Selasa, 26 Juni 2012

Menjadi Kenyataan :)

Dulu, waktu kecil aku suka menonton serial "Keluarga Cemara". Setiap serial itu ditayangkan, aku pasti langsung duduk di depan TV dan menyenandungkan soundtrack-nya. Aku hapal dengan semua tokoh-tokohnya, ada Abah, Emak, Teh Euis, Ara, Agil, Pipin, Tante Plesir, Mang Jana, Ceu Salmah, Bi Eha, dan bahkan aku tahu nama tokoh yang belum sempat muncul di sana... Abe, nama anak bungsu Abah dan Emak yang meninggal sebelum dilahirkan.


Euis, Ara dan Agil kecil :)

Entah apa yang menghipnotis dari serial itu sehingga membuatku begitu terlarut. Hampir setiap kisah terasa begitu dekat dengan keseharianku, atau meskipun belum/nggak pernah aku alami, tapi kisah-kisahnya selalu terasa real dan apa adanya. Aku ingat ada satu episode yang membuatku terisak waktu menontonnya. Dikisahkan Euis mengalami menstuasi pertamanya pada saat ia masih duduk di bangku SD. Euis malu bukan main karena teman-temannya belum ada yang mengalami. Euis memang beberapa tahun lebih tua dari teman-teman sekelasnya karena ia sempat nggak naik kelas. Seharian ia diam di kamar dan nggak mau sekolah sampai Abah membujuknya sambil membawakannya makanan. Atau ada lagi satu episode yang membuatku terbengong-bengong. Dikisahkan, Ara menyamar sebagai anak laki-laki dan rela dibotaki untuk menjadi talent di sebuah video klip karena ia membutuhkan uang. Hampir saja ia ketahuan karena sebuah hal sederhana: karena ia mengucapkan 'terima kasih' ketika diberikan honor, karena (sepertinya) di desa Indihiang hanya anak-anak Abah lah yang mempunyai kebiasaan seperti itu. Mengagumkan... tapi sederhana dan mudah dicerna :)

Nggak ada yang mengajariku untuk menonton serial itu, aku yang menemukannya sendiri dan hanya aku pula yang menikmatinya di rumah. Ibu dan Bapak nggak suka jika aku menonton serial lokal, katanya nggak berguna, tapi aku percaya bahwa "Keluarga Cemara" berbeda, serial itu selalu membuatku tersenyum dan mendapat 'sesuatu' setelah aku menontonnya.
Kesukaanku dengan "Keluarga Cemara" berlanjut dengan membaca novel berserinya. Sejak saat itulah aku mengenal Arswendo Atmowiloto dan langsung tertarik dengan gaya menulisnya yang apa adanya. Nggak terasa koleksi novel "Keluarga Cemara" ku akhirnya lengkap dan Euis, Ara, Agil yang kukenal melalui serial TV semakin dewasa seperti juga aku.




OOTD: Headband: Toko Kecil Indi | Dress: Toko Kecil Indi | Ring: Ninis | Shoes: Yongki Komaladi


Waktu serial ini menghilang, aku sangat merindukannya. Aku sampai menyurati 2 stasiun TV sekaligus agar mempertimbangkan menayangkan re run-nya. Sayangnya, nggak satu pun suratku mendapatkan balasan. Untuk mengobati rindu aku membaca ulang novel-novelnya sambil berharap keajaiban terjadi.
Bertahun kemudian keajaiban itu memang terjadi. "Keluarga Cemara" ditayangkan kembali! Bukan re run, tapi episode baru. Sayangnya karena terlalu lama jeda ceritanya jadi ada lubang di beberapa adegan. Tapi tetap, kisahnya inspiratif dan nggak berlebihan. Aku masih menikmatinya dan menanti-nanti penanyangannya. Tapi kebahagiaanku ternyata nggak berlangsung lama. "Keluarga Cemara" lagi-lagi berhenti tayang dan kali ini benar-benar berhenti, dengan episode akhir yang menggantung :(

