Rabu, 29 Agustus 2012

Work Trip: Jogja! (Part 1-Aerophobia)

Beberapa waktu lalu gue ditawari oleh Green Smile untuk mendesain dan membuat produk-produk fashion untuk mereka. Nop, nop, Green Smile itu bukan merk dari sebuah label fashion, kok, hehehe. Green Smile itu adalah gerakan yang mengajak anak-anak muda untuk hidup hijau sekaligus memperkenalkan keindahan/budaya Indonesia ke mancanegara. Nah, bagaimana produk fashion bisa jadi ramah lingkungan sekaligus memperkenalkan negara kita? Nanti akan gue ceritakan lagi, setelah semua produk selesai dan sudah dekat waktunya launching. Sekarang gue minta doanya saja supaya semuanya lancar. Amen... :D

Yang mau gue ceritakan sekarang bukan tentang Green Smile (soal ini akan gue ceritakan berbarengan dengan launching), tapi tentang proses pengerjaan produk-produk fashion ini yang ternyata membuat gue nggak bisa tidur! Sudah ada yang tahukah bahwa gue takut terbang (aerophobia)? Iya, gue takut, sangat takut terbang (baca: naik pesawat) malah. Dan karena lokasi untuk membeli bahan produk-produk yang akan gue desain dan buat itu di Jogja, gue pun terpaksa harus naik pesawat setelah berabad-abad menghindarinya!

Well, okay, "berabad-abad" terdengar berlebihan. Tapi gue memang sudah lama menghindari pesawat. Sebenarnya ini agak aneh karena dari kecil sampai gue berusia sekitar 13 tahun gue nggak bermasalah dengan terbang. Gue bisa dengan ceria ke bandara lalu menikmati penerbangan sambil bermain dengan Onci, boneka kelinci gue. Lalu ketika gue menginjak usia remaja, entah kenapa gue jadi takuuuuuut sekali untuk terbang. Dipaksa seperti apapun gue nggak akan mau. Onci nggak bisa menenangkan gue lagi. Gue lebih memilih perjalanan lewat darat meski itu memakan waktu seharian daripada harus menghabiskan 1 jam di atas pesawat. Setelah gue mengenal Ray, dia juga ikut membujuk gue untuk nggak "setakut" itu dengan pesawat. Katanya, bagaimana gue bisa bertemu dengan Steven Tyler yang berada di Amerika sana kalau gue nggak mau naik pesawat? Dengan yakin gue menjawab, "Nggak perlu, gue tunggu dia yang ke sini saja!".

Tapi kali ini lain cerita. Ini bukan liburan, gue nggak bisa memilih transportasi apa yang gue akan digunakan. Setakut apapun gue, gue sudah berjanji kalau soal pekerjaan harus profesional. Ya... at least mencoba, karena se-profesional apapun gue coba, tampang takut gue tetap kelihatan, hahaha. Eh, btw gue sering ditanya apakah gue mendadak takut naik pesawat karena film "Final Destination", soalnya film ini terkenal banget waktu gue beranjak remaja. Hmm, mungkin saja, sih. Tapi tepatnya kenapa, sepertinya sampai kapanpun gue nggak akan tahu :')

Jadi akhirnya, tanggal 25 Agustus lalu gue bangun pagi-pagi sekali. Demi mengejar penerbangan jam 2 siang di Jakarta yang katanya bertepatan dengan arus balik sesudah lebaran. Gue nyaris nggak tidur semalaman, kalau dihitung totalnya cuma 1 jam, sisanya gue habiskan dengan bolak-balik keluar kamar, berdoa dan sembunyi di balik selimut. Perjalanan dari Bandung ke bandara Soekarno-Hatta pun gue gunakan untuk 'menenangkan diri'. Minta diyakinkan oleh Bapak bahwa pesawat itu aman dan sibuk bertanya pada Ray tentang keamanan pesawat Lion Air. Memang agak ironis, Ray bekerja di travel agent tapi gue anti pesawat, hahahaha :'D

Ternyata gue sampai di Bandara terlalu pagi. jam 9.30 gue, Ibu dan Bapak sudah sampai, padahal diperkirakan jam 12 baru bisa sampai mengingat jalanan sedang macet. Kami terpaksa keliling-keliling bandara dulu sambil cari makanan dan menunggu Frisky, partner gue di Green Smile. Kenapa terpaksa? Karena bandaranya kotor sekali, satu-satunya bagian yang wangi cuma tempat spa. Gue mau mampir ke sana, tapi masa baru datang langsung spa? :p
Gue memesan menu "aman" di A&W, yaitu veggie burger. Menu ini aman karena tanpa daging, dan harganya juga 'aman' karena rata-rata fastfood harganya sama. Tahu kan harga makanan di airport itu gimana, hehehe. Nggak lama setelah gue selesai makan, Frisky datang. Bapak bisa pulang ke rumah karena gue dan Ibu nggak perlu ditunggui lagi. Iya, gue pergi bersama Ibu supaya lebih nyaman. Dan Onci juga ikut, karena meski tetap ketakutan, tapi takut gue jadi berkurang 1% deh kalau ada dia :'D

