Senin, 11 Oktober 2010

Selamat Ulang Tahun, Idolaku...



Katanya waktu kecil aku nggak bisa lepas dari pelukan dia.
Katanya waktu kecil aku suka cium bau badan dia sampai tertidur.
Katanya waktu kecil aku pernah diajarin gerakan karate supaya bisa lawan sepupu-sepupu yang badannya lebih besar.
Katanya waktu kecil aku suka jinjit diatas kakinya sambil pura-pura dansa...

Sekarang aku sudah besar.
Sudah bisa tidur meski nggak cium aroma tubuhnya.
Sudah bisa bilang "malu, ah..." kalau dia tuntun aku waktu jalan-jalan di mall.
Sudah bisa berdebat kalau dinasehati ini-itu...




Tapi ada satu hal yang nggak pernah berubah,
Dari dulu sampai sekarang, nanti, selamanya...
Aku akan mencintainya, mengidolakannya, memujanya. Selalu...

Happy birthday, Bapak...
Temani putri kecilmu ini sampai nanti, ya. Janji?


Rabu, 06 Oktober 2010

Jangan Takut Bermimpi :)

Sofa impianku.


Hai semua! Apa kabar hari ini? Baik? Buruk? Biasa aja? Hehehehe..
Aku sendiri nggak terlalu baik. Bahu kananku sakit banget. Rasanya hampir lepas dari badanku (lebay). Mungkin gara-gara kebanyakan texting di HP ya? Hihihihi...
Terlepas dari hari ini, aku mau ceritain salah satu hari terbaik yang pernah aku alamin. Hari itu adalah 24 Agustus 2010. Kenapa? Karena hari itu berhasil bikin aku histeris dan 'banting' HP, lol.
Daripada kalian bingung dan bayangin yang nggak-nggak (bayangin aku terlalu tajir sampe berani banting HP, lol), lebih baik aku ceritain dari awal...


24 Agustus, sore-sore di dalem mobil, hujan lebat, macet pula!

Aku SMS Ray untuk bilang kalau aku udah jalan dari 30 menit yang lalu. Aku khawatir dia masih di kantor dan bikin aku yang harus nunggu dia di acara gathering salah satu airlines Indonesia. Belum sempet aku pijit tombol "send", HP ku udah berdering. Aku pikir itu Ray, tapi waktu aku lihat nomornya ternyata aku nggak kenal.
Aku langsung tanya bokap yang waktu itu lagi nyetir apa aku harus angkat teleponnya. Dia bilang, "Angkat aja siapa tau penting,".
Akhirnya...

"Halo?"

"Ya. Dengan Indi Taufik?"

"Yes, saya sendiri, " (sambil cekikikan karena suara di sebrang sana serius banget, hihihi).

"Saya Rosianna Silalahi, saya..."

"Siapa???"

"Rosianna Silala..."

Pluk! HP ku jatuh dari genggamanku. Badanku mendadak lemes saking kagetnya. Baru 2 hari yang lalu aku menghayal bisa tampil di talk show "Rossy" dan hari ini tiba-tiba aja Tuhan kasih jawaban mendadak.

Bokap kebingungan dan minta aku ambil HP yang hampir menggelinding ke belakang jok mobil.

"Ada apa, sih? Siapa tadi?"

"Rossy, Pak... Rossy...", jawabku histeris.

"Rossy? Siapa?"

"Arrrrrrghhhhh... ROSSY, PAK. ROSIANNA SILALAHI... Ya Tuhan, aku lemes," mulai lah aku norak.

"Hah? Mau ngapain? Kok sampai telepon kamu??"

"Nggak tau, Pak... Makanya sekarang aku lemes gini. Hampir pingsan, hiks..."


Ring... Ring...


"Pak! Nomor yang tadi! Angkat jangan???"

"Ya, angkat lah..."

"Deg-deg'an..."

"Jangan Ge'er..."

"Dasar!"


Dua detik kemudian...


"Ha.. halo?..."

"Tadi teleponnya terputus ya?"

Think fast Indi, think fast! "Iya, maaf signalnya tiba-tiba hilang,"
(Lol, aku berbohong tuh, hihihi).

"Iya, tidak apa-apa. Hmm, begini Indi. Saya lihat kamu di facebook. Kamu mau datang ke acara saya tanggal 26 nanti?"