"Keluarga Cemara" menjadi satu-satunya serial lokal yang aku ikuti hampir setiap episodenya. Mungkin yang bisa mengalahkan rekor itu hanya "Satu Kakak Tujuh Ponakan", serial yang sama-sama karya Arswendo Atmowiloto. Dari segi cerita sama-sama menarik, tapi soal menghipnotis dan berkesan "Keluarga Cemara" tetap menjadi juara.
Di usia dewasa aku sering membayangkan, ke manakah Euis, Ara dan Agil? Apakah mereka masih ingat di usia yang masih sangat muda sudah menjadi icon kesederhanaan bagi banyak orang, bahkan yang lebih tua dari mereka?...
Lalu internet memberiku jawabannya. Secara nggak sengaja, waktu aku melihat mutual friend salah satu teman Facebook, aku menemukan nama yang sangat kukenal: Anisa Fujianti. Itu adalah nama pemeran Ara. Tapi mungkinkan itu orang yang sama? Dengan semangat aku langsung membuka profil-nya dan melihat-lihat fotonya. Ternyata Anisa yang ini adalah seorang gadis muda cantik, sama sekali bukan Ara yang aku lihat di TV. Lalu sebelum aku meng-klik tab tutup aku menyadari sesuatu: Aku juga sekarang sudah dewasa, dan Ara yang aku lihat sudah bertahun-tahun lalu lamanya. Aku banyak berubah meski tanpa disadari, dan ia juga mungkin begitu. Aku memberanikan diri mengiriminya pesan, bertanya apakah ia Ara yang dulu selalu aku tunggu kehadirannya di TV. Dan beberapa jam kemudian aku menerima balasan darinya...






Ya. Ia memang Ara yang dulu, hanya saja sekarang sudah besar. Dengan semangat aku langsung bercerita padanya betapa aku sangat mengidolakan serial "Keluarga Cemara". Nggak peduli akan dibalas atau nggak, aku hanya ingin bercerita. Aku sangat bahagia bertemu idola masa kecil meski hanya lewat Facebook. Dan ternyata Ninis (ia ingin dipanggil begitu) adalah gadis yang ramah, persis seperti Ara perannya dulu. Dengan baik hatinya ia memberiku link Facebook Euis dan Agil supaya aku bisa menghubungi mereka.
Aku dan Ninis ternyata sangat cepat menjadi akrab, dalam beberapa jam percakapan kami sudah berubah ke berbagai macam topik termasuk saling mengenalkan diri. Ninis memintaku bercerita tentang tulisan-tulisanku dan begitu juga sebaliknya, aku bertanya tentang kegiatannya sekarang.

Selama berhari-hari kami terus berkomunikasi via Facebook sampai Ninis mengejutkanku dengan membeli novel perdanaku, "Waktu Aku sama Mika"! Ia berkata bahwa ia menyukai novel itu dan bertanya apa aku menerbitkan novel yang lain. Saat itu novelku baru satu dan sedang dalam proses penulisan novel selanjutnya. Aku berjanji saat novel baru selesai akan langsung mengabarinya. Dan Ninis pun membalas pesanku seperti ini, "Kak Indi ini nomor HP'ku, kalau nggak keberatan ngobrolnya lewat SMS saja, takutnya aku nggak buka Facebook".
Ain't she very humble? :)

Bertahun berlalu, aku dan Ninis semakin saling mengenal. Kami saling bertukar pin BB dan mempunyai banyak cerita baru untuk saling diceritakan. Ninis sudah mempunyai tunangan, dan aku sudah menerbitkan novel kedua. Kami sangat ingin sekali untuk bertemu secara langsung, tapi karena kami tinggal di 2 kota yang berbeda keinginan itu terasa sulit untuk diwujudkan.
Ninis sempat berkata bahwa jika kelak kami menikah dengan pasangan masing-masing, kami harus berjanji untuk saling mengundang dan datang meskipun tempatnya jauh. Aku rasa itu ide yang bagus karena itu bisa menjadi kesempatan yang baik untuk pertemuan pertama kami secara langsung.