Gue, Ibu dan Frisky menunggu sambil ngobrol sana-sini. Setengah hati gue ingin cepat berangkat karena sudah bosan menunggu, setengah lagi ingin pesawatnya delay, lalu batal terbang karena gue takut. Kalau batal kan bisa naik kereta api atau bis saja yang gue nggak takut :p Gue nggak mau berpisah dari Onci, gue berjanji bakal menyerang siapa saja yang berusaha menyimpan dia di bagasi. Rrrrroooarh!! (okay, gue becanda). Jadi gue selalu simpan Onci di pangkuan gue dan kadang gue peluk-peluk untuk memberikan perasaan lebih tenang. Btw, Onci ini keren lho buat ukuran boneka. Soalnya dia sering banget pergi keluar kota, hehehe....

Menunggu pesawat datang, Ibu asyik membaca tulisan gue untuk Green Smile di tab :)
Well, kelihatan banget ya gue takut dan kurang tidur :p
Today's outfit: Hairband: lupa dari mana :p | Dress: Toko Kecil Indi | Shoes: FLD
Bersama Frisky, dia agak-agak anti difoto gitu, hehehe.

Lalu pesawat pun datang. Tepat waktu, sangat jauh dari delay apalagi batal. Bahkan kalau dilihat dari jam di ponsel gue sepertinya ini pesawat datang 1 menit lebih cepat T_T Waktu ada panggilan untuk penerbangan ke Jogja, gue langsung, "What the... itu pesawat baru datang langsung mau terbang lagi? Cek dulu dong siapa tahu ada yang kurang", dan dilanjutkan dengan umpatan yang nggak bisa diterjemahkan (bahasa ciptaan sendiri, lol).
Sambil memegang Onci gue berjalan dan duduk di bangku pesawat sambil berdoa. Pengen nangis tapi malu, mau marah juga marah kenapa? Nanti dituduh meresahkan warga lagi, hehehe... Gue lihat ke luar jendela langit agak mendung. Frisky ngotot rubah modus ponselnya menjadi "modus pesawat" daripada mematikannya seperti yang gue minta. Pikiran gue sudah aneh-aneh dan berniat menyalahkan Frisky kalau sampai pesawat ini jatuh.

Mencoba terlihat ceria bersama Onci :p


Langsung mules pas tahu di luar agak mendung :')


Gue tahu ini pasti terdengar aneh untuk yang nggak punya masalah dengan terbang. Sama seperti cinta, rasa takut juga kadang nggak pakai logika (lagu Agnes Monica ini mah, lol). Para aerophobia, termasuk gue sebenarnya tahu kok kalau pakai pesawat itu sebenarnya 25 lipat lebih aman daripada dengan menggunakan mobil. Tapi ya itu dia, phobia kadang nggak logis dan nggak bisa diatasi dengan hanya mengumpulkan fakta-fakta bahwa terbang itu aman. Ray sampai berkali-kali bilang bahwa pesawat yang gue gunakan ini masih baru lho...
Ditenangkan orang lain nggak bisa jadi gue coba menenangkan diri sendiri. Well, sebenarnya lebih ke mengalihkan perhatian, sih. Agak-agak cheesy, tapi demi mengurangi fokus gue sama cuaca mendung dan perut mual karena pesawatnya "tuing-tuing", gue berusaha menguping SEMUA pembicaraan penumpang lain, termasuk pramugarinya. Ini benar-benar nggak baik dan jangan sampai ada yang niru *ketok-ketok kayu* Tapi ternyata berhasil membuat gue konsentrasi dan lupa hal lainnya (baca: terbang).

Dan... pesawat pun mendarat dengan selamat tepat setelah keluarga di depan gue cerita tentang poros roda patah dan pesawat akan jatuh (what the...!!!). Nggak begitu mulus karena landasannya memang lebih pendek daripada di Soekarno Hatta, tapi yang terpenting kami selamat sampai di Jogja :D
Gue pun langsung super ceria dan mengucap syukur berkali-kali. Terima kasih, Tuhan :') Gue bahagia sekali karena kami semua selamat dan bangga karena gue berhasil mengatasi rasa takut gue walau cuma sedikit.