*Glup* "Maksudnya... Talk show Rossy,"

"Iya betul. Bagaimana, mau?"

*Tarik napas panjang, nahan nangis* "Iya, mau,"

"Oke, kalau begitu terima kasih. Nanti ada Olive, produser saya yang akan hubungi kamu. Dia akan jelaskan apa saja yang perlu kamu siapkan,"

"Eh, Rossy?"

"Ya, Indi?"

"Ini serius?..."

"Hahaha, ya. Serius,"

"Aku penggemar acaramu. Aku senang kalau bisa tampil di sana. Sungguh, aku senang. Terima kasih banyak..."

*Jeda agak lama* "Iya, sama-sama Indi. Sampai ketemu ya..."

"Da.. dadah..."


Dan meledaklah tangisanku. Dengan cepat aku (coba) ceritain sama bokap apa yang baru aku denger tadi. Aku sangat excited sampai-sampai tangisanku berubah jadi tawa histeris.


"Selamat, ya. Kamu hebat. Tapi jangan bilang-bilang Ibu dulu ya? Ini kejutan!"

"iya, Pak! Rahasia dulu ya,"

"Ya ampun! Kak!"

"Apa??"

"Tadi Bapak terlalu konsen dengerin kamu cerita sampai-sampai kita salah jalan. Kita udah lewatin jalan ini 2 kali, kan?"

"Yah, Bapak..."

"Nggak apa-apalah nyasar, kan lagi seneng ini, hehehehe,"

Dan sampailah aku di acara gathering 1 jam setelah Ray sampai...

***

Persiapan dimulai segera setelah aku pulang dari acara gathering. Ray seneng buatku, meski dia nggak bisa hadir waktu shooting karena harus kerja.
Aku mulai pilih-pilih baju. I love red, hampir di setiap kesempatan aku pakai warna merah. Tapi aku pikir warna oranye lebih cocok untuk "Rossy" yang setting stage'nya selalu fresh tapi formal. Akhirnya, setelah aku dapat baju yang tepat, aku siapin bando dan sepatunya dengan warna serasi. It's kinda funny, btw. Seharian aku dan bokap cari sepatu oranye di mall tapi nggak ketemu dan akhirnya malah ketemu di pasar! Hahahaha, hasilnya aku jadi bangga banget. Waktu nyokap tanya, aku langsung jawab, "ini dapet dari pasar lho...", hihihi.

Tapi jujur aja, meski persiapanku secara "fisik" cukup matang, tapi mentalku ternyata ketar-ketir juga. Pasalnya selama 1 bulan belakangan aku kena penyakit yang agak misterius. Dokter yang periksa aku belum temuin jawabannya. Bahkan sampai test Lab juga nggak nunjukin kelainan apa-apa (tapi 1 minggu setelah shooting ketauan kalau aku kena infeksi dalam yang parah, btw). Kulitku gatel dan kalau digaruk muncul ruam-ruam merah kaya bekas kebakar. Badanku juga rasanya panas sampai-sampai nggak betah kalau pakai baju yang agak tertutup. Bisa dibilang kesehatanku sebenernya sangat nggak memungkinkan untuk shooting. Tapi aku takut kesempatan sebagus ini nggak datang lagi, jadi aku putusin buat menutupi keadaan kesehatanku...


Dua hari kemudian, jam 8 pagi aku dan ortu berangkat ke Jakarta. Sebelumnya aku kabari dulu 2 temanku untuk ikut tampil di "Rossy". Kebetulan tema kali ini adalah "Menembus Batas", tentang orang-orang yang berhasil untuk sukses ditengah keterbatasan fisik. Dua temanku (Alien dan Yosef) adalah pengidap scoliosis juga, sama sepertiku. Dan mereka bisa bekerja normal selayaknya orang yang berfisik sempurna. Oya, untuk yang belum tau (hihihi), aku adalah pengidap scoliosis berat (kelengkungan 55 derajat), dan aku berprofesi sebagai model lokal dan penulis.

Setelah sampai di studio Global TV, aku diantar ke ruang tunggu (sambil celingak-celinguk cari Rossy, hihihi). Disana aku langsung ketemu dengan Pak Limin dan keluarganya. Pak Limin adalah seorang tuna daksa yang berprofesi sebagai penghibur. Dia juga pimpinan kelompok lenong betawi, lho! What a person! Belum mulai acara aja aku udah amaze, hehehe...
Menyusul kemudian, datang Alien dan Yosef yang masih bingung dengan ajakanku yang mendadak, lol.