Dan kesempatan itu akhirnya datang. Tanggal 10 Juni 2012 lalu Ninis menikah! Aku sangat bahagia untuknya dan mengucapkan selamat padanya via BBM. Aku memang berjanji akan datang jika ia menikah, tapi Ninis sangat mengerti jika ternyata aku nggak bisa datang karena jarak Bandung-Bogor cukup jauh. Aku memutuskan untuk memberinya sedikit kejutan, aku pergi ke Bogor pagi-pagi sekali untuk menghadiri pernikahannya. Di perjalanan aku baru sadar bahwa aku nggak membawa bedak dan makeup lainnya. Wajahku benar-benar polos dan sedikit berminyak. Tapi aku pikir daripada membuang waktu untuk kembali lagi ke rumah dan membawa itu semua, lebih baik aku teruskan perjalanan agar bisa datang tepat waktu :)

Akhirnya setelah perjalanan 4 jam yang melelahkan aku sampai di pernikahan Ninis. Nggak ada seorangpun yang kukenal, aku benar-benar hanya datang untuk seorang teman yang belum pernah kutemui secara langsung :)
Dari atas pelaminan, Ninis yang sedang berfoto bersama beberapa kerabat ternyata mengenaliku. Ia melambaikan tangannya dan aku segera membalasnya dengan senyuman. Ia terlihat sangat cantik, berbeda tapi gurat-gurat Ara kecil masih terlihat di sana. Setelah menunggu sesi foto selesai aku langsung menghampirinya. Kami saling bertukar peluk dan cium lalu mengobrol sebentar. Sebentar, hanya sebentar tapi membuatku begitu senang. I meet a friend and childhood idol... :)


Ara kecil sudah besar :)

Suvenir dari pernikahan Ninis :) I love it!! :)

Pertemananku dengan Ninis begitu istimewa. Diawali dari sebuah serial kesukaanku di masa kecil yang memberikan arti begitu dalam, lalu dilanjutkan dengan perkenalan mengejutkan yang membuatku tahu bahwa tokoh Ara benar-benar nyata di dalam kepribadian Ninis. Ia begitu down to earth dan ramah persis seperti Ara. Untuk mengharapkan serial "Keluarga Cemara" kembali diputar atau seenggaknya ada serial yang hampir sebaik itu mungkin hampir nggak mungkin, tapi seenggaknya aku tahu bahwa orang-orang baik, orang-orang sederhana itu memang ada. Dan mengenal Ninis membuatku semakin yakin akan itu :)
Oh, iya waktu novel keduaku terbit ("Karena Cinta itu Sempurna"), Ninis menuliskan testimoninya untukku. Dan tahukan apa yang paling manis dan mengejutkan? Di akhir kalimatnya ia menulis seperti ini,
"Ka Indi... Terus berkarya yaa!! I'm a big fan of you".
Padahal seharusnya aku yang bilang begitu... :)




smile,
Indi

Contact me? HERE and HERE


(Update 10/03/2024. Aku dan Ninis masih berteman baik dan saling mendukung ❤️).


Selasa, 12 Juni 2012

My Super Blessed Birthday (with Spongebob Squarepants theme, lol, lol) :D

Haaaaaay, bloggies! How are you today? Semoga awal minggu kalian menyenangkan, ya. Well, ini memang sudah hari selasa, sih, tapi buatku ini adalah awal minggu karena di hari senin aku libur bekerja dan baru masuk di hari selasa sampai dengan jumat, hihihi. Oya, aku mau ucapkan terima kasih banyak, banyak, banyak untuk teman-teman yang tetap mampir ke sini meskipun aku jarang update dan blog walking belakangan. Juga untuk teman-teman followers baru, selamat datang, hope you enjoy my little blog, ya :) Terharu dapat banyak teman baru, hihihi :')