SAMPAI DI JOGJA DENGAN SELAMAT! YAIIIY! :) Thank God :)

Melihat gue seperti sekarang rasanya nggak percaya bahwa gue dulu begitu menikmati terbang. Setiap kali diajak berlibur gue pasti langsung semangat dan membawa tas yang paling bisa memuat banyak barang (girl... lol). Orang tua gue penasaran sekali kenapa gue berubah, tapi sebenarnya gue juga penasaran, soalnya gue selalu cukup bisa menikmati segala suasana (I won't blame "Final Destination", lol). Tapi yah, kalau penyebabnya nggak ketemu bukan berarti nggak bisa diatasi, kan? Gue tahu gue pasti bisa. Dan bisa melewati 1 penerbangan tanpa tangisan merupakan kemajuan, kan? ;)


Keluar dari bandara, udara Jogja begitu panas dan matahari bersinar terik. Tapi gue nyaman karena orang-orang di sana sangat ramah. Gue naik angkutan bandara ke hotel dan segera berteman dengan sopirnya. Namanya Mas Tyo, dia banyak bercerita tentang Jogja. Gue memang nggak bisa berkunjung kemana-mana karena datang untuk bekerja, tapi menikmati ceritanya saja sudah menyenangkan :) Setelah sampai di hotel kami langsung bersiap untuk makan malam karena sudah sore. Kami berjalan di sekitar hotel dan menemukan banyak makanan enak yang harganya juga terjangkau. Dan guess what? Setelah Mas Tyo teman gue pun bertambah satu lagi, namanya Joni, dia seorang pelukis jalanan yang membuat wajah gue terlihat lebih muda 10 tahun di lukisannya, hihihi.
Ah, ternyata Jogja begitu ramah. Perjalanan menakutkan dengan pesawat pun terasa begitu sepadan ketika tiba. Okay, mungkin aerophobia gue nggak akan sembuh dengan satu kali percobaan, tapi sekarang gue punya alasan tambahan kenapa gue nggak harus takut naik pesawat selain dengan fakta bahwa pesawat 25 kali lipat lebih aman daripada mobil: "Ingat dengan apa yang menanti di tempat tujuan". Itu akan membuat gue merasa lebih baik di penerbangan selanjutnya :)

Satu-satunya hotel yang tersisa di Malioboro. Kecil, tapi cukup bersih :)

Onci sudah tidur duluan :p
Karya Joni, gue malah kaya anak kecil, hahaha :D

Baru beberapa jam di Jogja sudah banyak hal menyenangkan yang menyambut gue. Dan masih banyak hal-hal menyenangkan lainnya selama gue di sana. Gue akan share di post selanjutnya. Sedikit bocoran, gue mendapat beberapa teman baru lagi! :D Semoga kalian menikmati cerita gue selama work trip di Jogja, ya. Sampai jumpa ;)

faith, trust and pixie dust,

Indi


------------------------------------------------------------------
contact me: here and here.
sponsorship dan pemesanan "toko kecil indi": 0818618363 (SMS).

Selasa, 21 Agustus 2012

Pelajaran dari Bapak dan Ibu :)

Sebelum pergi terapi, sebelum tahu akan mendapat kejutan :)

Hi, my lovely readers! Apa kabar? Selamat hari lebaran ya bagi yang merayakan. Mohon maafkan gue kalau selama ini ada kesalahan atau ada tulisan yang kurang berkenan di hati kalian. Semoga lebaran kali ini mendatangkan berkah bagi kita semua dan kita bisa memulai semuanya dengan lebih baik, amen... :)

Ngomong-ngomong soal lebaran, beberapa hari sebelum lebaran tepatnya tanggal 16 Agustus, gue mengalami hari yang menyenangkan. Well, kebanyakan hari memang menyenangkan, sih, hehehe, tapi gue nggak nyangka akan semenyenangkan ini :D Jadi, seperti hari libur biasanya gue memulai hari dengan terapi. No special outfit, no special hairstyle. Semuanya benar-benar seperti biasa. Diantar Bapak, lalu dijemput kembali satu setengah jam kemudian. Tapi lalu ada yang berbeda. Waktu mobil Bapak terparkir di halaman tempat terapi, yang menjemput ke ruangan terapi bukan Bapak, melainkan Ibu! Gue senang tentu saja, lalu bertanya mengapa Bapak menunggu di tempat parkir. Ibu bilang kami akan makan malam di luar, just 4 of us, me, my brother, Bapak and Ibu. Gue langsung mengangguk gembira, dan nggak menyangka bahwa banyak hal menyenangkan lainnya yang menunggu di hari itu...

