yang datang ke acara meet and greet dipersilakan untuk menikmati jar cake dari The Dream's Cake dan minuman Teh Botol Sosro. Banyak yang berkomentar bahwa kemasan  jar cake-nya cute dan sayang untuk dimakan, hehehe. Padahal kalau nggak dimakan pasti menyesal karena rasanya enak banget :D Sedangkan Teh Botol Sosro benar-benar sesuai slogannya: "Apapun makanannya minumnya Teh Botol Sosro", karena gue saja sampai minum dua kotak, hehehe.

Teh Botol Sosro (Sinar Sosro)
Jar Cake dari The Dream's Cake (cute bangeeeet)!
Bekal-Bekal memberikan lunch untuk seluruh panitia UNPAS, dan untuk gue spesial: HELLO KITTY! Kyaaa *pingsan*
Perwakilan dari Togamas. Wah, terima kasih banyak :)

Sambil masih makan dan minum, teman-teman yang datang mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Sesi interaktif ini (tanya jawab) dibagi dua, sesi pertama untuk pertanyaan seputar film, sedangkan yang ke dua untuk pertanyaan bebas. Gue dapat banyak pertanyaan menarik, terutama seputar cast film "Mika". Karena Ibu dan Bapak gue hadir, banyak yang membandingkan sosok mereka dengan yang ada di film. Ternyata komentarnya rata-rata sama, Ibu dan Bapak cocok sekali diperankan oleh Dona Harun dan Izur Muchtar, hehehe. Sebenarnya sebelum gue tahu bahwa mereka dipilih sebagai cast Ibu dan Bapak, gue sudah sering bilang bahwa nggak ada artis dan aktor lain yang cocok untuk memerankan orang tua gue selain Izur dan Dona. Wah, ternyata nggak salah pilih, kan, hehehe :D

Love to see their happy face! :)
Karena diadakan di kampus, teman-teman yang datang bukan hanya pembaca novel-novel gue, tapi ada juga yang belum pernah membaca karya gue sebelumnya. Karena itulah ada beberapa diantara mereka yang cukup terkejut waktu tahu bahwa gue adalah seorang scolioser atau pengidap scoliosis. Gue sangat terbuka dengan ini dan dengan senang hati menjawab jika ada yang bertanya. Gue rasa menjadi seorang scolioser itu istimewa, tapi jika gue bukan seorang scolioser pun gue tetap istimewa karena Tuhan menciptakan setiap manusia dengan fungsi dan keistimewaan masing-masing. Ada sebuah moment yang membuat gue terharu,ada yang bertanya pada Bapak bagaimana perasaannya ketika tahu bahwa gue pernah berpacaran dengan Mika yang mengidap AIDS. Bapak menjawab dengan sangat fair, beliau bilang awalnya khawatir, tapi lalu menganggap bahwa gue dan Mika nggak ada bedanya, sama-sama mengidap sesuatu yang nggak ada obatnya dan beliau nggak punya hak menyalahkan Mika karena kita nggak pernah tahu apa yang menimpanya. Gue pun spontan berteriak "I LOVE YOU, DADDY" dan dibalas senyuman Bapak. Precious... :')
Oh, ya sebenarnya gue sudah bosan jika ada bertanya apakah Ray pernah merasa cemburu dengan Mika. Tapi dikesempatan ini Ray menjawabnya sendiri, bahwa dia nggak pernah sedikitpun cemburu karena Mika dan dia mempunyai tempat yang berbeda, dan tentu saja dia senang selama gue juga senang :) Ya, that's my man! :)

My proud Daddy :)

Di kedua sesi ini semua yang bertanya mendapatkan aksesoris dari Vocus. Aksesoris handmade yang dibuat secara terbatas. Lucu-lucu, lho, gue sampai hampir pengen simpan buat sendiri saja, hehehe. Tapi yang dapat hadiah bukan hanya yang bertanya, 10 teman-teman yang datang pertama juga mendapatkan hadiah dari Homerian Pustaka berupa novel "Waktu Aku sama Mika" atau "Karena Cinta itu Sempurna". Lucu sekali kadang ada yang menawar ingin mendapatkan novel yang mana dengan alasan salah satunya sudah punya, hehehe :D 

Dapat aksesoris dari Vocus :)
Dapat "Waktu Aku sama Mika" dari Homerian Pustaka :)
Nama-nama 10 orang yang pertama datang. Congrats! :D
Datang tepat waktu dapat hadiah (padahal gue sendiri terlambat, lol)
Dapat "Karena Cinta itu Sempurna" dari Homerian Pustaka :)

Acara ditutup dengan sesi favorit gue, yaitu book signing dan foto bersama. Gue sangat menyukainya karena inilah kesempatan gue untuk sedikit mengobrol dengan teman-teman pembaca. Mendengar reaksi mereka secara langsung selalu memberikan perasaan yang... hmm... bagaimana ya menjelaskannya... pokoknya lebih menyenangkan daripada ditraktir es krim oleh Johnny Depp! :D 

Cici dari HIMHI Unpas. Terima kasih banyak bantuannya :))


Gue sangat bahagia karena acara meet and greet "Back to Basic" ini berjalan dengan lancar. Bertemu dengan teman-teman pembaca membuat gue lebih semangat lagi dalam melakukan segala hal positif. Gue harap akan ada pertemuan-pertemuan berikutnya lagi, karena ini adalah yang ke tiga kali dan setiap pertemuan rasanya selalu berbeda :) I feel really blessed. Thank God.. Thank God... Tuhan sangat baik karena memberikan gue kesempatan dan lingkungan yang suportif, gue harap bisa mempergunakannya sebaik mungkin, amen...
Dan terima kasih banyak untuk yang telah mendukung acara ini, Ibu, Bapak, Ray, The Dream's Cake, Bekal-Bekal, PT. Sinar Sosro, Vocus, Homerian Pustaka, Togamas, Universitas Pasundan dan seluruh teman-teman yang telah menyempatkan hadir. Bless you! :)

Bersama Unpas dan Sofi, admin Indi Sugar's FC (friends Club) :))


ps: Tanggal 15 Januari gue akan menghadiri gala premier film Mika. Doakan semua lancar dan jangan lupa nonton filmnya di bioskop tanggal 17 Januari nanti, ya! :)

cheers,

Indi

__________________________________________________
Contact me: here or here. Contact person: 081322339469