Belakangan aku memang lagi gampang kelelahan. Padahal kesibukanku masih tetap sama, menulis, menjadi guru dan sedikit mendesain pakaian. Nah, untuk menjaga kondisi badan, aku harus ambil waktu istirahat ekstra. I go to bed early dan sebisa mungkin banyak bersantai, nggak nge-blog untuk sementara waktu jadi konsekuensinya. Sebenarnya agak sedih juga, sih karena jadi banyak cerita yang nggak bisa aku share atau at least jadi pending. Padahal banyak hal menarik yang terjadi selama aku nggak cerita. Misalnya saja salah seorang teman sekaligus childhood idol ku menikah, tentang kedekatanku dengan murid-murid di sekolah baru dan banyak lainnya. Tapi aku nggak seharusnya mengeluh, ini pilihanku dan masih banyak hal menyenangkan di sela-selanya :) Seperti tanggal 8 Juni kemarin aku berulang tahun. Yup, hari kesukaanku di dunia :D Setelah merayakan ulang tahun 'palsu' (read the story here) di tanggal 4, akhirnya aku merayakan ulang tahun yang lebih 'masuk akal' karena cuma lebih cepat 1 hari dari tanggal sebenarnya, hihihi.

Setiap ulang tahun selalu istimewa karena merupakan pengingat dimana hari aku dilahirkan, diinginkan dan diberikan harapan-harapan baik oleh orangtua. Tapi setiap ulang tahun selalu memiliki cerita berbeda termasuk kali ini. Bapak nggak bisa bersamaku di tanggal 7 karena harus bekerja, syukurlah beliau bisa menemani ketika aku berbelanja persiapan ulang tahun. Sebenarnya aku agak kecewa dan sedih, karena seumur hidup Bapak selalu menjadi fotografer dan yang paling semangat menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun", tapi aku juga senang karena hampir seluruh ide perayaan ulang tahun ini datang dari Bapak.
Tadinya aku sangat menginginkan ulang tahun dengan tema Peter Pan, karena itu adalah tokoh dongeng kesukaanku sejak kecil. Tapi setelah berkeliling pusat perlengkapan pesta sampai sore dan nggak juga menemukan, aku memutuskan untuk berulang tahun tanpa tema karena untuk mencari tema baru sudah terlalu mepet waktunya. Untung saja Bapak mengingatkan bahwa ada 1 tokoh yang disukai anak-anak juga orang dewasa dan pasti sangat mudah untuk mencari pernak-perniknya. Ah, kok aku nggak kepikiran, ya... It's Spongebob Squarepants!! Hahaha :)
Jadilah di saat-saat terakhir aku membeli serbet, piring kertas, name tag, dan lilin bergambar Spongebob. Untuk undangannya, thanks to internet, aku nggak perlu bersedih-sedih mengganti desain Peter Pan ke Spongebob karena banyak web yang menyediakan secara free, tinggal download dan print saja ;)


The invitations. Thanks to internet :)

Birthday girl OOTD: Dress: Toko Kecil Indi | Headband: Toko Kecil Indi | Shoes: Michelle CLA


Aku mengundang teman-teman sekelas yang totalnya ada 14 orang ditambah Ibu dan Bi Yati, sekretaris Ibu. Sebenarnya aku mau mengundang lebih banyak, tapi karena terlalu fokus dengan makanan (yup, aku dan Ibu memasak sendiri) tahu-tahu sudah tanggal 7 dan aku nggak sempat mengundang siapa-siapa lagi :( Meski begitu aku sangat senang, karena dari 14 orang teman hanya 2 yang berhalangan datang. Itu pun mereka menitipkan kado untukku pada teman yang lain, hihihi, senangnya :)
Acara dimulai dengan mengenalkan Ibu pada teman-teman. Meskipun mereka sudah sering bertemu Ibu, tapi hanya sekilas saja ketika beliau menjemputku di kampus. Ibu lebih terlihat seperti birthday girl daripada aku karena menjadi satu-satu yang nggak pakai baju kuning atau putih. Padahal kan Spongebob identik dengan 2 warna itu. Ibu mungkin menjadi nanas, rumahnya Spongebob yang berwarna oranye, hihihi *kabur*