What I wore: Hair accessory: Naughty | Dress:  Toko Kecul Indi | Handbag: BSM | Shoes: Nevada Kids
ring: BIP


:D

Kami berencana untuk dinner di restoran 'all you can eat' di sebuah mall. Waktu menunjukan pukul 5, dan hanya satu jam kurangsebelum waktunya berbuka puasa. Lucunya Ibu nggak ingat soal itu, jadi nggak reservasi dulu sebelumnya. Beliau pikir, cabang di mall ini biasanya sepi, jadi buat apa reservasi. Tapi ternyata di bulan puasa luar biasa penuh sampai-sampai kami harus masuk waiting list dan kembali lagi jam 8 malam! Bukan waktu yang sebentar, hahaha :D
Setelah berunding singkat, Ibu memutuskan untuk menunggu dan membeli beberapa keperluan rumah tangga di supermarket. Hmm, ibu-ibu kan selalu menikmati belanja, jadi pasti bisa 'membunuh waktu' sampai waktunya dinner, hahaha. Sedangkan Bapak dan adik, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan keluar mall. Dan gue... gue nggak punya rencana apa-apa dan memilih untuk menemani Ibu belanja. Tapi lalu Ibu bertanya apa gue nggak menginginkan sesuatu yang lain, sesuatu yang benar-benar gue inginkan. Sambil tertawa gue menjawab bahwa gue kehabisan blush on, lip gloss dan ingin beberapa aksesoris rambut. Jawaban main-main, tentu saja. Tapi ternyata Ibu mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya sambil berkata, "Ini pakai saja uang Ibu".

Treat from Mommy :)
They're just too cute :) Thanks, Mom! :*

Gue terkejut sekaligus senang. Bukan, bukan karena jumlahnya besar, tapi karena... gue nggak menyangka, di usia gue yang bukan anak-anak lagi beliau masih menyenangkan gue dengan treat kecil di waktu yang nggak diduga-duga. Mungkin bagi sebagian anak ini adalah hal biasa, tapi untuk gue ini adalah moment yang mengharukan... Bapak dan Ibu adalah orang tua yang penuh kasih, tapi juga sangat disiplin. Sejak kecil, jika gue menginginkan sesuatu, gue harus menabung dulu dari sisa uang jajan. Mereka sangat selektif dengan barang yang gue miliki. Gue memang dibebaskan untuk memilih apa yang gue inginkan, tapi selalu diberikan 'pertimbangan' apakah gue benar-benar membutuhkannya atau nggak. Setelah gue beranjak remaja, gue mulai menyadari bahwa Bapak dan Ibu berbeda dari orang tua teman-teman gue. Waktu teman-teman satu kelas sudah mempunyai HP, Ibu bertanya apa gue menginginkannya juga. Gue bilang, tentu saja gue ingin. Lalu Ibu  meminta gue untuk menabung, dan setiap kali nilai gue baik, gue mendapatkan uang jajan tambahan. Hasilnya, gue berhasil mengumpulkan sejumlah uang yang cukup untuk dibelikan sebuah HP monokrom merk Nokia.Gue gembira luar biasa dan menjaga HP gue baik-baik, meski gue satu tahun lebih terlambat dibanding teman-teman yang sudah memiliki HP lebih dulu :)

Bapak selalu bilang bahwa tugas orang tua adalah memfasilitasi kebutuhan anaknya. Gue suka menulis, maka Bapak membelikan gue sebuah komputer tua yang usianya hampir sama dengan gue untuk berlatih menulis. Gue juga suka mendesain pakaian, maka Ibu membelikan gue buku-buku fashion dan membagi ilmu desainnya pada gue. Tapi jika gue menginginkan barbie, boneka binatang, lampu-lampu hiasan dan lainnya, gue harus menabung dulu. Alasannya sederhana, karena usia gue waktu itu sudah cukup untuk mengerti konsep menabung: sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit. Atau kalimat lainnya, "Ini mungkin akan memerlukan waktu lama, tapi jika berusaha terus pasti akan tercapai" :) Semua yang gue inginkan didapat dari hasil menabung (meski waktu itu 'asal' uangnya masih dari Bapak dan Ibu, lol), terkecuali jika gue membuat suatu prestasi, ulang tahun dan di hari raya,  Bapak dan Ibu selalu memberikan gue sesuatu :)

Jangan salah kira, orang tua gue bukan orang-orang yang pelit. Mereka hanya menginginkan yang terbaik, dan itu cara mereka mendidik gue, dan gue menyukainya karena gue mulai mendapat hasilnya di usia dewasa :) Ternyata, dengan memanfaatkan semua fasilitas yang diberi Bapak dan Ibu ditambah dengan menabung berhasil membuat gue melewati fase remaja ke dewasa dengan relatif lancar :) Buat gue, juga buat Ibu dan Bapak, menjadi dewasa adalah bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, membawa stuffed animal kemana-mana bukan berarti imatture, selama nggak bertingkah kekanakan :D
Ketika kuliah, dari pertengahan sampai semester akhir, gue membiayai sendiri. Nggak ada uang saku terkecuali dapat fasilitas antar-jemput menggunakan mobil Bapak. Ibu bukan permintaan orang tua. Mereka justru berpendapat bahwa seharusnya untuk biaya pendidikan gue harus dapat sampai sarjana. Tapi gue pikir, gue sudah punya pendapatan sendiri dan mencukupi, jadi kenapa gue nggak mencoba untuk lebih mandiri, toh usia dewasa sudah semakin dekat :) Syukurlah mereka bisa mengerti dan membantu gue berlatih sehingga gue hampir 'nggak' sadar sudah memasuki usia dewasa :)