Selesai touch up (Gee, my face. Looks so weird, lol), aku balik lagi ke ruang tunggu. Soalnya percuma aku berkeliaran di studio, kata si mbak make up artist, Rossy'nya belum datang, hihihi.
Di sana aku ketemu sama Habibie. Spontan aku teriak, "Heeeeey, aku tau kamu!".
Tapi orang yang dimaksud malah cuek bebek, huhuhu, sebel. Langsung deh aku ngeluarin jurus "ikutan cuek" kalau ketemu Habibie, soalnya takut disangka sok akrab, hihihihi.


The Show. Te-re-ret-tereeeeet! Lol.

Satu jam kemudian semua pengisi acara dibawa ke studio. Brrr.. dingin banget. Kulitku  yang lagi sensitif langsung perih nggak karuan. Berbekal impianku yang pengen duduk di sofa "Rossy", akhirnya aku bisa tutupi sampai selesai acara.

Dan, here's she is...
Rossy masuk ke dalem studio. She's so gorgeous, kulitnya bagus dan potongan rambutnya keren. Tapi yang paling aku perhatiin, dia nggak sekurus yang aku banyangin. She's so curvy. Bahkan kalau dibandingin aku yang selalu mengaku chubby ini, hihihi.


Aku dan Rossy, she's holding my book "Waktu Aku sama Mika" :)



Memang dasar amatir, aku nggak tau kapan shooting dimulai. Tiap ada yang nanya, nyapa atau apalah, aku selalu nyangka kalau udah direkam. Maklum, aku belum pernah ikut shooting taping yang kru'nya banyak, hihihi..
Tapi akhirnya aku tau kapan shooting dimulai, yaitu waktu musik khas "Rossy" diputer dan penonton tepuk tangan meriah :)

Habibie masuk di segmen pertama. Aku yang dikasih tau bakal muncul di segmen kedua langsung deg-deg'an mati-matian. Gimana enggak, studio yang AC nya dingin minta ampun bikin suaraku rawan serak dan terbata-bata. Padahal waktu briefing aja mas-mas floor director udah bilang supaya aku ngomong yang kenceng, huhuhu.
Untung semua berjalan lancar, aku dipanggil ke atas stage dan bisa bicara dengan lancar. Semua yang mau aku sampaikan sebagai seorang penyandang scoliosis juga tersampaikan dengan jelas di sana. Apalagi kata-kata Rossy begitu "melambungkan" hingga bikin aku semakin relax. Sampai-sampai setelah acara selesai aku ogah turun dari stage dan menyempatkan bilang terima kasih sampai ratusan kali (eh, ya... mungkin sekitar sebanyak itu lah, lol).

***

Tanggal 4 Oktober episode "Menembus Batas" tayang jam 10 malam. Aku dan ortu nonton dengan suka cita. Meski awalnya aku malu-malu liat wajah sendiri di TV tapi akhirnya aku bisa menikmati acaranya. Apalagi waktu aku teringat kejadian-kejadian konyol sebelum acara. Seperti dicuekin Habibie yang akhirnya malah menjadi sahabatku (aku baru tau kalau dia bukan cuek tapi wajahnya emang tanpa ekspresi, hahaha) atau waktu liat rambut Alien dicatok yang ternyata cantik banget di kamera ;)



Aku masuk di segmen 2. Clip on bikin punggungku "aneh" :p


The show: Rossy Menembus Batas.


Sampai acara selesai aku masih senyum-senyum bangga. Bukan, bukan gara-gara kisah hidupku dikupas di acara sebesar "Rossy". Tapi karena bangga di tengah keterbatasan ternyata aku masih bisa bermimpi dan berusaha mewujudkannya. Menulis novel, merancang busana, menjadi model... dulu semua cuma impianku, tapi sekarang semuanya jadi kenyataan. Termasuk untuk duduk di sofa empuk di samping Rossy. Yang ternyata menjadi nyata karena aku berani bermimpi!







My FB page: Indi Sugar
My "Waktu aku Sama Mika" FB group: Waktu aku Sama Mika