Setelah itu dilanjutkan dengan snacking sambil chit-chat seru. Senangnya teman-teman memuji botol soda dengan label Spongebob yang aku tempel sendiri. Itu cara buatnya mudah, lho, tinggal googling dengan kata kunci "Spongebob Birthday Party Kit" dan nanti keluar banyak pilihan web yang menyediakan banyak peralatan custom. Tinggal sesuaikan dengan size botol, pilih gambarnya, download, print dan ta-daaaaa, jadilah botol soda dengan logo yang nggak ada di mana pun selain di ulang tahun bertema Spongebob, hihihi :)
Aku senang sekali karena kami nggak pernah kehabisan bahan untuk mengobrol. Sampai-sampai ruang tamu rumah orangtuaku ramai sekali. Kami berkumpul di salah satu sudut ruang tamu dan beberapa dari temanku ada yang duduk di karpet karena nggak kebagian tempat duduk. Mereka memang sengaja nggak mau pindah ke sisi satunya supaya ngobrolnya asyik, hihihi. Ibu sampai berkali-kali mengingatkan bahwa makanan sudah siap dan sudah waktunya makan, tapi baru 30 menit kemudian kami mau beranjak ke ruang makan :p





Spageti, pasta dan salad sudah siap di meja makan. Sayang sekali nggak ada crabby patty karena aku terlanjur menyiapkan untuk tema Peter Pan (di Neverland sepertinya nggak ada makanan lain selain salad, hahaha). Lagipula kalau pun ada pasti teman-temanku protes karena pasti Ibu memasaknya tanpa daging, hihihi. Masakan Ibu memang juara, aku dan teman-teman sangat menikmati spagetinya. Thanks a lot ya, Mommy :*
Di tengah-tengah waktu makan tiba-tiba aku dikejutkan dengan kedatangan Bu Dewi, ketua koodinator Tadika Puri. Beliau datang bersama rekan-rekannya, Bu Yani, Bu Rika, Bu Neni (kepala sekolah tempat dimana gue bekerja dulu) dan seorang rekan lainnya. Aku sedikit kaget karena mereka nggak mengabari sebelumnya, juga khawatir karena makanan yang disajikan terlalu santai. Ibu sampai bilang, "Maaf ya Ibu-Ibu, ini makanan anak-anak semua", hihihi. Tapi aku juga senang karena ternyata mereka menyayangiku. Bayangkan saja, Bu Neni adalah mantan atasanku, tapi beliau dengan humble-nya datang ke acara ulang tahun yang sangat sederhana ini :')


Tamu-tamu kejutan dari tempatku belajar dan mengajar untuk pertama kali :)
Ceribel 1 milyar tahun kemudian, hihihi. Lupa siapa yang memulai "pose" ini :p


Setelah semua selesai makan, teman-temanku langsung menyemangatiku untuk tiup lilin. Suasana menjadi sangat, sangat, sangat meriah karena mereka menyanyikan banyak lagu untukku. Ada kejadian lucu, karena lilinnya ada 12 buah aku nggak bisa meniupnya dalam 1 tarikan napas, hahaha. Sudah diulang 2 kali masih tetap begitu. Akhirnya Ibu membantuku dan lilin-lilinpun bisa dipadamkan. Fiuuuh :D Kemeriahan nggak berhenti sampai di situ karena waktu teman-teman satu persatu menyalamiku, mereka menyanyikan lagu "Train of Love" sambil berbaris seperti kereta api, hihihi. That was so cute, I'm so blessed... :)