Selepas kuliah gue menanggung hidup gue 'sendiri', dalam artian finansial, karena untuk mental orang tua pasti men-support anaknya bahkan sampai akhir hayat. Gue memang masih tinggal di sebuah kamar di rumah Bapak dan Ibu, tapi untuk biaya listrik, internet, telepon dan belanja bulanan mereka menyerahkan sepenuhnya pada gue. Banyak yang mengira gue anak manja karena Bapak atau Ibu sering mengantar gue bepergian, tapi menurut gue itu bukan bentuk manja, tapi bentuk kasih sayang mereka. Mereka hanya ingin berada di sekitar gue, hanya ingin melihat anak gadisnya dari dekat. Dan untuk biaya bensin, tentu saja gue yang menanggung. Mereka murni mengantar :))
Bahagia rasanya ketika mendengar Bapak dan Ibu berkata "bangga" dan terseyum dengan puas :')

Perjalanan gue masih panjang, dan akan selalu membutuhkan proses belajar. Gue nggak pernah menyesal dengan cara didik orang tua gue, sebaliknya gue bangga dan merasa beruntung karena tetap mendapatkan masa kecil yang super indah sembari mendapatkan pelajaran berharga. Apa yang gue hadapi sekarang suatu hari akan berubah ke level yang lebih tinggi. Suatu hari gue harus meninggalkan kamar di rumah orang tua gue dan memulai keluarga kecil gue sendiri. Hidup gue akan lebih menantang dan akan ada banyak hal yang harus diatur. Jika sekarang gue hanya bertanggung jawab untuk diri sendiri, maka suatu hari gue akan mengatur biaya pendidikan anak dan lain sebagainya (bersama suami tentu saja, lol). Gue nggak perlu takut menghadapi itu semua karena dengan support mental dari Bapak dan Ibu gue pasti bisa :)

Dan sekarang, kembali lagi pada 'hari itu', gue membelanjakan uang dari Ibu dengan perasaan yang sangat gembira. Gue nggak menghabiskan semuanya dan menyerahkan sisanya pada Ibu. Hari itu gue belajar sebuah hal baru lagi. Selain untuk mengajarkan anak gue kelak untuk menabung, meyakinkannya bahwa ia bisa mandiri... memberikannya kejutan di waktu nggak terduga akan memberikannya senyuman bahagia sepanjang hari. Seperti yang alami di hari itu :) :) :) :) :)


Ibu dan Bapak, ketika akhirnya waktu dinner tiba :)



blessed girl,
INDI
______________________

contact me: namaku_indikecil@yahoo.com (email) or HERE and HERE

Kamis, 16 Agustus 2012

Bekerja itu Menyenangkan :))

YAIY!! :D

Howdy-do bloggies? Apakah puasanya lancar? :D Bulan puasa sudah hampir selesai, nih, untuk yang mau mudik hati-hati di jalan dan tetap semangat puasanya, ya, jangan sampai bolong, hihihi :)
Gue ingat, waktu masih kecil suka sekali dengan bulan puasa dan lebaran. Guess why? Karena liburannya panjang! Hihihi... Apalagi waktu SD dan SMP, bisa hampir satu bulan,lho. Dan biasanya gue dan keluarga pergi ke luar kota, menginap di sebuah hotel dan melakukan random things. Dari mulai memancing sampai mengunjungi tempat-tempat wisatanya karena kami memang nggak punya tradisi mudik, sejak lahir kami sudah di Bandung, hihihi. Tapi sekarang, setelah dewasa libur panjang nggak lagi gue dapatkan. Di bulan puasa sampai sesudahnya malah merupakan "bulan padat" untuk gue. Kadang rindu masa kecil juga, sih... tapi semua kan ada fasenya. Sekarang waktunya gue mendapat kesenangan selain dari hari libur :)

Dulu nggak pernah terbayang bagaimana rasanya menjadi dewasa. Sekolah dari pagi sampai siang saja rasanya sudah cukup bikin gue ingin tidur siang sampai waktunya makan malam,hihihi. Setiap kali melihat Bapak dan Ibu yang bekerja sampai sore rasanya itu masih sangat jauuuuuuh sekali untuk gue alami. Atau istilah lainnya, "Hey, gue nggak mungkin menjadi seperti mereka". Tapi lalu, BAM! Waktu berjalan dan here I am now :)
Orang tua gue adalah pekerja keras, mereka bekerja dari senin sampai sabtu. Malah, jika sedang sibuk-sibuknya mereka bekerja di hari minggu, full day, lalu pulang ke rumah untuk menghadapi dua anak remajanya yang bandel-bandel. That was me and my brother, hehehe :p Bagaimana cara mereka tetap have fun padahal hampir nggak punya waktu untuk diri sendiri, itu menjadi misteri... sampai gue yang mengalaminya sendiri :)