Hahaha, kuenya kebesaran! :D


Jam 5 sore seluruh undangan pamit pulang. Mereka mengucapkan selamat ulang tahun satu kali lagi sambil memberikan pelukan hangat. Aku benar-benar merasa sangat bahagia, sebuah pesta ulang tahun sederhana ternyata mendatangkan banyak tawa dan keakraban. Sungguh banyak kejutan menyenangkan. Di malam hari waktu aku membuka kado dari teman-teman air mataku langsung meleleh. Semua kado yang aku terima sangat bagus, tapi ada 1 yang istimewa. Si kembar Della dan Dilla memberikanku kolase foto Aerosmith, idolaku sejak kecil. Aku nggak menyangka mereka tahu bahwa aku menyukai Aerosmith karena kami nggak pernah mengobrol tentang ini. Ternyata mereka tahu setelah membaca novelku dan sengaja nggak membicarakan ini untuk kejutan! Oh, my God... I'm so blessed, really blessed... :')
Kejutan bahkan nggak berhenti sampai ulang tahun selesai, Ibu memberikanku sebuah dress yang sangat manis. Dan Dhian, sahabatku semenjak SMA kemarin menyempatkan mampir ke rumah untuk memberikan kado berisi 2 buah bando pita! :)




Seperti yang aku bilang sebelumnya, setiap ulang tahun itu pasti berbeda tapi selalu istimewa. Ulang tahun kali ini membuatku merasa lebih hidup dan lebih semangat untuk menghadapi hari. Ulang tahun membuatku semakin mengingat bahwa Tuhan nggak pernah putus memberikanku berkah melalui orang-orang di sekitarku. Semua harapan dan doa yang aku dapat ketika aku dilahirkan ke dunia terucap kembali di hari ulang tahun. Aku akan berusaha menjadi lebih baik, karena di saat Tuhan memberikanku hidup untuk pertama kali itu sudah menjadi cukup alasan agar aku menjadi anak baik. Apalagi sekarang, aku harus bisa. Pasti bisa :) Sekali lagi, terima kasih Tuhan for blessing me this much. Semoga aku selalu bisa menjadi lebih baik, nggak pernah lupa untuk berterima kasih dan rendah hati, amen... :)
nb: Jika sesuai rencana, novel terbaruku, album terbaru Aerosmith dan album terbaru Mika akan terbit bersamaan di akhir bulan ini. Ain't that what it’s called... super cool?? :D Doakan, ya!


birthday girl,
Indi
__________________________________
Contact Me: HERE and HERE. Sponsorship? HERE.

Selasa, 05 Juni 2012

Birthday Party for Farewell.

Menyampaikan kabar buruk itu sangat sulit. Terlebih jika menyampaikannya pada anak-anak...

Cerita ini dimulai dengan sebuah kabar baik, aku diterima bekerja di sebuah sekolah bilingual yang diadaptasi dari kurikulum UK setelah sebelumnya mengalami masa trial (percobaan) selama 2 hari. Jujur saja, waktu interview aku nggak berharap banyak, soalnya lowongan di sekolah ini sudah ditutup sejak 2 minggu sebelumnya, dan hatiku juga sudah ter-set untuk iklas, "kalau masuk syukur, kalau nggak berarti belum rejeki". Makanya, waktu aku dihubungi beberapa hari kemudian, senangnya bukan main. Aku langsung menyiapkan segala perlengkapan untuk hari pertama masuk kerja dan menghubungi kepala sekolah tempat di mana gue mengajar sebelumnya. Semuanya baik-baik saja sampai aku ingat belum berpamitan dengan murid-muridku di sekolah lama...

Mengajar di sebuah TK modern dengan 28 murid adalah pengalaman pertamaku bekerja di jalur "formal". Setelah sebelumnya aku berkutat di balik komputer, mengirimkannya kepada penerbit via email dan mendesain pakaian di rumah lalu mengirimkan hasilnya via jasa pengiriman kepada costumer, akhirnya aku benar-benar menghadapi orang lain secara langsung. Bertatap muka, bersentuhan dan berbincang.
Menjadi guru adalah pekerjaan ideal untuk aku karena nggak membutuhkan waktu seharian dan sifatnya yang terus berkembang. Menyenangkan rasanya bisa bekerja sambil menambah wawasan. Selain itu, I love children for sure. Aku sangat menikmati untuk bersama mereka, dan sejak remaja aku tahu terikat dengan mereka adalah bukan hal yang begitu "sulit".
Itulah yang aku alami dengan murid-murid di sekolah lama. Selama (kurang-lebih) 2 bulan mengajar mereka menjadi sangat terikat denganku. Setiap pergi ke sekolah rasanya begitu menyenangkan karena tahu ada yang menungguku di sana. Di kelas rasanya begitu hangat karena mereka ingin bergantian dipangku, dan ketika jam istirahat anak-anak perempuan sibuk mengantri untuk di cat kukunya. "Ingin seperti Miss. Indi", begitu katanya :)

Treat for the kids :)

Dan sekarang aku harus menyampaikan pada mereka bahwa aku nggak akan mengajar lagi di sana? Itu adalah hal yang paling menakutkan sedunia! Apalagi waktu aku datang ke sekolah untuk berpamitan setelah 2 minggu nggak mengajar dan disambut oleh wajah-wajah manis mereka, semakin menciutlah nyaliku... Mereka berebut memberikan pertanyaan ketika melihatku, dan semuanya sangat sulit dijawab. "Miss, ke mana saja lama nggak ke sini?", "Miss, nanti nggak akan pergi-pergi lagi, kan?". It really broke my heart...
Jangankan untuk menjawab mereka, untuk mengumpulkan keberanian datang ke sekolah ini saja sudah cukup sulit. Aku mencari-cari alasan untuk mengadakan pesta kecil bersama mereka, jangan sampai mereka tahu bahwa ini adalah farewell party. Akhirnya, satu malam sebelumnya aku menghubungi kepala sekolah dan meminta izin untuk mengadakan pesta ulang tahun di sana. Iya, pesta ulang tahun "fiktif" karena ulang tahunku sebenarnya jatuh di tanggal 8 nanti...

Aku bergantian masuk ke kelas A, B dan playgroup untuk menyampaikan bahwa aku berulang tahun dan anak-anak bisa bersenang-senang sampai waktunya pulang. Beruntung sekali, Bu Neni, sang kepala sekolah sangat baik dengan mengizinkan mentiadakan pelajaran untuk hari ini.
Aku mendapatkan banyak ucapan selamat dari anak-anak, juga banyak pelukan dan ciuman tentu saja. Termasuk dari anak laki-laki karena mereka biasanya sedikit canggung. Bahkan Fachri, seorang anak dari kelas B meminta agar keningnya dicium sampai meninggalkan bekas lipstik, hahaha (sayangnya nggak berhasil karena aku cuma memakai lipgloss).

Bersama anak-anak kelas A :)
Anak-anak kelas B. Rio (paling depan, memegang pensil) itu pahlawan kecil. Dia selalu membelaku di setiap kesempatan! :)
Anak-anak playgroup sedang bermain cat :)

Di hari yang sama Andra ternyata berulang tahun! :)