Keberhasilan mereka di mata keluarga! Iya, saat Bapak dan Ibu berhasil menyekolahkan gue dan adik sampai kuliah, saat Ibu bisa menyajikan makanan bergizi setiap hari, saat Bapak bisa mengantarkan gue dengan mobil yang dibeli dari jerih payahnya... Itu keberhasilan mereka. Itu yang membuat mereka merasa sepadan untuk terus bekerja, mengorbankan "met time"-nya dan terus merasa bahagia! Seperti sebuah lingkaran, mereka bekerja untuk keluarga, keluarga menghargainya dan mereka ikut bahagia :) Gue mengalaminya sekarang, gue tahu bagaimana rasanya. Ini bukan tentang rasa bahagia ketika rekening gue jumlahnya bertambah, tapi ini tentang rasa bahagia ketika ada orang-orang yang menghargai karya gue, mengirimi gue email hangat dan menyapa gue di tempat-tempat umum. Ini membuat gue merasa super bahagia! :)

Seperti sebuah keluarga, bekerja, profesi apapun itu pasti memberi pengaruh pada sekitar, lalu akan kembali lagi pada diri sendiri, baik itu disadari atau nggak. Ketika gue masih kecil dan bercita-cita menjadi seorang penulis, yang gue inginkah hanya mempunyai buku untuk dipajang di rak dengan nama gue tercetak di cover-nya. That's it. Lalu ketika gue sudah menjadi seorang penulis sungguhan, gue mendapatkan lebih dari itu. Gue menerima banyak komentar-komentar dari pembaca yang isinya sangat menyenangkan hati. Email, surat, pesan di facebook, twitter... sangat menyenangkan untuk membaca dan membalasnya satu-persatu. Gue anggap mereka semua teman karena mereka begitu baik, menginginkan gue untuk terus bertumbuh. Dari bekerja gue mendapatkan banyak teman baru... :)

'Pengaruh' memang kata yang besar, tapi gue percaya, pengaruh itu selalu  ada meskipun kecil. Di novel pertama dan kedua gue ada tokoh bernama Mika, dia adalah 'pahlawan' gue sejak gue berusia 15 tahun... sampai sekarang. Di mata gue, Mika begitu berani dan selalu siap melindungi gue sampai AIDS membuatnya harus kembali menjadi malaikat Tuhan. Menceritakannya membuat gue merasa lebih ringan dan membuat gue tersenyum, kembali mengingat masa-masa penuh hal konyol dan mengharukan bersama Mika. Membaginya merupakan 'terapi' untuk gue. Siapa sangka bahwa apa yang gue tulis bisa ternyata mempengaruhi orang lain? Melalui novel-novel gue ternyata Mika seolah hidup kembali, banyak yang mengaku ingin mengenal Mika, bahkan ada yang ingin mempunyai pasangan seperti Mika :) Itu manis sekali... Dan di bulan Agustus ini ada kejutan yang sangat menyenangkan juga mengharukan... Ada dua orang Ibu yang mengaku memberi nama bayinya yang baru lahir dengan nama "Miracle" karena terinspirasi oleh Mika dari novel-novel gue... Ah, gue nggak bisa berkata apa-apa selain "terima kasih" dan "terima kasih Tuhan..." :)

Bekerja dengan hati membuat gue merasa diberkati Tuhan, I'm blessed karena teman-teman pembaca menghargai usaha yang gue lakukan dengan sungguh-sungguh... Mempunyai mereka membuat gue merasa dicintai :) Menyenangkan rasanya ketika tahu ada yang membuat sebuah karya karena termotivasi oleh yang gue lakukan. Ada yang ingin menjadi penulis, ada yang membuat film indie dengan "Waktu Aku sama Mika" sebagai kisahnya. Ada yang membuat pementasan drama, juga ada yang membuat artwork karena membaca "Karena Cinta itu Sempurna". Menyenangkan, sungguh. Bahkan waktu menulis ini pun gue nggak bisa berhenti tersenyum :)

Gue dan Mika, gambar imajinasi dari Sharon Citara :)

Masih karya Sharon, ini Mika, gue dan Ray. Diberi judul seperti novel gue, Karena Cinta itu Sempurna :)


Karya @littlelaugh18, dengan perbandingan foto aslinya :)


Karya Vindy Putri, dengan perbandingan foto aslinya :)


Karya Gluck Fraulein, dengan perbandingan foto aslinya :)

Kebahagiaan dari bekerja dengan sungguh-sungguh juga gue di tempat lain. Membaca nama gue di cover novel sudah membuat gue kegirangan setengah mati, apalagi membacanya di poster :) Beberapa kali gue melihat dua buah novel gue ada di rak best seller atau di recommended list. Tapi melihatnya di toko buku paling besar di Bandung... waw itu benar-benar luar biasa... Ingin menangis rasanya melihat nama dan gambar cover novel-novel gue di sana :') Semua nggak ada yang sia-sia, butuh proses berbulan-bulan sampai kedua novel ini keluar, dan ini hasilnya, thank God... thank God...


Thank God, they're BEST SELLER!! :D

Pekerjaan, apapun itu, selama dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti ada hasilnya, gue percaya itu. Nggak peduli jika ada yang memandang rendah pekerjaan kalian, just follow your heart, do your best dan buktikan bahwa semua pekerjaan itu sama mulianya. Waktu gue sekolah teman-teman (bahkan beberapa guru) sering heran kalau gue menjawab "penulis" sebagai cita-cita gue. Mereka bilang, itu hobi, bukan pekerjaan. Gue sempat sedih, tapi gue percaya selalu ada jalan untuk maksud baik :) Dan ini lah gue sekarang, dengan bangga menyebut bahwa gue adalah seorang penulis. Mungkin bukan penulis yang baik karena masih harus banyak belajar, tapi, apapun itu, gue memang penulis :)

Gue nggak menyesal dengan kesibukan yang gue dapat, gue juga nggak sedih karena waktu liburan gue jauuuuuuuh lebih berkurang dibanding masa sekolah dulu. Thanks to my parents karena mengenalkan gue dengan nikmatnya bekerja dan percaya bahwa reward terbesar adalah penghargaan dari orang-orang sekitar, bukan uang :)
Setelah liburan lebaran yang sangat-sangat singkat gue siap untuk bekerja, gue nggak sabar untuk mendapatkan senyuman dan sapaan dari siapa saja yang menikmati karya gue. Novel ke tiga gue "Guruku yang Berbulu dan Berekor" akan terbit nggak lama setelah lebaran. Lalu di bulan September ada sebuah project yang akan gue kerjakan bersama Ray (it's a TV show and meet and greet, yaiy, yaiy). Dan, mungkin ada yang sudah tahu bahwa "Waktu Aku sama Mika" (IFI) akan ada versi layar lebarnya (inspired by my first novel)? :) Yes, film yang dikerjakan sejak tahun kemarin ini pada tanggal 13 lalu sudah selesai shooting dan akan diputar di bioskop bulan Desember 2012!! Senang, senang, senang sekali. Semua yang berasal dari hati dan sungguh-sungguh pasti ada hasilnya :)


It's a wrap! :)

Jadi, apalagi yang bisa gue bilang selain: cintai pekerjaanmu, lakukan dengan sungguh-sungguh. Apa yang menurutmu terbuang ketika mengerjakannya pasti akan tergantikan. Percaya, deh ;)

smile,
Indi


nb: Selain yang sudah disebutkan, ada sebuah project lagi yang gue kerjakan bersama teman-teman bernama "green smile". Project ini bertujuan untuk mengenalkan gaya hidup hijau. Silakan kunjungi web'nya di sini. Ada tulisan gue juga, lho :) Dan terima kasih banyak untuk teman-teman yang sudah membuatkan gue/novel-novel gue fans page dan akun twitter (Waktu Aku sama Mika, @indisugarindo, @indisugar_fc, @sugarsbook dan yang lainnya). Ini berarti banyak untuk gue... sekali lagi, terima kasih :')
_________________________________

Kontak Indi: di sini, sini atau email namaku_indikecil@yahoo.com
Akun Waktu Aku sama Mika dan Karena Cinta itu Sempurna resmi: di sini dan di sini

Jumat, 10 Agustus 2012

Hello, Hello Kitty :)

Hayyyy, bloggies! Apa kabar? Semoga semuanya baik-baik saja ya :) Gue juga baik, terkecuali kalau sakit lutut gue mau dihitung, hihihi. Semua berjalan dengan baik di bulan Agustus ini, thank God, apa yang sudah direncanakan sedikit-sedikit mulai terwujud. Salah satunya project novel ke tiga gue yang sudah selesai cetak dan akan beredar secara resmi di seluruh Indonesia sesudah lebaran nanti. Senang :D Mohon doanya ya, teman-teman :)