Aku benar-benar bersenang-senang dengan mereka. Rambutku sampai kusut dan aku nggak peduli jika itu terlihat di foto. Kue yang aku bawa pun dalam hitungan menit sudah penuh dengan bekas jari anak-anak. Siapa yang memulai? Tentu saja aku :) Aku mengolesi hidung beberapa anak dengan krim putih dan berakhir dengan belasan anak yang mengantri. Karena pesta ini baru diputuskan di saat-saat terakhir, hanya 1 malam sebelumnya, jadi aku hanya bisa membawa kue tart, muffin dan susu untuk mereka, itupun setelah berkeliling mall selama 3 jam karena susah sekali mencari tart yang sudah jadi. Sederhana, tapi aku lega karena mereka suka.
Anak-anak memperlakukanku dengan sangat istimewa, entah ini adalah kado untuk "ulang tahun" atau mereka tahu bahwa aku akan pergi. Anak-anak perempuan memintaku untuk naik ke ayunan dan beberapa anak laki-laki mendorong dari belakang. Moment yang sangat manis sekali, Resika, seorang anak dari TK B nggak bisa berhenti mengambil fotoku. Malik, seorang anak dari TK A ingin duduk di sampingku di ayunan dan bercerita banyak hal sambil merangkulku. Aku bahkan mendapatkan "kado" dari 2 orang anak, Damara memberikan 1 kotak Frutea dan Rifki memberikan 1 batang lolipop. Jangan bertanya tentang bagaimana kondisi minuman dan permen itu ketika diberikan padaku. Bayangkan saja itu sudah ada di saku mereka selama seharian, hehehe. Meski begitu aku sangat senang menerimanya :)


My messy hair and beautiful Feby :)
Waktu acara tiup lilin banyak liur anak-anak yang muncrat ke mukaku, hahaha :D
Showing the cake :)
Rio melarang Regi yang ingin ikut memegang pisau. Meski aku mengizinkan Regi membantu, Rio terus bilang, "No!!!", hahaha :)
Susu dan muffin untuk Damara :)

Wah, susunya langsung diminum, hihihi...
Playground.
My little "Cherrybelle": Apta, Wylla, Resika :)
Goofing around with Handsome Malik and pretty Jessica :)

Wylla!
My little photographer: Resika, atau biasa menyebut dirinya "neng" :)

Sudah hampir waktunya pulang dan aku masih belum memberitahu mereka tentang kabar buruknya. Aku nggak ingin membohongi mereka, tentu saja, tapi juga nggak ingin mengecewakan mereka. Secara tersirat aku berusaha memberitahukan mereka bahwa aku nggak bisa mengajar mereka lagi. Tissa, seorang anak dari kelas B bertanya kapan aku akan datang lagi karena ia akan memberiku kado. Dengan berat hati aku menjawab bahwa aku belum tahu kapan akan berkunjung lagi (iya, berkunjung, bukan mengajar), tapi pasti akan mengusahakan. Entahlah apa mereka mengerti, tapi sepertinya mereka bisa merasakan. Tissa dan Resika nggak putus asa mendesakku supaya menjawab "iya, besok Miss datang", tapi tentu saja aku nggak bisa... Anak-anak yang cerdas, dan itu membuatku meneteskan air mata waktu aku masuk ke dalam mobil untuk pulang.

Aku benar-benar menangis ketika di dalam mobil. Fachri, Tissa dan Apta berteriak-teriak memanggilku sambil 'membujuk' soal kado. Aku membuka jendela dan mencoba membuat "funny face". Entah bagaimana aku terlihat, tapi aku harap itu berhasil, hehe...
Perpisahan memang selalu berat, tapi aku harus selalu siap. Aku sekarang bekerja di tempat yang baru dan suatu hari pasti akan mengalami saat-saat seperti ini lagi. Ada anak yang keluar sekolah, pesta kelulusan... Nggak bisa dihindari. Tapi aku berjanji pada diri sendiri, meskipun perpisahan itu selalu ada, aku akan menikmati setiap pertemuan pada setiap menitnya, setiap harinya, agar aku nggak akan pernah mengucapkan selamat tinggal pada moment-moment berharga yang dialami sebelum perpisahan itu terjadi :)
So, good bye, kids. Jadilah anak-anak yang baik dan selalu bangga menjadi diri sendiri. Miss Indi sayang kalian. Selalu...

hugs,

Indi

___________________________
Contact Me? Here and Here.
Sponsorship? Here.