Nah, kali ini gue nggak akan cerita tentang novel ke tiga gue, apalagi soal pekerjaan. Tapi gue mau cerita sesuatu yang ringan dan membuat gue tersenyum belakangan ini. Sejak kecil gue selalu punya idola. Dari mulai tokoh kartun sampai tokoh yang nyata. Seingat gue, idola pertama gue adalah Mickey Mouse, lalu berganti Sailor Moon, lalu Barbie, lalu berganti banyak tokoh kartun lain yang gue sudah nggak ingat, hihihi. Meski ada banyak, tapi selalu ada kesamaan, tokoh yang gue suka pasti memberikan pelajaran buat gue, atau bahasa orang dewasanya: inspiring. Iya, serius, bahkan Barbie menginspirasi gue, lho. Siapa bilang boneka cantik itu cuma bagus untuk didandani dan diganti bajunya? Barbie itu "sosok" perempuan yang cerdas, lho. Lihat saja pekerjaan yang dia punya, dari mulai dokter sampai pemain band! Wah, perempuan yang serba bisa, kan? Hihihi :) Barbie membuat gue semangat untuk belajar banyak hal dan membuat gue percaya bahwa brain dan beauty harus berjalan beriringan :)

Sampai gue dewasa pun setiap kali gue menyukai sesuatu (nggak pakai kata "idola" lagi, ya. "Idola" kata yang terlalu berat untuk orang dewasa, lol) pasti ada alasannya, pasti karena memberikan pengaruh baik baik buat gue. Hmm, apa terdengar terlalu serius? Hihihi, gue memang selalu percaya bahwa hal sekecil apapun bisa berpengaruh terhadap gue. Misalnya saja gue sedang pakai dompet bergambar Mickey Mouse, maka setiap kali gue mau mengambil uang, gue akan mengingat Mickey yang hidup sederhana tapi akan berusaha sekeras mungkin untuk membuat Minnie bahagia. Sweet. Membuat gue tersenyum :))

Nah, belakangan gue memperhatikan sesuatu yang nggak biasa dari barang-barang di sekitar gue. Gue sangat suka warna pink dan selama masih memungkinkan gue senang jika barang yang gue pakai sehari-hari juga berwarna pink. Ternyata ada 1 tokoh yang jarang gue perhatikan padahal perniknya ada di mana-mana, terutama di kamar gue, yaitu Hello Kitty! Selama ini sepertinya gue hanya tahu bahwa warnanya pink dan cute, tapi nggak mengenal tokohnya.
Di pre school tempat gue bekerja, banyak yang bertanya apakah gue Hello Kitty, dan gue selalu menjawab "nggak". Well, she's cute for sure, tapi seperti gue bilang tadi, gue nggak tahu apa-apa tentangnya.

Lalu gue putuskan untuk berlaku "adil" dengan tokoh yang satu ini. Gue mencari tahu tentang si kucing imut ini. Bagaimana karakternya, dan apa "alasan bagus" kenapa gue harus menyukainya. Ternyata faktanya cukup mengejutkan, lho! Hello Kitty ini ternyata punya profesi yang pasti diinginkan oleh seluruh manusia di dunia.Dia ahli membuat orang lain merasa senang! How cute :) Dia juga menyukai sesuatu yang sangat indah, yaitu persahabatan. Dan soal percintaan dia sangat setia, sejak kecil dia hanya punya satu pasangan bernama Daniel Star. Hello Kitty juga cerdas, lho. Dia menguasai bahasa Inggris, musik dan seni visual! Awww, gue langsung jatuh cinta, she's really adorable :)

Jadi, sekarang kalau ada yang bertanya apakah gue suka Hello Kitty, gue akan langsung menjawab "IYA!". Karena di balik wajah cute nya ternyata dia mempunyai karakter yang inspiring!
Hello, Hello Kitty. You're my new idol... eh, kesukaan baru, hihihi :))



Celengan, hihihi :)

Head set, hadiah dari Ray :)

Super cute body mist! Nggak sabar mau coba lotion'nya juga :)

Hello Kitty Lotion: The packaging just toooo cute :p

Harusnya bukaannya di samping, jadi gue nggak perlu sobek gambar Hello Kitty'nya :p

Jam dinding. Tik-tok :)

Bouncy pillow. Hughug :)

Handphone :)

Jam tangan :)

Hard case blackberry kesukaan :D

Cring.. cring... Gantungannya bisa bunyi, lho :)

Mouse pad yang menemani waktu gue post tulisan ini :D

Wallpaper dan stylus! :)

Sisir hadiah dari Ray :)

Kuas pembersih keyboard :D Unik, ya? Hahahaha....

Botol minuman lipat.

Hardcase Nokia :D

Dan.... ada satu kesamaan yang nggak disengaja antara gue dan Hello Kitty. Kami sama-sama bergolongan darah "A" dan suka pakai pita pink di sebelah kiri, hihihi ;)





Miawmiau,

Indi :)

Contact me? Here and Here.